|
|
3rd April 2015, 09:17
|
|
Addict Member
Join Date: Jul 2014
Posts: 894
|
!!!Pemerintah Melakukan Proses Pemiskinan Secara Sistematis!!!
Quote:
Jakarta, Aktual.co — Ketua Eksekutif Nasional Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Lamen Hendra Saputra, menyarankan pemerintahan Jokowi-JK bertobat sebelum kemarahan rakyat menggumpal.
Pihaknya menilai pemerintahan Jokowi-JK telah melakukan proses pemiskinan kepada rakyat Indonesia.
"Proses pemiskinan terus terjadi secara sistematis dan itu dilakukan oleh pemerintah kita sendiri. Jadi segeralah pemerintahan Jokowi-JK bertobat sebelum akumulasi kemarahan rakyat tak terbendung," kata Lamen, saat dihubungi, di Jakarta, Kamis (2/4).
Menurut Lamen, harga kebutuhan pokok terutama beras yang masih melambung tinggi adalah bukti pemerintah telah gagal menciptakan kedaulatan pangan. Selain itu, pelemahan terhadap USD hingga posisi Rp 13.000 per USD mempengaruhi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok.
Kemudian, pelanggaran UU Minerba dengan memberi perlakuan khusus terhadap PT Freeport dengan memberikan perpanjangan izin ekspor. Ditambah lagi, harga BBM yang dilepas ke mekanisme pasar bebas yang juga melanggar amanat konstitusi dalam Pasal 33 UUD 1945 yang kini membuat rakyat sengsara.
|
Berdasarkan fakta2 yang sudah terjadi, akuh setujuh dengan LMND bahwa Pemerintahan saat ini secara perlahan dan sistematis tengah melakukan pemiskinan terhadap rakyat....!!!!
|
|
|
3rd April 2015, 09:24
|
|
Banned
Join Date: Apr 2014
Posts: 8,316
|
Seharusnya judulnya pemerintah melakukan Pemiskinan Koruptor secara sistematis.....sehingga TS nya kejet2.
|
|
|
3rd April 2015, 09:37
|
|
Mania Member
Join Date: May 2013
Posts: 1,834
|
Quote:
Originally Posted by kejet_kejet
Seharusnya judulnya pemerintah melakukan Pemiskinan Koruptor secara sistematis.....sehingga TS nya kejet2.
|
Itu khayalan. Faktanya justru pemerintah memberikan perlindungan sistematis kepada koruptor berupa keringanan syarat remisi dan pelemahan kpk
|
|
|
3rd April 2015, 09:41
|
|
Banned
Join Date: Apr 2014
Posts: 8,316
|
Quote:
Originally Posted by sipeyang
Itu khayalan. Faktanya justru pemerintah memberikan perlindungan sistematis kepada koruptor berupa keringanan syarat remisi dan pelemahan kpk
|
menkumham memang harus diresafel
|
|
|
3rd April 2015, 10:03
|
|
Banned
Join Date: Jan 2015
Location: Kampung Madras
Posts: 5,753
|
Quote:
Originally Posted by dikau
Berdasarkan fakta2 yang sudah terjadi, akuh setujuh dengan LMND bahwa Pemerintahan saat ini secara perlahan dan sistematis tengah melakukan pemiskinan terhadap rakyat....!!!!
|
Mahasiswa cengeng.
|
|
|
3rd April 2015, 13:05
|
|
Mania Member
Join Date: Feb 2011
Posts: 7,921
|
Ngibul tanpa ragu, makanya korbannya banyak banget ada yg die hard segala
Quote:
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan Presiden Jokowi yang cukup liberal dengan menyerahkan mekanisme harga bahan bakar minyak (BBM) ke pasar dan menaikkan harga barang-barang rumah tangga dikeluhkan masyarakat. Apalagi, kenaikan harga barang hampir terjadi berbarengan dalam tempo singkat.
Contohnya, harga sembako, elpiji, tarif listrik, kereta api, angkutan umum, semua naik dalam waktu singkat. Dampaknya, sejak Jokowi naik tahta, masyarakat belum mendapat manfaat apapun, meskipun sang presiden berjanji akan membangun infrastruktur secara besar-besaran.
Menyikapi keadaan itu, salah satu pendukung Jokowi semasa kampanye Pilpres 2014, merasa kecewa. Orang itu adalah Fahd Pahdepie yang kini menempuh pendidikan di Monash University. Dia pun akhirnya menulis surat terbuka untuk Jokowi melalui akun Facebook miliknya. Berikut tulisannya:
SURAT UNTUK PRESIDEN JOKOWI
Pak Presiden Jokowi yang baik hati,
Tentang kenaikan harga bahan bakar minyak, kami mungkin tidak pandai berhitung: Bagaimana sebenarnya harga minyak ditentukan? Bagaimana neraca perekonomian nasional diperlakukan? Atau pertimbangan apa yang dipakai sehingga satu-satunya pilihan untuk ‘menyelamatkan seluruh bangsa dan negara’ harus sama dan sebangun dengan menaikkan harga-harga?
Bagi kami, angka-angka selalu terdengar sebagai ilusi belaka, Pak. Setiap hari kami mendengar satuan ‘miliar’ atau ‘triliun’ disebutkan dalam berita-berita, tanpa pernah benar-benar melihatnya dalam bentuk yang sesungguhnya—apalagi menghitungnya satu per satu.
Hidup kami sederhana, disambung lembaran-lembaran uang recehan. Ilmu hitung kami kelas rendahan: Berapa untuk makan sehari-hari, uang jajan anak sekolah, biaya transportasi, biaya listrik bulanan, dan kadang-kadang cicilan motor, dispenser atau DVD player.
Tak perlu kalkulator. Bila sedang beruntung, kami bisa punya sisa uang untuk jalan-jalan di akhir pekan. Bila sedang sulit, kami tidak kemana-mana, Pak: Kami mencari kebahagiaan gratisan di televisi—meski kadang-kadang justru dibuat pusing dengan berita-berita tentang pejabat-pejabat negara yang korupsi.
Tahukah Bapak, di televisi, juga koran-koran dan majalah: Kami seperti tak punya presiden! Kami seperti tak punya pemimpin! Negara ini terlanjur dikuasai para bandit dan ******** tengik yang hanya tahu tentang memperkaya diri sendiri! Ah, mungkinkah Bapak tak sempat menonton TV atau membaca koran sehingga Bapak tak mengetahuinya? Tapi, kemana saja sih Bapak selama ini? Ngapain saja di istana? Mana janji-jani Bapak yang dulu terdengar indah dan gegap gempita?
Kami, rakyat biasa, sesekali butuh kabar gembira, Pak. Kadang-kadang kami berkhayal bahwa jangan-jangan kami ini sedang hidup dalam sinetron? Mungkinkah yang duduk di istana negara itu bukan Bapak—tapi kembaran Bapak yang menyamar atau tertukar? Kemana Bapak yang dulu penuh semangat untuk menyejahterakan rakyat? Lupakah Bapak pada janji-janji Bapak? Mungkinkah kepala Bapak terbentur batu dan lantas hilang ingatan?
Pak Presiden yang baik,
Harga BBM terlanjur naikÂ… Sempat juga turun, tetapi kemudian naik lagi, dan naik lagi. Konon ia mengikuti mekanisme pasar, bergantung pada naik-turun harga minyak dunia. Tapi, Pak, di pasar-pasar becek yang kami tahu, ketika harga sudah terlanjur naik karena BBM naik, ia tak kenal kata turun lagi! Apakah Bapak juga mau menyerahkan nasib kami kepada mekanisme pasar dunia? Alamak!
Lihatlah pejabat-pejabat anak buah Bapak yang hanya bisa meminta kami bersabar dan mengerti! Dengan gagah dan seolah baik hati konon mereka akan memberi kami kompensasi: Membuat kami mengantre untuk mendapatkan uang bantuan agar kami tak merasa kesulitan.
Tapi, pikiran kami sederhana saja, Pak, benarkah Bapak suka melihat kami mengantre—panjang-mengular dari Sabang sampai Merauke? Kami tidak suka itu, Pak. Kami tak suka terlihat miskin, apalagi menjadi miskin. Kalau memang Bapak punya uang untuk dibagikan kepada kami, pakailah uang itu, kami rela meminjamkannya untuk menyelamatkan perekonomian nasional yang konon tak kuasa menahan gertakan dollar Amerika dan gejolak harga minyak dunia.
Pak, sudahlah, tak perlu mengeluarkan kartu apa-apa lagiÂ… Dompet kami sudah cukup tebal dengan kartu-kartu, tetapi sekaligus hanya memuat lembar-lembar rupiah yang makin hari makin tipis. Sudahlah tak perlu menyalahkan siapa-siapa, berdirilah untuk membela kepentingan dan nasib hidup kami.
Ada apa dengan Bapak ini? Tak perlu takut siapa-siapa, Pak! Bila Bapak disandra mafia, pejabat-pejabat yang ** SENSOR **, atau pengusaha-pengusaha yang menghisap rakyat, tolong beritahu kami: Siapa saja mereka? Kami akan bersatu untuk membantu Bapak melawan dan melenyapkan mereka. Tentu saja, semoga Bapak bukan salah satu bagian dari mereka!
Pak Presiden yang baik,
Dengarkanlah kami, berdirilah untuk kami, berbicaralah atas nama kami, belalah kami: Maka kami akan selalu ada, berdiri, bahkan berlari mengorbankan apa saja untuk membelamu. Berhentilah berdiri dan berbicara atas nama sejumlah pihak—membela kepentingan-kepentingan golongan atau partai. Berhentilah jadi bagian dari mereka yang ingin kami benci sampai mati. Jangan jadi penakut, Pak Presiden, jangan jadi pengecut!
Buanglah kalkulatormu, singkirkan tumpukan kertas di hadapanmu, lupakan bisikan-bisikan penjilat di sekelilingmu! Lalu dengarkanlah suara kami, tataplah mata kami: Tidak pernah ada satupun pemimpin di atas dunia yang sanggup bertahan dalam kekuasaannya jika ia terus-menerus menulikan dirinya dari suara-suara rakyatnya!
Pak Presiden,
Sekali lagi, tentang kenaikan harga minyak, barangkali kami memang tak pandai berhitung. Tapi, sungguh, kami tak perlu menghitung apapun untuk memutuskan mencintai atau membenci sesuatu; Termasuk mencintai atau membencimu!
-Dari seseorang yang dulu mendukungmu, yang kini merasa kecewa karena Bapak menyia-nyiakan dukungan itu!
FAHD PAHDEPIE
PS: Saya pernah mengirimkan sebuah surat dengan nada yang sama kepada Presiden SBY, tahun 2012.
Red: Erik Purnama Putra
|
Kami seperti tak punya presiden!
Subsidi BBM boleh dikatakan "sedekah"
Boleh juga dikaitkan dengan harga rokok...
Boleh juga kalo udah terdesak.. menyuruh yg komplain pindah negara..
Boleh juga dianggap pendukung wowo yg belum move on
Boleh juga dianggap adik-adik Mahasiswa cengeng
Itulah 3 hal yg secara umum sering disampaikan ceboker jokowi di DF
|
|
|
3rd April 2015, 15:26
|
|
Addict Member
Join Date: Mar 2015
Posts: 116
|
sekarang gw mau tanya, klo bbm gak dinaikkan terus mau gmn? kenyataannya itu skrg impor terus. indonesia cmn bisa lifting 800rb barel perhari, kebutuhan mencapai 2jt (?). kilang tidak efisien.
mungkin kedepan kalau sudah ada kilang sendiri, korupsi sudah berkurang, harga bbm akan turun.
|
|
|
3rd April 2015, 18:27
|
|
Banned
Join Date: Feb 2008
Posts: 25,392
|
Quote:
Originally Posted by kejet_kejet
Seharusnya judulnya pemerintah melakukan Pemiskinan Koruptor secara sistematis.....sehingga TS nya kejet2.
|
Koruptor di jaman Jokowi bakalan aman, bahkan bisa jadi kapolri, he... he....
Justru yg bakalan semakin miskin adalah ente, karena orang lugu nan dungu itu hanya dibutuhkan ketika diperlukan sbg pencebok sahaja, hehehe....
|
|
|
3rd April 2015, 18:43
|
|
Groupie Member
Join Date: Dec 2012
Posts: 20,192
|
Quote:
Originally Posted by tikasetiawan
Ngibul tanpa ragu, makanya korbannya banyak banget ada yg die hard segala
Subsidi BBM boleh dikatakan "sedekah"
Boleh juga dikaitkan dengan harga rokok...
Boleh juga kalo udah terdesak.. menyuruh yg komplain pindah negara..
Boleh juga dianggap pendukung wowo yg belum move on
Boleh juga dianggap adik-adik Mahasiswa cengeng
Itulah 3 hal yg secara umum sering disampaikan ceboker jokowi di DF
|
memangnya PEMILU kemarin, kelompoknya hanya wowo dan ki Joko Ngorek ?
Bukannya yang gak milih dua-duanya, lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan yang milih atau terpaksa milih ki Joko Ngorek ??
|
|
|
3rd April 2015, 18:47
|
|
Groupie Member
Join Date: Jun 2013
Location: contemplation
chamber
Posts: 29,924
|
Quote:
Originally Posted by sarah_ze
sekarang gw mau tanya, klo bbm gak dinaikkan terus mau gmn? kenyataannya itu skrg impor terus. indonesia cmn bisa lifting 800rb barel perhari, kebutuhan mencapai 2jt (?). kilang tidak efisien.
mungkin kedepan kalau sudah ada kilang sendiri, korupsi sudah berkurang, harga bbm akan turun.
|
kalo gak naik artinya pmrth mensubsidi rakyatnya dan menstabilkan harga supaya sektor industri maupun rakyat sebagai konsumen stabil.....
kalopun menaikkan stabilitas harus dijaga, bukannya dibikin push-up harga kyk skrg sekuat apapun daya tahan rakyat indo kalo dipaksa push up disaat dah ngos ngosan bakal ngamuk juga, sektor usaha dan industri juga bakal semaput... ujung2nya kita bakal jadi bangsa importir dan TKI/TKW murni....
|
|
|
detikNews
........
|