|
|
13th June 2018, 07:24
|
|
Groupie Member
Join Date: Oct 2007
Posts: 19,687
|
Niatnya untuk supaya Tuhan nggak malu loh.
Senyatanya, saya datang kesini bukan atas nama Indonesia, negeri asal saya, bukan pula atas nama Nahdlatul Ulama, organisasi tempat saya mengabdi. Saya datang atas nama kegelisahan dan kesedihan saya pribadi. Kegelisahan dan kesedihan yang tumbuh diatas kesaksian saya akan penderitaan orang-orang Palestina. Karena penderitaan mereka bukanlah milik mereka sendiri saja. Penderitaan mereka adalah juga kekalutan Bangsa-bangsa Arab dan kegalauan Dunia Islam. Dan pada saat yang sama, laksana gambaran di seberang cermin, penderitaan Palestina adalah juga keresahan Israel dan kegamangan Dunia Barat. Dan kini, setelah berpuluh-puluh tahun, semua itu hampir-hampir mengarah pada keputusasaan umat manusia.
Guru saya, Kyai Haji Abdurrahman Wahid, enam belas tahun yang lalu menceritakan pandangan seseorang tentang upaya penyelesaian masalah Israel-Palestina, yang menurut guru saya sangat menarik (compelling). Menurut orang itu, upaya-upaya yang telah dilakukan selama ini hanya mempertimbangkan aspek-aspek politik dan militer, melibatkan hanya pemimpin-pemimpin politik dan militer, dan terbukti gagal. Maka patut dicoba untuk menambahkan unsur baru dalam upaya-upaya itu, yaitu unsur agama, dengan memberdayakan inspirasi-inspirasi agama dan melibatkan pemimpin-pemimpin agama.
|
|
|
13th June 2018, 07:25
|
|
Groupie Member
Join Date: Oct 2008
Posts: 16,664
|
Quote:
Originally Posted by goeloengkoming
Menurut anda seorang Wantimpres akan nekat berangkat tanpa restu presiden?
|
Baru dilantik lsg brkt ke Israel?
Astaghfirullah hal adzim
Waduh kok sepertinya bpk Yahya Staquf ini kurang norma etika sopan santun secara agama Islam padahal sekjen pbnu
Tidak menghormati Junjungan KeCeBonG
|
|
|
13th June 2018, 07:30
|
|
Groupie Member
Join Date: Oct 2008
Posts: 16,664
|
Quote:
Originally Posted by sith_lords02
Ada beberapa hal yang mengganggu dari pendapat YS di diskusi ini
1. Di 5.02 hingga 6.23 YS menyatakan diperlukan interpretasi baru dari agama untuk mendapatkan kehidupan beragama yang baik. Padahal dari sisi Al Quran tidak ada lagi yang perlu diinterpretasi ulang dalam hubungan antar umat beragama a.l.:
- Masing- masing mempunyai agama dan tidak perlu meminta satu sama lain mengikuti ->Al Kafirun
- Berlaku adil terhadap semua orang yang tidak memerangi agama kita dan mengusir kita dari negeri kita ->Al Mumtahanah ayat 8
- Melarang berbuat tidak adil hanya karena kebencian terhadap satu kaum -> Al Maidah ayat 8
Kalau yang dimaksudkan adalah perlu cara baru dalam mengajarkan agama ke masyarakat gue sih setuju saja. Tapi kok gue gak yakin bahwa YS keliru dalam hal ini karena penguasaan bahasa inggris YS cukup baik.
2. Masih dalam menit" yang sama YS menyetujui "usulan" pewawancara bahwa interpretasi Quran perlu ditinjau ulang sehingga bisa "lebih lunak" terhadap agama Yahudi.
- seperti diatas sudah ada ayat di Al Quran yang menunjukkan bagaimana hidup damai dengan agama lain jadi kenapa harus di intepretasi ulang?
- kenapa kok hanya pihak islam saja yang harus melakukan interpretasi ulang kenapa tidak menuntut hal yang sama dari pihak sebelah.
3. Di 6:23 - 6.56 YS menyatakan bahwa Al Quran pada dasarnya adalah dokumen sejarah yang memberikan panduan moral
- Seriously, Al Quran adalah dokumen sejarah? Kitab suci =dokumen sejarah yang bisa direkonstruksi moralitasnya sesuai perkembangan jaman?
Sisa dari diskusi ini YS hanya mengungkapkan hal-hal yang bersifat normatif saja.
Satu hal lagi Jokowi menyebutkan bahwa YS pergi atas nama pribadi dan untuk memperjuangkan Palestina. Kalau dari diskusinya sama sekali tidak ada dukungan untuk Palestina ini lebih untuk Hubungan Antar Umat Beragama. Dan bahkan untuk itupun YS lebih terlihat mengentertain keinginan pihak pengundang.
Jadi untuk soal dukungan Palestina apakah Jokowi yang bohong atau dia dibohongi?
|
Menurut anda apakah Jokowi yg bohong atau sebaliknya?
|
|
|
13th June 2018, 07:33
|
|
Mania Member
Join Date: Dec 2016
Posts: 3,629
|
Quote:
Originally Posted by bodong
Menurut anda apakah Jokowi yg bohong atau sebaliknya?
|
Yang jelas paling kelihatan bohong nya Jokowi yg bilang tidak akan utang luar negeri serta tidak akan impor pangan.
Karena pernah berbohong maka akan selalu menutupi kebohongan dengan kebohongan lainnya.
|
|
|
13th June 2018, 07:33
|
|
Banned
Join Date: Apr 2018
Posts: 2,618
|
Quote:
Originally Posted by bandungutara210
Isi Pidato Yahya Staquf di Yerusalem soal Israel-Palestina
Jakarta, CNN Indonesia -- Kunjungan Yahya Cholil Staquf ke Yerusalem menuai kecaman dan kemarahan dari kalangan pembela Palestina. Meski menyatakan lawatan itu tidak mewakili posisinya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, ataupun Nadhlatul Ulama dimana dia menjadi Sekjen. Sejumlah kalangan menyayangkan lawatan Yahya yang terjadi di saat Israel melibas demonstran Palestina di Jalur Gaza. Lebih dari 120 demonstran Palestina tewas dan 3.700 lainnya luka-luka.
Dalam pidatonya yang diterima CNNIndonesia.com, Yahya Staquf menyatakan misinya, selain atas nama pribadi sebagai warga muslim, tapi juga menyerukan kepada Israel dan Palestina untuk menghentikan konflik.
Berikut pidato Yahya di Yerusalem:
Saya mengucapkan terima kasih kepada ICFR (Israel Council on Foreign relations) yang telah mengundang saya untuk datang dan berbicara di forum ini. Saya terharu. Saya, seorang Muslim, dari negeri mayoritas Muslim terbesar, dari organisasi Islam terbesar. Di tengah atmosfer yang diwarnai ketegangan, bahkan permusuhan, kebencian dan dendam, Anda mengundang saya. Anda meminta saya untuk berbicara. Dan Anda siap mendengarkan. Saya terharu. Saya tidak melihat makna lain dari ini, selain bahwa Anda semua mempunyai niat baik. Anda tulus menginginkan jalan keluar dari kemelut ini. Anda percaya, atau sekurang-kurangnya ingin menguji kepercayaan Anda, pada harapan akan perdamaian. Dan masa depan yang lebih baik.
Lihat juga: Ketua PBNU: Kehadiran Gus Yahya di Israel Bukan Mewakili PBNU
Senyatanya, saya datang kesini bukan atas nama Indonesia, negeri asal saya, bukan pula atas nama Nahdlatul Ulama, organisasi tempat saya mengabdi. Saya datang atas nama kegelisahan dan kesedihan saya pribadi. Kegelisahan dan kesedihan yang tumbuh diatas kesaksian saya akan penderitaan orang-orang Palestina. Karena penderitaan mereka bukanlah milik mereka sendiri saja. Penderitaan mereka adalah juga kekalutan Bangsa-bangsa Arab dan kegalauan Dunia Islam. Dan pada saat yang sama, laksana gambaran di seberang cermin, penderitaan Palestina adalah juga keresahan Israel dan kegamangan Dunia Barat. Dan kini, setelah berpuluh-puluh tahun, semua itu hampir-hampir mengarah pada keputusasaan umat manusia.
Saya tidak tahu, apakah masih ada diantara kita yang menyaksikan sendiri, bagaimana semua ini dimulai. Yang jelas, kita semua adalah anak-anak dari sejarah yang penuh masalah (troubles). Sejarah yang diwarnai curiga, kebencian, rasa sakit dan amarah. Sejarah yang bergulir diluar kendali kita. Rangkaian sebab-akibat dari tindakan-tindakan diluar keputusan kita. Sejarah yang mewariskan kepada kita permusuhan dan ikatan saling menyakiti seolah perjanjian takdir.
Izinkan saya bertanya: apakah kita ingin meneruskan warisan yang sangat tidak nyaman ini kepada generasi mendatang? Apakah kita senang anak-cucu kita merasakan ketidakberuntungan dan sakit seperti yang kita hidupi sekarang?
Sudah berapa lama kita menanggung sakit ini? Sejak puluhan tahun yang lalu? Ratusan tahun? Ribuan tahun?
Lihat juga: PBNU Sebut Undangan Gus Yahya dari Israel untuk Kemanusiaan
Kini Anda memperingati 70 tahun berdirinya Negara Israel. Baiklah. Sudah berapa banyak, sejak 70 tahun yang lalu itu, orang mencoba menghentikan kemelut ini? Kakek-nenek kita? Bapak-ibu kita?
Orang-orang besar datang dan pergi. Melakukan tindakan-tindakan paling berani. Berjuang untuk saling mengalahkan atau mendamaikan. Dan hari ini, kita masih seperti ini.
Guru saya, Kyai Haji Abdurrahman Wahid, enam belas tahun yang lalu menceritakan pandangan seseorang tentang upaya penyelesaian masalah Israel-Palestina, yang menurut guru saya sangat menarik (compelling). Menurut orang itu, upaya-upaya yang telah dilakukan selama ini hanya mempertimbangkan aspek-aspek politik dan militer, melibatkan hanya pemimpin-pemimpin politik dan militer, dan terbukti gagal. Maka patut dicoba untuk menambahkan unsur baru dalam upaya-upaya itu, yaitu unsur agama, dengan memberdayakan inspirasi-inspirasi agama dan melibatkan pemimpin-pemimpin agama.
Korban kekerasan di Jalur GazaFoto: REUTERS/Mohammed Salem
Korban kekerasan di Jalur Gaza
Guru saya melihat gagasan itu sangat menarik. Tapi beliau juga melihat masalah besar, bahwa didalam setiap agama itu sendiri terdapat pertentangan-pertentangan pandangan, interpretasi, dan madzhab, bahkan pertentangan-pertentangan pula diantara para pemimpinnya. Maka gagasan itu kelihatan menarik sekali saat diucapkan, tapi pasti sulit sekali untuk diwujudkan.
Di Kedutaan Besar Israel di Washington, DC beberapa minggu yang lalu, seseorang meminta konfirmasi saya mengenai adanya ajaran-ajaran Islam yang mendorong permusuhan terhadap Yahudi. Saya tidak menjawab secara langsung pertanyaan itu. Saya katakan, saya ingin mencari jalan keluar. Dan kalau agama menghalangi jalan keluar, mari kita tinggalkan saja.
Bukan maksud saya menyarankan agar orang melepaskan diri dan membuang agama. Saya sendiri beriman kepada Tuhan dan rasul-rasulNya: Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad dan semua lainnya. Iman yang saya pilih ketimbang nyawa saya. Tapi dogma-dogma adalah interpretasi. Jika suatu interpretasi agama tidak membantu kita memecahkan masalah, mari kita jelajahi interpretasi-interpretasi lainnya.
Lihat juga: Indonesia Dinilai Bisa Perjuangkan Palestina di PBB
Dokter mangatakan bahwa obat apa pun tidak akan ada gunanya bagi penderita diabetes dan penyakit jantung, kecuali mereka mengubah gaya hidup dan pola makan. Al Qur'an mengatakan..
"Sesungguhnya Tuhan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka".
Jika ditengah perseteruan ini kita terus ngotot memandang pihak lain sebagai musuh, bagaimana mungkin kita mampu melihat peluang bagi perdamaian? Apa gunanya berbagi ini dan itu, menyepakati ini dan itu, mengatakan ini dan itu, jika kita tak pernah bersedia melepaskan cita-cita untuk membasmi lawan? Apakah kita akan terus bertarung sampai salah satu pihak musnah, walaupun harus selama-lamanya hidup dalam kesengsaran?
Lihat juga: Menlu Retno Sebut Isu Palestina Jadi Fokus RI di DK PBB
Jika ingin menghentikan konflik, kita harus menghilangkan sebabnya. Kini setiap orang mengklaim bahwa sebab konflik ini adalah ketidakadilan. Maka masing-masing pihak menuntut keadilan. Tapi masing-masing punya perhitungannya sendiri-sendiri tentang apa yang adil dan apa yang tidak adil. Dan konflik pun terus berlangsung tanpa ada ujungnya.
Izinkanlah saya mengatakan sesuatu yang semua orang sudah tahu tapi entah kenapa enggan mengingatnya, apalagi melaksanakannya. Bahwa keadilan bukan hanya soal menuntut, tapi juga soal memberi. Maka keadilan tak mungkin terwujud tanpa kasih-sayang. Orang yang tidak bersedia memberikan kasih-sayang tidak mungkin mau mempersembahkan keadilan. Ini adalah ruh agama. Inilah ruh iman.
Tidakkah Anda melihat kini, bahwa akar konflik ini bukan lagi ketidakadilan, tapi permusuhan. Kebencian kepada pihak lain akan senantiasa mendorong Anda untuk berbuat tidak adil kepada mereka dan menyakiti mereka.
Ramadan di YerusalemFoto: REUTERS/Ammar Awad
Ramadan di Yerusalem
Apakah hilangnya permusuhan tergantung pada kepuasan semua pihak akan keadilan? Bagaimana mungkin? Sedangkan masing-masing punya perhitungan yang berbeda tentang keadilan dan bersikukuh dengan keinginan untuk saling menghancurkan?
Tidak. Hilangnya permusuhan adalah soal pilihan. Apakah kita memilih dendam atau memaafkan? Apakah kita memilih kebencian atau kasih-sayang? Apakah kita memilih bertarung hingga musnah atau berdamai dan bekerja sama?
Jelas bahwa pilihan-pilihan yang menjadi syarat bagi perdamaian bukanlah pilihan-pilihan yang mudah. Tapi selama kita tidak mengubah pilihan dari yang selama ini kita jalani, tidak akan ada jalan keluar sama sekali.
O, Palestina, dapatkah engkau mengistirahatkan jiwamu dari kemarahan dan dendam? O, Israel, dapatkah engkau menunda keresahanmu tentang rasa tak aman? O, Arab, dapatkah engkau merelakan ruang untuk berbagi? O, kaum Muslimin dan Yahudi, dapatkan kalian meletakan rasa saling curiga dan membangun masa depan bersama dengan ruh iman? O, Dunia! Dapatkah kalian membuat jeda dari perebutan kuasa dan sumberdaya-sumberdaya untuk perduli pada manusia? Manusia dengan darah dan daging seperti dirimu? Manusia dengan hati dan jiwa seperti milikmu? Manusia dengan orang-orang yang disayangi seperti engkau dengan kekasih-kekasihmu?
Tuhanlah tempat mengadu dan Tuhanlah tempat memohon pertolongan dan tiada daya dan kekuatan selain dengan pertolonganNya.
(nat)
https://www.cnnindonesia.com/interna...rael-palestina
|
Kalau dibaca baik2 pidatonya, Yahya tetap membela Palestina hanya memakai terobosan yang lain.
Makanya kalau baca jangan pakai emosi
|
|
|
13th June 2018, 07:36
|
|
Groupie Member
Join Date: Oct 2008
Posts: 16,664
|
Quote:
Originally Posted by patrick.dempsey
Yang jelas paling kelihatan bohong nya Jokowi yg bilang tidak akan utang luar negeri serta tidak akan impor pangan.
Karena pernah berbohong maka akan selalu menutupi kebohongan dengan kebohongan lainnya.
|
Marilah kita turut mendoakan semua yg akan memilih Jokowi di 2019, menjadi korban php, korban dusta, korban kebohongan di sepanjang usia nya...
Aamiin Yaa Robbal Alamiin
|
|
|
13th June 2018, 07:37
|
|
Banned
Join Date: Apr 2018
Posts: 2,618
|
Menurut saya malah Pak Yahya sedang memberikan dakwah dan tausiah kepada orang Yahudi, sebagaimana seorang mubalig yang sedang berdakwah di lokalisasi PSK misalnya
|
|
|
13th June 2018, 07:42
|
|
Mania Member
Join Date: Apr 2017
Posts: 2,030
|
Quote:
Originally Posted by sith_lords02
|
Ternyata YS memang bicara dalam rangka interreligious relations didepan forum.
https://www.ajc.org/news/leader-of-worlds-largest-muslim-organization-to-address-ajc-global-forum-in-jerusalem
|
|
Last edited by sith_lords02; 13th June 2018 at 07:45..
|
13th June 2018, 07:47
|
|
Mania Member
Join Date: Apr 2017
Posts: 2,030
|
Quote:
Originally Posted by bandungutara210
Menurut saya malah Pak Yahya sedang memberikan dakwah dan tausiah kepada orang Yahudi, sebagaimana seorang mubalig yang sedang berdakwah di lokalisasi PSK misalnya
|
Apakah kalau kita memberi tausiyah didepan PSK kitanlalu bilang oh Alquran itu dokumen sejarah yang moralitasnya harus direkonstruksi mengikuti perubahan jaman. Ya tausiyahnya fail kalo kayak gitu.
|
|
|
detikNews
........
|