HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Senin, 2024/04/24 11:29 WIB
KPU Tetapkan Prabowo Jadi Presiden dan Gibran Wakil Presiden Baru RI
-
Senin, 2024/04/24 11:43 WIB
Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu, Meninggal Dunia Dalam Usia 96 Tahun
-
Senin, 2024/04/24 11:47 WIB
Ganjar Mengaku Tak Diundang ke Penetapan Prabowo-Gibran
-
Senin, 2024/04/24 16:41 WIB
2 Bule Nyasar ke Halalbilahal, Kesengsem Magelang Sampai Batalkan ke Bromo
-
Senin, 2024/04/24 16:20 WIB
Disebut Prabowo Tersenyum Berat, Anies: Biasa Saja
-
Senin, 2024/04/24 12:17 WIB
25 Makam Nabi dan Rasul Allah SWT
|
Thread Tools |
16th October 2017, 13:21 |
#23
|
|
Groupie Member
|
Quote:
first of all... ana ambil makna KUDETA sebagai artian luas "MENJATUHKAN LEGITIMASI Penguasa Untuk Mendapatkan Kekuasaan sebagai Pengusa Baru".. ntah itu mau lewat Car illegal maupun ilegal.... namun sudah jelas ana membatasi bahwa "PENJATUHAN".. tersebut pada Politik saja.. bukan melalui Militer... second ... Selain ada Upaya "PENJATUHAN".. ada juga Upaya untuk Mempertahankan Kekuasaan.... karena batasanya adalah di bidang Politik (diluar Militer) maka salah satu caranya adalah penyebaran Propaganda.. Third.. Belakangan ini MEdsos digunakan sebagai Tempat untuk menyebarkan Propaganda dan Usaha KUDETA Politik sehingga terjadi peperangan di Dunia Maya fourth beberapa alat yang digunakan untuk mempengaruhi Opini untuk mendapatkan LEgitimasi di dunia maya adalah Buzzer dan Media Online.... jangan biasakan berpikiran sempit dengan definisi sempit... mentang2 otak ente sempit |
|
16th October 2017, 13:28 |
#24
|
|
Mania Member
|
Quote:
Sejak kapan kudeta punya artian luas? Suka yah buat buat definisi sendiri.. Kudeta = mwnjatuhkan legitimasi? (Artian luas menurut ente) Menjatukan legitimasi (ngelesnya ente)..kasih 1 contoh jatuhnya legitimasi yang dalam artian ente kudeta..(khususnya sumber ente) Mau keliatan pinter? |
|
16th October 2017, 13:40 |
#25
|
|
Groupie Member
|
Quote:
definisi sendiri? .. ana hanya tidak memakai "Ilegal dan tiba2nya" saja apakah salah? karena Reformasi Yang menjatuhkan Soeharto ana anggap itu sebagai KUDETA juga.. meski caranya masih "legal"... itu para Reformist menjatuhkan Legitimasi Soeharto agar soeharto mengundurkan diri... atau Catalan yang berusaha lepas dari spanyol... apakah lewat militer? apakah secara Illegal? nggak juga kan? ... itu juga ana sebut KUDETA... tapi KUDETA POLITIK... ana nggak mau keliatan pinter kok.. ente aja yang bodo oke ana nggak nanggepin OOT lagi..cukup penjelasan temanya... |
|
16th October 2017, 14:13 |
#26
|
Banned
|
Sayang tritnya disalam bahasa Indonesia
menurut kbbi , kudeta : perebutan kekuasaan (pemerintahan) dengan paksa Kalau menurut wiki kudeta adalah adalah sebuah tindakan pembalikan kekuasaan terhadap seseorang yang berwenang dengan cara ilegal dan sering kali bersifat brutal, inkonstitusional berupa "pengambilalihan kekuasaan", |
16th October 2017, 14:25 |
#27
|
|
Mania Member
|
Quote:
Menggulingkan/menjatuhkan/menurunkan kekuasaan secara paksa..itu kudeta..lo mau cari definisi dari mana jg intinya itu.. Soeharto lo sebut kudeta? Lo wong soeharta mengundurkan diri kok... Legitimasi dia (soeharto) masih ada..orang pemerintahan dia masih di teruskan habibie.. Catalan lo sebut kudeta politik? Emang catalan menggulingkan kekuasaan secara paksa? Piyeee toh kualitas lo? Hahahha Kalau kudeta seluruhnya itu di ganti.. Anggap lo presiden trus gua kudeta..maka seluruh anak buah lo gua ganti dengan paksa.dan gua jadi penguasanya.. Kok oot..jelas jelas ente kasih "judul" kudeta politik vs bla bla.. Dan sumber rujukannya jg ga masuk.. Ngerti dulu istilah sebelum nulis..jng main asal nulis tapi ga mengerti.. Di hajar sama yang lebih ngerti,jadinya ngeles kemana2 |
|
16th October 2017, 15:57 |
#28
|
|
Groupie Member
|
Quote:
Back ke pertanyaan kebo ijo ini, menurut ane kondisi kaum yg disebut milenial ini sangat miskin literasi....dan itu bukan hanya kaum milenial sebagai pembaca tetapi juga medianya. Nah, peran media ini menjadi krusial dalam mengarahkan atau membuat framing atas sebuah isu politik. Framing ini sangat tergantung pada sudut padang dan cara menempatkan diri. Media yang berbeda bisa memberitakan sesuatu dengan angle yang berbeda....padahal obyek beritanya sama. Gak heran bila kmd media yg seharusnya netral menjadi bulan-bulanan netizen krn yang disampaikan dianggap tidak mewakili kepentingan (politik) dari segolongan netizen tersebut. Parahnya,----kembali ke persoalan rendahnya literasi----, media juga literasinya rendah. Contoh terbaru adl kasus penipuan mahasiswa S3 yg dibesarkan media sebagai asisten profesor tp ternyata hanya tipu2 belaka. Dan kmd berbagai institusi Top seperti univ ternama di Bandung pun mengundangnya sebagai dosen tamu. Padahal apa susahnya cross check dulu ke universitas atau bertanya pada himpunan pelajar utk konfirmasi berita? karena daya literasi yang rendah kemudian semua dimakan mentah2. Padahal utk kasus itu sudah lama jadi perbincangan di kalangan perhimpunan pelajar di sana. Dan sayangnya kondisi kaum milenial ini juga setali 3 uang...sama2 literasi rendah sehingga informasi pun diserap mentah2. Jadi klop lah Apa akibatnya? semua informasi masuk tanpa filter yang benar. Semua diserap, apabila cocok dengan kepentingan politik maka dijadiin bahan senjata utk menyerang dan bila gak cocok maka medianya atau sumber beritanya yg akan diserang abis2an. Hoax bisa dengan mudah menyebar dengan cepat melalui pesan berantai antargrup WA dan forward di twitter, instagram, youtube, dan facebook. Dikit2 viral...dikit2 viral....bahkan media pun mengangkat berita hanya dengan dasar sebuah viral. Parahnya daya literasi ini yg kmd dimanfaatkan oleh kepentingan politik. Apakah menjadi upaya "kudeta politik" atau "propaganda penguasa" maka dua2nya sama saja...tergantung siapa yang lagi diatas angin saja. Masih bagus kebo ijo menyebutkan adanya perubahan dari membaca menjadi dibacakan...menurut ane malahan lebih parah...dibacakan pun (misal nonton youtube) kaum milenial gak sanggup lama-lama kok...palingan 3 menitan liat video atau di-skip2 cari bagian yang dianggap perlu aja. Kaum milenial ini gak mau nonton video 30 menit apalagi 1 jam dan kmd menelaah isi beritanya. Seringnya malahan cuman baca judulnya saja atau ikut2an komen orang. Oleh karena orang2 macam jonru, abujanda, dennysiregar, dll mendadak jadi seleb krn mereka inilah yg bisa memberikan asupan "gizi" bagi para netizen sebagai senjata utk perang di dunia maya. Lalu apa yg laku dan paling mudah menjadi propaganda bagi kaum yg malas dan rendah literasi ini? hancurkan logika mereka dengan sebaran meme2...krn satu lembar meme sudah cukup dipercaya sebagai sebuah kebenaran mutlak...hoax atau bukan itu urusan belakang. Kaum ini paling mudah dikomporin...paling mudah dipermainkan oleh isu...liat aja istilah cyber army, pasukan nasi bungkus nasi kotak, kecebong, IQ sekolam, kaum bumi datar, dan juga segala macam stempel agama/antiagama....semua dilemparkan oleh para pemilik kepentingan agar dimakan mentah2 oleh netizen...dan ini sangat berhasil krn kemudian netizen berperang dengan saling hujat, saling menghinakan, dan parahnya....ini jadi kepuasan tersendiri bagi netizen. Inilah yg dimanfaatkan dalam segala ruang oleh para pencari kekuasaan agar kepentingan mereka segera tercapai...baik itu utk merongrong kewibawaan pemerintah atau saling menjatuhkan lawan politik. Kalo dari ane sarannya sederhana saja...tingkatkan (bu)daya literasi. |
|
"Demokrasi yang baik adalah ketika setiap orang memiliki kemampuan untuk menyampaikan curah pikirannya secara bertanggungjawab" (celingak-celinguk, 2014) |
16th October 2017, 17:03 |
#29
|
|
Groupie Member
|
Quote:
soal media massa, sy setuju nih... itu cuman perbedaan media. Nggak masalah. Yang jadi masalah besar big problem itu ada dua : 1. Penggunaan (media/alat) kekuasaan . Walaupun ini seperti centutz, tidak nyata keliatan tapi aromanya menyengat. 2. Soal waktu. Dulu propaganda hanya saat kampanye. Saat SBY juga rakyat sudah melek medsos/internet, tapi jika pesta udah selesai, semua pihak adem ayem aja. Sekarang ini keliatan pemenang sibuk menjaga kekuasaannya 24 jam dalam sehari, 5 tahun dalam 1 periode. Seolah2 setiap detik ada yg mau nyolong kursinya. |
|
16th October 2017, 17:16 |
#30
|
|
Groupie Member
|
Quote:
jaman orla hanya koran dan radio...radio lebih mudah menjangkau lapisan masyarakat jaman orba, media dikekang...propaganda milik harmoko dan TVRI jaman reformasi, kekebasan media, tapi internet masih jadi barang mewah. HP aja cuman bisa sms ama telpon jaman reformasi pertengahan 2000 (2004 sampe 2010an) ada blakberi jadi barang mewah..tapi sudah ada basis grup2 medsos dan juga fesbuk populer di kalangan masy jaman reformasi pertengahan 2010an sampe now...yutub mulai dikenal...media online bermunculan dengan bebas...lalu muncul wasap..kuota internet...smartfiturphone makin terjangkau. peran teknologi membatasi dan membebaskan masy utk menyalurkan aspirasi dan terutama eksistensi di jagad maya...orang yg di dunia nyata pendiam bisa jadi Satria Kaleng Hitam di medsos Dan kalo dilihat soal pelakunya harus 2 sisi..satu pihak dengan euforia kemenangan dan pihak lain yg gagal move on. Yg menang seperti yg ente bilang dan yg kalah juga perilakunya sama, merongrong 24 jam dengan segala cara berharap gak sampe 5 tahun bisa diadain pemilu lagi demi mengangkat junjungannya bangkit dari kekalahan...jd soal pelaku sama saja...tinggal kitanya ada di pihak mana |
|
"Demokrasi yang baik adalah ketika setiap orang memiliki kemampuan untuk menyampaikan curah pikirannya secara bertanggungjawab" (celingak-celinguk, 2014) |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer