HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
-
Sabtu, 2024/04/17 14:58 WIB
Hai Warga Depok, Setujukah Pakaian Adat Diterapka untuk Seragam SD hingga SMA?
-
Sabtu, 2024/04/17 15:25 WIB
Sederet Tokoh Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Pilpres 2024
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
|
Thread Tools |
15th January 2019, 04:03 |
#1
|
Groupie Member
|
Fakta deindustrialisasi yang disinggung Prabowo
Jakarta - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan, para pakar menyebut negara-negara lain bisa bangkit dan mampu menghilangkan kemiskinan. Prabowo menyebut China mampu menghilangkan kemiskinan dalam 40 tahun. Kemudian, disusul oleh Vietnam, Thailand, Filipina dan India.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan Indonesia. Prabowo menyebut Indonesia dalam kondisi deindustrialisasi yang merupakan kebalikan dari industrialisasi, yakni penurunan kontribusi sektor manufaktur terhadap ekonomi. "Republik Rakyat Tiongkok berhasil menghilangkan kemiskinan dalam 40 tahun, menghilangkan kemiskinan. Vietnam bangkit, Thailand bangkit, Filipina bangkit, India bangkit tapi para pakar, Indonesia sedang terjadi deindustrialisasi," kata dia dalam Pidato Kebangsaan dan Visi Misi Indonesia Menang di JCC Senayan Jakarta, Senin (14/1/2019). ----------------- Jakarta, CNBC Indonesia – Sektor industri manufaktur merupakan motor utama pendorong ekonomi Indonesia. Namun, sektor ini terus mengalami masa suram. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor industri pengolahan menyumbang 20,16% terhadap perekonomian nasional yang dicerminkan dari produk domestik bruto (PDB). Industri manufaktur menduduki posisi teratas dalam sumbangannya terhadap PDB. Namun pertumbuhan sektor ini dalam tren melambat, bahkan agak jauh di bawah pertumbuhan ekonomi. Pada 2017, pertumbuhan ekonomi adalah 5,07% sementara sektor industri di bawah 5%. Pada kuartal IV-2017, industri pengoalahan tumbuh 4,46% year on year (YoY), melambat dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya yang sebesar 4,85%. Industri batu bara dan pengolahan migas melambat menjadi 4,46% dari sebelumnya 4,85%, sedangkan industri non migas ikut melambat menjadi 5,14% dari 5,46%. Kontribusi industri manufaktur dalam pembentukan PDB memang masih yang teratas. Namun kontribusinya dalam tren yang menurun. Laporan American Chambers of Commerce (Amcham) Indonesia menyebutkan, Indonesia memang sudah masuk fase deindustrialisasi. Sehebat apapun pemerintah berargumen untuk menentang itu, tetapi data-data yang ada sudah tidak bisa dipungkiri. Sektor industri sudah tidak mampu tumbuh di atas pertumbuhan PDB, dan sumbangannya ke PDB terus menurun. Amcham melihat Indonesia bahkan mengalami deindustrialisasi prematur. Belum semestinya Indonesia mengalami deindustrialisasi, karena Indonesia sedang dalam fase mengembangkan sektor tersebut, terutama industri pengolahan sumber daya alam. Selain itu, Amcham mencatat ada hal-hal lain yang menyebabkan Indonesia mengalami deindustrialisasi prematur, yaitu: -produktivitas pekerja menurun, meski upah terus naik. - Biaya logistik yang tinggi, mencapai 24% dari PDB. - Aturan dan regulasi yang kompleks. Perlambatan industri perlu menjadi perhatian seluruh pihak. Benar, sekarang adalah era ekonomi digital. Namun ada baiknya Indonesia melakukan re-industrialisasi dengan lebih tertib. Re-industrialisasi bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif karena mampu menciptakan jutaan lapangan kerja. ----------------- Jadi ternyata : - Revolusi mental hasilnya penurunan produktivitas. - Menggenjot pembangunan infrastruktur hasilnya biaya logistik tetap tinggi, untuk beberapa sektor logistik darat mungkin lebih tinggi karena faktor biaya tol. - Reformasi birokrasi cuman omong kosong, bahkan peringkat kemudahan berbisnis Indonesia (EoDB) versi bank dunia mengalami penurunan ditahun 2018. Alasannya : "Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Rodrigo A. Chaves menjelaskan, alasan peringkat Indonesia turun karena peningkatan skor kemudahan berbisnis Indonesia tak sebesar beberapa negara lain. Selain itu, jika dibandingkan dengan tahun lalu peningkatan skor Indonesia juga cukup rendah. Jika tahun lalu peningkatan skor mencapai 66 persen sedangkan di tahun ini hanya 1,42 persen saja." Presiden gagal, ganti presiden 2019 ! |
15th January 2019, 04:10 |
#2
|
|
Groupie Member
|
Quote:
Lagian kalo dibilang produktivitas pekerja menurun kan gak mungkin juga nantinya wowok nurunin UMR..dan gak disebutin juga kok soal deindustrialisasi di visi misi semalem...padahal udh pidato panjang lebar tapi malahan mendapat nyinyiran pedas kata presiden PKS sendiri Jokowi mantap 2 periode..!! |
|
15th January 2019, 05:24 |
#3
|
Mania Member
|
Ini trit deindustrialisasi bisa menjadi trit yang pas untuk membicarakan SEMUA industri. Tidak membatasi hanya beberapa industri saja.
Industri manufaktur masih menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini. Sektor unggulan manufaktur, yaitu logam dasar, makanan-minuman, alat angkutan, mesin dan perlengkapan, kimia, farmasi, serta elektronik. Seluruh sektor ini juga diyakini akan mendatangkan investasi yang sangat besar. Sayangnya pemerintahan ini tidak memberikan perhatian lebih kepada sektor sektor tersebut. Misal industri logam dasar. Kita masih banyak impor logam karena industri logam yang ada tidak bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Indonesia masih belum sepenuhnya bisa memenuhi kebutuhan logam dasar, seperti baja. Saat ini, jumlah produksi baja dalam negeri diketahui baru sekitar 55%, dan sisanya ditutup lewat impor. Industri baja ini terpaksa harus mengalah dengan banjirnya besi impor demi terlaksananya proyek infrastruktur tol Jokowi. |
15th January 2019, 05:53 |
#5
|
|
Groupie Member
|
Quote:
|
|
15th January 2019, 06:17 |
#6
|
|
Mania Member
|
Quote:
Sedangkan baja impor China adalah baja paduan yang tidak cocok untuk senjata. Maksud saya adalah jika pemerintah memperhatikan industri baja dengan memperluas pabrik untuk memproduksi baja paduan , maka bisa menekan impor baja China. Faktanya Pemerintah tidak melakukan hal itu tapi justru menggenjot infrastruktur tol yang menggunakan baja impor China. |
|
Last edited by patrick.dempsey; 15th January 2019 at 06:22.. |
15th January 2019, 10:14 |
#8
|
Mania Member
|
|
15th January 2019, 10:18 |
#9
|
Groupie Member
|
|
King of Losers |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer