HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
-
Sabtu, 2024/04/17 14:58 WIB
Hai Warga Depok, Setujukah Pakaian Adat Diterapka untuk Seragam SD hingga SMA?
-
Sabtu, 2024/04/17 15:25 WIB
Sederet Tokoh Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Pilpres 2024
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
|
Thread Tools |
24th July 2008, 17:05 |
#1
|
Banned
|
Dinamika Sosial Budaya PKS
Karakter PKS mengkristal dan mencapai kulminasi dalam Pemilu 2004. Sejak itu perkembangan nasyid bergulir cepat, sehingga muncul genre alternatif. Ada nasyid parodi (Gondes Semarang) yang mengadopsi teknik Project P.Nasyid "klangenan" seperti Justice Voice (Yogyakarta) dan nasyid rap berbahasa Sunda (Ebiet Beat A dari Bandung).
Banyak pengamat mencermati kebangkitan Partai Keadilan Sejahtera sebagai bukti kemampuan partai politik (parpol) Islam untuk mengemas isu-isu publik, semisal antikorupsi dan pelayanan sosial. Padahal, selama ini parpol Islam dan partai berbasis agama pada umumnya, terpenjara isu-isu religius dan ideologis. Kemenangan PKS bersama mitra koalisinya dalam pemilihan kepala daerah terkini di Jawa Barat (PAN) dan di Sumatera Utara (PPP dan PBB) menunjukkan partai Islam bisa menandingi partai nasionalis dan menangkal pragmatisme dalam derajat tertentu. Analisis pengamat lebih terfokus pada efektivitas mesin politik atau popularitas kandidat. Belum ada yang secara serius menelaah faktor sosial-budaya.Kebangkitan PKS didukung lahirnya generasi baru di era transisi (1998-2008). Generasi ini telah mematahkan ambisi para elite status quo. Kita bisa menyebutnya generasi AAC (Ayat-ayat Cinta)—meminjam fenomena budaya terkini, sebuah novel karya Habiburrahman El Shirazi yang terjual 450.000 kopi dan filmnya ditonton hampir 4 juta orang. Generasi ini dicirikan sifat kosmopolitan,semisal Fahri, yang kuliah di Universitas Al-Azhar (Mesir) dan bergaul dengan kawan berbeda latar: Kristen Koptik (Maria), modern Turki (Aisha), tradisional Arab (Naora), selain akrab dengan gadis Indonesia (Nurul). Terlepas dari alur cerita AAC yang melankolis, hingga Presiden SBY menitikkan air mata ketika menontonnya, kisah Fahri adalah sublimasi dari pengalaman nyata ribuan kaum muda Indonesia yang kuliah/bekerja di mancanegara.Apa hubungannya dengan PKS? Pertama,pendiri PKS adalah kaum muda yang menikmati berkah pendidikan di era Orde Baru, sebagian di antara mereka alumni mancanegara. Berbeda dengan tesis Sadanand Dhume (Yale Global Online, 1 Desember 2005) yang menyebut PKS sebagai ancaman nasional, lebih berbahaya lewat suara (ballot) ketimbang senjata (bullet).Dhume yang mantan wartawan Far Eastern Economic Review itu berkesimpulan PKS adalah partai radikal karena kadernya kebanyakan alumni Timur Tengah. Itu konklusi menggelikan karena sebagian besar pimpinan PKS bukan alumni Timur Tengah. Ada yang lulusan perguruan tinggi di Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. Presiden pertama PK, Nur Mahmudi Ismail adalah alumni Universitas Texas. Presiden kedua,Hidayat Nur Wahid,memang alumni Universitas Madinah. Presiden pertama PKS yang jarang disebut orang, Muzammil Yusuf, produk asli Universitas Indonesia, walau sempat kursus bahasa Inggris di Australia dan kursus bahasa Arab di Mesir. Presiden ketiga PKS, Tifatul Sembiring, yang menggantikan Hidayat, tercatat sebagai alumni Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Trisakti. Dengan formasi seperti itu,terbantahkan pandangan yang menyebut PKS "partai fundamentalis"lantaran pimpinannya lulusan Timur Tengah, seperti simpulan Walter Lohman (The Heritage Foundation, 28 April 2008 ) yang mengikuti logika dangkal Dhume. Simpulan lebih masuk akal adalah kecenderungan kosmopolitanisme PKS amat kuat karena tergolong generasi yang terpapar informasi global. Saat ini, sebagian kader PKS menyebar di berbagai negara Eropa, selain ada yang kuliah di Australia, Singapura,dan Taiwan. Fakta kedua, penulis novel AAC Habiburrahman El -Shirazy termasuk lingkungan dekat PKS. Kang Abik yang menjadi guru di pesantren di Jawa Tengah itu mengakui kedekatannya dengan komunitas tarbiyah amat berperan dalam proses kreatifnya. Habib tercatat sebagai anggota Forum Lingkar Pena (FLP), asosiasi penulis muda yang beranggotakan 2.000 penulis tersebar di 125 kota. Menurut Taufik Ismail, "FLP adalah laboratorium penulis muda terbesar dalam sejarah sastra Indonesia."Tentu saja FLP tak berhubungan secara organisasional dengan PKS karena sifatnya nonpartisan. Namun,publik mengetahui kader dan simpatisan PKS sangat aktif membentuk lembaga sosial dan asosiasi profesional di berbagai bidang. Perluasan pengaruh lembaga itu pada gilirannya menentukan pembesaran politik PKS. Perlu dicermati secara khusus kreativitas budaya yang dipelopori PKS seperti terwakili dalam acara milad yang diikuti 150.000 simpatisannya. Dalam atraksi panggung tampil grup nasyid Izzatul Islam, Ruhul Jadid, Shoutul Harakah, dan Ebiet Beat A Nasyid adalah grup acapella yang direvitalisasi komunitas PKS sejak 1980-an. Berbeda dengan kekuatan politik lain yang tak peduli perkembangan seni-budaya, apalagi gerakan politik Islam modernis yang disalahpahami suka menentang tradisi,maka PKS mengemas substansi budaya Islam dengan unik. Kreativitas mereka lebih dahsyat dibandingkan capaian politik yang diraih dalam pemilu. Pada 1980, awal kemunculan "nasyidpergerakan" denganteks Arab yang diadopsi dari Mesir dan Palestina. Nasyid seperti "Ghuraba" (Kelompok Asing) disenandungkan mahasiswa LIPIA, kampus bahasa Arab yang disponsori Kedubes Arab Saudi.Anis Matta (Sekjen PKS) dan Ulil Abshar Abdalla (pendiri Jaringan Islam Liberal) termasuk alumni perguruan yang dituding pengamat asing sebagai penyebar ideologi Wahabisme. Sepuluh tahun kemudian, nasyid marak berwarna "populer" seperti kelompok Snada (Jakarta) dan Suara Persaudaraan (Malang). Begitu ngetopnya Snada hingga diundang DPP PDIP saat meresmikan Baitul Muslimin. Di samping kelompok domestik tumbuh subur, grup nasyid Raihan asal Malaysia juga berebut pasar Indonesia. Penggemar nasyid semakin luas kemudian membuka pasar baru bagi kemunculan lagu rohani. Sulis dan Haddad Alwi dengan salawat Nabi serta Opick dengan pop religius. Pascareformasi, tampil "nasyid cadas" dipelopori Izzatul Islam (Depok). Tema lagunya seputar perjuangan warga di daerah konflik Maluku,Poso, dan Aceh. Gelombang nasyid cadas yang mengentak-entak dengan suara perkusi dilengkapi Ruhul Jadid (Depok) dan Shoutul Harakah (Bandung). Karakter PKS mengkristal dan mencapai kulminasi dalam Pemilu 2004. Sejak itu perkembangan nasyid bergulir cepat, sehingga muncul genre alternatif. Ada nasyid parodi (Gondes Semarang) yang mengadopsi teknik Project P.Nasyid "klangenan" seperti Justice Voice (Yogyakarta) dan nasyid rap berbahasa Sunda (Ebiet Beat A dari Bandung). Nasyid rap-Sunda ini dari sudut pandang sosial-budaya turut mengangkat popularitas pasangan gubernur dan wakil gubernur terpilih Jawa Barat, Ahmad Heryawan-Dede Yusuf. Komunitas PKS telah menembus sekat budaya yang selama ini mengerangkeng partai Islam atau partai berbasis agama. PKS menjadi contoh, betapa partai politik dapat membangun basis sosial baru dan menawarkan wawasan budaya alternatif. (*) Sapto Waluyo Direktur Eksekutif Center for Indonesian Reform SUMBER: http://www.pk-sejahtera.org/v2/index.php?op=isi&id=5057 |
24th July 2008, 17:41 |
#3
|
Mania Member
|
|
Our truest life is when we are in dreams awake... (Thoreau) |
24th July 2008, 18:14 |
#4
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
Selamatkan Anak Bangsa Dari Bahaya Kekurangan Kopi |
24th July 2008, 18:42 |
#5
|
Medal Winner
|
Ini kisah tentang seorang politikus yang terharu mendengar nasyid mars PKS
Yudi: Mars PKS Membuat Saya Merinding “Ini saya terus terang merinding. Kalau ini menjadi satu kesatuan sikap dan semangat untuk membuat suatu perubahan pada peradaban. PKS punya tanggung jawab moral yang luar biasa,” kata Yudi Chrisnandi pada acara diskusi politik menjelang Pemilu 2009. PK-Sejahtera Online: Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar Yudi Chrisnandi merasa tergetarkan jiwanya saat mendengarkan lagu mars PKS. Yudi mengaku, lirik "kibarkan tinggi panji Allah" membuat bulu kuduknya merinding. Hal tersebut dikatakannya saat diskusi Politik PKS “Mencari Pemimpin (muda) Baru Indonesia” di Hotel Kartika Chandra, Rabu(16/7). “Saya merinding mendengarnya. Sampai saya catat liriknya, lantangkan suara hati nurani. Ini kan dahsyat,” kata Yudi. Yudi menerangkan, sangat sedikit pemimpin bangsa yang mau menyuarakan kebenaran dengan hati nuraninya. Tapi PKS punya platform seperti ini. Yudi membahas lagu mars PKS saat memberikan komentar tentang kualitas kader-kader PKS yang belum memiliki presidensial capacity, presidensial group, presidensial character. “Kalau PKS memiliki kader-kader terbaik, Alhamdulillah. Tapi kalaupun belum saya rasa PKS memiliki instrumen untuk menemukan itu,” katanya di hadapan peserta diskusi. Lebih lanjut Yudi mencoba mengartikan lirik lainnya: lahirkan pemimpin yang adil sejati. Menurut politisi Golkar ini, PKS tidak hanya melahirkan pemimpin yang adil, tapi juga jujur, bertanggung jawab, visioner, disiplin, bekerja sama, responsive, peduli. “Itu harus menjadi kajian utama,” katanya. Kalimat terakhir dalam lagu itu, lanjut Yudi, kibarkan tinggi panji Allah. “Ini saya terus terang merinding. Kalau ini menjadi satu kesatuan sikap dan semangat untuk membuat suatu peruabahan pada peradaban. PKS punya tanggung jawab moral yang luar biasa,” katanya. Lirik terakhir yang dibahas adalah menciptakan Indonesia penuh berkah. “Ini penuh berkah seperti apa?Apakah kondisi seperti sekarang ini sudah berkah atau belum?” tanya Yudi. Arti keberkahan menurutnya menjadi tantangan buat bangsa Indonesia. Menurutnya, Indonesia yang penuh berkah itu adalah Indonesia yang mampu mengatasi lima permasalahan utama yaitu kemiskinan, kebodohan, korupsi, ketidakadilan dan ketergantungan pada dana asing. |
24th July 2008, 18:44 |
#6
|
Medal Winner
|
ini lirik nasyid mars PKS. dinyanyiin Izzatul Islam. (tapi saya lebih suka mars PK yang dinyanyiin Suara Persaudaraan)
Mars Partai Keadilan Sejahtera Kita berhimpun dalam barisan Lantangkan suara hati nurani Agar negeri ini berkeadilan Indonesia maju bukan hanya mimpi Partai Keadilan Sejahtera Maju terus tanpa kenal lelah Kibarkan tinggi panji Allah Bangun Indonesia penuh berkah Kita berhimpun dalam barisan Lantangkan suara hati nurani Lahirkan pemimpin yang adil sejati Yang cinta rakyat dan negeri ini Partai Keadilan Sejahtera Maju terus tanpa kenal lelah Kibarkan tinggi panji Allah Bangun Indonesia penuh berkah |
25th July 2008, 09:44 |
#9
|
Groupie Member
|
Sebenarnya kalo ane melihat Fenomena PKS : Intinya adalah PKS adalah Harapan.
Karena diantara partai2 lain yang ada, sudah tidak ada lagi yang bisa kita harapkan. Dan harapan itu akan terbukti, kalau PKS benar2 memiliki konsistensi yang jelas dengan misi dan visinya. Yang sangat disayangkan dari PKS sekarang adalah, saat ini sudah mulai meninggalkan orang2 disekitarnya yang dulu didekatinya, yaitu SBY. Padahal kalau PKS mau membangun dan mencitrakan diri untuk berpolitik yang santun, maka ketika SBY telah dipilih sebagai teman, maka kewajiban PKS adalah mengingatkannya di masa sekarang apabila SBY mulai dianggap plin plan atau tidak tegas, dan bukan ditinggalkan. Jadi artinya PKS telah melupakan misi "dakwah politiknya" yaitu untuk mengingatkan SBY sebagai "teman" yang dulu pernah digandengnya. Mungkinkah kita meninggalkan teman yang sudah tidak sepaham, tanpa pernah mengingatkannya terlebih dahulu?. Teman sejati adalah teman yang mampu untuk mengingatkan, dan bukan teman yang hanya bisa meninggalkan. Dikhawatirkan sikap PKS seperti ini, bisa menjadi citra tersendiri dari PKS bagi pihak lain yang ingin menggandeng PKS dikemudian hari. Sehingga, jangan sampai para pemilihnyapun memiliki pemikiran terhadap PKS, "Kelak akupun akan ditinggalkan ketika PKS berkuasa dan ketika rakyat dianggap tak lagi berguna". Karena bukti sekarang pun telah terjadi ketika SBY tak berguna, maka SBY pun ditinggalkan. |
Last edited by abuwaras; 25th July 2008 at 09:49.. |
25th July 2008, 10:34 |
#10
|
Addict Member
|
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer