HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Rabu, 2024/03/28 13:39 WIB
Anwar Usman Diminta Mundur dari MK Usai 2 Kali Langgar Etik
-
Rabu, 2024/03/28 11:49 WIB
Jengkel! Jadi Alasan Sopir Truk Ugal-ugalan di Halim
-
Rabu, 2024/03/28 14:45 WIB
Puan Maharani: Partai Pemenang Pileg Berhak Jadi Ketua DPR RI
-
Rabu, 2024/03/28 16:41 WIB
Meninjau Etika Pendidikan: Jasa Beli Ijazah dan Implikasinya
-
Senin, 2024/03/27 12:43 WIB
Kata Windy Idol soal Kode "Short Time" yang Diungkap Jaksa KPK
-
Senin, 2024/03/27 17:26 WIB
Ganjar Tolak Jadi Menteri Prabowo, Gibran: Yang Nawari Siapa?
|
Thread Tools |
20th September 2018, 11:07 |
#1
|
Addict Member
|
Menhan : Proxi War Sudah Berhasil Pecah Belah Dunia
Universitas Pertahanan (Unhan) di Kawasan International Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Bogor, Jawa-Barat, Rabu (19/9/18). Dihadapan mahasiswa Unhan, Menhan dalam kuliah umumnya mengangkat tema “Kalibrasi Ulang Konsep Strategi Pertahanan RI Menghadapi Disrupsi Dinamika Perkembangan Lingkungan Strategis”.
Dihadapan segenap civitas akademika Unhan, mantan Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) ini menjelaskan tentang konteks strategi diplomasi pertahanan, dimana Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengadopsi pendekatan diplomasi pertahanan empat Poros, yaitu dengan menjaga kesimbangan hubungan dengan Amerika Serikat, Rusia, China dan ASEAN. Menurut Menhan, hubungan tersebut sangat strategis mengingat semakin tingginya kesamaan cara pandang, didalam upaya untuk mewujudkan kepentingan national masing-masing negara (mutual national interest) ditengah kompleksitas dinamika lingkungan strategis kawasan yang semakin berkembang. Indonesia, kata Menhan, juga memandang perlunya negara-negara dari seluruh kawasan di belahan dunia manapun untuk bersama-sama membesarkan persamaan yang ada diantara kita dan juga bersama-sama mengecilkan perbedaan yang selama ini dapat mengganggu hubungan persaudaraan sesama umat manusia. Sehingga hal ini akan lebih memperkuat persatuan dan kerja sama antar negara dan antar kawasan demi mewujudkan cita-cita mulia bersama untuk membangun dunia yang lebih aman, damai dan sejahtera. Kecenderungan perkembangan lingkungan strategis saat ini, lanjutnya lagi, yang semakin sulit diprediksi menempatkan perkembangan masa depan dunia menjadi penuh dengan ketidakpastian (yang menjadi kepastian saat ini adalah ketidakpastian itu sendiri). Jarak antar Negara sekarang bukan merupakan penghalang lagi, sementara sifat ketergantungan antar negara dan bangsa semakin besar, hal inilah yang menjadi dasar alamiah terbentuknya keinginan masyarakat dikawasan untuk membangun persatuan dan kerjasama. Sehingga, kedepan ancaman tidak akan lagi bersifat ancaman konvensional atau perang terbuka antar negara, tapi lebih bersifat ancaman realistik didepan mata yakni benturan kepentingan antar kelompok Non-Negara dengan mengatasnamakan ideologi tertentu dari kelompok masyarakat atau golongan yang merasa termajinalisasi oleh keadaan. Kondisi ini juga, menurut Menhan lagi, menjadi faktor pemicu munculnya fenomena ancaman baru yang sering ia sampaikan dalam berbagai forum dengan sebutan “Ancaman Nyata”. Ancaman ini bersifat lebih dinamis dan multi dimensional, baik berbentuk fisik maupun non fisik yang dapat muncul dari dalam atau dari luar suatu negara seperti terorisme dan radikalisme, separatisme dan pemberontakan bersenjata, bencana alam dan lingkungan, pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan dan pencurian Sumber Daya Alam (SDA) dan mineral serta penyelundupan bersenjata, wabah penyakit, peredaran dan penyalahgunaan Narkoba dan Perang Siber dan Intelijen. Sifat alamiah dari ancaman-ancaman tersebut adalah tidak mengenal batas negara, tidak mengenal Agama, tidak mengenal waktu serta tidak memilih korbannya.Selanjutnya, dalam era perkembangan modernisasi dan globalisasi ini, disamping ancaman-ancaman berbentuk fisik seperti sebagaimana yang saya sebutkan diatas, kita juga menghadapi ancaman Non-Fisik yang relatif lebih besar khususnya ancaman yang pada gilirannya dapat mengancam keutuhan dan persatuan kawasan. Ancaman dan tantangan tersebut berupa kekuatan “soft power” yang berupaya untuk merusak “mindset” masyarakat di kawasan kita yang saat ini populer dengan istilah proxy war yaitu suatu bentuk perang jenis baru yang mempengaruhi hati dan pikiran rakyat dengan tujuan untuk membelokkan pemahaman dan perilaku masyarakat agar mengikuti kehendak dari aktor yang berada dibalik layar tersebut. “Jangankan negara di kawasan yang sarat dengan perbedaan, beberapa entitas negara yang memiliki ideologi yang kuat-pun sudah berhasil dipecah-belah oleh kekuatan ini,” begitu kata Menhan. Menhan dalam kuliah umumnya, menjelaskan tentang dinamika lingkungan strategis kawasan yang juga masih diwarnai potensi benturan ego geopolitik antar negara besar yang cenderung dapat memperluas perbedaan dan yang pada gilirannya dapat menjadi salah satu faktor penghalang terwujudnya stabilitas dan keamanan kawasan yang kita cita-citakan bersama. Perebutan pengaruh yang didasarkan pada persepsi hegemony sektoral tersebut, kata Menhan, hanya akan memperkeruh situasi keamanan yang pada gilirannya dapat men-disrupsi arah kompas tujuan mulia kita yaitu terwujudnya masyarakat kawasan makmur dan sejahtera. Kondisi ini juga menempatkan situasi keamanan kawasan semakin sulit diprediksi serta menempatkan perkembangan masa depan dunia menjadi semakin penuh dengan ketidakpastian. Sudah cukup kita melihat masyarakat menderita akibat aksi berbagai ancaman nyata yang sudah didepan mata khususnya serangan terorisme dan bencana Alam , seperti yang terjadi di Jepang baru-baru ini yang mengakibatkan 139 korban jiwa, bencana di Lombok serta Taifun di Filipina. Inilah saatnya kita mengkalibrasi ulang arsitektur dan tatanan kawasan yang baru yang lebih berorientasi pada aspek persatuan kemanusiaan dengan mengedepankan tranparansi dan keterbukaan. |
20th September 2018, 20:08 |
#2
|
|
Registered Member
|
Quote:
|
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer