HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Jumat, 2024/03/19 13:40 WIB
Said Abdullah PDIP Jadi Caleg Suara Terbanyak, Tembus 500 Ribu
-
Kamis, 2024/03/18 12:43 WIB
Cinta Buta Pemuda Gresik Rela Dipenjara demi LC Warung Kopi Pangku
-
Jumat, 2024/03/13 11:47 WIB
Detik-detik Satu Keluarga Bunuh Diri di Apartemen Jakut Terekam CCTV
-
Kamis, 2024/03/18 14:24 WIB
Golkar Minta Jatah 5 Menteri Agar Jadi Lokomotif Utama Kabinet Prabowo
-
Jumat, 2024/03/13 14:18 WIB
Anies Pegang Prinsip yang Tak Menang Pilpres Berada di Luar Pemerintahan
-
Kamis, 2024/03/18 12:55 WIB
Respons Pencinta Reptil soal Viral Emak-emak Madura Banting Ular
|
Thread Tools |
22nd August 2017, 10:12 |
#1
|
Mania Member
|
Cendekiawan Muslim : Radikalisme di Era Jokowi Akibat Kebijakan SBY
Liputan6.com, Jakarta - Cendekiawan muslim Komaruddin Hidayat menilai, maraknya radikalisme di era kepemimpinan Presiden Jokowi tidak terjadi begitu saja. Ia berpendapat, Jokowi hanya kena getah kebijakan pemerintahan SBY.
"Pak SBY itu kan Presiden yang motonya zero enemy. Dia enggak mau konflik dengan siapapun. Jadi ketika jelas ada radikalisme dan pelanggaran, dibiarkan saja," jelas Komaruddin di acara Sarasehan Kebangsaan, dengan tema Saya Indonesia, Saya Pancasila, di Gereja Kristen Indonesia (GKI), Jakarta, Minggu 20 Agustus 2017. BACA JUGA Johan Budi: Pak Jokowi Ingin Tradisikan Pertemuan Tokoh Bangsa Mega-SBY Bertemu, PKS Dorong Pembentukan Presidential Club Ketua MPR Zulkifli Hasan Apresiasi Pertemuan SBY-Megawati Sikap ekstrem yang sudah ada dibiarkan. Akibatnya, menurut dia, terasa di pemerintahan Jokowi. Pemikiran ekstremisme berkembang besar. Komarudin menganalogikannya dengan kebakaran. Jika ada yang membakar, tapi sekelilingnya membiarkan, maka api tersebut menjadi besar. "Ada ungkapan klasik begini, kelompok minoritas radikal itu ada karena ada mayoritas yang membiarkan itu terjadi," ucap Komaruddin. Ketika sudah besar, persoalan radikalisme menjadi lebih sulit diatasi. Tantangan itulah yang kini dihadapi pemerintahan http://news.liputan6.com/read/306453...-kebijakan-sby kata para ahli negara pembubaran ormas radikal di era SBY di "switch" dari manual menjadi auto pilot, ternyata sampai 2014 auto pilotnya tidak berjalan sehingga dibikin manual sama jokowi. |
22nd August 2017, 10:26 |
#2
|
Groupie Member
|
Nanti Pengamat di Tahun 2020 akan ngomong yang sama :
Cendekiawan Muslim : Radikalisme di era sekarang (2020) adalah Akibat Kebijakan JOKOWI. Namanya juga pengamat Karena ungkapan mengatakan : Setiap Pengamat ada masanya, dan setiap masa ada Pengamatnya. |
"SESUATU YANG DIDAPAT DARI JALAN CURANG BUKANLAH SEBUAH KEMULIAAN DAN KEBANGGAAN,
MELAINKAN KEHINAAN DAN KENISTAAN" (Abu-Waras) |
22nd August 2017, 10:32 |
#3
|
Banned
|
Jaman SBY
Kembali pada persoalan pembebasan lahan, sebenarnya pemerintah kurang tegas saja karena sudah ada payung hukum yang mengaturnya yaitu Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 71 Tahun 2012. Dalam perpres yang merupakan penerapan dari Pasal 53 dan Pasal 59 Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum jelas mengatur tata cara pengadaan tanah untuk kepentingan umum dari tahapan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, hingga penyerahan hasil. Misalnya, untuk pembebasan lahan paling lama (maksimal) 583 hari. Jaman Jokowi Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, mengatakan kendala terbesar yang dihadapi dalam program 35.000 MW masih seputar masalah pembebasan lahan. "Kendalanya yang terbesar masih masalah lahan," katanya, dalam rapat dengan Komisi VII di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (13/10/2016). Namun untungnya, sudah ada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 4 Tahun 2015 yang cukup membantu PLN dalam pembebasan lahan. "Sejak ada Perpres Nomor 4, kami bisa beli (tanah) pakai harga pasar," tutupnya. |
22nd August 2017, 10:34 |
#4
|
Groupie Member
|
Ada benarnya juga, tapi bukan SBY saja. Ini sumbernya adalah kebijakan pemerintahan Orde Reformasi. Setelah Orde Baru yang sangat ketat membatasi, pada pemerintah yang mengantikan pemerintahan Orde Baru, dibiarkan terlalu bebas.
Jadi kalau mau disalahkan, ini juga salah Gus Dur dan Megawati. Juga Jokowi karena Jokowi tidak dari awal tegas menghadapi radikalisme. |
King of Losers |
22nd August 2017, 11:38 |
#5
|
|
Groupie Member
|
Quote:
makanya kasus2 Bom pernah terjadi.. Berarti Kasus2 Radikalisme saat ini adalah akibat Kebijakan Pemerintahan Megawati juga.. O ya, termasuk kesalahan dari pak Komarudin Hidayat, karena ngomongnya telat, engga dari dulu dulu.. xixixixi. |
|
"SESUATU YANG DIDAPAT DARI JALAN CURANG BUKANLAH SEBUAH KEMULIAAN DAN KEBANGGAAN,
MELAINKAN KEHINAAN DAN KENISTAAN" (Abu-Waras) |
22nd August 2017, 11:52 |
#6
|
Addict Member
|
komarudin denger akan ada reshufle
komarudin pengin ikut jejak si afi yg diundang ke istana dan dianggap sbg duta pancasila. walau dari jual jiplakan dan harga diri. komarudin inipun siap jual harga diri. siapa tahu nasibnya kaya si afi |
22nd August 2017, 13:07 |
#7
|
|
Registered Member
|
Quote:
|
|
22nd August 2017, 13:47 |
#8
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
22nd August 2017, 14:19 |
#9
|
Mania Member
|
.....
Ngaco nih pengamat... Rizieq masup bui jaman-nya siapa? Munarman meringkuk di sel itu jaman-nya siapa? Ba'asir dipenjara di era-nya siapa? Gerombolan DR Azhari, Noordin M Top, Abu Dujana itu semua di gulung di jaman siapa? |
22nd August 2017, 14:22 |
#10
|
Mania Member
|
Jangan menyalahkan masa lalu mulu untuk masa depan..
Dua sahabat yang saling mengingatkan: Pak Kom lupa Nurdin M Top diuber di era siapa? Imam Samudera dieksekusi di era siapa? HRS dipenjara era siapa? Tp nga pakai berisik tuh |
Menghadapi ujian kehidupan ~ maraknya fitnah, intrik & adu domba ~ umat Islam mesti bisa meneladani sifat-sifat Rasulullah *SBY* |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer