HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Jumat, 2024/03/19 11:31 WIB
Kabar Duka, Vokalis Band Sore Ade Paloh Meninggal Dunia
-
Jumat, 2024/03/19 13:24 WIB
Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid Sudah Bicara Tema Pernikahan
-
Jumat, 2024/03/19 14:07 WIB
Celine Diduga Mualaf usai Viral Foto Salat Subuh, Ucapan Lawas Gus Miftah Disorot
-
Jumat, 2024/03/19 11:51 WIB
Kiky Saputri Syuting Kembali Usai Umumkan Keguguran: Hiburan Saya Kerja
-
Jumat, 2024/03/19 11:43 WIB
Teuku Ryzki eks CJR Ngaku Pacar Ikut Puasa Meski Beda Keyakinan
-
Jumat, 2024/03/19 14:53 WIB
Ultah ke-55 Anang Hermansyah Mau Punya Anak Lagi, Ashanty: Buat Apa?
|
Thread Tools |
8th June 2017, 17:49 |
#1
|
|
Program Master
|
[EVENT SEMERBAK] Hidup dan Mati di Tanganmu
Apa itu SEMERBAK?
Spoiler
Langsung aja yah, sedikit agak susah sih.. Tapi ingat, tak ada yang benar BENAR atau benar SALAH Quote:
Ada dua pilihan: Kamu sangat tidak ingin kehilangan orang tersebut. Apakah kamu biarkan orang itu tetap memakai alat-alat medis, meski itu bikin ia sangat menderita? Berharap suatu hari dia akan sembuh seperti sedia kala..? ATAU Kamu kehilangan dirinya, dengan menghentikan pemakaian alat bantu medisnya. Mungkin saja itu juga adalah kemauan orang itu. Namun kematiannya berarti ada di tanganmu. Apa keputusanmu? |
|
|
8th June 2017, 18:26 |
#2
|
Mania Member
|
Pakai alat bantu
Gw pernah di hadapkan dalam kondisi ini. Dokter panggil keluarga,ajak ngomong soal kondisi nya. Di jelaskan, sulit untuk bertahan tanpa alat bantu, kalau pun hidup, akan menderita. Di putuskan,alat bantu medis tetap di pakai. Tugas manusia itu yakin dan berusaha, tetap keputusan akhir ada di Allah. Siapa yang tahu kedepannya orang yang kita sayangi itu pulih? Dan kalaupun akhirnya'pergi', minimal kita sudah berusaha yang terbaik untuknya. Oh iya sorry ya,saya koreksi tema ny 'hidup dan mati di tangan Allah.manusia cuma sebagai fasilitator' |
Last edited by kayim; 8th June 2017 at 20:04.. |
8th June 2017, 19:19 |
#3
|
Gold Member
|
Jujur, aku pilih tetep pakai alat bantu...
Rasa sedih takut kehilangan orang yang aku sayangi dan berharap akan ada keajaiban yg mendasari keputusan itu, walau Tuhan berkehendak lain. Pernah mengalami terhadap orang yg paling aku sayangi, apalagi orang yang aku sayangi memiliki semangat hidup dan ingin sembuh yg tinggi, sehingga aku dan keluarga tak tega sampai harus mencabut ato menghentikan alat bantu tsb. |
|
8th June 2017, 20:17 |
#4
|
Seleb Forsel 2019
|
Kalau aku akan tetap membiarkan org yg kucintai itu memakai alat bantu. Bukan mengesampingkan diagnosis medis. Tapi aku percaya dalam cinta selalu ada harapan dan keajaiban yang akan memberi kekuatan untuk menghadapi situasi semacam ini.
Aku bahkan dokter sekalipun tidak bisa mendahului kehendak Tuhan. Hidup mati itu ada ditangan Tuhan. Jadi aku gak berhak memutuskan hidup mati org yg aku cintai meskipun org itu memaksa untuk memilih mati, tetap akan aku pertahankan. Memang akan sangat menyakitkan melihat org yang kita cintai menderita. Kalau bisa mungkin kita ingin menanggung sebagian atau seluruh rasa sakit itu untuk meringankan penderitaannya. Tapi aku percaya dengan ketulusan cinta akan mengurangi sedikit beban deritanya. Cinta akan memberinya kekuatan untuk bertahan. Aku akan selalu berada disampingnya sampai dia menutup mata. Seperti janji cinta kami "selalu bersama dalam suka dan duka sampai rambut sama sama memutih dan salah satu dari kami menutup mata untuk selama lamanya". Aku tidak akan pernah meninggalkan apalagi melepaskan dia. Tidak akan pernah. Sudah banyak bukti dari harapan dan keajaiban cinta (tentu saja semua berjalan atas kehendak Tuhan). Ada orang yang udah koma bertahun tahun bisa sembuh dan kembali normal. Adapula org yg divonis kanker bisa bertahan diluar prediksi dokter bahkan ada juga yg sembuh total. Bahkan ada seorang ibu yang melahirkan bayi kemudian bayi itu meninggal sesaat setelah dilahirkan. Saat sang ibu mendekap jasad bayi nya secara ajaib bayi itu hidup lagi (salah satu contoh kisah nyata oleh seorang wanita bernama Kate Ogg). Cerita2 yg aku pernah dengar itu akan menjadi motivasi dan semangatku. Gak ada yang gak mungkin kalau kita percaya pada Tuhan dan kekuatan cinta. Intinya jangan pernah kehilangan harapan. Jangan pernah menyerah pada keadaan. Terus berjuang sampai akhir. |
|
8th June 2017, 21:07 |
#5
|
Addict Member
|
Gw akan milih opsi kedua..mencabut semua alat bantu medisnya. Orang yang hidupnya tergantung alat bantu secara medis sudah ga ada harapan hidup. Alat bantu hanya untuk memperpanjang dan menunda kepergiannya. Dan semakin lama gw menunda pasti akan semakin berat diakhirnya buat gw dan keluarganya.
Apabila secara medis pasien memang hampir ga mungkin memperoleh kesembuhan atau mengurangin kesakitannya apa ga bole kita meringankan sakitnya,mengurangin penderitaannya dan memudahkan jalannya dengan mengikhlaskan semuanya? yang mungkin juga itu adalah keinginan dia. Kalo umur mutlak di tangan Tuhan, bisa juga diartikan tindakan medis dengan memasang alat bantu medis itu melawan takdir Tuhan,karena berusaha menunda kematiannya. Beda kalo pasien masih punya harapan hidup.. Pilihan gw itu bukan berarti gw ga cinta, itu tandanya gw cinta banget sama dia..pada akhirnya semua yang bernyawa akan pergi dan mati,ini hanya soal meninggalkan dan ditinggalkan |
|
8th June 2017, 21:09 |
#6
|
Addict Member
|
Kebetulan gue pernah merasakan ada di 2 situasi yang berlawanan itu.. Dua2nya mengerikan!
Gue percaya yang namanya keajaiban tapi gue percaya juga sama dokter, wakil Sang Keajaiban itu sendiri.. Uang pengobatan bisa dicari, tapi gue gak tega juga lihat gimana sakitnya tiap hembusan napasnya.. Jadi, gue akan cari 2nd opinion dari dokter2 spesialis lainnya dulu. Baru setelah itu gue akan nanya 1 pertanyaan ke orang yang gue kasihi itu, "Maukah tetap bertahan melawan sakit demi gue dan orang2 yang dia sayang?". Gue gak akan kasih opsi 'menyerah', karena secara psikologis dia akan milih itu (based on my experienced). Gue akan bilang juga kalau uang bukan masalah dan masih ada peluang untuk sembuh (Gue rela bohong agar dia gak terpengaruh saat mutusin stop atau lanjut). After all kalaupun dia milih 'menyerah', itu karena emang dia gak bisa survive lagi nahan sakit, bukan karena faktor eksternal. Jika dia milih tetap mau survive, ya berarti gue harus cari dana pengobatannya. Apapun yang dia pilih, itulah yang akan jadi keputusan gue.. *) I have stopped being a part of the deciding voice in case like that. I'll let my lovely one to decide. |
|
8th June 2017, 22:06 |
#7
|
|
Silver Member
|
Quote:
nene saya kanker hati stadium akhir, waktu mau dipasang alat bantu, semuanya ditolak sama nenek saya (dalam keadaan gak sadar/koma, bener2 ngelawan aja tubuhnya pas mau dipasang alat), alhasil kita smua cuma bs pasrah sambil doa minta Tuhan aja yg ngasi keputusan. well, 4 bulan terberat yang pernah saya lewatin dan kalo saya dihadapkan sama pilihan tsb saya akan berusaha biar nenek saya tetep berjuang dengan jalan apapun itu dah ah .... mewek dulu |
|
Last edited by kinsei; 8th June 2017 at 22:11.. |
8th June 2017, 22:36 |
#8
|
Groupie Member
|
Biarlah tetap pakai alat bantu..
saya tidak akan pernah menyerah untuk orang yang saya cintai.. walau cuma setipis kulit ari.. selama masih ada harapan, maka harapan itu tetap layak diperjuangkan. Setiap detik kehilangan dari orang yang berharga dalam hidup kita akan jadi ruang kosong penyesalan atas apa-apa yang tidak bisa kita ucapkan dan kita lakukan bersama mereka.. percayalah.. |
|
9th June 2017, 01:18 |
#9
|
|
Groupie Member
|
Quote:
Saya rasa yang mengasihi n mencintai org itu bukan saya saja. Anggota keluarganya juga pasti merasakan hal yang sama seperti saya, maka kami harus memastikan keputusan yang akan kami ambil adalah tepat dan terbaik. Sebelum memberi keputusan, hal yang menjadi pertimbangan adalah 1. Pendapat dokter mengenai kondisi pasien, berapa kemungkinannya bs bertahan dan pulih. Walau perkiraan dokter tidak selalu tepat (krn mereka bukan tuhan, toh?) namun mereka jelas "lebih paham" dari pada orang awan seperti kita, jd harus kita dengar dan pertimbangkan pendapatnya. 2. Melihat kondisi keuangan keluarga. Sudah dapat dipastikan biaya alat dan rumah sakit tidaklah sedikit. Jd keluarga segera mengumpulkan dan mencatat dana yang tersedia dan membayar deposito rumah sakit Jadi kesimpulannya .... Walau seumpamanya dokter mengatakan pasien hanya bergantung pada alat dan tidak ada kemungkinan untuk sadar dan pulih, kami akan tetap mencoba menggunakan alat sampai depositonya tak bersisa ... #demikian |
|
|
9th June 2017, 07:34 |
#10
|
|
Groupie Member
|
Quote:
|
|
|
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer