HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Jumat, 2024/03/19 11:31 WIB
Kabar Duka, Vokalis Band Sore Ade Paloh Meninggal Dunia
-
Jumat, 2024/03/19 11:51 WIB
Kiky Saputri Syuting Kembali Usai Umumkan Keguguran: Hiburan Saya Kerja
-
Jumat, 2024/03/19 11:43 WIB
Teuku Ryzki eks CJR Ngaku Pacar Ikut Puasa Meski Beda Keyakinan
-
Jumat, 2024/03/19 13:24 WIB
Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid Sudah Bicara Tema Pernikahan
-
Jumat, 2024/03/19 13:40 WIB
Said Abdullah PDIP Jadi Caleg Suara Terbanyak, Tembus 500 Ribu
-
Kamis, 2024/03/18 11:39 WIB
Gahar! Fuji Beli BMW M4, Ini Kata Sang Ayah
|
Thread Tools |
15th April 2018, 08:18 |
#101
|
Addict Member
|
# 19
Enam bulan berikutnya; Aku tidak tahu mengapa perasaanku mendadak menjadi sentimental dan emosional. Aku selalu mengira ini adalah apa yang aku inginkan, tapi mengapa kini aku merasa kacau? Aku merasa seperti melepas sesuatu yang sudah menjadi bagian dari identitasku selama satu dasawarsa terakhir. Dengan sedikit gemetar dan gugup aku membubuhkan tanda tanganku diatas selembar kertas yang disorongkan oleh suamiku. Maaf, mantan suamiku, lebih tepatnya. Aku sepertinya masih kagok dengan status baru ku yakni seorang janda cerai hidup beranak dua. Dua hari setelah Abbey dinyatakan sehat dan boleh pulang dari rumah sakit, aku memboyong Theo dan Abbey kembali ke London. Jangan tanya lagi semurka apa Geoff saat aku menghubunginya pertama kali via telepon pasca membawa kabur anak-anak. Hal pertama yang ditanyakan oleh Geoff adalah keadaan Abbey dan Theo. Barulah kemudian ia memaki ku karena telah merampok isi brankasnya dan mencuri passport serta dokumen-dokumen penting miliknya. Kata cacian F-word, S-word dan B-word bergantian lolos dari mulutnya dan ditujukan padaku. Kalau tidak ingat dengan niatku untuk menyelesaikan masalah ini baik-baik demi Theo dan Abbey maka sudah ku maki balik lelaki sialan di ujung telepon sana dengan kalimat yang tak kalah kasarnya. Aku berjanji pada Geoff akan mengembalikan isi brankasnya sekembalinya aku ke London. Aku melakukan pembelaan diri dan serangan balik dengan menyinggung perselingkuhannya. Serta merta Geoff terdiam untuk beberapa saat. Aku merasa diatas angin dan terus berbalik mencecarnya dengan menelanjangi kebohongannya selama ini. Perdebatan sengit dan alot selama kurang lebih dua jam yang menguras emosi dan air mata akhirnya ditutup dengan kata mufakat dari kedua belah pihak, yakni cerai. Dan disinilah aku sekarang. Di sebuah ruangan mungil pengap tak berventilasi dengan dinding berwarna krem pucat yang sudah mulai kusam ngelotok sehingga menambah kesan suram. Sesuram dan semuram suasana hatiku saat ini. Aku memperhatikan dengan seksama saat lelaki yang menjadi teman hidupku selama sepuluh tahun terakhir membubuhkan tanda tangannya pada selembar kertas tersebut di hadapanku dan solicitor. Ia masih gagah. Ia masih terlihat sungguh gagah meski beberapa helai rambut putih mulai terlihat membingkai wajahnya. Kebalikan dari diriku yang gugup, ia tampak tenang dan mantap seolah-olah kandasnya sepuluh tahun mengarungi biduk rumah tangga denganku tak ada arti apapun baginya. Diam-diam aku menanti kalimat yang akan diucapkan oleh solicitor di hadapanku yang telah cukup lama mengenal diriku dan Geoff. Selama ini Geoff selalu menggunakan jasanya untuk segala keperluan surat-menyurat yang berkaitan dengan ranah hukum. Apakah ia akan dengan wajah sumringah bergantian menjabat tanganku dan Geoff sembari mengatakan, "Congratulation, you are now oficially divorce. Thank you for trusting me as your legal practitioner in this occasion" atau akankah ia memasang wajah prihatin terbaik miliknya sembari bergantian menepuk pundakku dan Geoff seraya mengucapkan kalimat turut bersimpati. Di luar dugaanku, lelaki tambun yang sudah menyelesaikan pendidikan hukumnya berpuluh-puluh tahun lalu hanya bangkit dari tempat duduknya untuk bergantian menjabat tanganku dan Geoff serta mengantarkan kami berdua sampai ujung pintu ruangan praktiknya tanpa menyinggung sedikitpun tentang peristiwa barusan. Peristiwa bersejarah yang mengubah status dan hak-hak ku secara hukum di mata negara dari seorang istri menjadi seorang bekas istri, maksudku. Mungkin hanya aku saja yang terlalu membesar-besarkan peristiwa ini. Hanya aku saja yang memandang perceraian ini sebagai sesuatu yang signifikan dan bombastis; sementara bagi dunia, aku hanya bagian dari statistik. *** Sepuluh tahun kemudian, Usiaku kini 47 tahun, usia Geoff 52 tahun, Theo hari ini genap berumur 21 tahun dan Abbey telah menjelma menjadi gadis remaja yang manis dan supel. Hidup telah membawaku berputar-putar dengan pasang surutnya. Hidup menjanda tidaklah mudah. Tahun-tahun pertama aku harus berjuang keras untuk menjadi mandiri secara finansial dan emosional. Aku kembali bersekolah dan mengambil Social Work sebagai major study ku. Geoff dan aku berhasil mencapai kata sepakat tentang hak asuh anak. Dalam seminggu, empat hari (Senin, Selasa, Rabu dan Minggu) anak-anak bersamaku dan tiga hari (Kamis, Jumat dan Sabtu) anak-anak berada di bawah pengasuhan Geoff. Meski awalnya sulit untuk Theo dan Abbey menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya tidak lagi bersama namun pada akhirnya mereka tidak mempunyai pilihan lain selain menerima keadaan dan tetap melanjutkan hidup baik-baik. "Mum, come on.. take a picture with us," suara berat milik Theo membuyarkan lamunanku. Theo menyerahkan ponsel berkamera miliknya seraya meminta tolong diambil gambarnya pada perempuan berambut pirang yang dipanggilnya dengan nama "Beth", kependekan dari Elizabeth. Perempuan itu adalah perempuan yang kulihat sebelas tahun lalu berciuman mesra dengan Geoff di halaman rumahnya. Dua tahun setelah resmi bercerai denganku, Geoff menikahi perempuan sundal itu. Abaikan kekasaran pemilihan kata ku barusan. Aku tidak sedang serius memaki. At the end, it takes two to tango. Aku mengambil posisi di depan kue ulang tahun dan diapit oleh Theo di sisi kanan, Abbey di sisi kiri. Sementara itu Geoff berdiri di sebelah Theo. Kami berempat memberikan senyum terbaik seraya Beth memberikan aba-aba dan komando untuk tersenyum. Aku gantian menawarkan mengambil foto mereka berempat (Theo-Geoff-Abbey dan Beth) di depan kue ulang tahun. Dengan sigap Beth segera menggantikan posisiku sebelumnya dan tersenyum sumringah ke arah kamera. Aku tidak betulan membenci Beth. Ataupun Geoff. Kisahku dan Geoff memang sudah berakhir, namun sebagai bekas istrinya, aku tetap mengharapkan kebahagiaan dan segala yang terbaik, apapun itu, untuk Geoff. Bagaimanapun juga, ia akan selalu menjadi ayah dari anak-anakku. Darah lebih kental daripada air, bukan? "Cheers," Theo mengangkat gelas wine nya tinggi-tinggi. "Yeah... Cheers..," timpal Abbey ikut-ikutan mengangkat gelasnya tinggi-tinggi padahal isinya hanya soft drink. Aku tersenyum melihat polah keduanya. "All the best for Theo," Geoff mengangkat gelasnya dan menyorongkannya hingga beradu dengan gelas kaca milik Theo. "And for mum too. All the best for her upcoming trip. May she become such a blessing wherever she is," ucap Theo sesaat sebelum menyesap wine miliknya. Ah ya, aku belum cerita ya? Minggu depan aku akan bertolak ke benua lain dalam rangka mengemban misi kemanusiaan. Pasca bercerai, aku belum menikah lagi. Beberapa kali berkencan namun belum ada yang sreg untuk lanjut ke jenjang pernikahan. Pernah terlintas di benakku untuk menghubungi si Jangkung saat aku sedang mengunjungi mama di Jakarta, akan tetapi pada akhirnya aku berhasil menahan diri. Just because I don't have a happy relationship, it doesn't mean I can destroy others. Untuk apa bertemu dengan kedok persahabatan, toh pada akhirnya aku bisa menipu semua orang tapi tidak akan pernah bisa menipu diriku sendiri. Aku masih mencintainya. "Maybe a happy ending doesn't include a guy, maybe... it's you, on your own, picking up the pieces and starting over, freeing yourself up for something better in the future. Maybe the happy ending is.. just... moving on. Or maybe the happy ending is this, knowing after all the unreturned phone calls, broken-hearts, through the blunders and misread signals, through all the pain and embarrassment; you never gave up hope." --[from the movie, He's Just Not That Into You] *** TAMAT |
Last edited by la-douleur-exquise; 17th May 2018 at 15:43.. |
16th May 2018, 15:01 |
#102
|
Addict Member
|
This was all you, none of it me You put your hands all over my body and told me, umm You told me you were ready For the big one, for the big jump I'd be your last love everlasting you and me That was what you told me I'm giving you up I've forgiven it all You set me free, oh Send my love to your new lover Treat her better We've gotta let go of all of our ghosts We both know we ain't kids no more Send my love to your new lover Treat her better We've gotta let go of all of our ghosts We both know we ain't kids no more |
24th July 2019, 15:09 |
#106
|
Addict Member
|
Prolog Masih dalam balutan gaun pengantin off-shoulder berwarna gading, sang mempelai perempuan berdiri termangu di balkon kamar. Perlahan ia menyesap sparkling wine yang merupakan complimentary pihak hotel sambil melemparkan pandangannya ke arah jalan. Riasan di wajahnya, terutama area mata, sudah luntur sedari tadi karena ia kebanyakan menangis. Ia menyeka lagi sudut matanya dengan punggung tangan dan kembali terisak untuk yang kesekian kalinya. Di dalam ruangan kamar hotel yang sama, sang mempelai lelaki hanya mampu terdiam dan duduk di sudut ranjang. Raut wajahnya yang muram menggambarkan kesusahan hatinya. Pesta pernikahan mereka baru saja usai. Sang mempelai perempuan tahu malam ini ia tidak akan kehilangan miliknya yang paling berharga. Mahkota kesuciannya akan tetap terjaga. Ia bahkan tahu benar bukan hanya untuk malam ini, melainkan juga malam-malam berikutnya. Dari cinta dan kagum bukan kepalang kini perasaan di hatinya berubah menjadi benci dan jijik. Tuhan maha membolak-balik hati? *** |
Last edited by la-douleur-exquise; 26th July 2019 at 12:14.. |
26th July 2019, 14:07 |
#108
|
|
Mania Member
|
Quote:
pasti lakinye ternyata udah dikebiri kayak regular palace attendant di zaman dinasti Han crita yang kejam sekali |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer