HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
-
Sabtu, 2024/04/17 14:58 WIB
Hai Warga Depok, Setujukah Pakaian Adat Diterapka untuk Seragam SD hingga SMA?
-
Sabtu, 2024/04/17 15:25 WIB
Sederet Tokoh Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Pilpres 2024
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
|
Thread Tools |
1st September 2014, 21:37 |
#43
|
Banned
|
Ga semua orang jogja sensi yo broo TS..
Selasa, 24 Juni 2014 | 17:15 WIB Jogja Hip Hop Foundation Luncurkan Jogja Ora Didol TEMPO.CO,Yogyakarta- Kelompok musik Jogja Hip Hop Foundation kembali merilis lagu baru secara digital berjudul Jogja Ora Didol, yang berarti Yogyakarta tidak dijual. Liriknya tidak hanya mengandung kritik atas kebijakan penataan kota yang justru membuat Yogyakarta semrawut. Namun juga kritik atas penanganan kasus premanisme dan kekerasan berkedok agama yang anti-keBhinekaan. Lagu itu diluncurkan bertepatan ulang tahun JHF kesepuluh, 20 Juni 2014 pukul 00.00 WIB. Mereka menyertakan tiga tuntutan.“Kami tuntut terciptanya daerah sebagai rumah yang memanusiakan manusia. Dan pemerintah punya kebijakan nyata untuk melindungi seluruh warga secara jasmani dan rohani,”kata pentolan JHF, Marzuki Mohamad, melalui siaran pers yang diterimaTempo, Senin malam, 23 Juni 2014. Tuntutan itu tersirat dalam lirik lagu beraliran hip-hop berbahasa Jawa milik mereka : “Hamemayu hayuning bawana // Ditata, dititi, ditentrem kerta raharja// Seiring dengan semangat jamannya // Apakah Jogja siap Istimewa?" Jogja Ora Didol muncul kali pertama dalam mural di Pojok Beteng Wetan, Kota Yogyakarta, 7 Oktober 2013. Saat itu Muhammad Arif Yuwono bersama seniman mural lain menggelar aksi mengkritik kinerja Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti. Namun aksi itu dipersoalkan pemerintah, dan Arif divonis bersalah.“Lagu ini dibuat untuk menjaga Yogyakarta tetap menjadi kota yang istimewa, karena JHF cinta Jogja,”kata Marzuki. JHF merupakan kelompok musik hip-hop yang terdiri atas tiga kelompok, yaitu Kill the DJ, Jahanam, dan Rotra. Mereka sering kali mengejawantahkan persoalan kekerasan, intoleran, tata kota yang semrawut karena banyak mal dan hotel, serta teror sampah visual dalam lirik yang ringkas dan mudah dipahami. Simak saja lirik yang menyentil kebijakan pemerintah daerah yang prokapital :“Sing neng nduwur aja leda-lede // Mundak luntur kinormatane // Warga wis golong-gilig nyambut gawe // Wujud tresna marang Jogja negrine….” http://m.tempo.co/read/news/2014/06/...ogja-Ora-Didol |
Last edited by aku_bejo; 1st September 2014 at 21:39.. |
1st September 2014, 22:10 |
#45
|
Banned
|
Selasa, 15 Oktober 2013 | 11:09 WIB
Jogja Ora Didol, Glenn pun Tergerak TEMPO.CO,Yogyakarta- Penyanyi Glenn Fredly mendadak muncul saat sejumlah seniman Kota Yogyakarta menggelar aksi demo di rumah dinas Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, Minggu sore, 13 Oktober 2013. Pelantun lagu Januari itu datang dengan mengenakan celana jin selutut, topi, kacamata hitam, serta kemeja batik. Hampir tak ada yang mengenali penyanyi berdarah Ambon tersebut karena penampilannya yang tak tampak mencolok. Saat itu, para seniman bersama sejumlah ibu rumah tangga dan komunitas pesepeda di Yogya tengah menggelar aksi paduan suara Jogja Ora Didol (Jogja tidak dijual) di depan rumah dinas Wali Kota. Aksi yang dijaga ketat polisi itu merupakan bagian Festival Seni Mencari Haryadi, sebuah gerakan seni untuk mengkritik Wali Kota Yogyakarta yang dianggap tak merakyat dan 'menjual ' kota dengan banyaknya ijin reklame dan hotel. Aksi ini berlangsung dari Oktober hingga Maret 2014. Sedangkan hari ini, para seniman beraksi di depan rumah dinas Wali Kota menyanyikan dua lagu berjudul Marilah Kemari milik Titik Puspa dan lagu anak anakCaca Maricha. Tentu saja, lagu itu sudah dipelesetkan liriknya dan diimbuhi kata 'Haryadi'. "Saya sengaja ikut aksi ini setelah tahu kabar dari media sosial, saya tertarik dan datang untuk ikut menyanyi," kata Glenn. Glen, yang selama aksi berada di barisan depan, mengungkapkan ikut prihatin dengan kondisi Yogya yang kian mirip rimba reklame dan hotel. Ia mengaku respek jika Yogya menghentikan perijinan hotel, reklame, serta mal, dan lebih memperbanyak ruang publik. "Gerakan Jogja Ora Didol ini relevan juga untuk kondisi Indonesia seluruhnya hari ini. Ketika semua sumber daya dikuasai asing dan rakyat hanya jadi penonton," kata Glen. Glen berencana membantu kampanye para seniman Yogya lebih meluas gerakannya untuk mendesak pemerintah menghentikan ijin reklame, hotel, dan mal, sehingga Yogya lebih nyaman. Sementara anggota Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Muhammad Syafii menuturkan, pendapatan Yogya sepertiganya memang disokong sektor pariwisata. Pada 2012 lalu, penyumbang pendapatan terbesar sektor itu adalah pajak hotel sebesar Rp 55 miliar. "Pendapatannya dari hotel memang besar, jadi seperti dipacu terus pertumbuhannya. Padahal belum punya rencana induk pariwisata," kata Syafii pada Tempo. http://www.google.com/url?q=http://w...15MihGCgVLJcUg |
Last edited by aku_bejo; 1st September 2014 at 22:15.. |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer