HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Minggu, 2024/04/18 16:32 WIB
Bikin Mual, Pria Ini Makan Nasi dengan Kuah Cappuccino
-
Minggu, 2024/04/18 16:29 WIB
Bahlil: Jangan Samakan Jokowi-Megawati dengan Pikiran Hasto PDIP
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
|
Thread Tools |
27th July 2021, 14:34 |
#1
|
Mania Member
|
[Infografik] Hindari Spyware Pegasus, Jokowi Diminta Tak Pakai WhatsApp
Spyware Pegasus kembali mendapat sorotan karena bisa menyadap ponsel pengguna lewat aplikasi pesan WhatsApp. Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo dan sejumlah pemimpin negara dikhawatirkan jadi sasaran.
Kasus spyware Pegasus baru-baru ini kembali heboh, membuat para pakar keamanan siber meminta Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo untuk tidak menggunakan aplikasi pesan WhatsApp, CNBC Indonesia melaporkan. Hal itu mengingat target malware saat ini mengincar sejumlah kepala negara dan pejabat pemerintah. Berdasarkan laporan Amnesty Internasional, ada sejumlah presiden, perdana menteri, hingga raja yang menjadi target dari malware buatan perusahaan NSO asal Israel tersebut. Salah satunya adalah Presiden Prancis Emmanuel Macron. Dikutip dari CNN Indonesia, pakar keamanan siber dari Lembaga Riset Siber CISSReC Pratama Persadha menyarankan agar pejabat negara tak menggunakan Whatsapp, sebab ancaman serupa juga bisa terjadi ke presiden maupun para pejabat di Tanah Air. “Presiden (Jokowi) dan para pejabat penting negara harus waspada, disarankan tidak lagi memakai Whatsapp karena menjadi pintu masuk Pegasus,” tutur Pratama dalam keterangannya kepada CNN Indonesia, Sabtu (24/7). Spyware Pegasus bisa melakukan segala hal di smartphone pengguna dengan mengendalikannya dari dashboard, bahkan bisa melakukan pengiriman pesan, panggilan, dan perekaman yang tidak dilakukan oleh pengguna sendiri. Pratama menyebut kasus peretasan lain oleh Pegasus lain yang paling ramai adalah peretasan ponsel iPhone milik pendiri Amazon Jeff Bezos, sesaat setelah berkomunikasi dengan pangeran mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman. Peretasan itu berakhir dengan terkuaknya foto-foto dan chat pribadi Bezos dengan selingkuhannya ke publik, seorang pembawa berita nasional di AS, serta Bezos bercerai dari istrinya. Tim forensik yang memeriksa ponsel Bezos menemukan bukti yang mengarah pada peretasan ponsel oleh Pegasus. Hal itu bisa terjadi lantaran Pegasus bisa memata-matai semua aplikasi yang ada di dalam ponsel, tidak hanya aplikasi Whatsapp saja. Lebih lanjut, CNN Indonesia mencatat, Pegasus dapat mengumpulkan semua data ponsel jika malware berhasil ditanamkan, sehingga data dari ponsel bisa disedot dan dikirim ke server pengirim malware. Bahkan yang lebih mengerikan lagi, Pegasus bisa menyalakan kamera atau mikrofon pada ponsel untuk melakukan rekaman secara rahasia. Menurut penjelasan Pratama, beberapa upaya yang bisa dilakukan saat ini adalah melakukan forensik pada perangkat gawai yang dibawa. Selanjutnya, ada protokol keamanan untuk merahasiakan nomor yang dipakai komunikasi antar petinggi negara agar tidak bocor ke siapapun karena nomor ini menjadi pintu masuk dari Pegasus lewat Whatsapp. “Ponsel apapun termasuk iPhone masih bisa ditembus oleh Pegasus. Langkah preventif yang paling bisa dilakukan adalah menggunakan software enkripsi, sehingga data yang ditransmisikan atau dicuri oleh Pegasus tidak serta merta langsung bisa dibuka atau diolah,” ujar Pratama. Pratama menilai, hal itu seharusnya bisa menjadi pengingat bagi Indonesia terkait pentingnya mengembangkan perangkat keras sendiri. “Bagi Indonesia ini seharusnya menjadi pengingat pentingnya kita mengembangkan perangkat keras sendiri serta aplikasi chat serta email yang aman digunakan oleh negara, sehingga mengurangi risiko eksploitasi keamanan oleh pihak asing.” Sebelumnya saat spyware Pegasus ramai dibicarakan akhir tahun lalu, WhatsApp sempat mengumumkan bahwa layanan pesan instan itu sudah kebal Pegasus. WhatsApp APAC Communications Director Sravanthi Dev dalam diskusi virtual pada 27 Agustus 2020 menegaskan pihaknya telah enutup celah keamanan pada aplikasi itu yang menjadi jalan masuk Pegasus. Lebih lanjut, Whatsapp mengklaim bahwa pesan pengguna tetap aman dari intipan pihak ketiga, termasuk Whatsapp sendiri, karena terlindung oleh enkripsi end-to-end. Saat laporan dari Amnesty Internasional terkait Pegasus kembali muncul, CEO Whatsapp Will Cathcart berkilah malware itu bukan hanya memanfaatkan celah keamanan Whatsapp, tetapi juga kerentanan sistem operasi ponsel, menurut catatan CNN Indonesia. Perusahaan siber Israel NSO Group menghadapi kritik internasional setelah awak media memperoleh daftar dugaan target potensial spyware Pegasus, termasuk para aktivis, politisi, dan jurnalis, BBC melaporkan. Sejumlah investigasi telah dimulai ketika muncul daftar 50 ribu nomor telepon berisi sejumlah kecil telepon yang telah diretas. Perusahaan Israel itu mengatakan perangkat lunaknya dimaksudkan untuk digunakan melawan penjahat dan teroris serta hanya tersedia untuk militer, penegak hukum, dan badan intelijen dari negara-negara dengan catatan hak asasi manusia yang baik. Namun, dilansir dari BBC, konsorsium organisasi berita yang dipimpin oleh kanan media Prancis Forbidden Stories telah menerbitkan puluhan liputan berdasarkan daftar tersebut, termasuk tuduhan nomor telepon Presiden Prancis Emmanuel Macron ada di dalamnya dan mungkin telah menjadi sasaran peretasan. Sumber: https://www.matamatapolitik.com/hind...al-infografik/ |
27th July 2021, 16:21 |
#2
|
Groupie Member
|
Bukan masalah whatsapp tapi masalah ponsel.
Pakarnya kurang pakar. Kalaupun tidak pakai whatsapp, tetap bisa tertular Pegasus. Pegasus tidak butuh whatsapp untuk bisa infeksi ponsel. Pemakai iPhone itu terima SMS atau iMessage sudah bisa terjangkit Pegasus. Setelah terjangkit semua isi ponsel dikuasai si hacker. Si hacker bisa install apa saja, curi data apa saja termasuk menyadap apapun yang jalan di ponsel itu termasuk whatsapp. Tidak pakai whatsapp tapi pakai software messaging lain? Tetap bisa disadap karena yang dihack itu ponselnya bukan whatsapp. Solusi yang lebih tepat adalah jangan pakai iPhone. Ponsel android tetap bisa kena pegasus tapi tidak semudah iPhone. |
King of Losers Last edited by kumalraj; 27th July 2021 at 19:39.. |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer