HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Rabu, 2024/03/28 11:49 WIB
Jengkel! Jadi Alasan Sopir Truk Ugal-ugalan di Halim
-
Rabu, 2024/03/28 13:39 WIB
Anwar Usman Diminta Mundur dari MK Usai 2 Kali Langgar Etik
-
Rabu, 2024/03/28 14:45 WIB
Puan Maharani: Partai Pemenang Pileg Berhak Jadi Ketua DPR RI
-
Senin, 2024/03/27 17:26 WIB
Ganjar Tolak Jadi Menteri Prabowo, Gibran: Yang Nawari Siapa?
-
Senin, 2024/03/27 12:43 WIB
Kata Windy Idol soal Kode "Short Time" yang Diungkap Jaksa KPK
-
Sabtu, 2024/03/25 12:45 WIB
AHY Merasa Beruntung Tinggalkan Koalisi Anies, Tak Jadi Hancur Lebur
|
Thread Tools |
10th January 2019, 09:17 |
#1
|
Addict Member
|
Faisal Basri Sebut Impor ke Indonesia Serupa Air Bah
JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Faisal Basri menilai maraknya impor dari berbagai negara ke Indonesia utamanya disebabkan kebijakan yang dibuat oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Hal ini diungkapkan Faisal ketika menghadiri diskusi mengenai wacana pengendalian impor 900 komoditas di Jakarta Pusat Faisal memberi contoh, dari periode Januari sampai Juli 2018, jumlah impor ban melonjak lebih dari 100 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Penyebabnya, menurut Faisal, dikarenakan kebijakan Enggar yang memutuskan tidak perlu rekomendasi dari Kementerian Perindustrian lagi untuk impor ban. "Datanglah ban-ban dari China yang murah dalam tanda petik tapi tidak bisa divulkanisir. Ini dulu tertibkan sebelum tertibkan yang lain. Tertibkan yang enggak benar. Kalau sekarang kan menertibkan yang benar, yang enggak benar dulu ditertibkan kalau saya," tutur Faisal. Begitu pula dengan industri tekstil. Menurut Faisal, banyak pelaku usaha dalam negeri di sektor tekstil yang mengeluh karena di pasaran sudah banyak produk impor dari China yang harganya jauh lebih murah, sehingga menurunkan daya saing produk serupa yang berasal dari dalam negeri. "Dulu juga Pak Enggar menunjuk perusahaannya Tommy Winata untuk lelang gula rafinasi, yang saya hitung-hitung dalam sekejap bisa dapat Rp 230 miliar. Tapi alhamdulillah dibatalkan," ujar Faisal. Kompas.com masih mencoba meminta tanggapan Enggar dan Kementerian Perdagangan atas pernyataan Faisal mengenai maraknya impor sebagai konsekuensi dari kebijakan mereka. Sumber |
10th January 2019, 09:25 |
#2
|
Addict Member
|
Soroti Impor Gula, Faisal Basri: Pemburu Rente Raup Triliunan Rupiah, Mengapa Semua Diam? Pakar Ekonomi Fasial Basri tampak menyoroti impor gula yang dilakukan pemerintah Indonesia selama Januari 2017 hingga November 2018. Hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @FaisalBasri yang diunggah pada Selasa (8/1/2019). Menurut Faisal Basri, impor gula saat itu membanjir, pemburu rente meraup triliunan rupiah. Ia pun lantas mempertanyakan kenapa semua pihak diam melihat hal tersebut. "Harga eceran gula di Indonesia 2,4 hingga 3,4 kali lebih mahal dari harga gula Dunia selama Januari 2017 sampai November 2018. Diberitakan sebelumnya, impor gula yang dilakukan pemerintah memang sempat menuai kritik. Satu di antaranya dari Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Menurut APTRI, daripada membuka keran impor gula industri dan rafinasi, seharusnya pemerintah fokus pada upaya peningkatan produktivitas petani tebu dan meningkatkan kualitas rendemen pabrik gula. Ketua APTRI Soemitro Samadikoen menyampaikan, bila pemerintah ingin mencapai tujuan swasembada gula, seharusnya kualitas petani dan produksi pabrik gula harus ditingkatkan."Tingkatkan produktivitas tebu dengan mengganti tebu dengan kualitas yang lebih tinggi, saat ini (tinggi) tebu hanya dua meter, padahal ada yang empat meter," jelasnya, Rabu (29/8/2018), dikutip dari kontan. Menurut Soemitro, langkah penelitian bisa ditempuh dengan memberdayakan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Tapi sayangnya P3GI kerap kesulitan melakukan penelitian karena tidak mendapatkan pembiayaan dari BUMN. Kemudian untuk meningkatkan produksi gula, pabrik gula juga harus diperbaiki. Rendemen pabrik gula Indonesia sekitar 7% dan kalah jauh dari negara tetangga seperti Thailand yang mencapai 14%. Untuk menghadapi ini, Soemitro melihat pemerintah harus membangun pabrik baru dengan mesin yang lebih efisien dan baik, serta merevitalisasi pabrik-pabrik yang masih bisa didayakan. Walaupun begitu, Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan izin impor gula kristal mentah untuk konsumsi sekitar 111.000 ton. Berdasarkan data yang diperoleh Kontan.co.id pada September 2018, permohonan impor yang diajukan oleh BUMN sebesar 111.682 ton. Permohonan ini diajukan oleh PT Perkebunan Nusantara melalui PTPN X, PTPN XI dan PTPN XII melalui PT Industri Gula Glenmore (PT IGG). Permohonan diajukan oleh RNI Group melalui PT PG Rajawali I, PT PG Rajawali II, dan PT PG Candi Baru, juga diajukan oleh Perum Bulog melalui PT Gendhis Multi Manis. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemdag Oke Nurwan membenarkan BUMN yang mengajukan permohonan impor sebanyak 6-7 perusahaan. Menurutnya, dari semua permohonan yang diajukan, hampir semua izin akan dikelurkan.Hampir semua keluar, ujar Oke, Kamis (23/8). Oke mengatakan, sudah terdapat izin impor gula kristal mentah untuk konsumsi sekitar 900.000 ton yang sudah diterbitkan dari 1,1 juta ton kebutuhan impor. Izin ini diberikan kepada perusahaan swasta. Gula mentah yang diimpor ini menurut Oke untuk memenuhi kebutuhan gula di tahun 2018 dan sebagian untuk stok hingga Maret 2019. Sementara itu, Deputi Menko Perekonomian Bidang Pangan dan Agribisnis Kemko Perekonomian Musdalifah mengatakan, kebutuhan impor sebesar 1,1 juta ton diputuskan hanya sekali dalam setahun dan diputuskan lewat rapat koordinasi terbatas (rakortas) Sumber |
10th January 2019, 13:12 |
#6
|
|
Mania Member
|
Quote:
1. Ga berdaya dgn tekanan Bohir 2. Ikut mencari rente 3. Ra ngerti opopo |
|
10th January 2019, 13:26 |
#8
|
Mania Member
|
Impor Beras Jelang Panen, Petani: Kami Menolak
https://m.republika.co.id/berita/eko...i-kami-menolak Impor Jagung Akan Jadi Pukulan Telak Untuk Petani https://economy.okezone.com/read/201...k-untuk-petani Petani Tebu Kecewa Pemerintah Impor Gula Saat Stok Melimpah https://m.republika.co.id/berita/eko...-stok-melimpah |
10th January 2019, 20:46 |
#10
|
Groupie Member
|
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer