HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Jumat, 2024/03/19 14:33 WIB
Kisah Cinta Tak Terduga, Dari Jadi Tamu Undangan Endingnya Nikahi Pengantin
-
Jumat, 2024/03/19 13:40 WIB
Said Abdullah PDIP Jadi Caleg Suara Terbanyak, Tembus 500 Ribu
-
Jumat, 2024/03/19 15:10 WIB
MUI ke Sandiaga: Semoga Coldplay Nggak Manggung Lagi di Indonesia!
-
Kamis, 2024/03/18 12:43 WIB
Cinta Buta Pemuda Gresik Rela Dipenjara demi LC Warung Kopi Pangku
-
Jumat, 2024/03/13 11:47 WIB
Detik-detik Satu Keluarga Bunuh Diri di Apartemen Jakut Terekam CCTV
-
Kamis, 2024/03/18 14:24 WIB
Golkar Minta Jatah 5 Menteri Agar Jadi Lokomotif Utama Kabinet Prabowo
|
Thread Tools |
17th April 2014, 08:00 |
#1
|
Mania Member
|
[Gegara "Raisopopo"] PDIP Meradang Tuding Fadli Zon Jadikan Puisi Sebagai Alat Perang
Elite PDIP Tanggapi soal 'Puisi-Puisian' Raisopopo
Spoiler
Jakarta - Kalangan elite PDI Perjuangan akhirnya berbicara juga tentang lontaran kata-kata dari Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, yang sering disebutnya sebagai puisi. Setelah sekian lama mendiamkan Fadli Zon mengirimi 'puisi-puisi'nya yang selalu berusaha menyindir PDIP dan Jokowi, Wasekjen PDIP Hasto Kristiyanto akhirnya berbicara menanggapi. Menurut Hasto, 'puisi' yang disampaikan Fadli Zon memang didisain sebagai bentuk serangan terhadap Jokowi. Kata Hasto, di dalam tradisi di Indonesia, puisi dipakai untuk menyampaikan kritik sosial, atau sebagai pengungkapan jiwa kepahlawanan. Dan bahkan menjadi genderang perang atas berbagai bentuk ketidakadilan. "Namun di tangan Fadli Zon, telah menjadi alat perang orang per orang. Saya jadi teringat pendapat teman saya seorang ahli psikologi perilaku, bahwa perilaku seseorang akan dipengaruhi lingkaran sosial terdekatnya," jelas Hasto. Dia melanjutkan seseorang yang biasa berada di lingkaran yang menggemari peperangan, akan cenderung menjadikan segala sesuatunya sebagai alat perang. Sebaliknya, seseorang yang berada di lingkungan yang menghormati keindahan alam, akan cenderung memiliki sikap welas asih terhadap seluruh alam ciptaan. "Jadi apa yang disampaikan Fadli Zon tersebut merupakan pemaksaan kaidah sastra untuk keperluan perang. Akibatnya tidak hanya kekacauan logika, namun pemutarbalikan fakta," ujar Hasto. Salah satunya adalah 'puisi' Fadli yang berjudul 'Aku raisopopo', yang menurut Hasto, seharusnya menjadi ungkapan kejujuran seorang pemimpin. Yakni bahwa tanpa rakyat, pemimpin memang tidak bisa apa-apa. "Demikian halnya dalam wayang. Wayang merupakan potret dan ritual kehidupan," kata dia. "Di dalam pewayangan ada sengkuni yang sukanya mengadu domba orang. Di dalamnya ada Duryudana, yang menyukai keangkaramurkaan, menghalalkan berbagai macam cara untuk melanggengkan kekuasaan, termasuk penculikan." PDI Perjuangan tetap berkeyakinan bahwa dalam strategi pemenangan pemilu yang terbaik hanyalah bergerak satu arah memenangkan hati nurani rakyat. Karena itulah, Hasto mengakui pihaknya lebih memilih membuat puisi kehidupan, guna menggelorakan kembali semangat perjuangan rakyat untuk melawan berbagai bentuk ketidakadilan. "Manusia sejatinya adalah seseorang yang tidak punya apa-apa, tidak bisa apa-apa, dan bukan siapa-siapa. Karena sejatinya manusia memang wayang yang digerakkan Sang Dalang, Dalang Kehidupan, Semesta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa," jelas Hasto. "Pak Jokowi lebih memilih berbagi mimpi, berbagi harapan dengan aksi nyata. Bukan hanya di belakang meja. Hanya mereka yang punya mata hati yang bisa melihat niat suci. Bekerja dengan hati. Menjadi teladan dan bukan hanya menjual slogan." Penulis: Markus Junianto Sihaloho/FER Sudah mulai kehilangan Gregetnya nie PDIP, ampe segitunya narik kesimpulan....padahal tempohari masih elegan melakukan perlawanan dengan membalas pake puisi juga, meski puisinya made-in PDIP agak2 berbau ABG Alay sikit [ngaca dong..ngaca dong..ngaca dong..], kok sekarang mati kutu kupret gitu kesannya. Padahal menurut gw, menyindir lawan politik lewat puisi itu relatif lebih soft dampak kerusakan yang ditimbulkannya timbang bengak-bengok saling ejek kek kelakuan cebokers Kambing dan Singa dimarih Mestinya proporsional aja menyikapi manuver lawan politik, bagaimana pun puisi hanya salah satu cabang sastra yang menggunakan kata2 sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, puisi itu [menurut gw] hanya memiliki 'pangsa pasar' tertentu karena butuh kepiawaian tersendiri dalam pemilihan kata2..alhasil, GAK semua orang yang membaca ataw mendengarkannya NGEH dengan maksud yang hendak disampaikan..karena lewat puisi pada dasarnya seorang penulis puisi menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah..so, kenapa harus disikapi secara berlebihan ? Justru karena disikapi secara berlebihan, akan membuat sang pelaku akan mengulangi kembali perbuatannya. Karena tujuan pelaku hanya ingin mengajak 'perang urat sarap' belaka, semakin sang target terpancing dengan puisi atau sajak satire (sindiran)..semakin rajin yang bersangkutan menciptakan puisi2 sejenis dikelak kemudian hari...buktiin aja kalo gak percaya. Sebagai penutup, gw ingin menyumbangkan sebuah puisi berjudul; Suerr!..Aku Raisopopo Apalagi Bikin Puisi. |
�Orang lain tidak dapat melukai hati kita, tanpa persetujuan kita�(Eleanor Roosevelt)
|
17th April 2014, 08:05 |
#2
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
"JOngosWI patut diduga akan ngibulin majikan parte kalo terpilih jadi Presiden, sudah tradisi...!" |
17th April 2014, 08:11 |
#3
|
Mania Member
|
Kaidah sastra, my ass.
Puisi-puisi Fadli Zon secara kasat mata dirancang untuk tujuan politis. Pemilihan kata-katanya jelas dibangun untuk sutau negative campaign. Bandingkan dengan kekuatan puisi politik Wiji Thukul misalnya, puisi2 Fadli Zon terasa tidak punya bobot sastra apa-apa. Ngapusi aja kalau bilang "oh, saya serahkan kepada interpertasi masing-masing orang". Itu munafik klasik politikus. Dan yang jelas, Fadli Zon memang kehabisan kata-kata setelah terpukul dengan strategi gerak cepat Jokowi yang mengamankan tiket presiden sekaligus memposisikan diri sebagai unggulan dengan visi "tidak bagi-bagi kursi"nya, dan membuat lawan-lawannya menjadi inferior. Jadi Fadli Zon cuma bisa mewek dan mewek saza. |
17th April 2014, 08:24 |
#5
|
Mania Member
|
Fadli Zon, satu-satunya orang politik yg bukan seorang politikus. Fadli itu sudah sangat jelas sejarahnya, dia itu hanya jongosnya Prabowo. Sejak 16 tahun lalu yg kita dengar dari Fadli Zon hanyalah soal Prabowo.
Ibarat kata, jika Prabowo tiada maka dipastikan Fadli Zon itu akan tamat dari peredaran. |
17th April 2014, 08:32 |
#6
|
Mania Member
|
Mantep ..budaya berpolitik baru Indonesia sedang dibentuk oleh Zon zon..
Puisi politik.. ....dan terbukti mendapat sambutan luas di masayarakat. ...dan yang terpenting tujuan utamanya tercapai yaitu membuat kejet kejet rival politiknya beserta seluruh jajarannya termasuk yang di DF sini hihihihi |
|
17th April 2014, 08:35 |
#7
|
|
Mania Member
|
Quote:
Begitu ternyata |
|
17th April 2014, 08:36 |
#8
|
Banned
|
lagi..orang yg ngaku cerdas,tp kenyataanya nol gede...
|
Last edited by gegepgempita; 17th April 2014 at 13:25.. |
17th April 2014, 09:12 |
#9
|
Mania Member
|
http://news.detik.com/pemilu2014/rea...on-aku-iso-opo
AKU ISO OPO Aku bisa angkut lawan tapi wajibku tawan (nyulik?) Aku bisa melesat bintang tapi negeri mencabut dengan lantang (dipecat?) Aku tak bisa susah karena terbiasa mudah (nepotisme?) Aku tak bisa salah karena terbiasa marah (emosi labil?) Aku tak bisa blusuk karena takut kutu busuk (ga pernah jadi orang susah?) Aku teriak cinta negeri asal sumberalam tuk kusendiri (buat ngalahin sinar mas?) Aku entah dimana saat bangsaku merana (jadi warga negara Yordania?) Aku pulang rakyat masih menentang (belon diusut pelanggaran ham nya?) Aku pun bukan ksatria dalam "perang kembang" (waktu masih perwira menengah jadi mantu Soeharto?) Tapi mungin ratu adil di negeri para cakil (partai koalisi lain?) Aku iso : Bukan mimpin kotamadya Karena hargaku jauh diatas rata-rata Bukan pula gubernur Karena itu tak buatku makmur Diatas Equestrian didepan boneka-boneka kuteriak : "Aku iso mimpin negeri !" (kalo rumah tangga saja retak, bagaimana dengan negara?) Jangan tanya aku iso opo? Dorrr.......!!! (yang ini paling mantap neh) orang Jawa koq ngga bisa bedain Biso Rumongso vs Rumongso Biso ck ck ck |
17th April 2014, 09:36 |
#10
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer