HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/23 12:57 WIB
Pacari Putri Nikita Mirzani, Vadel Badjideh Akui Banyak Hujatan
-
Sabtu, 2024/04/23 13:07 WIB
Kabar Calonkan Diri Jadi Bupati Bantul Soimah Beri Klarifikasi
-
Jumat, 2024/04/22 15:00 WIB
Unggahan Natasha Rizki di Hari Anniversary Pernikahan dengan Desta Jadi Sorotan
-
Sabtu, 2024/04/23 13:02 WIB
Reaksi Nassar Diminta Jadian dengan Irish Bella Saat Hadir di Acara Ultah
-
Sabtu, 2024/04/23 14:26 WIB
Rumah Via Vallen Digeruduk Massa Aliansi Arek Sidoarjo
-
Sabtu, 2024/04/23 14:49 WIB
PAN Siapkan Eko Patrio-Zita Anjani Pilkada Jakarta, Desy Ratnasari di Jabar
|
Thread Tools |
13th December 2017, 08:21 |
#11
|
Moderators
|
Aaaaaaa... Sukaaaa, mbak.. Twisted ending banget... Sedari awal, semua yang baca aku rasa akan tergiring opininya bahwa ini tentang poligami dan ternyata tentang ibu-anak-mantu..
Tapi kalau dipikir-pikir, rapi banget mbak menyusupi detailnya.. Sprti soal dering lagu smartphone yang si perempuan pertama ini bahkan gak tau lagu apa itu yang diputar.. Salah satu clue bahwa mereka beda generasi ya, mbak... Oh ya, mbak ada aplikasi Ijak gak? Disitu bisa pinjam buku kumpulan cerpen / novel dengan gratis. Mudah banget juga cara daftarnya, mbak.. Cuma perlu install apps nya dan email address.. Kumpulan cerpen yang aku rekomen: A to Z. Kalo gak salah judulnya itu.. Itu sebuah proyek garapan banyak penulis.. Jadi stp penulis ngambil kertas undi yang berisi abjad A sampe Z dan masing-masing harus menulis cerpen sesuai abjad yang didapat... |
In life, sometimes you win - sometimes you learn |
13th December 2017, 16:20 |
#12
|
Addict Member
|
Menjual Kenangan
sekali-kali belajar nulis cerpen ala-ala Kompas. Sedikit kasar dan sarkas. Benernya bukan kebiasaanku nulis beginian, tapi coba-coba.
Menjual Kenangan Mereka bilang aku sinting, Kawan, ketika kubilang aku ingin menjual kenanganku sampai habis tak bersisa. Apa yang salah dengan ide menjual kenangan? Aku justru merasa ide itu brilian.Tetapi aku tak menjual kenanganku sebagian saja. Namun utuh, keseluruhan kenanganku, dimulai sejak otakku mampu merekam setiap jejak peristiwa dalam folder kenangan. Kutawarkan kenangan ini padamu, Kawan, para penulis cerpen, buku dan novel. Penulis skenario sinetron dan film apalagi. Semua hal yang bisa menjadi sumber inspirasi penulis, bisa kau dapatkan dari kenanganku. Tak percaya? Baca sinopsis kenanganku ini ya, Kawan, dan kembangkanlah sesukamu. Kau butuh cerita yang bisa kau jadikan sinetron penuh airmata, dan beratus-ratus pula jumlah episodenya? Itu bisa kau dapatkan dari kenangan masa kecilku. Ibuku saat mengandungku, sudah entah keberapa kali dia mencoba mengenyahkan aku dari rahimnya. Namun hasrat hidupku jauh ternyata melebihi keinginannya. Alasannya sungguh sepele, Kawan. Katanya, dia terpaksa menikah dengan Bapakku, dan tak ingin terpenjara dalan status pernikahan gara-gara kehadiranku. Lalu dimana letak istimewanya kenangan akan kelahiranku dan masa kecilku? Inilah ironinya, Kawan. Katanya tak cinta dan terpenjara, tetapi pernikahan Ibuku tak hanya menghasilkan aku, juga 9 adik-adikku. Bayangkan, Kawan. 10 anak dan 2 orangtua uplek-uoplek dalam satu rumah. Dan kurasa, bapakku ini cinta mati pada ibuku. Sampai akhir hayatnya. Dan kurasa pula cinta ibuku pada bapakku ini baru tumbuh menjelang aku remaja. Akibatnya, ibuku ini cemburu padaku. Mengangap aku duri bagi pernikahannya, karena orang-orang bilang aku kesayangan Bapakku. Lalu, kau akan dapati kisah perseteruan ibu dan putri kandungnya di bagian kenangan remajaku. Bagaimana hari-hariku diisi oleh caci maki dan hinaannya. Keluar dari mulut yang katanya surga berada di bawah telapak kakinya. Caci maki dan hinaanya berhenti saat masa jaya-jayaku tiba. Aku pemilik usaha beromset ratusan juta rupiah perbulannya. Itu sebelum aku menikah. Tentu saja semua itu kuperoleh dengan perjuangan dan usaha. Sebelum memiliki usaha, ibuku selalu mengusir-usir aku dari rumah. Menganggap aku bakal menjadi gadis tak laku yang membebani hidupnya. Namun nyatanya, saat lembaran-kembaran warna merah selalu terselip dalam dompetnya, senyumnya selalu sumringah. Dan ibuku tiba-tiba berubah menjadi ibu yang paling pengertian sedunia. Hilang sudah kata-kata kasarnya. Apalagi setelah semua hutangnya kutebus semua. Surat rumah yang sudah tergadai di rentenir, kembali ke tangannya. Namun perjanjian yang kutawarkan dengan mencukupkan hidupnya, menebus hutangnya, asal dia berhenti dari kegilaannya berjudi, ternyata semu belaka. Di belakangku dia tetap berpesta pora dengan kartu dan canda mesum kelompoknya. Bahkan dengan sombongnya dia menunjukkan segepok uang pada mereka. Uang yang dirampoknya diam-diam dari aku. Anak yang pernah diusir-usirnya dulu! Alasan inilah yang membuat aku mencari pelarian bagi hatiku yang gersang. Sampai kutemukan laki-laki pemegang tasbih. Yang menawanku dengan kata-kata santun penuh hikmah. Yang menawarkan jalan menuju surga. Kenanganku tentang percintaanku ini memang tidak seperti kisah Cinderella. Bahkan menyakitkan. Karena laki-laki Si Pemegang Tasbih ini sejak awal harusnya kuhindari. Tidak sekufu, kata ibunya. Mokondo, kata ibuku. Tapi aku dan laki-laki pemeganng tasbih memilih cinta. Dan menikahlah kami berdua. Pernikahan ini membuat aku seperti keluar dari mulut singa jatuh ke mulut buaya. Kau akan bisa tahu dari kenanganku tentang ibu laki-laki pemegang tasbih. Pahamnya tentang agama mumpuni. Lalu, pernikahan sakinah yang kudamba, seperti neraka jadinya. Perempuan yang katanya pengganti ibuku ternyata bermulut api. Dan aku terpenjara dogma, hanya bias menyimpan airmata di dalam dada. Namun aku tak mungkin kembali berbalik arah. Egoku terlalu tinggi untuk mengaku kalah dan salah dengan pilihanku. Apalagi Bapak telah mencoret aku dari daftar anak yang diakuinya. Aku tertantang untuk membuktikan, bahwa aku bisa berjalan dengan kepala tegak melalui ini semua. Sebuah pilihan yang harus kutanggung konsekwensinya. Oh ya, kisah ketidakcocokan antara mertua dan menantu sudah sering terdengar bukan, Kawan? Begitu pula denganku. Sampai aku bunting besar pun lidahnya tak henti memaksa Laki-laki Pemegang Tasbihku untuk menceraikanku. Bahkan saat aku tergolek pucat di rumah sakit bersalin akibat pendarahan selepas melahirkan putri pertamaku, dia masih saja berusaha menjauhkanku dari ayah cucunya. Padahal, biaya rumah sakit sesenpun tidak keluar dari kantong anaknya, apalagi darinya. Aku dipandangnya seperti seonggok daging tak berharga. Cukup sampai di situ? Oh tidak, Kawan. Kalau cuma di situ kisah hidupku, tak akan berani aku menjualnya. Karena nilainya cuma biasa-biasa saja. Pernikahanku menghasilkan seorang anak istimewa. Namun aku sangat menyayanginya, walau dia terbatas dalam berbagai hal. Seperti biasa lidah-lidah api mertuaku menyemburkan panasnya. Mengatakan anakku hasil karma karena menentang orangtua. Kalau tidak karena dogma, sudah kubantah kata-katanya : "Bukankah kau juga dulu menikah tanpa restu mertuamu? Tidakkah cucumu ini juga karma bagimu kalau begitu?" Entahlah, sejak menikah, aku seperti kehilangan nyali untuk membela diri. Dan kediaman suamiku tanpa pembelaannya atas sikap ibunya padaku, membuat jiwaku makin berantakan, Kawan! Aku marah, tak terima. Tapi dogma yang kuterima, mengajarkanku untuk menahan diri. Sayangnya, hatiku tidak. Kumenyimpannya laksana bara. Dan aku terbakar sendiri pula karenanya. Bagaimana dengan ibuku? Ketika aku menikah, seluruh harta kutinggalkan sejenak di kampung halaman. Dalam pengawasan ibuku. Khan ada pepatah, Harimau tidak akan memangsa anaknya. Tapi ibuku bukan harimau. Ibuku, adalah racun sianida, yang membunuhku tidak dalam waktu seketika. Perlahan-lahan efeknya, tapi tetap mati ujungnya. Hartaku tak bersisa dibuatnya. Malah aku harus pulang kampung sejenak mengurus hutang-hutang yang dibuatnya atas namaku. Mulai dari rumah, mobil, motor, berlian dan perhiasan emas, serta tabunganku habis di meja judi kegemarannya. Ibuku, yang katanya surga berada di bawah telapak kakinya, hanyalah pembuat luka jiwa, Kawan. Ah, bohong semua pepatah lama, Kawan, bila setelah badai akan ada matahari bersinar cerah. Bagiku, hidupku berisi badai. Memporakporandakan jiwaku yang dulunya merdeka. Rasanya aku ingin meneriakkan semua kemarahanku ini, Kawan. Tapi tahulah Kau, dosa katanya bila menyebarkan aib ke mana-mana. Durhaka Kau katanya bila tak memuja-muja ibu dan ibu mertuamu. Bukankah surga ada di kaki ibu dan di ketaatanmu pada suamimu? Hidupku kini terbelah, Kawan. Antara kemarahan yang semakin ingin menyembur keluar, dan ketakutanku akan dogma yang tertanam kuat di dada. Bila kini ramai-ramai orang mengumandangkan #menolaklupa, aku justru ingin melakukan hal sebaliknya. Sakit benar kurasa segala kenangan itu bila meraja ke benakku. Itulah alasanku ingin menjual kenanganku. Belilah sampai tak bersisa. Terserahlah, ingin kau jadikan apa kenangan itu, Kawan. "Apa bagusnya kenanganku bila isinya melulu hanyalah luka dan sakit hati?" Tentulah akan ada pertanyaan itu keluar dari bibirmu. Oh, tentu saja tidak semua isi kisah kenanganku hanya berisi kisah kepedihan dan sakit hati. Ada juga senang-senangnya. Dikitlah. Karena sedikit isinya, kujadikan kenangan senang itu sebagai bonus. Sekali lagi, kalau engkau membeli kenanganku utuh, tidak setengah-tengah ya, Kawan. Oh ya, kalau kau berminat dengan kenanganku, dimana bisa menghubungiku? Tak susahlah Kawan. Hubungi saja media ini, yang memuat advetorialku ini. end. |
Be patient. For what was written for you, was written by the Greatest of Writers |
13th December 2017, 16:32 |
#13
|
|
Addict Member
|
Quote:
Walau threadnya masih sepi, tetep semangat deh. Apalagi momodnya rajin komentar, heheheh |
|
Be patient. For what was written for you, was written by the Greatest of Writers |
16th December 2017, 14:07 |
#15
|
Moderators
|
Aku baru baca mbak cerita "Menjual Kenangan".
Luar biasa bagus... Ini genuine compliment, mbak.. bukan lip service semata. Gaya menulis satir biasanya diadopsi oleh penulis laki-laki seperti Eka Kurniawan di Cantik Itu Luka.. Sekali lagi, two thumbs up mbak.. briliant piece of writing.. Sewaktu aku baca tulisan salah satu postingan mbak di diary, aku suka cara mbak nulisnya.. sedikit deskriptif, sedikit misterius.. Ada film (yg aku sndiri belum pernah nntn) ttg teknologi yg canggih sehingga ada sebuah klinik yg bisa menghapus kenangan.. Smtimes the ability to forget things easily could be such a blessing ya mbak ketika kita ingin melupakan sesuatu yg menyakitkan.. but you know what mbak.. satu kutipan dari criminal minds bilang, |
18th December 2017, 12:30 |
#17
|
|
Addict Member
|
Quote:
|
|
Be patient. For what was written for you, was written by the Greatest of Writers |
18th December 2017, 13:45 |
#19
|
Addict Member
|
Luka Yang Membuatmu Tumbuh, Sebuah Kontemplasi
Cerita pendeknya masih on proses. jadinya berbagi tulisan hasil kontemplasi ya. Tentang luka, yang semua orang pasti peernah mengalaminya. Ini cara saya memaknai luka dalam kehidupan.
Spoiler
|
Be patient. For what was written for you, was written by the Greatest of Writers |
19th December 2017, 13:15 |
#20
|
Addict Member
|
|
Be patient. For what was written for you, was written by the Greatest of Writers |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer