HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Senin, 2024/04/24 11:14 WIB
Polisi Sebut Chandrika Chika 1 Tahun Gunakan Narkoba
-
Senin, 2024/04/24 11:09 WIB
6 Fakta Penangkapan Chandrika Chika Pakai Narkoba Bareng 5 Orang Teman
-
Senin, 2024/04/24 14:23 WIB
Parto Patrio Dilarikan ke RS Pakai Ambulans, Sakit Apa?
-
Senin, 2024/04/24 11:29 WIB
KPU Tetapkan Prabowo Jadi Presiden dan Gibran Wakil Presiden Baru RI
-
Senin, 2024/04/24 11:43 WIB
Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu, Meninggal Dunia Dalam Usia 96 Tahun
-
Senin, 2024/04/24 11:36 WIB
Fans eSports Ramai Usai Jeixy Tersangka Kasus Narkoba
|
Thread Tools |
2nd October 2009, 19:35 |
#1
|
Addict Member
|
Pelipur Lara Saat Musibah dan Bencana
Pelipur Lara Saat Musibah dan Bencana penulis Al-Ustadz Abdul Mu’thi Sutarman Lc Yang nama musibah tentu rasa tdk mengenakkan. mk banyak manusia merasa tdk suka bila hidup tiba-tiba menjadi menderita krn musibah. Kehidupan yg selama ini mapan bisa hancur tdk bersisa. Tidak sedikit di antara mereka yg mengalami kesedihan berlarut-larut hingga menyebabkan stress. Bagaimana kiat menghadapi musibah secara benar dan bijak? Dalam menapaki kehidupan dunia yg fana ini manusia senantiasa dihadapkan pada dua keadaan bahagia atau sengsara. Perubahan keadaan itu bisa terjadi kapan saja sesuai dgn takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun hanya orang yg beriman yg bisa lurus dlm menyikapi silih berganti situasi dan kondisi. Hal ini krn ia meyakini keagungan dan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta tahu akan kelemahan dirinya. Tidak dipungkiri musibah dan bencana akan selalu menyisakan kesedihan dan kepedihan. Betapa tdk sekian orang yg dicinta kini telah tiada. Harta benda musnah tdk tersisa. Berbagai agenda dan acara pun harus tertunda. Bahkan segenap pikiran tercurah utk meratapi diri. Kondisi yg menyayat ini terkadang menggugah orang yg dlm hati ada sifat rahmat dan belas kasih. Sehingga uluran tangan dan bela sungkawa pun mengalir dari berbagai arah. Inti meringankan penderitaan orang yg terkena bencana. Nilai kepedulian yg datang dari orang lain jelas memberi arti. Namun yg terpenting adl bagaimana menghibur hati orang yg menderita itu serta menumbuhkan seribu harapan utk menatap masa depannya. Hal ini penting krn bantuan dari manusia bisa terputus dan orang yg kemarin membantu mungkin saja kini justru perlu dibantu. Ini ketika mereka membantu dgn tulus dan tdk ada tendensi lain. mk bagaimana kira jika kebanyakan orang yg membantu punya tujuan-tujuan politis atau bahkan para misionaris yg ingin menancapkan cakar di tubuh orang2 yg lemah utk dimurtadkan? Maka sudah seharus kita umat Islam menjadi orang2 yg terdepan dlm memberikan bantuan kepada orang2 yg sedang ditimpa musibah baik bantuan moril ataupun materil. Kita paparkan di hadapan umat tentang keagungan syariat ini serta keindahan dan bahwa Islam ini mampu menjawab problematika zaman. Kita sampaikan hiburan yg datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala Rasul-Nya serta petuah para salaf umat ini. Hakikat Musibah Musibah adl perkara yg tdk disukai yg menimpa manusia. Berkata Al-Imam Al-Qurthubi: “Musibah adl segala apa yg mengganggu seorang mukmin dan yg menimpanya.” Macam-macam Musibah Sungguh musibah beragam bentuknya. Ada yg menimpa jiwa seseorang tubuh harta keluarga dan yg lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dgn sedikit ketakutan kelaparan kekurangan harta jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang2 yg sabar.” Ath-Thabari berkata: “Ini adl pemberitaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada para pengikut Rasul-Nya bahwa Ia akan menguji mereka dgn perkara-perkara yg berat supaya diketahui orang yg mengikuti rasul dan orang yg berpaling.” Penting Istirja’ ketika Musibah Istirja’ adl ucapan: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهَ رَاجِعُوْنَ ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.’ “Sesungguh kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ. الَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ. أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ “Dan berikanlah berita gembira kepada orang2 yg sabar orang2 yg apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.’ Mereka itulah yg mendapat keberkahan yg sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang2 yg mendapat petunjuk.” Shahabiyah Ummu Salamah menyebutkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيْبُهُ مُصِيْبَةٌ فَيَقُوْلُ مَا أَمَرَهُ اللهُ: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيْبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا؛ إِلاَّ أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا “Tiada seorang muslim yg ditimpa musibah lalu ia mengatakan apa yg diperintahkan Allah : ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un wahai Allah berilah aku pahala pada yg menimpaku dan berilah ganti bagiku yg lbh baik darinya’; kecuali Allah memberikan kepada yg lbh baik darinya.” Ummu Salamah berkata: “Tatkala Abu Salamah meninggal aku mengucapkan istirja’ dan mengatakan: ‘Ya Allah berilah saya pahala pada musibah yg menimpa saya dan berilah ganti bagi saya yg lbh baik darinya.’ Kemudian aku berpikir kira siapa orang yg lbh baik bagiku daripada Abu Salamah? mk tatkala telah selesai masa ‘iddah-ku Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta izin utk masuk di mana waktu itu aku sedang menyamak kulit Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melamarku. Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah selesai dari pembicaraan aku berkata: ‘Wahai Rasulullah sebenar saya mau dilamar tapi saya seorang wanita yg sangat pencemburu. Saya khawatir anda akan melihat dari saya sesuatu yg nanti Allah akan mengazab saya karenanya. Saya juga orang yg sudah berumur dan banyak anak.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Adapun apa yg engkau sebutkan tentang sifat cemburu niscaya Allah akan menghilangkannya. Dan apa yg engkau sebutkan tentang umur mk aku juga sama . Dan yg engkau sebutkan tentang banyak anak mk anakmu adl tanggunganku.’ Aku berkata: ‘Aku menyerahkan diriku kepada Rasulullah.’ Lalu beliau menikahiku. Ummu Salamah berkata setelah itu: “Allah telah menggantikan untukku yg lbh baik dari Abu Salamah yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Ini merupakan bukti dari firman Allah: وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ “Dan berilah berita gembira bagi orang2 yg sabar.” Yaitu adakala seseorang diberi ganti oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dgn yg lbh baik. Seperti yg dialami Ummu Salamah ketika suami meninggal. Ketika Ummu Salamah mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengucapkan apa yg beliau perintahkan dgn penuh ketaatan Allah Subhanahu wa Ta’ala ganti dgn yg lbh baik dari yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesungguh kebaikan adl apa yg dikatakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya sedangkan kesesatan serta kecelakaan ada pada penyelisihan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Tatkala Ummu Salamah tahu bahwa segala kebaikan yg ada di alam ini -baik umum atau khusus- datang dari sisi Allah dan bahwa segala kejelekan yg ada di alam ini yg khusus menimpa hamba dikarenakan menyelisihi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya mk ketika Ummu Salamah mengucapkan kalimat tersebut ia mendapatkan kemuliaan mendampingi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dunia dan akhirat. Terkadang pula dgn kalimat istirja’ tadi seorang hamba mendapatkan kedudukan yg tinggi dan pahala yg besar. Kalimat ini mengandung obat/penghibur dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya bagi orang yg ditimpa musibah. Kalimat ini adl sesuatu yg paling tepat dlm menghadapi musibah dan lbh bermanfaat bagi hamba utk di dunia ini dan akhirat kelak. Karena di dlm terkandung pengakuan yg tulus bahwa hamba ini jiwa keluarga harta dan anak adl milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah jadikan itu semua sebagai titipan yg ada pada hamba. Jika Allah mengambil mk itu seperti seseorang yg mengambil barang yg dipinjam oleh peminjam. Kalimat ini juga mengandung pengukuhan bahwa kembali hamba hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seseorang pasti akan meninggalkan dunia ini di belakang punggungnya. Ia akan menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari kiamat sendirian sebagaimana awal mulanya. Tiada keluarga dan harta yg bersamanya. Ia akan datang nanti dgn membawa amal kebaikan dan amal kejelekan. Penghibur Kesedihan Sebagian orang menyangka bahwa orang yg ditimpa penyakit atau semisal adl orang yg dimurkai Allah Subhanahu wa Ta’ala padahal tdk seperti itu kenyataannya. Karena terkadang seorang diuji dgn penyakit dan musibah padahal ia seorang yg mulia disisi-Nya seperti para nabi rasul dan orang shalih. Sebagaimana yg dialami Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika masih di Makkah saat perang Uhud dan Ahzab serta ketika wafatnya. Musibah juga menimpa Nabi Ayyub Nabi Yunus dan nabi yg lain ‘alaihimussalam. Itu semua utk mengangkat kedudukan mereka dan dibesarkan pahala serta sebagai contoh bagi orang yg datang setelah mereka. Terkadang seorang diuji dgn kesenangan -seperti harta yg banyak istri anak-anak dan lainnya- namun tdk sepantas utk dikatakan sebagai orang yg dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala jika ia tdk melakukan ketaatan kepada-Nya. Orang yg mendapatkan itu semua bisa jadi memang orang yg dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bisa jadi orang yg dimurkai-Nya. Keadaan berbeda-beda sedangkan kecintaan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala bukanlah krn kedudukan anak harta dan jabatan. Kecintaan di sisi-Nya diraih dgn amal shalih takwa dan kembali kepada Allah serta melaksanakan hak-hak-Nya. BERSAMBUNG.... |
|
2nd October 2009, 19:37 |
#2
|
Addict Member
|
Seorang mukmin hendaklah yakin bahwa apa yg ditakdirkan Allah Subhanahu wa Ta’ala niscaya akan menimpa tdk meleset sedikit pun. Sedangkan apa yg tdk ditakdirkan oleh-Nya pasti tdk akan menimpanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ. لِكَيْ لاَ تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُوا بِمَا ءَاتَاكُمْ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ “Tiada suatu bencana pun yg menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dlm kitab sebelum Kami menciptakannya. Sesungguh yg demikian itu adl mudah bagi Allah. supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yg luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yg diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tdk menyukai tiap orang yg sombong lagi membanggakan diri.” Seseorang yg ditimpa musibah hendaklah melihat apa yg ada dlm Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Niscaya ia akan mendapatkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan sesuatu yg lbh besar dari lenyap musibah bagi orang yg sabar dan ridha. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُوْنَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ “Sesungguh hanya orang2 yg bersabarlah yg dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ “Senantiasa bala` menimpa seorang mukmin dan mukminah pada tubuh harta dan anak sehingga ia berjumpa dgn Allah dlm keadaan tdk memiliki dosa.” Seorang yg ditimpa musibah hendaklah tahu bahwa di tiap sudut kampung dan kota bahkan tiap rumah ada orang yg tertimpa musibah. Di antara mereka ada yg terkena musibah sekali dan ada pula yg berkali-kali. Hal itu tdk terputus sampai seluruh anggota keluarga terkena semua. Dengan demikian ia akan merasakan ringan musibah krn bukan hanya dia yg terkena cobaan. Jika melihat ke kanan ia tdk melihat kecuali orang yg terkena musibah. Dan jika melihat ke kiri ia tdk melihat kecuali orang yg sedih. Bila orang yg terkena musibah tahu bahwa jika dia memerhatikan alam ini tidaklah ia melihat kecuali di tengah-tengah mereka ada yg terkena musibah baik dgn lenyap sesuatu yg dicintai atau tertimpa dgn sesuatu yg tdk mengenakkan. mk dia akan tahu bahwa kebahagiaan dunia hanyalah seperti mimpi dlm tidur atau bayangan yg lenyap. Jika kesenangan dunia membuat tertawa sedikit ia akan menjadikan tangis yg banyak. Dan tidaklah suatu rumah dipenuhi keceriaan kecuali suatu saat akan dipenuhi ratap tangis. Muhammad bin Sirin berkata: “Tiada suatu tawa kecuali setelah akan datang tangis.” Seorang hamba melihat dgn mata hati sehingga ia tahu bahwa pahit kehidupan dunia itu adl suatu hal yg manis di akhirat dan manis dunia merupakan perkara yg pahit di negeri akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala lah yg membaliknya. Lihatlah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فيُصْبَغُ فِي النَّارِ صَبْغَةً ثُمَّ يُقَالُ: يَا ابْنَ آدَمَ، هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيْمٌ قَطُّ؟ فَيَقُوْلُ: لاَ، وَاللهِ يَا رَبِّ. وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ، هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ؟ فَيَقُوْلُ: لاَ، وَاللهِ يَا رَبِّ، مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ وَلاَ رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ Di hari kiamat nanti akan didatangkan seorang penduduk dunia yg paling mendapatkan ni’mat dari penghuni neraka lalu ia dicelupkan ke dlm neraka sekali celupan kemudian ditanya: “Wahai anak keturunan Adam apakah kamu pernah melihat kebaikan? Apakah kamu pernah mendapatkan keni’matan?” Ia menjawab: “Tidak demi Allah wahai Rabbku.” Dan akan didatangkan seorang yg paling menderita di dunia dari penduduk surga lalu ia dicelupkan ke dlm surga sekali celupan kemudian ditanya: “Wahai anak keturunan Adam pernahkah kamu melihat penderitaan? Pernahkah kamu merasakan kesengsaraan?” Ia menjawab: “Tidak demi Allah wahai Rabbku. Tidak pernah aku mengalami penderitaan dan tdk pernah melihat kesengsaraan.” Orang yg ditimpa musibah hendaklah meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertawakal kepada-Nya. Hendaklah ia tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala bersama orang2 yg sabar. Hendaklah orang yg ditimpa musibah memantapkan diri sehingga tahu bahwa musibah yg datang kepada itu datang dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuai dgn keputusan dan takdir-Nya. Hendak dia menyadari pula bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menakdirkan musibah kepada utk membinasakan dan menyiksa tetapi Ia menguji utk diuji kesabaran dan keridhaan serta pengaduan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hendaklah diketahui bahwa musibah yg paling besar adl musibah yg menimpa agama seorang. Seperti seseorang yg dahulu rajin ibadah namun kini bermalas-malasan atau orang yg dulu taat kini meninggalkan dan suka dgn kemaksiatan. Inilah musibah yg tdk ada keberuntungan sama sekali. Al-Imam Ibnul Jauzi menyebutkan beberapa perkara utk mengobati musibah sehingga seorang tdk berlarut-larut dlm kesedihan yg bisa membinasakan dan mengabaikan hak dan kewajiban yaitu: - Mengetahui bahwa dunia tempat ujian dan petaka serta bahwa musibah suatu hal yg pasti terjadi. - Memperkirakan ada orang yg ditimpa musibah lbh besar dan banyak dari musibah serta melihat keadaan orang yg ditimpa musibah seperti musibah sehingga ia terhibur krn bukan hanya dia saja yg terkena musibah. - Meminta ganti yg lbh baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengharap pahala dari kesabarannya. Faedah di Balik Musibah Allah Maha Bijaksana tiada keputusan dan ketentuan-Nya yg lepas dari hikmah. Tidak terkecuali dgn perkara musibah ini. Kalaulah seandai tdk ada faedah dari musibah ini kecuali sebagai penghapus dosa di mana itu saja sudah mencukupi bagaimana kira jika di sana ada setumpuk faedah? Subhanallah! Shahabat Ibnu Mas’ud berkata: “Aku masuk kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang demam aku berkata: ‘Wahai Rasulullah sesungguh engkau sangat demam.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Benar sesungguh aku merasakan demam seperti demam dua orang di antara kalian.’ Aku berkata: ‘Yang demikian krn engkau mendapat pahala dua kali lipat.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Benar memang seperti itu. Tiada seorang muslim pun yg ditimpa sesuatu yg mengganggu sakit atau selain kecuali Allah akan mengampuni dosa seperti pohon yg merontokkan daunnya’.” Berikut ini beberapa faedah dari musibah: 1. Musibah yg menimpa menunjukkan kepada manusia akan kekuasaan Allah dan lemah hamba. 2. Musibah menjadikan hamba menuluskan ibadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala krn tiada tempat utk mengadukan petaka kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tiada tempat bersandar agar tersingkap petaka kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ “Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dgn memurnikan ketaatan kepada-Nya.” 3. Musibah menjadikan seorang kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersimpuh di hadapan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَإِذَا مَسَّ اْلإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيْبًا إِلَيْهِ “Dan apabila manusia itu ditimpa kemudaratan dia memohon kepada Rabb dgn kembali kepada-Nya.“ 4. Musibah menjadikan seorang mempunyai sifat penyantun dan pemaaf terhadap orang yg melakukan kesalahan kepadanya. 5. Musibah menyebabkan seorang bersabar atasnya. Dan sabar menyebabkan datang kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta pahala-Nya yg banyak. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَاللهُ يُحِبُّ الصَّابِرِيْنَ “Dan Allah cinta orang-arang yg sabar.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ “Tidaklah seorang diberi pemberian yg lbh baik dan lbh luas daripada kesabaran.” BERSAMBUNG.... |
|
2nd October 2009, 19:37 |
#3
|
Addict Member
|
6. Bergembira dgn musibah krn besar faedah dari musibah ini. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنْ كَانَ أَحَدُهُمْ لَيَفْرَحُ بِالْبَلاَءِ كَمَا يَفْرَحُ أَحَدُكُمْ بِالرَّخَاءِ “Dan sungguh salah seorang dari mereka merasakan senang terhadap bala` seperti salah seorang kalian suka terhadap kemakmuran.” 7. Musibah akan membersihkan dosa dan kesalahan. 8. Musibah akan menumbuhkan sifat belas kasihan pada diri seseorang terhadap yg ditimpa musibah dan membantu utk meringankan beban mereka. 9. Mengetahui besar ni’mat sehat serta mensyukuri krn ni’mat tidaklah diketahui kadar besar kecuali setelah tdk adanya. 10. Di balik dari musibah ada faedah-faedah yg tersembunyi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا “Mungkin kalian tdk menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan pada kebaikan yg banyak.” Tatkala raja yg bengis hendak merampas Sarah dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ternyata di balik musibah itu sang raja akhir memberikan seorang pembantu yg bernama Hajar kepada Sarah. Dari Hajar lahirlah Isma’il dan di antara keturunan Isma’il adl penutup para nabi dan rasul yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. 11. Musibah dan penderitaan akan menghalangi sifat sombong angkuh dan kebengisan. Kalaulah raja Namrud yg kafir itu seorang yg fakir sakit-sakitan tuli dan buta tentulah ia tdk akan membantah Nabi Ibrahim tentang Rabbnya. Namun keangkuhan kekuasaan itulah yg menyebabkan Namrud menentang Ibrahim. Dan seandai Fir’aun itu fakir dan sakit-sakitan tentu ia tdk akan mengatakan: ‘Sayalah Rabb kalian yg paling tinggi.’ Allah berfirman إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَيَطْغَى. أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى “Sesungguh manusia benar-benar melampaui batas krn dia melihat diri serba cukup.” Dan firman-Nya: وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيْرٍ إِلاَّ قَالَ مُتْرَفُوْهَا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُوْنَ “Dan kami tdk mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun melainkan orang2 yg hidup mewah di negeri itu berkata: ‘Sesungguh kami mengingkari apa yg kamu diutus utk menyampaikannya’.” Sedangkan orang2 fakir dan lemah mereka banyak yg menjadi wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pengikut para Nabi. Karena faedah-faedah yg mulia ini mk orang yg paling besar cobaan adl para nabi kemudian yg semisal mereka kemudian yg semisalnya. Mereka dituduh sebagai orang2 gila tukang sihir dan sekian ejekan lainnya. Namun mereka bersabar atas pendustaan dan gangguan orang2 kafir tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِيْنَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيْرًا “Kalian sungguh-sungguh akan diuji terhadap harta dan diri kalian dan juga kalian sungguh-sungguh akan mendengar dari orang2 yg diberi kitab sebelum kalian dan dari orang2 yg mempersekutukan Allah gangguan yg banyak.” (Dinukil dari Tafsir Al-Qasimi -dengan ringkas- 1/405-409) Kewajiban Bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Merendahkan Diri di Hadapan-Nya ketika Datang Musibah Allah Subhanahu wa Ta’ala dgn hikmah-Nya yg mendalam menguji hamba-Nya dgn kesenangan dan penderitaan utk menguji kesabaran dan syukur mereka. Barangsiapa bersabar ketika mendapat musibah dan bersyukur ketika mendapat ni’mat serta bersimpuh di hadapan-Nya saat mendapat cobaan dgn mengadu kepada-Nya akan dosa dan kekurangan serta memohon rahmat dan ampunan-Nya sungguh ia telah beruntung dan meraih kesudahan yg baik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ “Dan Kami uji mereka dgn yg baik-baik dan yg jelek-jelek agar mereka kembali .” Dan firman-Nya: ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan krn perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari perbuatan mereka agar mereka kembali .” Yang dimaksud dgn kebaikan di sini adl ni’mat seperti kesuburan kemakmuran kesehatan dimenangkan atas musuh dan semisalnya. Sedangkan yg dimaksud dgn kejelekan adl musibah seperti penyakit dikuasai oleh musuh gempa angin topan banjir yg menghancurkan dan semisalnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala uji dgn itu semua agar manusia kembali ke jalan yg benar segera bertaubat dari dosa dan bergegas menuju ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Karena kekufuran dan maksiat adl sumber segala bencana di dunia dan di akhirat. Adapun beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala menaati Rasul-Nya dan berpegang teguh dgn syariat-Nya adl sumber kemuliaan dunia dan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-Nya utk bertaubat kepada-Nya di saat turun musibah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُوْنَ. فَلَوْلاَ إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَكِنْ قَسَتْ قُلُوْبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُوْنَ “Dan sesungguh Kami telah mengutus kepada umat-umat sebelum kamu kemudian Kami siksa mereka dgn kesengsaraan dan kemelaratan supaya mereka bermohon dgn tunduk merendahkan diri. mk mengapa mereka tdk memohon dgn tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yg selalu mereka kerjakan.” Telah shahih riwayat dari Amirul Mukminin Umar bin Abdul ‘Aziz rahimahullahu bahwa beliau menulis surat kepada para gubernur ketika terjadi gempa di zamannya. Beliau menyuruh mereka utk memerintahkan kaum muslimin supaya bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala merendahkan diri di hadapan-Nya dan beristighfar dari dosa-dosa. Wallahu a’lam bish-shawab. Sumber: www.asysyariah.com Bersyukur Karena Musibah I Beberapa dari pembaca pasti akan mengerutkan dahinya ketika membaca topik ini. Bagaimana mungkin manusia dapat bersyukur karena musibah bencana yang ia hadapi ? (11) Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. (Q.S.22/ Al Hajj: 11) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa, “Datangnya musibah-musibah adalah nikmat. Karena bencana menjadi sebab untuk dihapuskannya dosa-dosa. Ia juga menuntut kesabaran, sehingga orang yang tertimpa musibah dan tetap bersabar akan mendapatkan pahala”. Bukankah hal tersebut adalah nikmat yang paling agung ? Maka musibah bencana adalah rahmat Allah yang paling agung kepada mahluk-Nya, kecuali apabila orang yang tertimpa musibah tersebut justru terjerumus kepada kemaksiatan. Apabila hal tersebut terjadi kepadanya maka itu akan menjadi keburukan baginya. Empat tingkatan orang yang mendapat bencana Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan, bahwa ada empat tingkatan orang ketika menghadapi musibah: Tingkatan pertama: marah Tingkatan marah ini meliputi tiga keadaan: 1. Ia menyimpan perasaan marah di dalam hati kepada Allah. Sehingga dia pun marah kepada apa yang ditetapkan Allah kepada dirinya. Hal ini adalah haram bahkan bisa menjerumuskan kepada kekafiran. 2. Kemarahan diekspresikan dengan ucapan. Seperti mendoakan kecelakaan dan kebinasaan, atau ucapan semacamnya. Hal seperti ini juga haram hukumnya. 3. Kemarahannya sampai meluap-luap sehingga terekspresikan dengan tindakan anggota badan. Seperti menampar-nampar pipi, merobek-robek pakaian. Mencabuti rambut dan perbuatan semacamnya. Perbuatan ini haram hukumnya dan meniadakan sifat sabar yang wajib ada. Tingkatan kedua: bersabar Walaupun musibah yang ia terima teramat berat, namun orang tersebut masih bisa bersabar dan tabah dalam menanggungnya. Dia merasa tidak senang atas musibah yang terjadi terhadap dirinya. Tapi imannya masih dapat menjaganya untuk tidak marah. Terjadinya musibah tersebut dengan tidak terjadinya musibah masih terdapat perbedaan baginya. Ini adalah tingkatan yang wajib. Sebab Allah SWT telah memerintahkan untuk bersabar. Tingkatan ketiga: merasa ridho Perbedaan yang mendasar antara tingkatan ketiga ini dibanding tingkatan kedua adalah pada tingkatan ini, ada atau tidak adanya musibah betapapun beratnya bagi orang yang mengalaminya adalah sama saja. Orang tersebut ridho terhadap musibah yang menimpanya. Ia merasa yakin kepada Allah bahwa musibah yang diturunkan kepadanya adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya. Sehingga ada atau tidak adanya musibah tidak ada bedanya bagi orang tersebut Tingkatan keempat: bersyukur Ini adalah tingkatan tertinggi. Ia justru bersyukur kepada Allah atas terjadinya musibah yang menimpanya. Orang tersebut menyadari, seberapapun ringan atau beratnya musibah adalah faktor bagi terhapusnya dosa-dosa yang pernah ia lakukan. Bahkan terkadang bisa menjadi sumber penambah amal kebaikan. Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh dalam Syarah Arba’in An-Nawawi pun mengungkapkan hal yang sama. Beliau mengatakan bahwa ketika tertimpa musibah, di samping wajib untuk bersabar, juga disunahkan untuk ridho bahkan jika mampu, bersyukur. http://mutiaradibalikmusibah.********.com Muhasabah Bencana (MP3) 1,8mb http://www.mediafire.com/file/mqhgjm...ndonesiaku.mp3 |
Last edited by mynick; 4th October 2009 at 08:56.. |
11th October 2009, 11:09 |
#5
|
Addict Member
|
[Dianjurkan Memperbanyak Sedekah dan Menolong Fakir Miskin] Begitu pula ketika terjadi musibah semacam itu, dianjurkan untuk menyayangi fakir miskin dan memberi sedekah kepada mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ارْحَمُوا تُرْحَمُوا “Sayangilah (saudara kalian), maka kalian akan disayangi.” Juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِى الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ “Orang yang menebar kasih sayang akan disayang oleh Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah yang di muka bumi, kalian pasti akan disayangi oleh Allah yang berada di atas langit” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ “Orang yang tidak memiliki kasih sayang, pasti tidak akan disayang.” Diriwayatkan dari ‘Umar bin Abdul Aziz –rahimahullah- bahwasanya saat terjadi gempa, beliau menulis surat kepada pemerintahan daerah bawahannya agar memperbanyak shadaqah. [Anjuran untuk Menolong Kaum Muslimin yang Tertimpa Musibah] Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Barangsiapa menolong saudaranya, maka Allah akan selalu menolongnya”. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda. ”Barangsiapa yang membebaskan satu kesusahan seorang mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah akan melepaskannya dari satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan akhirat. Barangsiapa memberikan kemudahan kepada orang yang kesulitan, maka Allah akan memudahkan dia di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan selalu menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”. Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab shahihnya. Begitu kecilnya kita diantara tebing-tebing yang longsor.... Begitu besar kekuasaan-Nya tanpa ada yg bisa menandingi-Nya |
Last edited by mynick; 11th October 2009 at 12:15.. |
4th February 2010, 09:28 |
#7
|
Addict Member
|
Semoga gak terulang lagi kejadian seperti itu di padang!
|
6th November 2010, 13:45 |
#9
|
Addict Member
|
Begitu kecilnya kita didepan awan yg membumbung tinggi.... Begitu besar kekuasaan-Nya tanpa ada yg bisa menandingi-Nya Begitu rapuh nya kita berhadapan dengan awan ciptaan sang Maha Kuasa.... Masihkah kita sombong dihadapan-Nya? |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer