HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Sabtu, 2024/04/17 14:58 WIB
Hai Warga Depok, Setujukah Pakaian Adat Diterapka untuk Seragam SD hingga SMA?
-
Sabtu, 2024/04/17 15:25 WIB
Sederet Tokoh Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Pilpres 2024
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
-
Kamis, 2024/04/04 13:05 WIB
Viral Sarung Motif Spanduk Pecel Lele, Netizen Minta Jangan Dipakai Salat
|
Thread Tools |
12th October 2018, 07:02 |
#1
|
Banned
|
Akhirnya ......Prabowo Punya Prestasi yang bisa dibanggakan...Taklukkan Mount Everest
Acara Mata Najwa di Trans7, pada Rabu (10/10/2018) menjadi perhatian publik.
Masing-masing dari tim pemenangan para pasangan calon presiden 2019 hadir sebagai narasumber. Tim pemenangan pasangan capres nomor urut 01 diwakili Arsul Sani, sedangkan tim pemenangan capres dari nomor urut 02 diwakili Mardani Ali Sera. Kali ini Najwa Shihab sebagai tuan rumah Mata Najwa membahas soal prestasi hingga rekam jejak para calon presiden 2019. Dalampembahasan soal prestasi tersebut, Mardani mengatakan prestasi calon presiden Prabowo yang telah membuktikan kualitasnya menaklukkan puncak gunung tertinggi Mount Everest. "Prabowo sudah membuktikan kualitasnya, 26 April 1997 ketika tidak ada satu orang pun dari Asia Tenggara yang mampu menaklukan Everest, Prabowo dengan tim Kopassusnya mampu menaklukkan gunung tertinggi di dunia, itu ciri kepemimpinan utama, Prabowo punya kemampuan membereskan banyak hal," ujar Mardani. Menanggapi pernyataan dari Mardani Ali Sera, Arsul Sani mengatakan jika dalam konstestasi pemilihan presiden (pilpres) bukan terkait mencari pendaki gunung yang terbaik. "Tadi Bang Arsul Sani mengatakan rekam jejaknya Pak Jokowi ini karir dari bawah Walikota, Gubernur, dan Presiden, tadi dikatakan rekam jejaknya Pak Prabowo untuk menaklukkan Everest." "Mana yang lebih relevan, mana yang lebih bisa meyakinkan anda bahwa ini adalah rekam jejak yang di perlukan," ujar Najwa Shihab selaku pembawa acara. Najwa pun mempersilahkan Arsul untuk menjawab penyataan dari Mardani terkait rekam jejak Prabowo. "Ini yang mau saya sampaikan bahwa Pilpres itu kita bukan melakukan pemilihan pendaki gunung, pilpres adalah memilih administrator kepemimpinan tertinggi , dan itu sudah dibuktikan oleh Pak Jokowi," ujar Arsul Sani. Selain Mardani Ali Sera dan Arsul Sani, tim pemenangan masing-masing capres juga diwakili oleh Budiman Sudjatmiko untuk pemenangan capres 01 dan Dahnil Anzar Simanjuntak untuk pemenangan capres 02. Terkait soal pernyataan Mardani Ali Sera, benarkan Prabowo orang yang pertama menaklukkan puncak Everest? Sesuai dari data yang dihimpun Tribun-Medan.com dari catatan situs Everesthistory.com, bukan Pratu Asmujiono summiter pertama Everest dari Asia Tenggara, tapi adalah Clara Sumarwati pada tanggal 26 September 1996. Wanita kelahiran Yogyakarta pada 6 Juli 1967 itu juga tercatat sebagai wanita pertama Asia Tenggara yang mencapai puncak Everest. Ia berada di urutan ke 88 pada list tahun 1996. Saat itu Cl memilih jalur utara pada pendakian 1996. Jalan pendakian di jalur utara lebih panjang dan cukup menanjak. Untuk menuju puncak harus melalui tangga yang terdiri tiga step. Tiap hari, temannya Sherpa memeriksa rutenya. Mengingat hujan salju terus turun sehingga menutup jalur yang dilalui tali. âKesulitannya melawan cuaca. Suhunya sampai minus 40-45. Kami seperti beruang salju,â kata Clara dalam catatan tempo.co. Akhirnya, hanya Clara yang berhasil mencapai puncak dalam tim itu. Anggota tim lainnya menunggu di tenda. Momentum itu yang mencatatkan Clara sebagai perempuan Indonesia dan Asia Tenggara pertama yang menaklukkan puncak Everest. Beberapa foto menunjukkan Clara dengan pakaian pendakian yang tebal berwarna merah tengah membentangkan bendera Merah Putih. Foto yang lain menunjukkan Clara membentangkan gambar Presiden Indonesia masa itu, Soeharto. Clara pun mendapat penghargaan Bintang Naraya dari Soeharto. Hanya saja, prestasinya sempat diragukan kebenarannya karena Clara dinilai tidak bisa menunjukkan bukti bahwa dia benar-benar telah mencapai puncak Everest. Meskipun sejumlah jurnal luar negeri telah mengakui prestasinya, seperti Everest karya Walt Unsworth (1999), âEverest: Expedition to the Ultimateâ karya Reinhold Messner (1999) dan website EverestHistory.com. Mendaki puncak tertinggi di dunia itu memang tidak mudah. Suhu minus 30-40 derajat dengan membutuhkan tekad kuat, semangat, dan fisik prima. Selanjutnya pada tahun 1997, Indonesia kemudian mencatatkan diri lagi sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang bisa menaklukkan puncak Everest di Pegunungan Himalaya tersebut. Pratu Asmujiono berhasil membawa misi pada 26 April 1997 pukul 15.30 waktu setempat. Dia tercatat sebagai pendaki ke-662 yang menapaki kaki di Puncak Everest, disusul oleh Misirin di posisi 663. Dalam Ekspedisi Merah Putih 1997 itu, ada berjumlah 16 orang. Terdiri dari 10 orang dari Kopassus dan 6 orang warga sipil yang mendapat tugas menaklukkan puncak setinggi 8.848 mdpl itu. Namun dari 16 orang pendaki tersebut hanya dua orang yang berhasil menjajaki puncak Everest, yaitu Pratu Asmujiono dan Sertu Misirin. Diketahui, Mount Everest adalah gunung tertinggi di dunia. Puncak Everest di perbatasan Nepal â Tibet, ketinggiannya mencapai 8.848 meter. Mencapai puncak gunung itu merupakan kebanggaan tersendiri bagi pendaki, bahkan membuat harum nama negara. Seperti yang dikisahkan Asmujiono, sebagaimana dikutip dari Tribunkaltim.com, prestasinya membuat banyak orang kagum. Tetapi, kisah spiritualnya di puncak tertinggi itu tak kalah mengagumkan. Ia mengatakan, saat itu awalnya misi pendakian ini diprakarsai oleh Danjen Kopasus Mayjen TNI Prabowo Subianto. Mengingat betapa bahayanya pendakian tersebut, ide Prabowo sempat dianggap gila. Namun ia bergeming. Ia kumpulkan yuniornya di Kopassus dan pecinta alam. Prabowo ingin mengalahkan negara-negara tetangga yang sudah bicara ke media akan mencapai puncak gunung tersebut. âApa kita rela mereka mendahului kita? Olimpiade bisa empat tahun sekali, piala dunia bisa empat tahun sekali. Mendaki Puncak Everest itu sekali dalam sejarah,â katanya memotivasi. Gayung bersambut. Kopassus dan pecinta alam Indonesia siap menaklukkan misi ini. Maka Tim Nasional Indonesia yang terdiri dari Kopassus, Wanadri, FPTI dan Mapala UI pun berangkat. Mereka melakukan pendakian melalui jalur selatan Nepal pada 12 Maret 1997. Setelah melalui 46 hari, akhirnya Asmujiono sampai ke puncak Everest. Lelah, tentu. Tetapi dalam lelahnya, Asmujiono merasakan kesyukuran yang luar biasa. Ia juga menyaksikan kebesaran Allah Subhanahu wa Taâala. Maka dengan berani, ia membuka masker oksigennya. Ia ingin bertakbir dan mengumandangkan adzan di puncak tertinggi di dunia itu. âAllahu akbar⦠Allaahu akbar..â Ia berkumandang lantang, meskipun dadanya sesak berada di ketinggian itu. Tanpa asupan oksigen yang cukup disertai cuaca buruk dan dingin yang membekukan, ia mengalami sinus akut seusai pendakian. Para dokter dari berbagai negara heran, bagaimana Asmujiono bertahan. Ia masih hidup, meskipun seperempat otaknya sempat membeku. Jika orang lain yang mengalami, mungkin ia tinggal nama. âAsmujiono diselamatkan oleh Allah karena keberaniannya mengumandangkan takbir, memuji kebesaran Allah SWT di Puncak Negeri Para Dewa, tanpa dia menghiraukan keselamatan jiwanya,â kata dokter Akbar seperti dikutip bazooka-army.org. Saat itu nama Indonesia pun menjadi harum dengan berkibarnya merah putih di sana. âPrestasi gemilng ini menunjukan bahwa Indonesia sebagai negara Asia tenggara pertama yang berhasil mencapai Puncak Tertinggi di dunia, mendahului negara Asia tenggara lainnya yang juga sama-sama mengirim Tim Ekspedisi ke Mount Everst,â tulis situs resmi Kopassus. (*) http://medan.tribunnews.com/2018/10/...-everest?page= Luar biasa prestasinya... |
12th October 2018, 07:06 |
#2
|
Banned
|
Pada tanggal 26 September 1996, Clara Sumarwati tercatat sebagai wanita pertama berwarga negara Indonesia dan sekaligus wanita pertama di ASEAN yang mencapai puncak tertinggi di dunia, Gunung Everest.
Kopassus naik Mount Everest setelahnya pada tahun 1997. Mardani mengatakan prestasi Prabowo yang telah membuktikan kualitasnya menaklukkan puncak gunung tertinggi Mount Everest. "Prabowo sudah membuktikan kualitasnya, 26 April 1997 ketika tidak ada satu orang pun dari Asia Tenggara yang mampu menaklukan Everest, Prabowo dengan tim Kopassusnya mampu menaklukkan gunung tertinggi di dunia Ngibul Lagi.... |
12th October 2018, 07:15 |
#3
|
Mania Member
|
Apabila dibandingkan sebagai presiden, ya Prabowo gak ada prestasinyalah woong Prabowo gak pernah jadi presiden
Tapi dlm konteks pendakian mount everest, prestasi Prabowo membawa Tim Kopassus dan Wanadri memang luar biasa kok, karena Indonesia tercatat sebagai negara asia tenggara pertama yg mampu menaklukkan mount everest... Kalau mau membandingkan prestasi singanu sebelum jadi presiden, ketika menjabat di Solo dan jakarta jumlah rakyat miskin konsisten bertambah, sekarang dgn utang meroket melebihi hutang yg dilakukan SBY, orang miskin hanya berkurang 1,03% saja, bahkan di papua yg katanya giat dilakukan pembangunan, gak ada dampaknya sama sekali terhadap pengurangan jumlah orang miskin.... Tentu hanya orang bodoh seperti ts yg bilang prestasi singanu itu gemilang... |
12th October 2018, 08:44 |
#6
|
Registered Member
|
Semua berasal dari ide prabowo, semua mengatakan ia gila
tetapi visinya terwujud coba jika dia tidak mengumpulkan yuniornya kopassus dan mapala coba dia melipir mengurungkan niatnya.. daki gunung jaya wijaya aja deh... akankah everest ditaklukan di 1997 ? akankah ada dokumentasi yang mengharumkan indonesia di everest ? |
12th October 2018, 09:14 |
#8
|
|
Groupie Member
|
Quote:
Sekelas TW saja , tabik loh Di sektor kelautan dan perikanan, kata Vivi, beberapa usaha yang berada di bawah kontrol Artha Graha Group banyak dicabut izin usahanya oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjtiastuti. Salah satunya, ungkap dia, PT Maritim Timur Jaya yang sudah beroperasi sejak 1996. "Meskipun dicabut izin usahanya oleh Menteri Susi, tetapi Pak Tomy dan pihak Artha Graha tidak melakukan perlawanan hukum, seperti menggugat pemerintah di pengadilan," tutur dia. Padahal, kata Vivi, perusahaan itu telah memiliki fasilitas berupa pabrik surimi atau ikan beku dan unit pengolahan tepung ikan atau fishmeal dengan kapasitas masing-masing 100 ton per hari. Perusahaan itu, lanjut dia, juga mempunyai unit pengolahan bakso ikan dengan tujuan ekspor ke Tiongkok dan Thailand. "Selain itu, terdapat pula coldstore berkapasitas 1.800 ton, empat unit pembangkit listrik berkapasitas 1.140 kw, tanki bahan bakar kapasitas 15.000 liter, serta dermaga dengan panjang 330 meter dan lebar 13 meter. Seluruh fasilitas ini termasuk perkantoran," terang dia. |
|
12th October 2018, 09:24 |
#9
|
Groupie Member
|
Tanpa ide gila atau bisa saja disebut sebagai kebodohan dari Prabowo, kita tidak akan punya presiden Jokowi. Kalau Prabowo tidak mendorong agar PDIP mencalonkan Jokowi jadi cagub berpasangan dengan Ahok maka tidak akan Jokowi jadi capres pada pilpres 2014.
Tanpa Jokowi jadi capres maka Prabowo hampir pasti berhasil terpilih jadi presiden di pilpres 2014. Tidak ada tokoh lain yang bisa menyaingi dia pada tahun 2014. Jadi dengan mendorong agar Jokowi jadi cagub, itu merupakan blunder terbesar dari Prabowo. Kesalahan fatal yang melebihi kesalahan hoax RS. |
King of Losers |
12th October 2018, 09:52 |
#10
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
-
Melody Prima Baru Ungkap Alasan Bercerai Setelah Setahun Berlalu
-
Istri Sempat Malu karena Aldi Taher, tapi Kagum dengan Sikap Aslinya
-
Ini Jawaban Nia Daniaty Ditanya soal Kebebasan Olivia Nathania dari Bui
-
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Viral Ibu Melahirkan Bayi Kembar Beda 22 Hari, Ada Cerita Sedih di Baliknya
-
Wanita Bersamurai Tusuk Penjaga Toko di Tangerang hingga Tewas, Ini Pemicunya
-
Viral Sarung Motif Spanduk Pecel Lele, Netizen Minta Jangan Dipakai Salat
-
Pria RI Viral Rela Habiskan Rp 34 Juta Demi Istri Nonton Konser Taylor Swift
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer