|
|
28th May 2018, 23:20
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2011
Posts: 23,110
|
Daya Beli Masih Lesu, Pedagang Pasar Tanah Abang: Diobral Baru Laku
Biasanya ramadhan mau lebaran itu menjadi musim panen buat ritel terutama tanah Abang.. tapi seperti tahun kemarin.. tahun ini masih lesu.. bahkan malah harus diobral biar laku
Quote:
Daya Beli Masih Lesu, Pedagang Pasar Tanah Abang: Diobral Baru Laku
JAKARTA - Pedagang pakaian di Pasar Tanah Abang merasakan dampak lesunya daya beli masyarakat. Bahkan mereka meyakini kenaikan penjualan memasuki Lebaran 2018 tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya.
Salah satu penjual pakaian Ko Hasan mengatakan, penjualan pakaian menjelang Lebaran biasa saja. Dia mengaku tidak mengapa hal tersebut terjadi.
"Kurang ramai, biasanya (tahun lalu) banyak pembeli, kalau sekarang orang enggak punya duit. Enggak tahu kenapa," tuturnya kepada Okezone.
Menurut Hasan, barang yang dibeli masyarakat pun kebanyakan barang obral. Sedangkan untuk yang harga normal, kurang diminati.
"Itu lihat sendiri, kalau obral banyak kan yang beli. Kalau satuan begini enggak ada," ujarnya.
Malahan, lanjut Hasan, banyak rekan sesama pengusaha pakaian sudah hentikan pemotongan kain. Hal tersebut karena stok pakaian di gudang masih banyak.
tanah abang
"Potong juga sudah dulu, nanti numpuk-numpuk semua barangnya. Lebaran sekarang daya beli makin turun," tuturnya.
Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal I 2018 dengan data konsumsi rumah tangga masih di bawah angka 5%. Capaian konsumsi kuartal I 2018 sebesar 4,95% atau naik tipis dibandingkan kuartal I tahun sebelumnya 4,94%.
"Dari berita kita lihat pertumbuhan stagnan kan. Itu daya beli di Tanah Abang turun terus, teman-teman juga banyak yang bilang," tuturnya.
|
Duh.. semakin meroket
|
|
|
29th May 2018, 04:31
|
|
Banned
Join Date: Apr 2018
Posts: 2,618
|
sampai kaos kaum bingung kagak laku...gara2 daya beli lesu
|
|
|
29th May 2018, 06:38
|
|
Groupie Member
Join Date: Oct 2007
Posts: 19,687
|
|
|
|
29th May 2018, 07:25
|
|
Groupie Member
Join Date: Jan 2008
Location: diantara
rumput-rumput
nan hijau
Posts: 15,176
|
Quote:
Pedagang di Pasar Blok G Kesal: Mending Saya Jadi PKL Aja!
Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Jakarta - Para pedagang di Pasar Tanah Abang kesal dengan kebijakan pemerintah provinsi melegalkan Pedagang Kaki Lima (PKL) berdagang di jalanan Tanah Abang. Mereka pun berniat untuk turun dan berdagang jadi PKL.
Hal tersebut diungkapkan Pedagang Sepatu di Pasar Tanah Abang, Blok G Nasri. Nasri mengaku, sebelum PKL difaslitasi saja, dia mengalami penurunan omzet. Apalagi saat sudah diizinkan, dia khawatir omzet akan semakin kempes. Bila hal tersebut terus terjadi, dirinya akan kembali menjadi PKL.
"Kalau zaman Pak Ahok (Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama) enggak boleh. Zaman pak Anies itu longgar. Kalau di bawah diperbolehkan, kami juga akan turun," ujar dia kepada detikFinance di kiosnya Pasar Tanah Abang Blok G, Jumat (22/12/2017).
Baca juga: Pedagang Pasar Blok G Tanah Abang: Omzet Saya Turun karena PKL!
Dirinya mengaku omzet penjualannya turun sejak PKL menempati jalan di kawasan strategis tempat penumpang turun dari stasiun. Dirinya mengaku akan segera turun untuk kembali menjadi PKL lagi bila kondisi penjualan di tokonya terus memburuk.
"Dulu kan kita kena gusuran pas zaman Pak Yos (Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso) kalau gini secepatnya akan turun," ungkap dia.
Sementara itu ungkapan serupa juga dikatakan pedagang jeans, Jefri di Pasar Tanah Abang yang juga akan turun menjadi PKL bila pedagang diizinkan untuk berjualan di jalanan.
Pedagang di Pasar Blok G Kesal: Mending Saya Jadi PKL Aja!
"Mungkin ke depannya iya akan turun (jadi PKL) juga. Dijadikan kaki lima di sana itu, ke sininya kurang akses. Jauh dampaknya, apalagi kita kan di toko. Para pembeli pada malas untuk naik ke atas," ujar dia.
Selain itu, harga barang berupa jeans yang ditawarkan oleh para PKL menurut Jefry juga lebih murah. Karena para PKL tidak memiliki tanggungan untuk membayar sewa.
"Dia kan lebih murah. Apalagi barangnya ambil dari distributor (yang sama seperti saya) jadi bisa (mereka) bisa jauh lebih murah daripada (barang) di toko," kata dia.
Sementara itu, sebagai informasi Pemprov DKI Jakarta mulai hari ini memberlakukan konsep baru penataan kawasan Pasar Tanah Abang. Akses transportasi hingga PKL mulai diubah hari ini.
Ada beberapa perubahan konsep kawasan Pasar Tanah Abang. Pertama, jalan di sepanjang Stasiun Tanah Abang di Jl Jati Baru Raya akan ditutup. Perubahan kedua, PKL yang biasa berjualan di kawasan Pasar Tanah Abang akan dipindahkan ke depan jalan yang berada di depan Stasiun Tanah Abang.
Penutupan jalan Stasiun Tanah Abang berlaku mulai hari ini dari pukul 08.00-18.00 WIB. Selama itu, yang diizinkan melewati jalan di depan Stasiun Tanah Abang hanya bus TransJakarta.
(zlf/zlf)
|
|
|
|
29th May 2018, 08:59
|
|
Groupie Member
Join Date: Oct 2007
Posts: 19,687
|
Ternyata stagnasi dan sepinya retail itu karena ahli2 ekonominya bodo
"Pak Jokowi mewarisi suatu ekonomi yang relatif baik. Karena di zaman Pak SBY itu kita melompati APBN itu sampai dua kali, tiba-tiba sekarang terjadi stagnasi. Pertumbuhan kita itu relatif melambat dan pertumbuhan 5 persen itu hanya bisa mengungkit APBN dari sekitar Rp 2.039 triliun pada awal Pak SBY, sekarang itu menjadi hanya sekitar Rp 2.240 triliun. Jadi 4 tahun itu kita hanya bisa mendapat Rp 200 triliun," katanya
Dikatakan Fahri, usai dirinya menyampaikan mengenai situasi tersebut, Jokowi bertanya apa usulan darinya. Fahri pun menyampaikan usulan terkait dengan undang-undang.
"Saya katakan kepada beliau, ini baru saja ada undang-undang pemberantasan terorisme. Konsepnya itu bisa dipakai untuk memberantas korupsi. Karena yang diperlukan dalam memberantas korupsi itu adalah lembaga yang mengkoordinir sebagai leadership dalam pemberantasan korupsi. Itu yang tidak ada sekarang ini. Seharusnya ada semacam BNPT dalam pemberantasan korupsi," jelas Fahri.
Jiakakakakakakaka.................padahal FH itu ahli lolosan ekonomi tetapi karena kebanyakan berpolitik malah jadi begono.
|
|
|
29th May 2018, 09:05
|
|
Groupie Member
Join Date: Oct 2007
Posts: 19,687
|
|
|
|
29th May 2018, 09:22
|
|
Banned
Join Date: Apr 2018
Posts: 2,618
|
Quote:
Originally Posted by buFFalo
Ternyata stagnasi dan sepinya retail itu karena ahli2 ekonominya bodo
"Pak Jokowi mewarisi suatu ekonomi yang relatif baik. Karena di zaman Pak SBY itu kita melompati APBN itu sampai dua kali, tiba-tiba sekarang terjadi stagnasi. Pertumbuhan kita itu relatif melambat dan pertumbuhan 5 persen itu hanya bisa mengungkit APBN dari sekitar Rp 2.039 triliun pada awal Pak SBY, sekarang itu menjadi hanya sekitar Rp 2.240 triliun. Jadi 4 tahun itu kita hanya bisa mendapat Rp 200 triliun," katanya
Dikatakan Fahri, usai dirinya menyampaikan mengenai situasi tersebut, Jokowi bertanya apa usulan darinya. Fahri pun menyampaikan usulan terkait dengan undang-undang.
"Saya katakan kepada beliau, ini baru saja ada undang-undang pemberantasan terorisme. Konsepnya itu bisa dipakai untuk memberantas korupsi. Karena yang diperlukan dalam memberantas korupsi itu adalah lembaga yang mengkoordinir sebagai leadership dalam pemberantasan korupsi. Itu yang tidak ada sekarang ini. Seharusnya ada semacam BNPT dalam pemberantasan korupsi," jelas Fahri.
Jiakakakakakakaka.................padahal FH itu ahli lolosan ekonomi tetapi karena kebanyakan berpolitik malah jadi begono.
|
Usulannnya cocok ditampung menteri keuangan
Kalau mengkritik lancar, begitu diminta masukan mbulet
|
|
|
29th May 2018, 09:28
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2011
Posts: 23,110
|
Quote:
Originally Posted by celingak-celinguk
..
|
orang kehabisan akal sehingga meniru junjunganya ... jadi anies sudah jadi gubernur sejak tahun lalu?
ngak junjunganya nggak pengikutnya suka NIPU, NGIBUL dan MENYALAHKAN PIHAK LAIN
|
|
|
29th May 2018, 09:34
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2011
Posts: 23,110
|
Quote:
Bisnis Ritel: Pasokan Meningkat Saat Ramadan, Daya Beli Jadi Kekhawatiran
Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) mencatat adanya kenaikan permintaan 2-3 kali lipat untuk kategori makanan ketika momentum Ramadan dan Idulfitri.
Ketua Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) Susanto mengatakan setiap tahun selalu ada kenaikan permintaan pasokan ketika persiapan Idulfitri. Namun, persoalannya adalah tingkat pembelian dari barang yang masuk.
"Biasa lebaran, orang nyetok karena mau libur. Persoalannya sederhana, barang yang masuk laku terjual apa tidak karena daya beli turun," ujarnya, kepada Bisnis.com.
Dia mengatakan kenaikan harga seperti bahan bakar, listrik, dan kondisi nilai tukar rupiah pada dolar juga mempengaruhi belanja masyarakat.
"Harapannya omzet meningkat tajam tapi kalau konsumen tidak ada uang bagaimana. Feeling saya lebaran tahun ini tidak terlalu bagus, paling naik 20%-30% saja," ujarnya.
Padahal, katanya, jika dalam kondisi terbaik, kenaikan omzet bisa mencapai di atas 50%.
Pihaknya mencatat biasanya untuk kategori Hypermarket membutuhkan pasokan sekitar 50.000 item, supermarket sekitar 15.000-20.000, minimarket 3.500 item.
"Komposisinya biasanya 70% food dan 30% non food. Makanan yang biasanya meningkat [ketika Ramadan dan Idulfitri]. Apalagi yang seasonal, seperti biskuit dan sirup bisa mencapai 2-3 kali lipat sedangkan produk kebersihan 40%-50%," jelasnya.
Untuk mengantisipasi libur panjang dimana pabrik dan jalan untuk truk juga dibatasi maka pemasok juga mengejar target untuk memenuhi omzet di waktu awal Ramadan.
"Teorinya H-7 dan H+7, tidak tahu ini cuti panjang, sekarang kami kebut, lebih baik penuhin sekarang dibanding nanti tidak ada waktu. [Jadi] 2-3 bulan sudah disiapkan, paling lambat 2 bulan, dari April sudah dikeluarkan," ujarnya.
Sementara itu, di pasar tradisional atau konvensional Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mengungkapkan belum ada peningkatan permintaan yang signifikan hingga awal Ramadan.
Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri mengatakan dibandingkan Ramadan tahun kalau, permintaan ketika memasuki Ramadan ini menurun.
"Kalau komparasi Ramadan tahun kemarin jauh, lebih kuat tahun kemarin. Kurang lebih 30%-50% [penurunannya]," katanya, kepada Bisnis.com.
Pihaknya memiliki dugaan, permintaan yang menurun tersebut dipengaruhi daya beli dan kondisi ekonomi masyarakat yang menurun.
"Jadi supply-nya juga tidak terganggu karena demand-nya tidak terlalu tinggi," ujarnya.
Meskipun demikian, sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga seperti minyak goreng dari Rp12.000 menjadi Rp12.500, bawang merah dari Rp35.500 menjadi Rp38.000, cabai, dan ayam.
"Kenaikan ini karena faktor psikologis kalau saya melihat, di hari puasa orang berpikiran harga pasti tinggi jadi kebawa juga. Tapi saya ingin memastikan sekali lagi dengan tim yang sedang diturunkan faktor penyebab menurunnya daya beli masyarakat," jelasnya.
Beberapa pedagang yang telah di survei secara internal oleh IKAPPI menyatakan adanya penurunan permintaan dibandingkan Ramadan tahun lalu. Namun, penyebabnya masih ditelaah, faktor ekonomi, produksi dan lainnya.
"Pedagang bilangan dan penurunan pembelian, pedagang busana juga bilangan dan penurunan," katanya.
Dia menambahkan untuk busana terdapat catatan dimana memasuki Ramadan tidak terlihat geliat atau kenaikan permintaan.
"Busana biasanya cukup tinggi di pertengahan puasa, tapi dibanding tahun kemarin awal puasa tidak ada kenaikan, padahal tahun kemarin di awal puasa ada kenaikan 30%, pedagang khawatir," katanya.
Dia mengatakan ada kemungkinan masyarakat masih menunggu untuk membelanjakan uangnya atau memang kondisi ekonomi yang melemah.
Adapun pedagang busana biasanya terdapat di pasar-pasar dari skala kecil maupun sedang dengan jumlah pedagang dan skala yang beragam.
Ikappi tetap optimistis bahwa Ramadan masih menjadi momentum untuk meningkatkan penjualan oleh para pedagang.
"Ramadan ini bagian dari panennya pedagang walaupun fakta di lapangan, ekspektasi di luar dugaan kami," ujarnya.
Namun, pihaknya tetap mempunyai keyakinan Ramadan tahun ini akan berkontribusi untuk pendapatan pedagang jelang Lebaran.
"Walaupun di awal belum membahagiakan kami berharap di pertengahan dan akhir sesuai ekspektasi, tahun kemarin bisa 50% peningkatan permintaan, diharapkan 30% walaupun tidak sama dengan tahun kemarin," katanya.
|
INI pasti salahnya Anies dan SANDI ... sejak kapan anies dan sandi jadi presiden ya? atau itu emangtahun depan presidenya anies?
|
|
|
29th May 2018, 09:38
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2011
Posts: 23,110
|
Quote:
Daya Beli Lesu Masih Berlanjut, Begini Datanya
Jakarta - Tumbangnya beberapa toko ritel menimbulkan perdebatan. Ada yang bilang hal itu lantaran perubahan gaya hidup masyarakat ada pula yang percaya lantaran lemahnya daya beli.
Tahun lalu sederet peritel melakukan penutupan toko, bahkan ada pula yang gulung tikar, Di awal tahun ini Home Solution ikut mengibarkan bendera putih, peritel alat-alat rumah tangga ini telah dinyatakan pailit.
Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal sebenarya, melemahnya konsumsi salah satunya bisa dilihat dari rendahnya inflasi inti.
"Inflasi inti yang menggambarkan secara riil apa hubungan antara permintaan dan penawaran. Kalau core inflation turun berarti ada indikasi demand itu turun. Indikasi permintaan naik belum terlihat. Inflasi inti kalau dilihat secara cenderung turun," kata dia kepada detikFinance, Senin (12/3/2018).
Sebaliknya, peningkatan inflasi juga bisa mencerminkan peningkatan daya beli.
"Kalau demand pull inflation itu karena permintaan makin banyak karena daya beli meningkat terus karena daya beli bagus. Sehingga harga ikut terkerek naik, suplainya tidak bisa kejar permintaannya," tambahnya.
Jika dilihat dari inflasi inti pada Januari 2018 sebesar 0,31% (month to month/mtm) dan 2,69% (year on year/yoy). Lebih rendah jika dibandingkan Januari 2017 sebesar 0,56% (mtm) dan 3,35% (yoy).
Lalu inflasi inti pada Februari 2018, inflasi inti 0,57% (mtm) dan 2,58% (yoy). Sementara inflasi inti di Februari 2017 0,93 (mtm) dan 3,41% (yoy). (dna/zlf)
|
agh lo salah anies sandi lagi?
|
|
|
detikNews
........
|