HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Senin, 2024/04/24 11:14 WIB
Polisi Sebut Chandrika Chika 1 Tahun Gunakan Narkoba
-
Senin, 2024/04/24 14:23 WIB
Parto Patrio Dilarikan ke RS Pakai Ambulans, Sakit Apa?
-
Senin, 2024/04/24 11:09 WIB
6 Fakta Penangkapan Chandrika Chika Pakai Narkoba Bareng 5 Orang Teman
-
Senin, 2024/04/24 11:29 WIB
KPU Tetapkan Prabowo Jadi Presiden dan Gibran Wakil Presiden Baru RI
-
Jumat, 2024/04/22 15:00 WIB
Unggahan Natasha Rizki di Hari Anniversary Pernikahan dengan Desta Jadi Sorotan
-
Senin, 2024/04/24 11:43 WIB
Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu, Meninggal Dunia Dalam Usia 96 Tahun
|
Thread Tools |
3rd December 2007, 14:35 |
#21
|
|
Addict Member
|
Quote:
Diatas Rp. 1.000,- brur (dengan kondisi seperti ini, kalo mau lebih handal, jelas lebih tinggi lagi). Mau tau harga jual rata2 TDL yang ditetapkan pemerintah per KWh? Rp. 600,- brur. Puas? |
|
3rd December 2007, 16:25 |
#22
|
|
Mania Member
|
Quote:
Subsidi kok terosss.....,masyarakat kita setakat ini kayaknya masih belum bisa terlepas dari buaian subsidi, coz angka kemiskinan makin bertambah naik terus. Sudah lah rugi dari produksi, masih di complain sana- sini, kok sanggup yah PLN mempertahankan kondisi ini. Bukankah PLN adalah sebuah perusahaan yg notabene nya berorientasi bisnis, bisnis yg berlandaskan untung rugi, lha kalo merugi terus, bagaimana kelangsungan hidup PLN selanjutnya...? |
|
Wani nglurug tanpa bala, bisa menang tanpa ngasorake
|
4th December 2007, 11:34 |
#24
|
|
Addict Member
|
BUMN; Telkom, Pertamina, PLN
Quote:
Tapi karena Listrik (PLN) lebih menguasai hajat hidup orang banyak, pemerintah lebih memilih untuk tidak menaikkan tarifnya (setidaknya sampai 2009), karena efek sosialnya akan lebih parah daripada naiknya BBM lalu. So, PLN tetap 'dihidupkan' dengan jaminan subsidi dari pemerintah. Note: Telkom: sebelum dilepas ke pasar, harga 'pulsa' lebih tinggi dari harga pasar seperti di Amrik yang untuk fixed-line kita hanya bayar abonemen saja< +/- 50 ribu per bulan, lokal gratis. setelah di buka ke pasar: swasta berlomba-lomba masuk. Pertamina: mulai dibuka ke pasar dengan harga non-subsidinya; Shell & Petronas. PLN/Listrik: meski dibuka, swasta nggak ada yang mau dengan TDL saat ini. |
|
4th December 2007, 11:48 |
#25
|
Addict Member
|
hitungan harga listriknya ... akan bisa ditekan ....
angka2 yang dipake adalah anggka rill .... bukan angka2 markup .... korupsinya di hilangkan ..... yang pasti pemerintah mesti membuka kesempatan untuk pihak swasta memasuki bisnis kelistrikan ... mungkin untuk diluar jawa .... sekdar ilustrasi ..... dibalikpapan ada bapak tua (dulu pernah kuliah di luar) yang bisa membangun pembangkit listrik tenaga angin ...... dan tenaga air .... nah teman2 aku ada yang tertarik mendatangin dia ...dan informasinya dia dapat pesanan dari orang2 PLN yang memesan alat dia ... dan anda tahu ..... seperti biasa angkanya di mark up ..... itu yang anda2 sebut harga listrik indonesia kemurahan .... |
4th December 2007, 11:52 |
#26
|
Addict Member
|
nih mungkin bisa dibaca2 ...
http://mimodjo.********.com/2006/02/...aikan-tdl.html aku kutipkan sedikit .... --------------- Dari perbandingan tarif antar negara, TDL Indonesia masih tergolong salah satu yang tertinggi di dunia. Termasuk di kawasan ASEAN, TDL Indonesia (6,5 sen USD per watt hour (Kwh)) masih tercatat sebagai nomer dua tertinggi setelah Filipina (7,3 sen USD per kilo Kwh). Angka ini lebih tinggi ketimbang Malaysia (6,2 sen USD), Thailand (6 sen USD), dan Vietnam 5,2 (sen USD). Bahkan ironisnya pula, rencana kenaikan TDL muncul ditengah dugaan adanya penyelewengan dalam jumlah ratusan milyar pada tubuh PLN, dengan melibatkan karyawan pada level direksi. Demikian pula bukan rahasia bahwa masih terdapat banyak kelemahan di PLN mulai dari tingkat pemadaman yang tinggi, stabilitas tegangan dan mutu pelayanan yang rendah. ------------------ NIH TAMBAHAN DARI HARIAN PIKIRAN RAKYAT ..... ------------------ Pada kesempatan itu, YLKI juga meminta agar pemerintah mensurvei terlebih dahulu seberapa besar kemampuan konsumen membayar listrik sebelum menaikkan tarif dasar listrik. Sebab, selama ini pemerintah hanya melihat kemampuan dan kondisi PT PLN, sebagai satu-satunya penyedia listrik sebelum menetapkan besaran TDL. Sedangkan kemampuan dan kondisi konsumen, tidak pernah dijadikan parameter. "Ini tidak fair, sebab dari sisi manajemen yang baik, seharusnya setiap kenaikan tarif harus pula memperhatikan kemampuan membayar konsumen," ujar anggota Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi. Menurut dia, sejumlah dampak negatif akan terjadi jika menaikkan TDL tanpa didahului dengan mensurvei kemampuan masyarakat. Di antaranya, tunggakan tagihan konsumen akan membengkak dan konsumen akan menurunkan daya listriknya, serta kasus pencurian listrik akan semakin meningkat. Selain kemampuan membayar konsumen, Tulus mengatakan, PLN juga harus menurunkan tingkat losses sebelum menaikkan TDL hingga di bawah satu digit. Namun, penurunan losses itu dengan catatan tidak hanya di atas kertas dan juga dimanipulasi. "Sebab, saya mendapat informasi kalau rumus perhitungan lossesitu dibuat sedemikian rupa seolah-olah losses telah turun," katanya. Pemerintah, ujarnya, harus melakukan investigasi apakah rumus yang digunakan PLN dalam menghitung losses itu sudah benar. Selain itu, pemerintah juga harus melakukan audit atas tingkat efisiensi pembangkit yang digunakan PLN. "Ada dugaan, besaran konsumsi itu sudah di mark up terlebih dahulu," katanya. ------------------------------ tapi kalo saya ... coba deh tinggal di kalimantan ... khususnya balikpapan ...... anda akan bersuara sama dengan saya .... |
Last edited by donk3; 4th December 2007 at 12:09.. |
4th December 2007, 12:28 |
#27
|
|
Mania Member
|
Quote:
Mangkanya dalam evaluasi saya di atas, ada penekanan pada EFISIENSI kinerja PLN. Kalau ternyata setelah di evaluasi dari segala aspek, dan bener-bener PLN merugi, saya rasa bukan tidak mungkin menaikkan TDL ( terlepas bahwa TDL kita saat ini sudah lebih tinggi dari tetangga kita ). Jadi harus di lakukan audit dan study kelayakan terhadap PLN itu sendiri, semua harus dilakukan secara transparan, ada data dan fakta. Apa yg jadi penyebab kerugian. - Apakah dari efisiensi mesin pembagkit, - Apakah dari pemakaian BBM - Apakah dari operasional - Apakah dari kecurangan oknumnya - Apakah dari pencurian listrik Dan kalau penyebabnya sudah di temukan, gak mungkin deh gak ada jalan keluarnya. Kalau BBM meroket, yg jadi biang kerugian, alihkan jangan menggunakan PLTD, tapi gunakan PLTU, boilernya pake batu bara aau sampah rumah tangga, PLTA- Sumut kan banyak sungainya. Barangkali para ahli energi sudah saatnya mengimplementasikan ilmunya untuk kepentingan bangsa dan negara tercinta ini.... |
|
Wani nglurug tanpa bala, bisa menang tanpa ngasorake
|
4th December 2007, 13:52 |
#29
|
|
Addict Member
|
Harga tergantung konsumen
Quote:
Menurut saya ada 3 hal utama penyebabnya; jenis pembangkit, pola beban harian, dan penyebaran pelanggan. 1. Pembangkit; harga produksi sangat dipengaruhi dari jenis pembangkit yang digunakan, apakah BBM, Gas, batubara, air, nuklir, angin, cahaya, arus air dan sebagainya, yang masing2 saling berbeda untuk biaya investasi dan operasionalnya. Jika dikatakan harga di Indonesia saat ini sudah cukup tinggi, itu karena peninggalan 'produk' orde baru, dimana banyak pembangkit kita sekarang menggunakan bahan baku BBM, karena saat itu BBM murah karena disubsidi keras oleh pemerintah. Oleh karena itu saat ini, pemerintah sedang berusaha mengalihkan ke batu bara dengan program 10.000MW PLTU batubara, selain untuk memenuhi permintaan, juga menurunkan biaya produksi. Untuk PLTU Batubara biaya per Kwhnya bisa Rp 250, dibalik biaya investasinya yang sangat besar. 2. Pola beban harian; pola konsumsi pelanggan juga mempengaruhi biaya produksi karena adanya unsur Load Factor (coba cek juga Load Factor negara2 itu). Load factor mendekati angka ekonomis (1) jika pembebanan pelanggan mendekati datar, atau kapasitas produksi mendekati beban rata2. Itu terjadi untuk daerah industri/bisnis/negara maju yang konsumsinya konstan sepanjang hari. Lah untuk Indonesia, sangat dominan konsumsi tinggi pada jam2 18.00 s/d 20.00 saja (mayoritas rumah tangga). Diluar itu konsumsinya rendah. Sebagai contoh: beban puncak jam 18-22 itu untuk Jawa-Bali mencapai 15.000 MW, diluar itu hanya 7.000 MW saja. Dan PLN harus investasi pembangkit yang 15.000 MW, itupun dah mulai kurang. Kalo konsumsinya rata, 8.000 MW saja sudah lebih dari cukup dan biayanya murah. 3. Penyebaran; masing2 pembangkit itu punya karakter. Seperti yang pakai PLTD BBM, bisa langsung start dan langsung mati (seperti genset dirumah). Kebalikannya PLTU batubara untuk menyalakan dari dingin (coldstart) butuh waktu 8 jam. Untuk jawa-bali untung ada interkoneksi dimana energi bisa diatur kemana dipakainya. Tapi untuk daerah rural/ luar jawa/ pulau kecil mau tidak mau pakai BBM karena nyala puncaknya cuma 4 jam saja (18 s/d 22). Apalagi kalo industrinya sedikit/ nggak ada. Masak pakai PLTU batubara yang startnya 8 jam untuk nyala 4 jam saja? Pake BBM lagi startnya. Oleh karena itu, untuk pulau2 kecil pemerintah sudah anggarin APBN 2008 untuk beli solarcell (itupun impor, karena lokal nggak bisa bikin) untuk menghilangkan ketergantungan akan BBM. Sebagai tambahan, listrik (AC) nggak bisa disimpan. Untuk DC seperti baterai? Bakal butuh baterai sebesar pulau jawa kalee.... Losses/susut energi? Lebih banyak disebabkan faktor non teknis seperti pencurian(pencantolan), tambah daya liar (ngeloss/ganti MCB yang besar) dan PJU liar, selain susut teknis. Ocre? |
|
Last edited by zegee; 4th December 2007 at 14:00.. Reason: additional |
4th December 2007, 14:16 |
#30
|
|
Addict Member
|
Quote:
faktor susut energy sudahkah itu diperbaiki ..... anda kayanya orang pLN yah ..... setidak2nya berkerja dengan kaitan listrik or energy gitu sehingga tau detail .... aku cuma seorang pelanggan yang sangat kecewa dengan tidak adanya pilihan lain untuk kelistrikan dinegara kita ..... kalo kemudian orang2 PLN merasa selalu rugi ...... kok yah bisa pegawai2 mereka sangat2 terlihat makmur ..... dibalikpapan aku liat kok sejumlah rumah dinas pejabat PLN di balikpapan tepatnya di salah satu perumahan waktu mau di tempati tuh rumah di isi dengan perabotan yang wah2 ..... kata teman aku yang kerja diperumahan tersebut waktu tuh penghuni ganti orang tuh barang dibawa oleh penghuni lama dan diisi penghuni baru (pejabat baru) dengan isi rumah yanhg baru juga ..... faktor2 yang kaya gini harusnya di tiadakan dulu ... kalo mau instropeksi kedalam dulu ... sudahkah PLN berbenah .... sudahkah kantor2 PLN menghemat listrik .... contoh kecil sudahkah lampu hemat energy dipake di kantor2 PLN ..... ada sedikit cerita menarik dari teman aku yang baru pulang dari tur ke china .... dia cerita disana (china) lampu2 jalan ... kantor2 pemerintah .....dipadamkan diatas jam 10 malam .... artinya setelah jam 10 malam fasilitas2 publik kaya kantor2 pemerintah lampunya dimatikan ... dan konon ini berhasi menghemat penggunaan listrik ...(bener nggak nya nggak tahu ...wong aku juga diceritakan) jangan selalu rakyat disalahkan ..... setahu aku jika kita terlambat membayar pasti didenda atau diputus .... tapi kalo PLN mematikan listrik seenak udelnya ... nggak ada rasa bersalah dan nggak ada konpensasi buat pemakai listrik .... |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer