HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Senin, 2024/03/27 12:43 WIB
Kata Windy Idol soal Kode "Short Time" yang Diungkap Jaksa KPK
-
Senin, 2024/03/27 17:26 WIB
Ganjar Tolak Jadi Menteri Prabowo, Gibran: Yang Nawari Siapa?
-
Rabu, 2024/03/28 11:49 WIB
Jengkel! Jadi Alasan Sopir Truk Ugal-ugalan di Halim
-
Rabu, 2024/03/28 13:39 WIB
Anwar Usman Diminta Mundur dari MK Usai 2 Kali Langgar Etik
-
Sabtu, 2024/03/25 12:45 WIB
AHY Merasa Beruntung Tinggalkan Koalisi Anies, Tak Jadi Hancur Lebur
-
Rabu, 2024/03/28 14:45 WIB
Puan Maharani: Partai Pemenang Pileg Berhak Jadi Ketua DPR RI
|
Thread Tools |
11th December 2017, 10:04 |
#181
|
|
Mania Member
|
Quote:
Nanti kalo orang Kristen menerima undangan bikin acara di Monas, pasti Anies akan mengklaim bahwa orang Kristen ikut memprotes larangan acara keagamaan di Monas pada masa Ahok dulu. Secara tidak langsung, dengan demikian maka orang Kristen ikut mendukung orang2 Islam bikin aksi 212, 121, 008, 69, 666 atau apalah tu. Makanya lebih baik dilarang total saja. Monas itu masih masuk ring 1, dan keamanan istana dipertaruhkan jika ring 1 dipakai untuk mobilisasi massa. |
|
11th December 2017, 10:17 |
#182
|
|
Groupie Member
|
Quote:
|
|
King of Losers |
11th December 2017, 11:34 |
#183
|
|
Mania Member
|
Quote:
Sekali lagi jangan sampai Gereja jadi alat politik penguasa. Kita menolak itu. Banyak umat Katolik yg komen di sosmed, termasuk di page FB KAJ, meminta agar Gereja Katolik tidak hadir dalam perayaan Natal ini. Supaya mereka tahu bahwa Gereja dan umat menolak politik murahan seperti ini. Sudah baca komen om dwi di page2 sebelumnya? Ternyata yang minta perayaan Natal adalah organisasi sayap Gerindra. Makanya dari awal saya sudah curiga, apakah memang mereka yang minta perayaan Natal ini mewakili orang Kristen. |
|
Last edited by shiori_kamisaki; 11th December 2017 at 11:37.. |
11th December 2017, 11:41 |
#184
|
|
Groupie Member
|
Quote:
Justru kalau Gereja itu benar netral maka Gereja tentu tidak menolak kalau ada yang mau merayakan Natal. Gereja itu harus berprasangka baik dan tidak curiga pada pemerintah termasuk gubernur. Gereja itu selalu mendoakan yang baik pada siapapun yang jadi pemimpin pemerintah. Mau itu Ahok, mau itu Jokowi, mau itu Prabowo, mau itu Anies. Mau itu Lulung. Gereja selalu mendoakan yang baik bagi mereka dan agar mereka bisa menjadi pemimpin yang baik. Jadi penolakan terhadap acara perayaan Natal kerena "curiga" itu bukan sikap benar dari Gereja. Gereja itu selalu mendukung pemerintah melakukan hal yang baik. Sejak kapan merayakan Natal bukan hal yang baik? |
|
King of Losers |
11th December 2017, 12:14 |
#185
|
|
Mania Member
|
Quote:
Jangan juga bilang "menolak" secara frontal. Katakan saja kepada semua orang bahwa umat Katolik punya caranya sendiri dalam merayakan Natal. Kita tidak perlu mengumpulkan massa sebanyak-banyaknya seperti agama sebelah. Lagipula spirit Natal sejatinya adalah "kesederhanaan" dan "kebersahajaan". Bayangkan, Tuhan Yesus lahir dari keluarga awam yang tidak kaya, dan bahkan lahir-Nya pun di kandang domba. Dia rela meninggalkan tahta-Nya di surga dan turun ke dunia sebagai manusia biasa. Mendoakan pemimpin memang baik, bahkan sering saya dengar dalam Doa Umat tiap misa. Tapi bukan berarti kita harus 100% setuju kebijakannya. Apalagi kalau melihat bahwa di baliknya ada ormas2 Islam yang sudah banyak menutup atau menentang keberadaan Gereja Katolik di wilayahnya padahal umat sudah sangat membutuhkannya untuk merayakan ekaristi. Merayakan Natal juga memang hal baik, tapi menggunakan Gereja dan agama sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaan tentu bukan hal yang baik kan? Hal ini yang mungkin tidak bisa anda baca dari gelagat dan latar belakang gubernur DKI saat ini. |
|
12th December 2017, 16:31 |
#187
|
Mania Member
|
Betul, Gereja Katolik melingkupi seluruh dunia melampaui batas wilayah pemerintahan. Tetapi Gereja membagi teritorinya ke dalam Keuskupan Agung, Keuskupan, Paroki, Stasi, Wilayah, Lingkungan, dan yang paling kecil adalah keluarga dan diri sendiri.
Untuk kasus di Jakarta, maka Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) harus turut memantau situasi pemerintahan yang ada di wilayahnya, kebijakan seperti apa yang diambil oleh pemimpin setempat. Dalam hal rencana perayaan Natal di Monas ini tentu juga jadi concern KAJ. Apalagi ketika berita di post #1 menyebut "pemuka agama Nasrani", tapi ternyata Kuria KAJ tidak ada di dalamnya. Jadi siapa yang disebut "pemuka agama Nasrani" itu? Ternyata adalah orang2 dari organisasi Kristen sayap Gerindra. Nambahin buat om kumalraj yah: Anda tahu Kardinal Sin? Sebagai Uskup Agung, beliau turut menjadi "motor" demonstrasi damai di Manila untuk menggulingkan Ferdinand Marcos. Dia ikut aksi ini bukan karena ingin jadi presiden, tapi karena sudah muak dengan pemerintahannya yang otoriter dan penuh KKN. Hasilnya? Marcos pun kabur ke Hawaii, dan Corazon Aquino terpilih jadi presiden. Anda juga tahu Uskup Belo? Beliau sangat menentang aneksesi Indonesia terhadap Timor Timur, dan terus bersuara di depan masyarakat dunia, termasuk di PBB dan UNHCR, bahwa Timor Timur harus merdeka. Dan akhirnya negara itu pun merdeka dari Indonesia, dan beliau bersama Ramos Horta mendapat Nobel Perdamaian. Artinya apa? Tidak ada yang salah jika Gereja berpolitik, tapi tentu bukan untuk menguasai atau memimpin pemerintahan. Kalau ada indikasi bahwa gubernur DKI saat ini ingin memanfaatkan ajaran Kristen demi kepentingannya sendiri dengan menggelar perayaan Natal di Monas yang nyata-nyatanya tidak pernah diminta oleh "pemuka agama Nasrani" (yang beneran, bukan abal-abal), mengapa tidak boleh dilawan? Gereja memang melarang klerus (imam, uskup) untuk mencalonkan diri menjadi pemimpin pemerintahan. Tapi di luar itu, ya Gereja juga harus turut berpartisipasi dalam politik, tapi tetap caranya harus elegan dan cerdas. Itu semua demi kesejahteraan warganya. |
16th December 2017, 14:17 |
#188
|
Banned
|
http://www.kricom.id/soal-natal-di-m...k-sambut-yesus
Soal Natal di Monas, Rohaniwan: Jangan Pakai APBD untuk Sambut Yesus Sabtu, 16 Des 2017 07:37 WIB KRICOM - Rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menggelar acara Natalan bersama di Lapangan Silang Monas dinilai tak perlu. Lebih baik jika umat Nasrani merayakannya di gereja masing-masing. Menurut Rohaniwan Katolik Romo Benny Susetyo, sudah menjadi tradisi bagi sebagian umat Katolik dan Kristen untuk berdoa di gereja pada saat ibadah Natal. Hal ini semata-mata dengan kesederhanaan dalam beribadah. "Enggak perlulah dana APBD digunakan untuk ini, enggak penting. Mending untuk anak-anak miskin," kata Benny kepada Kricom.id di Jakarta, Jumat (15/12/2017). Benny melanjutkan, Natal bukan merupakan perayaan seremonial, melainkan perayaan dalam menyambut datangnya Yesus Kristus yang harus dirayakan dengan sederhana. "Kami ucapkan terima kasih, tapi lebih tepat bagi umat Katolik dirayakan di Gereja dengan liturgi," ungkap dia. "Apalagi saat ini sedang ada situasi keprihatinan. Dananya lebih baik untuk kepentingan produktif saja," tambah Benny. Dia pun khawatir, jika dirayakan di Monas, acara yang diklaim melibatkan ribuan orang itu akan membuat kemacetan dan kesemerawutan. "Kan itu juga lapangan besar, bisa mengganggu ketertiban umum, kemudian kalau dipakai kemacetan, kan kasian banyak masyarakat yang terdampak," imbuhnya. Benny yakin, Anies tak memiliki kepentingan politik di balik perayaan ini. Namun, dia menyarankan agar lapangan Monas yang bersejarah itu dikembalikan ke fungsi aslinya. "Monas digunakan saja sebagai cagar budaya, sesuai dengan apa yang sejak awal digunakan," pesannya. |
16th December 2017, 16:23 |
#189
|
Groupie Member
|
Kalo ane gak masalah ngeliat rekan2 kristiani merayakan natal dimanapun tempatnya sepanjang memenuhi unsur perijinan. Negara kita melindungi itu.
Yg perlu dicermati adalah keterlibatan APBD atau anggaran daerah utk hal ini. Ibarat ambil uang sekoin tp nanti dijadiin pembenaran oleh ormas2 berkedok agama yg nuntut uang sepeti atau lebih banyak dengan berbagai alasannya Ini yg harus diwaspadai bersama krn acara natal di monas akan dijadikan sebagai alat pemantik ke atas dan ke bawah. Bahwa tindakan mereka selama ini benar. |
16th December 2017, 18:02 |
#190
|
|
Banned
|
Quote:
Ditunggu keberanian Anies menolak Hashim untuk pesta Natal di Monasnya. |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer