|
|
24th March 2018, 10:31
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2011
Posts: 23,110
|
[MEROKET 2] Elektabilitas Jokowi Turun karena Masalah Ekonomi
rakyat tidak sebodoh CEBONG .. sehingga mau aja di kibuli kaum taiks
Quote:
Survei Median: Elektabilitas Jokowi Turun karena Masalah Ekonomi
JAKARTA, KOMPAS.com - Elektabilitas Presiden Joko Widodo sebagai petahana mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari hasil survei Media Survei Nasional (Median) 1-9 Februari 2018.
Responden yang memilih Jokowi hanya 35 persen. Padahal, pada survei Oktober 2017 lalu, elektabilitas Jokowi masih di angka 36,2 persen.
Pada survei sebelumnya, April 2017, elektabilitas Jokowi masih mencapai 36,9 persen.
"Suara Jokowi secara konsisten mengalami penurunan tipis dari bulan ke bulan," kata Rico saat merilis hasil surveinya di Jakarta, Kamis (22/2/2018).
Rico menyebutkan, menurunnya elektabilitas Jokowi karena permasalahan ekonomi yang dirasakan masyarakat. Faktor ekonomi ini juga diukur melalui survei.
Pada survei Oktober 2017, sebesar 36,2 persen responden meyakini Jokowi tidak mampu menyelesaikan masalah ekonomi.
Dalam survei Februari 2018, angka responden yang yakin Jokowi tak mampu menyelesaikan permasalahan ekonomi meningkat menjadi 37,9 persen.
"Ini sudah lampu kuning bagi Jokowi, kalau terus didiamkan bisa lampu merah," ucap Rico. Masih berdasarkan survei Median, masalah ekonomi juga menjadi masalah yang paling meresahkan publik.
|
kok berasa Dejavu ya
anyway.. pubik sudah merasakan kondisi ekonomi sekarang buruk... Hanya cebong saja yang berfantasi kondisi ekonomi bagus
|
|
|
24th March 2018, 10:35
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2011
Posts: 23,110
|
Quote:
Elektabilitas Jokowi Turun, PDI-P Akui Sektor Ekonomi Belum Optimal
JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDI-P) meminta pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla terus melakukan perbaikan di sektor ekonomi kerakyatan.
Hal ini disampaikan Ketua Bidang Ekonomi DPP PDI-P Hendrawan Supratikno menanggapi hasil survei Media Survei Nasional (Median) yang menyatakan elektabilitas Jokowi menurun karena masalah ekonomi.
"Kami tidak mau berburuk sangka terhadap hasil survei seperti itu, tetapi kami jadikan masukan untuk melakukan koreksi kebijakan, koreksi implementasi. Menjadi pelecut agar Pak Presiden bekerja lebih baik dengan programnya," kata Hendrawan kepada Kompas.com, Jumat (23/2/2018).
Hendrawan mengatakan, PDI-P akan terlebih dahulu mempelajari secara utuh hasil survei tersebut untuk kemudian memberikan masukan yang konkret kepada Presiden.
"Tentu dengan catatan, surveinya bukan survei abal-abal karena sekarang banyak survei pesanan," kata Hendrawan.
Anggota Komisi XI DPR ini mengakui, program ekonomi yang berkaitan langsung dengan kesejahteraan masyarakat memang belum berjalan optimal. Akibatnya, masyarakat merasa tidak puas
Oleh karena itu, efektivitas dari program ekonomi kerakyatan, seperti Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Program Keluarga Harapan, harus lebih dioptimalkan.
"Itu sebabnya dalam rapat di Komisi XI, kami selalu tekankan agar basis kebijakan harus data yang akurat, kemudian pemerintah harus menjamin program sosial benar-benar tepat sasaran," kata Hendrawan
Masih berdasarkan survei Median, masalah ekonomi juga menjadi masalah yang paling meresahkan publik.
Kesenjangan ekonomi Indonesia menjadi hal yang paling banyak dikhawatirkan responden (15,6 persen). Selanjutnya, responden juga mengaku resah dengan harga kebutuhan pokok yang tinggi (13,1 persen) dan tarif listrik yang tinggi (9,7 persen).
"Tema kesulitan ekonomi, tema naiknya barang-barang pokok, tema mahalnya harga listrik itu adalah tema yang konsisten yang publik menganggap Pak Jokowi belum berhasil menyelesaikan masalah itu," ujar Rico.
|
PDIP Bikin HOAX .. TANGKAAAAAPPPPPPPPP
|
|
|
24th March 2018, 10:43
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2011
Posts: 23,110
|
Quote:
Survei Median: Tren Elektabilitas Jokowi Seperti Ahok
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dinilai memiliki kemiripan dengan Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta. Kemiripan ini karena di dalamnya masing-masing terdapat sosok yang diunggulkan melalui banyak hasil survei. Namun, bagi segelintir kalangan, nasib di Pilgub DKI tidak boleh terulang di Pilpres 2019.
Lembaga survei Media Survei Nasional (Median) memberikan lampu kuning kepada keterpilihan calon presiden pejawat Joko Widodo (Jokowi). Lantaran, meski dari hasil surveinya menunjukkan elektabilitas paling tinggi di antara tokoh-tokoh yang lain, suara Jokowi lambat laun menurun.
Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, enggan menyebut Jokowi berada dalam posisi yang aman, sebab suara Jokowi tidak menyentuh 50 persen. Menurunnya elektabilitas Jokowi menimbulkan banyak kemungkinan.
Kemungkinan pertama elektabilitas Jokowi tidak akan jatuh sampai di bawah tokoh yang lain, atau kedua, jatuh tapi tetap paling tinggi di antara tokoh lain. Rico mencontohkan hasil survei Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilgub DKI lalu, yang selalu unggul dibandingkan lawan-lawannya.
"Contohnya Pak Ahok, dari survei dulu itu kan di atas 50 persen tapi turun terus. Dan karena trennya turun, makanya ambruk kalah. Apalagi ini Pilpres, ini juga sama, harus 50 persern plus 1 kan (untuk hanya satu putaran), jadi mirip seperti Pilkada DKI Jakarta dulu, makanya harus hati-hati," kata dia di Jakarta, Kamis (22/2)
Hasil survei Median, menunjukkan elektabilitas Presiden RI Joko Widodo dari bulan ke bulan terus mengalami penurunan tipis. "Secara konsisten suara Jokowi mengalami penurunan," kata Rico.
Pada April 2017 lalu, elektabilitas berada di angka 36,9 persen lalu turun menjadi 36,2 persen pada Oktober 2017. Kemudian, turun lagi menjadi 35,0 persen pada Februari 2018 ini.
Elektabilitas mantan wali kota Surakarta ini pun tidak pernah beranjak lebih dari 50 persen. Dari hasil survei itu pula, papar Rico, ada 65 persen publik yang belum mau memilih Jokowi.
Menurutnya, angka tersebut cukup besar dan harus diwaspadai oleh calon presiden pejawat. Karena itu, sebetulnya pertarungan di bursa capres 2019 belum berakhir karena masih ada kemungkinan munculnya calon-calon yang baru.
tar/ Red: Bilal Ramadhan
119
12
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Basuki Tjahaja Purnama (kiri)
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Basuki Tjahaja Purnama (kiri)
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Elektabilitas Ahok juga awalnya tinggi tapi turun terus dan kemudian kalah di Pilgub
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dinilai memiliki kemiripan dengan Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta. Kemiripan ini karena di dalamnya masing-masing terdapat sosok yang diunggulkan melalui banyak hasil survei. Namun, bagi segelintir kalangan, nasib di Pilgub DKI tidak boleh terulang di Pilpres 2019.
Lembaga survei Media Survei Nasional (Median) memberikan lampu kuning kepada keterpilihan calon presiden pejawat Joko Widodo (Jokowi). Lantaran, meski dari hasil surveinya menunjukkan elektabilitas paling tinggi di antara tokoh-tokoh yang lain, suara Jokowi lambat laun menurun.
Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, enggan menyebut Jokowi berada dalam posisi yang aman, sebab suara Jokowi tidak menyentuh 50 persen. Menurunnya elektabilitas Jokowi menimbulkan banyak kemungkinan.
Kemungkinan pertama elektabilitas Jokowi tidak akan jatuh sampai di bawah tokoh yang lain, atau kedua, jatuh tapi tetap paling tinggi di antara tokoh lain. Rico mencontohkan hasil survei Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilgub DKI lalu, yang selalu unggul dibandingkan lawan-lawannya.
"Contohnya Pak Ahok, dari survei dulu itu kan di atas 50 persen tapi turun terus. Dan karena trennya turun, makanya ambruk kalah. Apalagi ini Pilpres, ini juga sama, harus 50 persern plus 1 kan (untuk hanya satu putaran), jadi mirip seperti Pilkada DKI Jakarta dulu, makanya harus hati-hati," kata dia di Jakarta, Kamis (22/2).
Hasil survei Median, menunjukkan elektabilitas Presiden RI Joko Widodo dari bulan ke bulan terus mengalami penurunan tipis. "Secara konsisten suara Jokowi mengalami penurunan," kata Rico.
Pada April 2017 lalu, elektabilitas berada di angka 36,9 persen lalu turun menjadi 36,2 persen pada Oktober 2017. Kemudian, turun lagi menjadi 35,0 persen pada Februari 2018 ini.
Elektabilitas mantan wali kota Surakarta ini pun tidak pernah beranjak lebih dari 50 persen. Dari hasil survei itu pula, papar Rico, ada 65 persen publik yang belum mau memilih Jokowi.
Menurutnya, angka tersebut cukup besar dan harus diwaspadai oleh calon presiden pejawat. Karena itu, sebetulnya pertarungan di bursa capres 2019 belum berakhir karena masih ada kemungkinan munculnya calon-calon yang baru.
Rico mengungkapkan, Jokowi harus membuktikan keberhasilan kinerjanya dalam menyelesaikan kesenjangan ekonomi agar elektabilitasnya meningkat. Jokowi tidak perlu sampai menggandeng cawapres dari basis Islam untuk menaikkan elektabilitas.
Menurutnya, elektabilitas Jokowi akan melonjak jika masyarakat merasa sejahtera seiring adanya kebijakan yang menyelesaikan masalah kesenjangan ekonomi. Sebenarnya tidak harus cawapres dari basis Islam. Tapi ini masalah kebijakannya.
"Kalau kebijakan ekonominya bisa dibenahi, kemudian tema keberpihakan terhadap pemilih ini juga dibenahi, maka Jokowi bisa pilih enggak peduli siapapun cawapresnya. Jadi enggak harus dari partai Islam menurut saya," kata dia.
Rico mengungkapkan, yang terpenting yaitu kebijakan yang mampu menyelesaikan masalah kesenjangan ekonomi di tengah masyarakat. Faktor elektabilitas Jokowi menurun karena dipengaruhi 37,9 persen pemilih yang menilainya tidak mampu mengatasi masalah perekonomian bangsa.
Dalam survei tersebut, responden juga ditanyakan soal hal apa yang paling meresahkan kehidupan saat ini. Persentase paling tinggi, yakni 15,6 persen pemilih menganggap kesenjangan ekonomi masih menjadi masalah yang paling meresahkan.
Kemudian di bawahnya, yaitu 13,1 persen pemilih menilai harga kebutuhan pokok yang tinggi menjadi persoalan paling mencemaskan. Jokowi juga harus berupaya merebut hati para pemilih kelas menengah ke atas karena mereka melek informasi dan menginginkan kinerja yang riil.
"Jadi hal-hal begini tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara simbolik, enggak bisa. Harus riil, substantif, kalau bisa diselesaikan, maka pasti suaranya naik," paparnya.
|
nagh lo...
|
|
|
24th March 2018, 10:46
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2011
Posts: 23,110
|
Quote:
''Masalah ekonomi ini yang paling meresahkan publik," ujar Rico Marbun kepada Republika.co.id, Kamis (22/2).
Dari sisi ekonomi, mayoritas publik menilai kesenjangan ekonomi semakin tinggi di Indonesia. Faktor ekonomi lainnya yakni lapangan pekerjaan yang sulit dicari.
Harga-harga bahan pokok yang naik juga menjadi salah satu pertimbangan penilaian buruk publik kepada pemerintah. Selain itu, banyaknya kasus korupsi dan dominasi Cina pada ekonomi Indonesia juga menjadi keresahan masyarakat.
Selain lima faktor dari sisi ekonomi tersebut, ada faktor lainnya yang menyebabkan penurunan elektabilitas Jokowi. Yakni, publik juga tidak menyetujui sikap pemerintah menangkap para ulama dan aktivis Islam
yang melakukan Aksi Bela Islam di Jakarta.
Kunjungan Jokowi ke Afghanistan juga menjadi faktor lainnya penyebab penurunan elektabilitas Jokowi. ''Sebanyak 39,05 persen responden menilai kunjungan Jokowi ke Afghanistan sebagai bentuk pencitraan,'' katanya.
|
nagh lo... ...
|
|
|
24th March 2018, 10:58
|
|
Groupie Member
Join Date: Dec 2008
Location: Planet Keron
Posts: 32,179
|
Yo ada yang panik nyari Cawapres yang bisa menaikan elektabilitas Jokowi, tapi terbentur hawa nafsu politik ingin lebih menguasai si kacung partai.
Mampus loh ngandelin tukang kibul !!
|
|
|
24th March 2018, 11:28
|
|
Banned
Join Date: Jan 2009
Posts: 11,457
|
|
|
|
24th March 2018, 11:29
|
|
Banned
Join Date: Jan 2009
Posts: 11,457
|
Analisa dong master o'Hare, apa pengaruh perang dagang AS-China untuk kehidupan rakyatnya , jangan cuma mbuli pemimpinnya.
|
|
|
24th March 2018, 12:12
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2011
Posts: 23,110
|
Quote:
Jokowi Sebut Isu Daya Beli Turun Dibikin Orang Politik untuk 2019
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut isu daya beli yang anjlok diembuskan oleh orang yang punya kepentingan politik jangka pendek, menuju Pemilu 2019. Jokowi menantang orang itu untuk blak-blakan saja.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam pidato penutupan Rapat Koordinasi Nasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) 2017 di Ballroom Hotel Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (3/10/2017). Ratusan pengusaha berkumpul menyimak pidato Jokowi.
Awalnya, Jokowi memaparkan bantahannya bahwa saat ini daya beli anjlok. "Isu-isu mengenai daya beli. 'Pak, daya beli turun, anjlok'," kata Jokowi.
Menurutnya, tilikan soal daya beli tidak bisa dilepaskan dari fenomena peralihan toko luring (offline) ke daring (online). Padahal, kata dia, daya beli tak benar-benar anjlok. Dia mengemukakan angka-angka sebagai bukti.
"Saya terima angka, jasa kurir naik 135 persen di akhir September ini. Kita ngecek DHL, JNE, Kantor Pos, saya cek. Saya kan juga orang lapangan," ujar Jokowi.
|
belum genap sebulan FAKTA dilapangan
Quote:
BI: Daya Beli Orang Kelas Menengah Bawah Turun
Jakarta - Bank Indonesia (BI) turut mencatat penurunan daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah. Sehingga berpengaruh besar terhadap perekonomian nasional.
"Karena menurun, sektor rumah tangga lebih hati-hati. Lebih selektif dalam konsumsi, utamanya ini terjadi untuk kelompok rumah tangga yang di bawah middle income hingga lower income. Jadi daya beli turun di situ, golongan menengah ke bawah yang melemah," kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara seminar National and Regional Balance Sheet: Toward an Integrated Macrofinancial System Stability, di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (1/11/2017).
|
dan
Quote:
Riset AC Nielsen menunjukkan penurunan konsumsi tak disebabkan akibat pola belanja online. Sebab pangsa pasar perdagangan digital hanya 1%.
Tak cuma pedagang dan toko retail yang sedang terpukul saat ini. Produsen barang konsumsi atau kebutuhan konsumen (Fast Moving Consumer Goods / FMCG) juga menderita perlambatan pertumbuhan penjualan selama sembilan bulan pertama tahun ini. Hal tersebut semakin mempertegas indikasi melemahnya daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah-bawah, ketimbang pengaruh tren penjualan secara elektronik (e-commerce).
Berdasarkan data lembaga survei Nielsen, penjualan barang konsumsi selama periode Januari-September 2017 hanya tumbuh 2,7%. Angka ini melanjutkan tren perlambatan penjualan FMCG yang tahun lalu tumbuh 7,7%, atau di bawah rata-rata pertumbuhan tahunan penjualannya sebesar 11% selama lebih 10 tahun ini.
|
itu YANG GUOBLOK BI DAN AC NIELSENYA ATAU KODOKWI dan LOVERNYA?
pantesan elektabilitasnya turun
|
|
|
24th March 2018, 12:24
|
|
Groupie Member
Join Date: Oct 2008
Posts: 16,664
|
Jokowi akan bernasib seperti Ahok
Berpelukan.. Hihihihih
|
|
|
24th March 2018, 12:33
|
|
Banned
Join Date: Mar 2018
Posts: 2
|
Quote:
WWW. J U A L D O K U M E N .COM
ANTI PENIPUAN,TERPERCAYA DAN SELLER NOMOR 1 PALING RAMAI DI DETIK FORUM
SILAHKAN ADD BBM/WA UNTUK LIHAT RATUSAN TESTIMONI DOKUMEN KAMI YG SUDAH SAMPAI KE PELANGGAN
jasa pengurusan surat penting dan berharga proses ga ribet aman dan terpercaya
jual - E KTP - KK - NPWP - IJAZAH S1
JUAL IJAZAH SD - SMP - SMU - S1 - D3 - AKTE LAHIR - KTP
JUAL BUKU / AKTE NIKAH - AKTE TANAH - SERTIFIKAT TOEFL
JUAL IJAZAH IJASAH TERPERCAYA DAN TERAMAN
j u a l d o k u m e n KTP | KK |NPWP | ijasah SMA SMP SD | IJAZAH S1 S2 S3 | BPKB | STNK |AKTE LAHIR | AKTE NIKAH/kimpoi KAMI BISA MENYEDIAKANNYA DAN BERIKUT DOKUMEN ASLI / PALSU
HUBUNGI :
WA (WHATSAPP) : 083117772727
BBM : DE272A4C
YM/EMAIL : c s j u a l d o k u m e n @ y a h o o . c o m
WWW . J U A L D O K U M E N . COM TERPERCAYA
Selamat Datang di J u a l D o k u m e n . c o m
SEBUAH WEBSITE LIVE 24 JAM YANG SENGAJA KAMI BUAT HANYA UNTUK MEMBANTU ANDA SEMUA, DALAM HAL JASA UNTUK MEMBANTU MENGURUS DAN MEMBUAT ATAU MENDUPLIKAT SURAT-SURAT PENTING DAN BERHARGA ANDA
Tujuan kami adalah membantu anda untuk menyediakan jasa penduplikatan, pengurusan dan pembuatan segala macam dokumen ataupun surat penting dalam kehidupan anda sehari hari. Karena Surat atau dokumen tersebut sangat dibutuhkan dalam kegiatan kita sehari-hari baik untuk pribadi anda maupun untuk hal lainnya.
J u a l D o k u m e n . c o m hanyalah berniat membantu anda semua untuk mempermudah dan mempersingkat waktu proses pengurusan atau pembuatan surat / dokumen yang diinginkan, kami berkerja secara professional dan tidak akan pernah berniat untuk mengecewakan anda apalagi berniat menipu. Karena kepercayaan dan loyalitas anda pada kami adalah segalanya bagi kami.
J u a l D o k u m e n . c o m dalam pembuatan surat/dokumen anda hanya menggunakan Form Asli sehingga mungkin saja harga kami mungkin lebih tinggi dibanding yang lain yang hanya menggunakan form hasil print atau percetakan. Tetapi anda dapat membandingkan hasil kami dari yang lainnya.
BEST REGARDS
J u a l D o k u m e n . c o m
Jenis dokumen yang dapat kami bantu untuk membuatnya :
IJAZAH SD
IJAZAH SLTP
IJAZAH SMU
IJAZAH S1
IJAZAH S2
IJAZAH DI DII DIII
KTP
KARTU KELUARGA
KTP+KARTU
KELUARGA
AKTA KELAHIRAN
AKTA NIKAH
BUKU NIKAH
AKTA CERAI
AKTA KEMATIAN
SERTIFIKAT TOELF
SERTIFIKAT RUMAH
SERTIFIKAT TANAH
PBB
STNK
BPKB MOBIL
REKENING KORAN
BUKU TABUNGAN BANK
UTILITY BILL (BILLING STATEMENT)
SIUP
TDP
NPWP
SURAT KETERANGAN KERJA
SLIP GAJI CARBONIZED
SURAT KETERANGAN SAKIT
j u a l d o k u m e n KTP | KK |NPWP | ijasah SMA SMP SD | IJAZAH S1 S2 S3 | BPKB | STNK |AKTE LAHIR | AKTE NIKAH/kimpoi KAMI BISA MENYEDIAKANNYA DAN BERIKUT DOKUMEN ASLI / PALSU
HUBUNGI :
WA (WHATSAPP) 083117772727
BBM : DE272A4C
YM/EMAIL : c s j u a l d o k u m e n @ y a h o o . c o m
WWW . J U A L D O K U M E N . C O M TERPERCAYA
|
|
|
|
detikNews
........
|