HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/23 14:49 WIB
PAN Siapkan Eko Patrio-Zita Anjani Pilkada Jakarta, Desy Ratnasari di Jabar
-
Sabtu, 2024/04/23 14:37 WIB
Ini Tampang Azizatus yang Ngeprank Rumah Dirampok gegara Takut Ditagih Utang
-
Sabtu, 2024/04/23 16:21 WIB
Cara Cek Ijazah Asli Secara Online
-
Sabtu, 2024/04/23 13:58 WIB
Ahmad Syaikhu: Saatnya Anies Dukung Kader PKS Maju di DKI
-
Kamis, 2024/04/21 10:11 WIB
Cak Imin Balas Wasekjen PBNU soal Bela Gus Ipul: Nggak Nanggepi Pengangguran
-
Jumat, 2024/04/22 12:10 WIB
Hakim MK: Tak Terdapat Permasalahan pada Pencalonan Gibran Cawapres
|
Thread Tools |
1st April 2010, 17:43 |
#11
|
Registered Member
|
itu juga yang Syekh Siti Jenar capai, sesuai buku yang ane baca..
sebetulnya gampang (atau susah..?) menilai secara awam (maklum bukan ulama..), ajaran-ajaran Syekh ini atau Syekh itu, yaitu dengan sebuah pertanyaan: DICONTOHKAN OLEH RASULULLAH DAN SAHABAT ATAU TIDAK? Kalau tidak ya nggak usah diikuti, ingat Al Maidah ayat 3 aja... Sudah sempurna kok agama ini, nggak perlu ditambah-tambahin... apalagi dengan dzikir dzikir yang belum tentu hadits-nya.. wallahu a'lam |
1st April 2010, 18:21 |
#12
|
Addict Member
|
As-sabli mengakatakan ktka al-halajj akan dhukum mati "engkau telah menyingkap tabir ilahi,tp engkau mengungkapkanny ddpan umum,maka rasakan pedang inI"
|
Hanya ada 3 Polisi yang tidak Bisa di Suap "polisi tidur", patung polisi & Hoegeng |
1st April 2010, 18:56 |
#13
|
Mania Member
|
Sudah banyak para perawi sejarah masa lampau yang menuliskan fenomena yang sama, tapi pengungkapan fakta dalam tulisan tersebut sangat kontradiksi antar mereka.
Apabila kita mengambil riwayat Syekh Siti Jenar dengan mengacu pada cerita macam film jadulnya Dedy Mizwar, ya menurut saya sangat jauh dari realitas yang sebenarnya. disitu Syekh Siti Jenar diilustrasikan seakan dukun Saman ilmu sihir hitam, telanjang hanya memakai celana dalam, mulut komat-kamit baca mantra, bakar kemenyan dan suka memamerkan ajian kanuragan. Melihat cerita-cerita tentang Syekh yang setipe film itu sangat irrelevan dengan kenyataan psikologi maupun antropologi bangsa Indonesia saat itu. Seolah-olah Syekh Siti Jenar bermaksud hendak membawa kita kembali ke jaman prasejarah Indonesia, yaitu masa-masa animisme-dinamisme yang sangat primitif. Mundur beratus-ratus kali lipat. Padahal bangsa Nusantara saat itu sedang bergejolak revolusi budaya dan peradaban. kalau benar seperti itu ya jelas beliau nggak bakalan akan punya pengikut. orang bangsa kita di masa paska sejarah Hindu dan Budha saja telah berada pada masa mistisisme dan kearifan filsafat yang tinggi, berada di Indonesia. Bahkan pada masa wangsa Syailendra, di Indonesia terdapat universitas Zoroaster dengan keahlian matematika dan logika/filsafat yang tinggi. Zoroaster adalah nabi yang saleh penerus risalah nabi ibrahim sebelum ajarannya banyak disimpangkan oleh wangsa Sasanid. Budaya Budha di Indonesia saat itu jelas memiliki kearifan-kearifan mistisisme ala platonis yang tinggi. dan dengan semua keadaan itu, ternyata islam mampu menjadi agama yang diambil alih oleh penduduknya melalui orang-orang islam dari aliran hikmah dari Gujarat secara damai. Pola penyebaran islam secara damai di Nusantara ini hanya terjadi satu-satunya di dunia, selain di Indonesia penyebaran islam ditempuh melalui jalan ekspansi. Pola konversi keyakinan yang dapat diterima akal adalah jika islam yang masuk ke nusantara merupakan aliran hikmah yang memiliki kearifan filosofis yang jauh lebih tinggi dari ideologi asli (mistisisme Budha dan Hindu) dan diterima dengan suka cita oleh pribumi karena ketertundukan akal. Oleh karena itu penggambaran Syekh seperti dalam cerita2 sejenis yang di film sangat tidak cocok. Nggak bakalan beliau memiliki penganut yang tersisa sekarang dalam kearifan2 filosofis jawa dalam jumlah banyak. budaya kearifan bangsa kita saat itu menurut saya bahkan lebih tinggi daripada sekarang yang telah tertutupi oleh budaya inderawi. karena semua ini, fakta sejarah tentang beberapa ulama yang menyatakan bahwa ungkapan-ungkapan Syekh Siti Jenar tidak cocok disampaikan umat pada masa itu besar kemungkinan juga irrelevan. Demikian pula yang terjadi dengan Al-Hallaj |
1st April 2010, 20:29 |
#14
|
|
Mania Member
|
Quote:
sebetulnya dakka nggak suka lagu-lagu, kebtulan saja di tivi, di radio, tukang ngamen, pada nyanyi, jadinya sedikit terpapar. apa boleh buat, tak sengaja mendengar, dan sedikit memperhatikan liriknya. oh ya lagu itu juga pernah diprotes kok ihwal pemikiran SSJ ini, apakah kanjeng Rasul mengajarkan juga kepada para sahabatnya? /mencobamenghindarilahwalhaditssebisamungkin |
|
...minazh-zhulumati ilan nur |
2nd April 2010, 00:19 |
#17
|
Groupie Member
|
|
Ksatria datang dengan bendera tanpa pedang |
2nd April 2010, 03:04 |
#18
|
||
Mania Member
|
Quote:
suka menguping, nggak pernah shalat, salah kaprah dalam berilmu, tidak menghormati orang lain, mengajarkan bunuh diri, menganggap dirinya adalah Allah dengan mengatakan ""aku Allah, Allah aku". apakah seperti itu yang kanjeng Rasulullah SAW ajarkan? syekh siti jenar, sebuah mitos, a.k.a ali hasan putra raja cirebon girang, si cacing yang ada di dalam tanah untuk menambal perahu yang disewa sunan bonang, dikembalikan menjadi wujud manusia oleh sang sunan. diajari ilmu, diberi gelar, diangkat menjadi salah satu anggota wali. bisa berubah menjadi burung bencok lantas menguping pembicaraan gurunya sendiri. baka tahu artinya syekh siti jenar atau syekh lemah abang? syekh = orang pintar (dalam agama) siti = mengetahui syariat (tapi tidak dilaksanakan) jenar = merah (abang), istilah bagi yang telah keluar dari Islam dari namanya saja bisa dibilang sebagai representasi orang yang sok tahu Islam, tapi tidak mau melaksanakan perintah agama. apa jadinya orang seperti itu? Quote:
|
||
...minazh-zhulumati ilan nur |
2nd April 2010, 08:16 |
#19
|
Addict Member
|
|
Repotnya kita ketika menasehati, mengkoreksi, mengkritik SEMANGAT !, tetapi ketika giliran kita dinasehati, dikoreksi, dikritik justru kita tdk sanggup menerimanya.. |
2nd April 2010, 08:56 |
#20
|
|
Mania Member
|
Quote:
hmm, kalau saya coba bawakan hadis Rasulullah yang versi ahlulbayt tentang wahdatul wujud /manunggaling kawulo gusti seperti "anaa wujud wa illayhi," atau bermakna saya berwujud maka Tuhan Wujud. Tentunya wujud rasulullah yang bermakna bentuk berbeda dengan Wujud Allah yang bermakna Zat. lalu sabda beliau: "Tiada yang Eksis kecuali Allah" "Allah keberadaan satui-satunya" Pernah Rasulullah bertemu dengan seorang yang menganggap dirinya atheis, orang itu berkata pada beliau bahwa Tuhan itu tidak ada. Rasulullah kemudian bertanya kepadanya: "Percayakah engkau dengan keberadaan dirimu sendiri?" Orang atheis itu menjawab: "Percaya" Rasulullah lalu menjawab: "Lalu kenapa engkau berkata bahwa Tuhan tidak ada, setidaknya engkau bisa menuhankan dirimu sendiri." tapi anda tidak akan percaya bahwa Rasulullah pernah berkata semua hal itu karena hadis-hadis versi ini telah di-dhaifkan untuk sebagian umat tetapi dishahihkan oleh sekelompok yang lain. dan hadis-hadis ini adalah landasan tauhid bagian sebagian kelompok yang menshahihkannya. Tapi jika kesulitan memakai hadis sebagai pegangan bersama, bagaimana jika kita memakai kitab suci Al-Qur'an sebagai pegangan? Nah, menurut anda bagaimana penafsiran ayat yang berkata; " Untuk mengenali Tuhan-mu maka kenalilah dirimu sendiri" nah bagaimana anda menafsirkannya? penafsiran berarti atas dasar apa Allah memerintahkannya? kalau dengan mengenali diri sendiri maka kita akan dapat mengenali Allah, lalu apakah kita dan Allah adalah sama? Tentu tidak seperti itu bukan? atas dasar ayat itu juga paham manunggaling kawulo gusti atau wahdatul wujud itu berazaskan. Kalau anda mampu menafsirkan makna ayat diatas, maka tafsiran anda akan ayat diatas tersebut adalah sebagai makna juga bagi ajaran manunggaling kawulo gusti. Nah kalau anda mulai kesulitan untuk menafsirkannya saya akan bantu dengan ilustrasi seperti ini: Saya pakai contoh diri saya sendiri saja. saya mulai denga pertanyaan ini. Siapakah Aku? saya mulai berkeliling-keliling tanya pada orang2 siapakah aku? orang-orang menjawab; "Kamu Slebpre!" Setiap saya tanya pada orang, maka jawabannya adalah "slebore" kemudian hari berikutnya saya tanya lagi pada orang2 "bagaimana kamu tahu kalau saya Slebore?" Sebagian berkata: "Karena orang tuamu dahulu memberitahu kita bahwa anaknya ini ia namai slebore" esok harinya saya keliling-keliling lagi tanya sama orang2: bagaimana kalian memastikan bahwa saya adalah orang yang sesuai dengan slebore, nama pemberian orang tua saya itu? mereka menjawab: "ya karena kami ingat kamu sejak kecil sampai sekarang, kamu yang dulu bayinya, lucu sekarang jadi kayak begini, pokoknya kami menetapkan kalau ada orang ganteng, hidung mancung, banyak disukai para perempuan,.. dan begini,.. tampan dan begitu,... maka itulah si slebore. kemudian saya pulang ke rumah lagi semua jawaban itu adalah jawaban maksimal yang mampu dberikan oleh segala sesuatu di luar diri saya. saya lalu mulai berpikir, jadi saya itu slebore. Tapi kenapa seperti ini slebore kok nggak sembrono atau semprul. Apakah kalau diri saya ini sembrono atau semprul maka diri saya akan berubah? saya lalu coba ubah diri saya jadi sembrono dan semprul. ternyata saya merasakan bahwa diri saya ini tidak berubah. Lalu saya simpulkan bahwa slebore, sembrono dan semprul tidak bisa menjawab pertanyaan siapakah Aku? Saya slebore, tapi slebora itu ternyata hanya namanya saja diganti dengan nama lainpun ternyata tidak apa-apa, tapi aku (sambil jariku menunjuk pada diriku sendiri) itu apa? saya kemudian berpikir lagi, ternyata slebore hanya nama, apakah saya memang membutuhkan nama? saya memakai nama karena sosial dan orang-orang membutuhkannya, saya dinamai ini karena faktor-faktor lain di luar diri saya sendiri. Orang tuaku mungkin memberiku nama karena merasa perlu memberiku nama. semua itu adalah kehendak masyarakat dan kehendak itu berada di luar diriku, dan mungkin juga diluar kehendak orang tuaku secara tidak sadar dan tidak langsung. saya kemudian mulai berpikir lagi, kalau slebore hanyalah merupakan opini, lalu dengan sepihak ditetapkan oleh pihak-pihak yang beropini itu bahwa seperti begini dan begitulah slebore itu. kenapa aku tidak bertanya saja pada diriku sendiri saja siapakah aku ini? wahdatul wujud sebenarnya adalah suatu jalan tauhid yang ketiga yaitu tauhid kesatuan menurut paham ahlul bayt. bahwa semua esensi ini pada hakikatnya adalah satu. kalau ada yang seperti ini: rata, tegak, putih, tinggi, keras itu namanya tembok. setiap kita tanyakan ke semua makhluk maka jawabannya adalah tembok. Ternyata kemudian sebenarnya bahwa tembok itu adalah opini di luar dirinya . kalau mau jawaban yang sebenar-benarnya tanyakanlah pada yang bersangkutan, karena hanya yang bersangkutan yang benar-benar mengetahui siapa dirinya. jangan-jangan sesuatu yang kita sebut bersama sebagai tembok itu nantinya menjawab dengan jawaban yang lain. cabutlah stigma dan atau embel-embel 'tembok' pada sesuatu yang rata, tegak, keras dan putih itu dari pikiran anda, posisikan dan kondisikan diri anda benar-benar tidak tahu makna sesuatu yang rata, tegak, keras dan putih itu, nanti anda akan "melihat" bahwa tembok itu ternyata terlait dari segala arah dengan sesuatu diluar dirinya yang takterbatas dan terbesar. dengan cara seperti itu, insyaallah nanti anda akan merasakan apakah sebenarnya kita ini selalu bisa melihat atau justru yang sedang selalu dilihat? akhirnya nanti pada akhir perjalanan, anda akan merasakan bahwa tiada itu dakkaa, tiada itu slebore, tiada itu tembok yang ada hanya Allah semata. sehingga ketika anda menunjukkan jari anda pada diri anda sendiri itu bukan dakkaa, dakkaa itu hanya terbatas hanya sebagai nama bagi sesuatu yang dibatasi oleh kulit dan bentuk tubuh. tapi sebenarnya kulit dan bentuk tubuh itu ternyata berhubungan dan memiliki kesatuan dengan eksistensi di luar tubuh itu, suatu eksistensi yang tak terbatas dan terbesar. hanya Allah-lah yang memiliki deskripsi tak terbatas dan terbesar |
|
Last edited by Slebore; 2nd April 2010 at 11:17.. |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer