HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/23 14:49 WIB
PAN Siapkan Eko Patrio-Zita Anjani Pilkada Jakarta, Desy Ratnasari di Jabar
-
Sabtu, 2024/04/23 14:37 WIB
Ini Tampang Azizatus yang Ngeprank Rumah Dirampok gegara Takut Ditagih Utang
-
Sabtu, 2024/04/23 13:58 WIB
Ahmad Syaikhu: Saatnya Anies Dukung Kader PKS Maju di DKI
-
Sabtu, 2024/04/23 16:21 WIB
Cara Cek Ijazah Asli Secara Online
-
Kamis, 2024/04/21 10:11 WIB
Cak Imin Balas Wasekjen PBNU soal Bela Gus Ipul: Nggak Nanggepi Pengangguran
-
Jumat, 2024/04/22 12:10 WIB
Hakim MK: Tak Terdapat Permasalahan pada Pencalonan Gibran Cawapres
|
Thread Tools |
15th August 2019, 00:31 |
#1
|
Mania Member
|
Bagaimana India Bungkam Oposisi Terkait Pengepungan Kashmir
Sejak India mengumumkan langkah untuk melucuti status khusus Kashmir satu minggu lalu, penduduk di wilayah yang disengketakan ini tidak dapat melakukan panggilan telepon, mengakses Internet atau bergerak dengan bebas.
Pada hari Senin (12/8), perayaan Iduladha di Kashmir berlangsung menegangkan dan sepi seiring pasukan keamanan membanjiri jalan-jalan Srinagar, ibu kota Kashmir. Perayaan itu berlalu tanpa protes keras yang telah dikhawatirkan akan terjadi. Wilayah itu tetap tegang sejak Perdana Menteri Narendra Modi mencabut otonomi untuk Kashmir yang dikuasai India, memenuhi janji kampanye besar-besaran Partai Nasionalis Hindu-nya, Partai Bharatiya Janata, yang meningkatkan kemungkinan kerusuhan di satu-satunya wilayah mayoritas Muslim di India tersebut. Untuk mempertahankan kontrol, India telah mengirim ribuan pasukan tambahan ke Kashmir dan menahan ratusan politisi lokal dan pekerja partai, termasuk dua pemimpin tertinggi di negara bagian tersebut: Mehbooba Mufti, yang sampai tahun lalu merupakan kepala menteri Jammu dan Kashmir, dan Omar Abdullah, salah satu pendahulunya di jabatan itu. “Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di negara kita, tetapi sepertinya hal buruk akan terjadi,” tulis Abdullah kepada 3 juta pengikut Twitternya pada dini hari 5 Agustus. Belum ada kabar tentangnya sejak itu. Kashmir adalah rumah bagi pemberontakan berkepanjangan terhadap pemerintah India yang dilakukan oleh kelompok-kelompok militan yang menginginkan kemerdekaan atau persatuan dengan Pakistan. Tetapi para politisi yang telah ditahan sejak 5 Agustus bukanlah militan atau separatis tetapi para pemimpin arus utama yang mengadvokasi masa depan otonomi Kashmir di India. Sebuah hotel dan ruang konferensi di tepi Danau Dal Srinagar telah diubah menjadi pusat penahanan. Pada suatu sore baru-baru ini, gerbang masuk hotel tersebut ditutup plastik hitam agar tidak terlihat dari luar. Nuzhat Ishfaq, 34 tahun, pergi mencari suami dan ayahnya, yang keduanya merupakan anggota partai Konferensi Nasional Jammu dan Kashmir. Suaminya adalah anggota legislatif negara bagian tersebut dari distrik Ganderbal. Dia mengatakan suaminya menjadi tahanan rumah pada 5 Agustus. Dua hari kemudian, polisi tiba di rumah mereka dan memintanya untuk mengepak beberapa pakaian. Sejak itu, keluarganya belum mendapat kabar darinya lagi. Para penjaga mengizinkan dia dan kedua putranya, 12 tahun dan 14 tahun, menemuinya di pusat penahanan tersebut selama 45 menit. Dia mengatakan dia dibawa ke ruang konferensi dan melihat suaminya dari kejauhan, tetapi para pejabat tidak mengizinkannya untuk berbicara dengannya. “Sebelumnya para militan atau separatis ditangkap, tetapi sekarang India telah menahan mereka yang pro-India,” katanya, “Ini tidak adil. Kami bukan militan. Apa kejahatan yang telah kami lakukan?” Adnan Ashraf Mir, juru bicara Konferensi Rakyat Jammu dan Kashmir, mengatakan bahwa pemimpinnya, Sajjad Lone, ditempatkan di bawah tahanan rumah pada 4 Agustus. Hari berikutnya, Lone dipindahkan ke pusat penahanan darurat di Danau Dal dan tidak diberi akses untuk komunikasi sejak itu. Seluruh kepemimpinan puncak partai ditahan atau berada di bawah tahanan rumah, kata Mir, dan dia memperkirakan lebih dari 200 pekerja partai di seluruh negara bagian itu juga ditahan. “Mengerikan bagaimana mereka memperlakukan orang-orang ini,” kata Mir, yang meninggalkan Srinagar beberapa hari yang lalu. Pemerintah “berusaha untuk membungkam setiap suara yang mereka pikir dapat mengarahkan opini di lapangan.” Mrinal Sharma, penasihat kebijakan Amnesty International India, mengatakan bahwa pemerintah India bisa menggunakan dua undang-undang untuk melakukan penahanan. Yang pertama adalah UU Keselamatan Publik Kashmir, yang menurut para aktivis memfasilitasi penahanan sewenang-wenang tersebut. Yang kedua adalah ketentuan dalam hukum acara pidana India yang memungkinkan polisi untuk menahan orang untuk mencegah rusaknya perdamaian. UU kedua ini sering digunakan untuk mencegah kemungkinan kerusuhan, kata Sharma. Tetapi “menahan para pemimpin politik seiring dibuatnya keputusan tentang nasib konstituensi mereka belum pernah terjadi sebelumnya.” Di luar rumah di lereng bukit milik Mufti, mantan menteri utama, petugas keamanan menolak menjawab pertanyaan tentang penahanannya. Mereka juga menolak untuk mengizinkan The Washington Post untuk bertemu dengan putrinya, Iltija Iqbal. Dalam wawancara sebelumnya, Iqbal mengatakan bahwa ibunya ditahan pada 5 Agustus dan sejak itu dia tidak dapat berkomunikasi dengannya. Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri India tidak menjawab permintaan komentar atas penahanan atau keberadaan Mufti dan Abdullah. Seorang pejabat senior pemerintah, yang tidak ingin disebutkan namanya, dua kali menolak untuk menjawab pertanyaan tentang politisi yang ditahan tersebut. Polisi “secara efektif menjaga perdamaian dan ketertiban umum, mengambil keputusan lokal tentang penahanan,” kata pemerintah Jammu dan Kashmir dalam pernyataannya hari Senin (12/8). Seorang pejabat senior kepolisian mengatakan bahwa ada “insiden kecil setempat” selama Iduladha dan bahwa dua orang terluka dalam bentrokan itu. Pada hari Jumat (9/8), polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet ke ribuan demonstran, menurut beberapa saksi mata dan wawancara dengan korban terluka di sebuah rumah sakit. Pemerintah membantah bahwa insiden semacam itu telah terjadi. Pejabat pemerintah menolak untuk mengatakan kapan pembatasan komunikasi dan gerakan ini akan dicabut, berulang kali menyatakan bahwa situasi berjalan lancar. Fizalah Kawoosa, seorang ahli imunologi berusia 32 tahun di Srinagar, mengatakan bahwa peristiwa baru-baru ini telah membuatnya geram. Dia tidak dapat menghubungi ibunya, yang tinggal di kota yang sama, dan dilarang untuk mengunjunginya. Kawoosa mengatakan dia berharap dan berdoa agar anaknya yang masih bayi akan tumbuh dengan tenang. “Semua keluarga di Kashmir telah kehilangan anggota keluarganya karena kekerasan ini,” katanya. “Saya ingin melihat masa depan yang tenang untuk anak-anak kami. Tapi situasi terus memburuk.” Sumber: https://www.matamatapolitik.com/indi...-kashmir-news/ |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer