|
11th December 2017, 12:58
|
|
Addict Member
Join Date: Oct 2014
Posts: 245
|
Novanto Tak Bisa Seenak Jidat Tunjuk Penggantinya
Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah menilai Setya Novanto tidak bisa seenaknya saja menunjuk penggantinya, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Aziz Syamsudin, sebagai Ketua DPR.
Menurut Ubeddillah di Jakrta, Senin (11/12/2017), penunjukan Idrus Marham sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum DPP Partai Golkar seharusnya membuat diskresi Setya Novanto gugur, karena terdakwa korupsi kasus KTP elektronik ini tidak lagi memiliki kewenangan untuk memberikan perintah.
Ubedillah menilai Novanto tidak bisa seenaknya memberi keputusan dan menunjuk seseorang menggantikan posisi dirinya, karena kini semua kendali partai ada di tangan Idrus Marham dan dibahas melalui forum resmi.
"Jadi pengambilan keputusan di internal partai harus melalui forum resmi, biasanya rapat pleno. Juga karena di Golkar sudah ada Plt Ketua Umum, Setya Novanto otomatis tak memiliki kewenangan lagi, jadi tidak bisa seenaknya," kata Ubedillah.
Hal yang sama dikatakan politisi senior Partai Golkar Hajriyanto Thohari bahwa penunjukkan Aziz Syamsuddin belum bulat karena sesuai mekanisme di Partai Golkar.
Hajriyanto menjelaskan pengambilan keputusan harus melalui rapat pleno.
Walaupun Setya Novanto masih berstatus Ketua Umum Partai Golkar, katanya, penunjukan Aziz Syamsuddin sebagai Ketua DPR belumlah final di internal partai beringin.
"Bisa saja ketua umum memberikan usulan, sekretaris jenderal juga memberikan usulan, tapi keputusan akhir tetap pada forum rapat pleno," kata Hajriyanto.
Sudah ditandatangani Dalam pemberitaan sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Mahyudin membenarkan penunjukan Aziz Syamsuddin sebagai Ketua DPR oleh Setya Novanto.
"Memang sudah diteken beberapa hari lalu. Sekarang pun sudah diproses, mungkin sebentar lagi dilantik," kata Mahyudin di sela sosialisasi Empat Pilar MPR di Kabupaten Penajam Passer Utara, Kalimantan Timur, Minggu (10/12).
Menurut Wakil Ketua MPR itu, dengan menunjuk Aziz Syamsuddin maka otomatis Setya Novanto mengundurkan diri dari jabatan Ketua DPR.
Penunjukan Aziz sebagai Ketua DPR oleh Setya Novanto, menurut Mahyudin, tidak masalah karena sampai saat ini Setya masih Ketua Umum Partai Golkar, dan jabatan Ketua DPR memang jatah Golkar.
"Itu hak prerogatif Ketua Umum. Apalagi ini kondisinya kan nggak normal, bukan kondisi biasa, jadi sah-sah saja," katanya.
Dalam kondisi normal, kata dia, mungkin saja Setya Novanto membawa persoalan itu dalam rapat DPP Golkar. Namun, lanjutnya, itu pun untuk kepentingan demokratisasi di partai.
"Tapi sekarang kan kondisinya tidak normal. Tidak masalah Ketua Umum menunjuk langsung ketua DPR penggantinya," kata dia.
Ia yakin penunjukan Aziz Syamsuddin sebagai Ketua DPR sudah dipertimbangkan secara matang, termasuk soal kapasitas dan kapabilitas Aziz.
"Aziz itu bukan orang 'kemarin sore'. Aziz sekarang Ketua Badan Anggaran DPR, sebelumnya pernah menjadi ketua komisi. Wajar kalau sekarang naik jadi Ketua DPR," katanya.
Sumber: https://www.wartaekonomi.co.id/read1...ggantinya.html
|
|
|
11th December 2017, 13:05
|
|
Banned
Join Date: Dec 2017
Posts: 3
|
Quote:
WWW. J U A L D O K U M E N .COM
ANTI PENIPUAN,TERPERCAYA DAN SELLER NOMOR 1 PALING RAMAI DI DETIK FORUM
SILAHKAN ADD BBM/WA UNTUK LIHAT RATUSAN TESTIMONI DOKUMEN KAMI YG SUDAH SAMPAI KE PELANGGAN
jasa pengurusan surat penting dan berharga proses ga ribet aman dan terpercaya
jual - E KTP - KK - NPWP - IJAZAH S1
JUAL IJAZAH SD - SMP - SMU - S1 - D3 - AKTE LAHIR - KTP
JUAL BUKU / AKTE NIKAH - AKTE TANAH - SERTIFIKAT TOEFL
JUAL IJAZAH IJASAH TERPERCAYA DAN TERAMAN
j u a l d o k u m e n KTP | KK |NPWP | ijasah SMA SMP SD | IJAZAH S1 S2 S3 | BPKB | STNK |AKTE LAHIR | AKTE NIKAH/kimpoi KAMI BISA MENYEDIAKANNYA DAN BERIKUT DOKUMEN ASLI / PALSU
HUBUNGI :
WA (WHATSAPP) 083117772727
YM/EMAIL : c s j u a l d o k u m e n @ y a h o o . c o m
PIN BBM: 7 B B 5 5 4 D 1
WWW . J U A L D O K U M E N . COM TERPERCAYA
Selamat Datang di J u a l D o k u m e n . c o m
SEBUAH WEBSITE LIVE 24 JAM YANG SENGAJA KAMI BUAT HANYA UNTUK MEMBANTU ANDA SEMUA, DALAM HAL JASA UNTUK MEMBANTU MENGURUS DAN MEMBUAT ATAU MENDUPLIKAT SURAT-SURAT PENTING DAN BERHARGA ANDA
Tujuan kami adalah membantu anda untuk menyediakan jasa penduplikatan, pengurusan dan pembuatan segala macam dokumen ataupun surat penting dalam kehidupan anda sehari hari. Karena Surat atau dokumen tersebut sangat dibutuhkan dalam kegiatan kita sehari-hari baik untuk pribadi anda maupun untuk hal lainnya.
J u a l D o k u m e n . c o m hanyalah berniat membantu anda semua untuk mempermudah dan mempersingkat waktu proses pengurusan atau pembuatan surat / dokumen yang diinginkan, kami berkerja secara professional dan tidak akan pernah berniat untuk mengecewakan anda apalagi berniat menipu. Karena kepercayaan dan loyalitas anda pada kami adalah segalanya bagi kami.
J u a l D o k u m e n . c o m dalam pembuatan surat/dokumen anda hanya menggunakan Form Asli sehingga mungkin saja harga kami mungkin lebih tinggi dibanding yang lain yang hanya menggunakan form hasil print atau percetakan. Tetapi anda dapat membandingkan hasil kami dari yang lainnya.
BEST REGARDS
J u a l D o k u m e n . c o m
Jenis dokumen yang dapat kami bantu untuk membuatnya :
IJAZAH SD
IJAZAH SLTP
IJAZAH SMU
IJAZAH S1
IJAZAH S2
IJAZAH DI DII DIII
KTP
KARTU KELUARGA
KTP+KARTU
KELUARGA
AKTA KELAHIRAN
AKTA NIKAH
BUKU NIKAH
AKTA CERAI
AKTA KEMATIAN
SERTIFIKAT TOELF
SERTIFIKAT RUMAH
SERTIFIKAT TANAH
PBB
STNK
BPKB MOBIL
REKENING KORAN
BUKU TABUNGAN BANK
UTILITY BILL (BILLING STATEMENT)
SIUP
TDP
NPWP
SURAT KETERANGAN KERJA
SLIP GAJI CARBONIZED
SURAT KETERANGAN SAKIT
j u a l d o k u m e n KTP | KK |NPWP | ijasah SMA SMP SD | IJAZAH S1 S2 S3 | BPKB | STNK |AKTE LAHIR | AKTE NIKAH/kimpoi KAMI BISA MENYEDIAKANNYA DAN BERIKUT DOKUMEN ASLI / PALSU
HUBUNGI :
WA (WHATSAPP) 083117772727
YM/EMAIL : c s j u a l d o k u m e n @ y a h o o . c o m
PIN BBM: 7BB 554 D1
WWW . J U A L D O K U M E N . C O M TERPERCAYA
|
|
|
|
11th December 2017, 13:23
|
|
Registered Member
Join Date: Dec 2017
Posts: 3
|
Quote:
Baca juga artikel menarik lainnya gan :
Foto panasnya dengan mantan bocor,gadis 15 tahun ini dibully endingya tragis
Gilak,Wanita ini menjual suaminya di Facebook
Canggihnya celana dalam anti pemerkosaan buatan jerman
Gadis pemangkas rambut seksi,laki-laki rela antri
Pengakuan gadis bar,diajak tidur 30 politikus
Pelihara berondong,wanita 45 tahun ini dibunuh lalu digoreng otaknya
Heboh,kera berhubungan badan dengan rusa ilmuwan syok
Begini aktifitas wisata 4 hari dipulau seks ditemani 16 wanita seksi sekaligus
Astaga !guru perempuan ini paksa berhubungan intim jika ingin nilainya bagus
Dengan body painting,model tanpa busana ini jalan-jalan di mall tanpa disadari orang
Kakek 60 tahun nikahi gadis 17 tahun,begini katanya soal malam pertama
Fenomena prostitusi pelajar tarif ratusan ribu,warga peduli perangi bisnis lendir
Astaga !playboy asal lamongan ini tipu 7 wanita,4 diantaranya sudah disetubuhi
Suami tertangkap basah hohohihi dengan janda seksi
Gokil,pengantin ini rela diremas payudaranya demi mendapatkan uang
Kepergok mesum dikuburan,tenyata mereka lagi panas begituan saat digerebek
Sewa kamar hotel bintang 4,siswi cantik ini bikin video panas
Video mesum jadi viral,4 meme kocak ini tarik perhatian netizen jlebb banget
Kecantol pemandu karaoke bahenol seperti gitar spanyol
Satu atap 3 cinta,istri berebut jamu kuat
|
|
|
|
11th December 2017, 13:35
|
|
Registered Member
Join Date: Aug 2017
Posts: 2
|
Quote:
Literasi di Media Sosial dan Harapan Demokrasi yang Lebih Baik
SUDAH sejak satu dekade lalu media sosial diprediksi akan turut menyemarakkan kontestasi politik di negeri ini. Penggunaan media sosial untuk penggalangan masyarakat, penanganan bencana, penyebarluasan simpati kepada yang tidak didengar, sudah sering kita dengar sejak bermunculan kasus ‘Koin untuk Prita’, ‘Perlawanan Cicak Vs Buaya’, dan lain-lain. Tak ayal dunia politik pun turut mempergunakan sarana media sosial sebagai bagian penting dari kampanye politik, bahkan menjadi suatu kancah baru kontestasi di antara politisi. Sudah sejak dua pemilihan umum nasional terakhir (2009 dan 2014) media sosial menjadi suatu ranah baru yang perlu diperhitungkan. Silakan dicermati, dalam dua pemilu terakhir itu kita melihat penggalangan massa kampanye dalam bentuk pawai, pertemuan besar di lapangan terbuka, dan sebagainya, mendapat saingan berat dengan adanya media sosial, yang telah menghasilkan lapangan baru untuk berkompetisi, saling cari simpati, serta mencerca para pesaing. Pertanyaannya kemudian adalah, ketika media sosial makin berkembang dan mulai mengungguli pertemuan massal yang bersifat fisik, apakah kompetisi atau kontestasi politik ini menjadi berjalan lebih baik atau menjadi lebih anarkis? Atau dalam bahasa lain, apakah media sosial betul memberikan suatu sumbangan bagi situasi demokrasi deliberatif, di saat berbagai pihak yang berkontestasi mendapat ruang untuk didengar dan akhirnya, mereka yang terbaiklah yang kemudian menjadi pilihan masyarakat? Jika kita bicara dari konteks yang negatif, mana yang lebih merugikan, pengerahan massa lewat pawai yang rentan berbenturan dengan kelompok massa lainnya atau pengerahan opini, misinformasi, fabrikasi yang dihasilkan dalam bentuk informasi lewat media online atau media sosial, yang bisa menghasilkan kecurigaan lebih dalam, antipati pada kelompok lain, dan ketidakmauan mendengar pandangan yang berbeda?
Berkaca pada pemilihan umum di Amerika pada 2015, data yang dikutip The Economist menunjuk pada kenyataannya banyak sekali warga Amerika yang mengakses misinformasi yang dilakukan Rusia dalam platform seperti Facebook dan kanal Youtube. The Economist menambahkan fenomena politik menjadi makin buruk tidak hanya terjadi di Amerika, tetapi juga di Spanyol dan Afrika Selatan. The Economist menyimpulkan ‘penggunaan media sosial tidak hanya menyebabkan keterbelahan dalam masyarakat, tetapi juga penyebarluasan keterbelahan itu’. Majalah ini berharap media sosial, walaupun telah disalahgunakan sejumlah pihak, dengan suatu keinginan kuat, masyarakat dapat meredamnya dan mimpi tentang pencerahan dalam masyarakat masih akan bisa terwujud. Kita sama-sama tahu bahwa fenomena hoaks telah mencemari atau menebar racun dalam demokrasi yang kita jalani saat ini. Filsuf Jerman, Jurgen Habermas, percaya bahwa masyarakat perlu menerapkan apa yang ia sebut sebagai demokrasi deliberatif, yaitu kesempatan kepada banyak pihak untuk menyampaikan pendapat mereka, yang paling berbeda sekalipun, dan kemudian membiarkan masyarakat mengambil keputusan atas informasi yang beragam tersebut. Hoaks di sini bukanlah merupakan bagian dari demokrasi karena jika diteropong lewat pendekatan kebebasan memperoleh informasi (freedom of information), masyarakat perlu memiliki informasi yang lengkap dan terbuka untuk mengambil keputusan dalam pelbagai aspek kehidupannya. Apa yang akan terjadi jika informasi yang ingin dijadikan pegangan ialah informasi yang tak akurat, sengaja dipelintir ataupun difabrikasi? Hoaks ini racun bagi suatu kebebasan memperoleh informasi, sementara kita sering mendengar bahwa kebebasan memperoleh informasi adalah oksigen bagi demokrasi.
Menatap 2018
Media sosial di Indonesia yang terkait dengan politik berkembang atas tiga motif dasar menurut saya. Pertama ialah sebagai bagian dari perluasan pengaruh politik dari kandidat tertentu kepada para konstituennya ataupun kepada mereka yang belum punya pilihan. Kedua, sebagai bagian dari strategi kampanye sekaligus strategi menyerang yang ditujukan pada pihak lawan. Ketiga, sebagai bagian dari kegiatan ekonomi yang bisa bertumpang tindih dengan motif lainnya. Atas dasar itulah, kita akan melihat media sosial bakal semakin masif dipergunakan politisi, para pendukung, dan elemen lainnya untuk memenangi pertarungan politik. Pembuatan konten tertentu untuk menjatuhkan lawan, mempromosikan kandidat sendiri, pastilah akan marak dalam tahun mendatang dan hal ini tak mengherankan. Kelihatannya problem soal hoaks tidak akan berhenti sampai di sini, malah ia menemukan momentum untuk terus berkembang dan dimanfaatkan kelompok mana pun. Apakah di sini lalu kita bisa menilai, apakah media sosial memberikan kontribusi positif pada pembentukan jembatan untuk memperkecil rasa curiga, memperbesar apresiasi, dan mencari titik-titik temu di antara dua atau tiga kubu yang bertarung? Rasanya kita harus jujur untuk mengatakan media sosial cenderung memperluas jurang perbedaan antarkelompok yang ada dan media sosial tak lebih dari suatu ekstensi (perpanjangan) dari politik elite yang dilakukan para kandidat dan menyebarluaskan kepada para pendukung mereka. Dengan logika algoritma yang ada dalam media sosial, kita akan cenderung mengonsumsi apa yang ‘sejalan dengan pikiran kita’ dan kita cenderung ‘menghindar atau tak mau mengonsumsi apa yang datang dari seberang’. Jika bicara politik dalam arti elite, kita mungkin akan jatuh pada pesimisme karena lalu kita akan terjebak pada politik ‘zero sum game’. Dia menang atau kita menang. Tak ada ruang dialog, tak ada ruang bargaining, tak ada ruang dialog argumentatif yang memberi ruang-ruang untuk saling mendengar dan menerima pandangan pihak lain. Media sosial menjadi tempat semua kekesalan itu ditumpahkan.
Digital media literacy
Dalam kondisi semacam ini, lalu apa yang perlu kita lakukan? Jika media sosialnya sendiri lewat hukumnya yang berlaku memang sulit melakukan perubahan, yang perlu diintervensi adalah para penggunanya. Ya, kita sendiri. Jika kita menjuluki perangkat gadget yang kita pegang itu sebagai ‘smartphone’, apakah penggunanya (ya, kita sendiri) sudah lebih pandai daripada gadget itu sendiri? Jangan-jangan kita malah tertinggal jauh. W James Potter menulis Media Literacy (2013, 6th Ed) dan ia mengatakan literacy awalnya merujuk pada kemampuan seseorang untuk membaca bahan yang tertulis. Dalam perkembangannya literacy berkembang menjadi visual literacy, story literacy, computer literacy, dan kini digital media literacy. Jadi digital media literacy berarti kemampuan seseorang untuk bisa memproses informasi yang datang dari aneka jenis platform (mulai yang mainstream hingga yang digital). Satu hal yang ditekankan Potter--walau ia mengambil sisi yang lebih seimbang--konsep media literacy berangkat dari asumsi ‘media itu bisa merusak’. Namun, Potter mencoba i*ngin menyeimbangkan pendapat bahwa media bisa merusak, tapi media juga bisa membantu, bisa mencerahkan, bisa berguna, dan lain-lain. Dalam konteks ini media sosial yang sama, yang bisa dipergunakan untuk menyerang lawan, merusak reputasi dan lain-lain, juga bisa dipergunakan untuk membangun kebersamaan, menjembatani disharmoni, serta menyebarluaskan pencerahan bagi masyarakat. Butuh pihak yang memikirkan dan bekerja untuk hal ini karena percepatan kepemilikan dan penggunaan media sosial sedemikian masif di Indonesia dan secepat itu pula kita membutuhkan pendidikan digital media literacy bagi para pengguna gadget di sekitar kita. Dengan pengetahuan serta ketrampilan digital media literacy, kita akan diajak untuk menggunakan media secara bijak, tidak jatuh dalam perangkap menyebarluaskan ungkapan kebencian (hate speech), tidak jadi konsumen dan distributor hoaks. Sebaliknya, bisa menjadi peredam efek negatif media sosial dan bahkan bisa menghasilkan sesuatu yang lebih produktif dan bermanfaat dari media sosial yang kita miliki, dan kita pergunakan sehari-hari itu. Lewat pendekatan nonelite seperti ini, mungkin kita bisa kembali mena*ruh harapan pada media sosial sebagai sesuatu yang mencerahkan, punya kekuatan dan daya jangkau yang luar biasa mengagumkan. Niatan-niatan baik akan bisa disokong siapa pun walaupun kita memiliki pilihan politik yang berbeda. Media sosial perlu dikembalikan pada fungsi mencerahkan seperti ini, setelah sekian lama diperalat untuk pengabdian pada kepentingan politik kekuasaan semata. Untuk itu, mari kita bersiap untuk turut berpartisipasi memanfaatkan media sosial yang lebih mencerahkan itu.
Sumber: http://www.mediaindonesia.com/news/r...man/2017-12-09
|
|
|
|
detikNews
........
|