HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Rabu, 2024/03/28 13:39 WIB
Anwar Usman Diminta Mundur dari MK Usai 2 Kali Langgar Etik
-
Rabu, 2024/03/28 11:49 WIB
Jengkel! Jadi Alasan Sopir Truk Ugal-ugalan di Halim
-
Rabu, 2024/03/28 14:45 WIB
Puan Maharani: Partai Pemenang Pileg Berhak Jadi Ketua DPR RI
-
Rabu, 2024/03/28 16:41 WIB
Meninjau Etika Pendidikan: Jasa Beli Ijazah dan Implikasinya
-
Senin, 2024/03/27 12:43 WIB
Kata Windy Idol soal Kode "Short Time" yang Diungkap Jaksa KPK
-
Senin, 2024/03/27 17:26 WIB
Ganjar Tolak Jadi Menteri Prabowo, Gibran: Yang Nawari Siapa?
|
Thread Tools |
17th October 2017, 21:06 |
#1
|
Mania Member
|
[DISKUSI POLITIK] Politik Pilih Kasih Pemerintah Menciptakan Komunitas Penjilat dan M
Politik Pilih Kasih Pemerintah Menciptakan Komunitas Penjilat dan Memecah Belah Bangsa
Bangsa ini bangsa besar, hal-hal yg berbau sara pasca tahun 98 pd penghujung kekuasaan SBY sdh mulai memudar (neskipun belum habis terkikis), tapi situasi yg belum bener2 habis itu mengental lagi ketika penguasa yg baru mengeluarkan kebijakannya yg nyata2 memecah belah bangsa, itu didahului dgn pihak penguasa yg mengintervensi parpol yg dlm perhelatan pemlu capres berada pd posisi yg berseberangan, ada P3 dan Golkar yg menjadi korban pecah belah itu. Setelah parpol, lalu dilanjutkan dgn pecah bolah kehidupan social dgn menggunakan isu pancasila dan hukum untuk menyingkirkan pihak2 yg berada di posisi yg berseberangan seperti yg terjadi pada Ketum Perindo http://www.pikiran-rakyat.com/politi...-partai-golkar http://nasional.kompas.com/read/2017...da-pemilu-2019 Penerapan politik yg ambigu, tentu menciptakan beberapa kelompok, antara lain kelompok yg berada di lingkaran emas kekuasaan, kelompok ini tentu akan berupaya utk terus menerus jadi bagian penguasa, makanya itu dilakukan dgn berbagai cara, apapun dilakukan termasuk hal2 yg menjijikkan seperti jadi penjilat. https://www.cnnindonesia.com/nasiona...-pilpres-2019/ Kemudian ada kelompok yang terpaksa berseberangan dgn penguasa, karena pilihan politik yg dianggap salah, yg awalnya jadi pendukung pihak tertentu, karena dikalahkan maka jadi kehilangan basis politik, akhirnya mereka membaca scenario yg bakalan terjadi akibat pemerintah berusaha menghabisi lawan2 politiknya, dan apabila mesti menunggu 5 tahun ke depan, tentu itu gak baik bagi kesehatan ekonomi mereka, maka pilihannya adalah berusaha merangkul pemerintah, itulah yg terjadi pd Golkar dan PPP Romi maupun Jan Faris, maka langkah ektrim pun diambil Jan Farids yaitu dgn cara mendukung bahkan menjadi pembela Ahok yg notabene gak baik bagi partai Islam demi harapan agar penguasa memberi belas kasihan utk mengakui mereka adalah pengurus yg sah PPP. Perindo, PPP, itu adalah praktek pecah belah yg memicu ketumnya utk jadi penjilat. http://www.tribunnews.com/metropolit...erintah-jokowi http://nasional.kompas.com/read/2017...menekan-parpol Hanya dua partai yg belum ditaklukan, yaitu PKS dan Gerindra, tapi para pendukung mereka berusaha dibabat, kalo gak melalui kasus hukum, ya kasus moral, untung saja mereka tetap bertahan… https://nasional.tempo.co/read/60797...lah-kami-tolak http://www.beritasatu.com/nasional/4...t-menteri.html Ketika partai2 itu sdh mampu ditaklukan, maka sasarannya adalah kelompok Islam, lalu diciptakanlah stigma oleh para buzzernya apabila kelompok itu bukan berada di belakang pemerintah, istilah islam radikal, anti Pancasila, wahabi, saracen dan macam2 lagi dilabelkan pd kelompok itu, bahkan pidanapun telah disiapkan, akibatnya terjadilah polarisasi antara kelompok penguasa dan kelompok islam, berkoalisi dgn tokoh2 nasional yg kecewa dgn pemerintah dipakailah isu PKI, kebetulan ada dari anak2 tokoh PK berada dlm kubu penguasa. Maka terjadilah perang isu yg muaranya sama, saling melempar isu kebencian, akibatnya hoax pun berseliweran di media social, bahkan juga media mainstream. Tapi karena yg boleh mempersepsikan ujaran kebencian itu adalah monopoli pemerintah, maka banyak pihak yg berseberangan diproses hukum akibat dianggap melakukan ujaran kebencian. http://www.voa-islam.com/read/politi....i6HbnrYN.dpbs karena dianggap lawan, maka pasti ada yg melawan, tentu itu akan menciptakan kerawanan2, apalagi mereka mendapat legimitasi dari situasi politik yg gaduh dan ekonomi yg melemah akibat ketidak becusan pemerintah mengelola perekonomian. https://www.eramuslim.com/berita/nas...-berbahaya.htm Gak heran, begitu ada suara yg beda dari seorang Jendral TNI, maka memunculkan optimis baru bagi pihak itu utk melawan hegemony yg mencengkram hingga berharap sang jendral itu bisa mengkudeta pihak pemerintah secara politik, baik melalui saluran resmi seperti pemilu atau secara politik luarbiasa seperti ketika Soeharto mengambil alih kekuasaan Soekarno, atau ketika Amin Rais cs memaksa Soeharto mengundurkan diri, dan ketika Amin Rais cs melengserkan Gus Dur utk digantikan oleh Megawati. Silahkan apabila ada yg setuju dan tidak setuju, cuma harus dilengkapi dgn argumen ya??? |
17th October 2017, 22:31 |
#4
|
Mania Member
|
Tentu, karena pemerintah berusaha memecahbelah partai oposisi melalui kewenangan yg dimilikinya dlm menentukan sah atawa tdknya pengurus suatu partai politik hingga pengurus parpol agar tidak kehilangan legimitasinya terpaksa atau dipaksa utk mendukung pemerintah, dan juga memposisikan masyarakat yg tidak setuju sebagai lawan politik dgn dalih hukum yg di-cari2...
|
17th October 2017, 22:58 |
#6
|
|
Groupie Member
|
Quote:
dan sejak kapan pula, memilih membantu koalisi melawan oposisi disebut pilih kasih ? |
|
17th October 2017, 23:00 |
#7
|
Mania Member
|
|
17th October 2017, 23:30 |
#8
|
|
Mania Member
|
Quote:
Silahkan, tapi dlm konteks ketatanegaraan keberpihakan secara vulgar seperti yg ditunjukkan presiden terhadap gubernur tersangka yg sedang berkompetisi dlm pemilu dgn cara naik satu mobil dinas dalam suatu acara meskipun itu meninjau suatu proyek sangat tidak pantas, karena presiden Indonesia itu berkuasa bukan hanya utk yg pro dirinya saja, tapi juga utk yg kontra... https://news.detik.com/berita/d-3430...-di-mobil-ri-1 |
|
Last edited by doellpaten; 17th October 2017 at 23:32.. |
17th October 2017, 23:32 |
#9
|
Mania Member
|
|
17th October 2017, 23:55 |
#10
|
|
Mania Member
|
Quote:
Geeinda tidak menutup, kalau diperlukan siap Demokrat masih menolak dengan halus PKS kok ga pernah dengar ditawarin ya? |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer