HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
-
Sabtu, 2024/04/17 14:58 WIB
Hai Warga Depok, Setujukah Pakaian Adat Diterapka untuk Seragam SD hingga SMA?
-
Sabtu, 2024/04/17 15:25 WIB
Sederet Tokoh Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Pilpres 2024
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
|
Thread Tools |
25th March 2019, 16:06 |
#1
|
Groupie Member
|
Bapenas minta marketplace kurangi jual produk China
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengimbau para pelaku e-commerce untuk tidak mendominasi pasar jual beli online dengan barang produk Cina. Bambang meminta produk UMKM bisa mendominasi pasar jual beli online yang sedang ramai saat ini.
Meski meminta, namun pemerintah enggan mematok kewajiban penjualan barang dalam negeri di dalam marketplace tersebut. Bambang menjelaskan pemerintah hanya ingin mendorong agar marketplace bisa menjadi salah satu wadah strategis bagi produk indonesia. "Kurang tepat kalau harus dibatasi sekian persen, yang bisa kita dorong adalah himbauan atau dorongan agar terutama ada dua, pertama fasilitasi dari pemerintah untuk memeprtemukan potensial produsen yaitu yang dari umkm terutama dengan pihak market platformnya," ujar Bambang, Selasa (12/3). Bambang menjelaskan dengan marketplace yang sedang berkembang saat ini bisa menjadi wadah yang baik untuk para produsen yang selama ini mengeluhkan soal penetrasi pasar. Melalui marketplace, kata Bambang, hubungan antara produsen dan konsumen bisa lebih dekat. "Kadang market platform tidak kenal dengan siapa produsennya. Dan produsen tidak tahu bagaimana menjual produknya platform tersebut. Tugas pemerintah bukan membuat aturan membelit tetapi memfasilitasi supaya hubungannya lancar," ujar Bambang. Saat ini kata Bambang jika dirinci marketplace Indonesia masih didominasi barang barang dari Cina. Komposisinya bahkan mencapai 70 persen dari barang yang dijual di marketplace. Ia berharap komposisi antara produk Cina dan dalam negeri bisa seimbang. "Paling tidak kita jangan didominasi, lebih bagus di atas 50 persen. Tapi untuk e-commerce dari luar paling tidak 50 persen lah produk dari dalam negeri. Lebih banyak lebih baik," ujar Bambang. -------------------- Ini yang ngomong bukan dari pihak oposisi loh, tapi pihak penguasa. Komposisi sudah mencapai 70% dari marketplace itu sudah sangat mengkhawatirkan pihak manapun, sekaligus memperkuat argumen oposisi bahwa e-commerce unicorn yang dimodali aseng hanya sebagai alat/wahana memperlancar barang-barang yang asalnya dari sana. Tidak tepat juga kalau dibilang pemerintah tidak bisa membuat kebijakan membatasi banjir barang dari China via pasar e-commerce, jika pemerintah bisa mengeluarkan aturan TKDN pada barang yang dijual secara offline, tentu bisa juga membuat aturan yang serupa untuk barang yang dijual online. |
25th March 2019, 16:24 |
#2
|
|
Groupie Member
|
Quote:
Himbauan untuk menjual, membeli dan memakai produk dalam negeri. Kalau kemarin ada yang ngomong mau tutup market place karena jual barang luar negeri, itu yang tolol. Atau sudah pikun karena umur Sekarang tinggal barangnya saja, apa2 saja yang telah diproduksi oleh Indonesia. Kalau gak ada atau kurang produk dalam negeri, kenapa ? Koq industrinya gak jalan ? Apa mungkin karena infrastruktur industri belum ada ? Kan balik ke sini |
|
Moral certainty is always a sign of cultural inferiority. The more uncivilized the man, the surer he is that he knows precisely what is right and what is wrong. |
25th March 2019, 16:31 |
#3
|
|
Groupie Member
|
Quote:
|
|
25th March 2019, 16:53 |
#4
|
Mania Member
|
kalau orang jepang, mereka dididik mencintai produk negeri sendiri walaupun mahal,
selama mental orang indonesia masih bermental barang luar lebih mewah ( walaupun cuma kw) ya dilarang atau dihimbau bagaimanapun percuma. apalagi dengan kebebasan informasi ( internet) orang dapat saja membeli diluar aplikasi buatan indonesia atau lewat jalur hitam ( barang BM) atau abu abu ( beli di negara lain jual di indonesia).... walaupun presidennya wiwi atau wowo |
25th March 2019, 17:25 |
#5
|
|
Groupie Member
|
Quote:
|
|
25th March 2019, 17:50 |
#6
|
Groupie Member
|
nasionalisme mulai dibentuk lagi di jaman revolusi mental ini
tp ingat untuk mencapai keberhasilan hal tsb tidaklah mudah karena selama 32 tahun bangsa ini sudah terbentuk mentalnya untuk mengagumi barang2 impor, build up asli luar negeri tp menurutku hukum alam kadang memang berbicara penemu teknologi memang kebanyakan berasal dr belahan barat tp mereka selalu menghargai produknya dng harga tinggi nah cina masuk...mereka turut memproduksi produk2 sejenis tp dng harga lebih murah shg ceruk pasar mulai beralih dr barat ke cina tp ada sentimen2 yg sebenarnya mudah digarap untuk mengatasi banjirnya produk cina ini shg beralih ke pasar lokal: - masih adanya keraguan yg cukup besar thd kualitas produk cina - sentimen ras, budaya, keagamaan, politik yg cenderung masih berjarak thd cina - dan masih banyak lagi tp ada satu problem: kalo pasar produk cina sudah berhasil diambil alih oleh produk lokal, lah emang produsen barang2 lokal tersebut jg tdk berafiliasi ke cina? yg perlu diantisipasi adalah "Hanya terjadi pergeseran dr cina menlen beralih ke cina nusantara" |
25th March 2019, 18:07 |
#7
|
Mania Member
|
Tidak bisa membatasi produk asing yang beredar di marketplace. Itu semacam melawan kecenderungan alami arus barang-barang (murah).
Yang bisa itu MENSUBSIDI ARUS BARANG DARI DALAM KE LUAR NEGERI. Seperti yg dilakukan oleh Pemerintah China dengan China Post nya. Tidak apa apa beli barang dari luar, asalkan barang-barang kita secara setimbang juga beredar ke luar negeri (mendatangkan dollar / mata uang asing). |
I am in a state of acceptance that I accept the rebellious nature of my mind |
25th March 2019, 18:13 |
#8
|
|
Groupie Member
|
Quote:
sekarang muncul banyak varian pahlawan devisa(dulu TKI doang) - desainer2 yg bekerja dr rumah melayani klien asing secara online - pekerja freelance yg melayani klien asing online dr rumah - vlogger youtube - dan masih banyak lagi yg disebut di atas sama sekali belum pernah dijuluki pahlawan devisa, pdh nilai dollar total yg mereka datangkan tentu cukup besar juga jika pajaknya dibebaskan mk akan menggenjot dollar masuk dan menguatkan rupiah juga |
|
25th March 2019, 20:08 |
#10
|
|
Banned
|
Quote:
|
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer