HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Jumat, 2024/03/19 11:31 WIB
Kabar Duka, Vokalis Band Sore Ade Paloh Meninggal Dunia
-
Jumat, 2024/03/19 14:07 WIB
Celine Diduga Mualaf usai Viral Foto Salat Subuh, Ucapan Lawas Gus Miftah Disorot
-
Jumat, 2024/03/19 13:24 WIB
Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid Sudah Bicara Tema Pernikahan
-
Jumat, 2024/03/19 11:51 WIB
Kiky Saputri Syuting Kembali Usai Umumkan Keguguran: Hiburan Saya Kerja
-
Jumat, 2024/03/19 11:43 WIB
Teuku Ryzki eks CJR Ngaku Pacar Ikut Puasa Meski Beda Keyakinan
-
Jumat, 2024/03/19 14:53 WIB
Ultah ke-55 Anang Hermansyah Mau Punya Anak Lagi, Ashanty: Buat Apa?
|
Thread Tools |
30th September 2015, 09:08 |
#1
|
Banned
|
Ini Penyelamat dari Krisis (Belajar dari Jerman)
Sains Sebagai Lokomotif Industri
Tahun 2012, Eropa dilanda krisis hebat yang asal muasalnya bisa dilacak sejak periode tahun 2002-2008 yang disebabkan oleh pelonggaran utang dan juga dampak dari globalisasi. Utang beberapa negara di zona Euro menumpuk. Yang paling parah adalah Yunani. Pada 30 Juni yang lalu, Negeri Para Dewa ini, bahkan dinyatakan bangkrut setelah gagal membayar utang (default) kepada Dana Moneter Internasional (IMF). Beberapa negara lain di Eropa yang juga menderita cukup parah akibat krisis adalah Belgia, Portugal, Irlandia, Siprus dan Spanyol. Jerman merupakan negara paling kuat ketika krisis di Eurozone mengamuk. Jerman adalah negara dengan ekonomi paling besar di Eropa. Ketika Yunani dan para tetangganya sedang berjibaku untuk keluar dari krisis, Jerman tetap tumbuh menjadi cahaya kemakmuran di Uni Eropa. Sebagian besar indikator ekonomi menunjukkan, Jerman bertumbuh untuk menyongsong masa depan ekonomi yang lebih kuat. Jerman mampu survive dan bahkan menjadi penolong bagi negara-negara Uni Eropa, karena ekonomi Jerman ditopang oleh pertumbuhan ekspor. Jerman mencatat surplus neraca berjalan dengan capaian rekor 215,3 Miliar Euro pada tahun 2014 atau setara 7,4 persen dari PDB. Sebagai perbandingan, pada saat yang bersamaan, Inggris yang merupakan salah satu negara penting di Eropa malah defisit 98 Miliar Euro. Transaksi berjalan ini merupakan indikator penting yang mengukur stabilitas ekonomi yang direngkuh. Soal ekspor Jerman yang bersinar ini, didorong oleh sektor manufaktur yang mampu menyerap tenaga kerja. Pada Maret ini, pengangguran di Jerman bahkan mencatat sejarah berada pada titik terendah sejak reunifikasi, yakni turun menjadi 6,4 persen. Pertumbuhan sektor manufaktur berkontribusi besar menurunkan angka pengangguran di Jerman. Pertanyaannya, mengapa sektor manufaktur Jerman relatif stabil dan bahkan mampu membuat neraca perdagangan Jerman bersinar? Jawabannya, ternyata karena Jerman telah melakukan investasi jangka panjang di sektor ilmu pengetahuan. Seperti diketahui, bahwa negara maju selalu identik dengan ilmu pengetahuan. Di negara-negara maju, sains menjadi lokomotif yang menarik berbagai elemen untuk secara bersama-sama memajukan negara tersebut. Di Jerman, ilmu pengetahuan menjadi pilar ekonomi yang mampu menghasilkan merek-merek raksasa seperti BMW, Bayer, Siemens, Porsch/Volswagen, Bosch , SAP dan DaimlerChrysler. Perkembangan ilmu pengetahuan yang bisa ditelusuri dari kampus-kampus yang berusia cukup tua di Jerman, menghasilkan mekanik-mekanik andal berkelas dunia. Mereka menciptakan, menjual dan mengekspor teknologi berbasis ilmu pengetahuan yang selalu dibutuhkan. Ini berkebalikan dengan Indonesia, yang hanya mengandalkan ekspor bahan mentah atau barang setengah jadi yang rendah nilai tambah. Maka ketika kondisi ekonomi dunia labil, kebutuhan akan barang mentah atau barang setengah jadi ditahan. Sementara kebutuhan manusia akan barang berteknologi tinggi, sulit untuk dihentikan. Inilah yang menyebabkan menyebabkan nasib negara maju di sektor ilmu pengetahuan dan negara yang masih tertinggal di sektor ilmu pengetahuan berbeda ketika krisis melanda dunia. Semoga Indonesia yang kini sedang dihampiri krisis, mau belajar dari Jerman. Sumber : Forbes : http://www.forbes.com/lists/2005/183/Rank_1.html Investopedia : http://www.investopedia.com/articles...an-economy.asp The New York Times : http://www.nytimes.com/2012/02/17/bu...many.html?_r=0 |
30th September 2015, 09:15 |
#3
|
Banned
|
|
30th September 2015, 10:18 |
#4
|
Banned
|
|
30th September 2015, 14:07 |
#5
|
|
Banned
|
Quote:
|
|
30th September 2015, 14:24 |
#10
|
Registered Member
|
|
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer