HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/23 12:57 WIB
Pacari Putri Nikita Mirzani, Vadel Badjideh Akui Banyak Hujatan
-
Sabtu, 2024/04/23 13:02 WIB
Reaksi Nassar Diminta Jadian dengan Irish Bella Saat Hadir di Acara Ultah
-
Sabtu, 2024/04/23 13:07 WIB
Kabar Calonkan Diri Jadi Bupati Bantul Soimah Beri Klarifikasi
-
Sabtu, 2024/04/23 13:13 WIB
CSB Divonis 2,5 Tahun Atas Penipuan Terhadap Jessica Iskandar
-
Jumat, 2024/04/22 15:00 WIB
Unggahan Natasha Rizki di Hari Anniversary Pernikahan dengan Desta Jadi Sorotan
-
Sabtu, 2024/04/23 14:26 WIB
Rumah Via Vallen Digeruduk Massa Aliansi Arek Sidoarjo
|
Thread Tools |
2nd January 2008, 20:18 |
#1
|
|
Mania Member
|
Pabrik Pusri di Iran Siap Beroperasi Akhir 2008
siap2 untuk menjadi pemain kelas dunia???
Quote:
|
|
Dari sabang sampai merauke, Indonesia Jaya Gak Peduli Siapa presidennya, karena pemimpin sebenarnya adalah Rakyat Indonesia |
3rd January 2008, 09:10 |
#3
|
Mania Member
|
|
Dari sabang sampai merauke, Indonesia Jaya Gak Peduli Siapa presidennya, karena pemimpin sebenarnya adalah Rakyat Indonesia |
11th January 2008, 03:17 |
#6
|
Registered Member
|
Menyedihkan Bangsa Ini
Wah...kalau pabrik pupuk itu di bangun di Sumsel kira-kira berapa ribu tenaga kerja bisa diserap dari pabrik pupuk baru tersebut ya... Bukankah katanya Sumsel adalah lumbung energi. Kalau gas alam jangan dikata lagi. Buktinya gas alamnya sudah sampai ke Singapura melalui pipanisasi, dan kelihatannya oleh pengelola energi di negara ini kok dijadikan prioritas ya...? Buktinya PGN bangun instalasi gas compressor di Batam agar suplai gas ke Singapura dapat lebih besar. Padahal gas alam yang dijual kesana jauh lebih murah dari minyak dan lebih bersih. Mereka gunakan gas kita di sana untuk bahan bakar pembangkit listrik dan masuk ke dapur-dapur rumah orang-orang Singapura. Wajar dengan biaya bahan bakar yang murah perusahaan listriknya mendapat untung besar, dan biaya energi rumah tangga yang lebih murah. Tidak seperti di kita yang dipaksa pakai LPG yang harganya kira-kira 3 kali lebih mahal dari gas alam dengan pipanisasi langsung. Bayangkan bila harga gas 5 dollar US / MMBTU maka kira-kira harga tersebut setara dengan 1/4 dari harga solar. Sementara Pusri sendiri kurang mendapat pasokan gas, ya nasibnya hampir sama dengan Pabrik Pupuk di Aceh (Bak ayam mati di lumbung padi). Kalaupun dapat gas harganya juga sudah mahal. Bandingkan dengan harga gas di Iran yang ditawarkan ke Pusri hanya 1 US dollar / MMBTU. Kenapa Iran bisa menawarkan harga gas yang jauh lebih murah ya....? yang pasti mereka mendapat multifier effectnya, tenaga kerjanya terserap, terus pupuknya juga bisa jatuhnya murah ke petani-petaninya. Bandingkan dengan negara kita Indonesia, di mana orang-orang nya banyak tidak mendapat pekerjaan dan terpaksa menjadi babu di negara lain, yang membuat negara ini dilecehkan, seperti di Malaysia. Suatu harga yang mahal dari Manajemen Negara kita yang salah kelola.
|
11th January 2008, 16:10 |
#7
|
Registered Member
|
mantab emang. setidaknya sebagai anak sumsel aku bangga. mo nanya nih. ada yang tahu ga PT Pusri kebagian nyumbang modal berapa persen tuh?? pernah baca seingatku harta nya PT Pusri ga nyampe 3 triliun. mohon dikoreksi kalo salah kakak2 sekalian.
|
11th January 2008, 17:51 |
#8
|
|
Mania Member
|
Quote:
awalnya ane jg berpikiran sama ttg alasan invest nya yg pertimbangkan input gas, kenapa ga kita dukung dulu industri dalam negeri spy maju dan efeknya bisa dirasakan langsung.. tp mungkin jg ada pertimbangan lain pusri yaitu target market yg lebih dekat ke timur tengah, bener gak ya |
|
|
12th January 2008, 10:50 |
#9
|
Registered Member
|
Membangun Bangsa
Hai teman-teman sebangsa...di Detik Forum… Ane mau berbagi cerita sedikit nih… Masih terkait dengan Pusri yang bangun pabrik di Iran sementara di Indonesia sangat sulit nyari pekerjaan sehingga terpaksa nyari pekerjaan ke Negara lain seperti di Malaysia, sehingga oleh warga Malaysia orang Indonesia dipanggil ‘Indon’(melecehkan). Kenapa mereka memanggil kita Indon..? karena kalau menurut gua yang sekarang sedang belajar di Malaysia, sebutan Indon itu timbul karena umumnya orang Malaysia mempunyai image yang rendah terhadap Indonesia. Habis yang mereka temui sehari-hari bahwa orang Indonesia itu adalah babu di rumahnya, pekerja kasar diperkebunan, kuli, tidak berpendidikan (banyak juga yang tidak tahu baca tulis), tidak paham aturan (kalau di terminal bandara low cost carriage Malaysia akan ketahuan karena tidak antri digaris antri imigrasi, diingatkan sekali oleh petugas tidak mengerti sehingga dibentak baru mengerti), pendatang tanpa izin (ilegal) yang selalu dikejar-kejar RELA (sehingga kamipun yang pelajar merasa tidak nyaman pergi kemana-mana, termasuk pernah ditahan dengan berbagai pertanyaan di kounter imigrasi ketika mau masuk di Bandara Malaysia, karena dianggap Indon (TKI ilegal), setelah dilihatkan kartu pelajar baru mereka percaya).
Oleh sebab itu.... teman-teman sebangsa. Agar kita dianggap setara oleh warga Malaysia dan juga oleh bangsa lain maka kita harus berani untuk tidak mengirimkan babu, pekerja kasar ke Malaysia (tapi apakah itu mungkin karena tentu saja hal itu tidak akan disenangi oleh orang-orang yang terlibat dalam pengiriman TKI. Karena tidak kebagian lagi dari fee yang didapat dari hasil keringat TKI yang dipotong). Tambahan lagi lapangan pekerjaan di dalam negeri memang tidak tersedia. Buktinya Pusri sendiri yang penggerak ekonomi Sumsel bangun pabri di Iran, bukannya di Indonesia. Serta banyak perusahaan-perusahaan lain yang bukan makin berkembang malah bangkrut. Sudah berapa banyak pabrik tekstil yang tutup di Indonesia seperti di Bogor, karena tak kuat lagi menanggung biaya operasi terutama dari sektor energi (minyak dan listrik yang terus naik (tarif multiguna-lah untuk industri), karena listriknya digerakkan dari minyak sih).Terus yang kedua kita ramai-ramai ‘memohon’ ke pemerintah kita agar segera memperhatikan pendidikan, jangan ada lagi bangsa kita yang tidak dapat pendidikan, langkah awal tentu saja dengan merealisasikan Anggaran Pendidikan 20%. Karena Pemerintah Malaysia tiap ngomong di TV selalu pendidikan, pendidikan dan pendidikan. Terus yang ketiga, kita punya kekayaan alam yang melimpah tapi sayangnya tidak dinikmati oleh bangsa sendiri. Seperti gas alam kita jual murah ke Singapura, ke Jepang, ke Cina, sementara di dalam negeri kita pakai minyak yang diimpor yang jauh lebih mahal. Seharusnya gas alam itu kan harusnya diprioritas kan dulu di dalam negeri, setelah berlebih dijual ngak apa-apa. Apalagi kalau kita baca di Detik News beberapa waktu yang lalu ‘bila Indonesia tidak mengimpor minyak dan tidak mengekspor gas alam maka Negara akan untung sekitar 18 Trilliun setiap tahun’. Sekarang pengelola energi di Negara kita tidak seperti itu, justru jual gas dan beli minyak. Bagaimana mungkin industri kita akan bersaing dengan menggunakan energi yang mahal itu, sementara Singapura kita beri energi murah kita nan bersih (ibarat kita ngasih peluru (mungkin rudal lebih tepat yaa..) kepada musuh untuk menghantam kita). Pusripun terpaksa bangun pabrik di Iran. Karena terbatasnya pasokan gas untuk mereka (lucu.. dilumbung gas tapi semakin berkurang dapat pasokan gas). Bagaimana mungkin lapangan kerja akan terbuka. Kalau ini bisa kita perbaiki, tentu saja dengan membersihkan tikus-tikus berdasi yang mengharapkan fee dari hasil menjual bangsa ke Negara lain tentu kita akan dihargai sebagai bangsa yang sederajat. |
14th January 2008, 10:53 |
#10
|
|
Registered Member
|
Quote:
|
|
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer