Pope Francis sends condolences for victims of New Zealand shooting
Pope Francis on Friday expresses his solidarity with all New Zealanders, and in particular the Muslim community, in the wake of the shootings at two mosques in the city of Christchurch.
Full text of the telegram sent by Cardinal Secretary of State Pietro Parolin, on behalf of Pope Francis:
Quote:
His Holiness Pope Francis was deeply saddened to learn of the injury and loss of life caused by the senseless acts of violence at two Mosques in Christchurch, and he assures all New Zealanders, and in particular the Muslim community, of his heartfelt solidarity in the wake of these attacks.
Mindful of the efforts of the security and emergency personnel in this difficult situation, His Holiness prays for the healing of the injured, the consolation of those who grieve the loss of their loved ones, and for all affected by this tragedy. Commending those who have died to the loving mercy of Almighty God, Pope Francis invokes the divine blessings of comfort and strength upon the nation.
Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara angkat bicara perihal aksi penembakan brutal yang terjadi di dua masjid di New Zealand (Selandia Baru). Rudiantara menyebutnya sebagai tragedi berdarah.
Aksi keji tersebut direkam secara live streaming oleh salah satu pelaku. Video itu pun langsung menyebar di berbagai layanan media sosial.
Mengomentari hal itu lewat Twitter, Rudiantara mengatakan bahwa Kominfo telah menyaring ratusan postingan terkait aksi penembakan itu di berbagai platform medsos seperti Facebook, Instagram, hingga Twitter.
Baca juga: Jangan Sebar Video dan Foto Penembakan Masjid di Selandia Baru!
"Berkaitan dengan tragedi berdarah di Selandia Baru, dengan ini Kominfo menyampaikan bahwa sejak Jumat siang ini telah menapis video rekaman penembakan yang beredar di internet dan media sosial. Sudah sekitar 500 posting yang ditapis dari berbagai platform sampai sore ini," kata Menkominfo lewat cuitannya.
Sampai saat ini, dikatakan Rudiantara, Kominfo terus melakukan penyaringan konten-konten tersebut lewat kerja sama dengan instansi pemerintah lainnya.
Baca juga: Netizen Dunia Berduka Lewat #prayfornewzealand
Dalam kesempatan ini, pria yang disapa Chief RA ini turut mengingatkan agar masyarakat tak turut serta menyebarkan video penembakan brutal yang terjadi di dua masjid Christchurch, Selandia Baru.
"Kami mengimbau agar masyarakat tidak ikut menyebarkan video atau tautan terhadap konten kekerasan yang brutal tersebut. Kominfo akan terus memantau dan mengupayakan dengan maksimal penapisannya," pungkasnya.
Sejauh ini, setidaknya 49 orang tewas dalam tragedi tersebut. Dubes RI untuk Selandia Baru di Wellington, Tantowi Yahya, menyatakan ada 2 WNI yang turut menjadi korban luka dalam serangan tersebut.
----------
Saya enggak ngerti, kalau terorisnya muslim malah kita dapat tayangan live di TV-TV. Gambar dan videonya ditayang ulang di medsos-medsos, dibagikan lewat jaringan chat, malah enggak diapa-apain.
Kenapa giliran korban terorisnya adalah kaum muslim, malah dilarang disebarkan ?!?
Untuk mencegah copycat dan agar tujuan si teroris tidak tercapai. Si teroris itu pingin agar videonya ditonton orang banyak dan manifesto yang ditulisnya dibaca orang banyak.
Dia ingin agar para kelompok yang membenci Islam untuk meniru dia dan melakukan serangan yang sama.
Jadi kalau kamu mau turut menyebarkan, ya berarti kamu turut mendukung si teroris.
Untuk mencegah copycat dan agar tujuan si teroris tidak tercapai. Si teroris itu pingin agar videonya ditonton orang banyak dan manifesto yang ditulisnya dibaca orang banyak.
Dia ingin agar para kelompok yang membenci Islam untuk meniru dia dan melakukan serangan yang sama.
Jadi kalau kamu mau turut menyebarkan, ya berarti kamu turut mendukung si teroris.
Plus yang saya khawatirkan, orang2 yang tidak bijaksana setelah menonton video tersebut akan melakukan serangan balasan ke tempat ibadah agama lain.
Jadi saya penasaran, apa sih sebenarnya niat saudara adama dan beberapa orang lainnya yang ingin sekali menyebarluaskan video ini.
Yang meminta supaya video tersebut dihapus dan tidak disebarkan adalah kepolisian New Zealand.
Quote:
"New Zealand Police alerted us to a video on Facebook shortly after the livestream commenced and we quickly removed both the shooter's Facebook and Instagram accounts and the video," Mia Garlick, Facebook's director of policy for Australia and New Zealand, said in a statement.
Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara angkat bicara perihal aksi penembakan brutal yang terjadi di dua masjid di New Zealand (Selandia Baru). Rudiantara menyebutnya sebagai tragedi berdarah.
Aksi keji tersebut direkam secara live streaming oleh salah satu pelaku. Video itu pun langsung menyebar di berbagai layanan media sosial.
Mengomentari hal itu lewat Twitter, Rudiantara mengatakan bahwa Kominfo telah menyaring ratusan postingan terkait aksi penembakan itu di berbagai platform medsos seperti Facebook, Instagram, hingga Twitter.
Baca juga: Jangan Sebar Video dan Foto Penembakan Masjid di Selandia Baru!
"Berkaitan dengan tragedi berdarah di Selandia Baru, dengan ini Kominfo menyampaikan bahwa sejak Jumat siang ini telah menapis video rekaman penembakan yang beredar di internet dan media sosial. Sudah sekitar 500 posting yang ditapis dari berbagai platform sampai sore ini," kata Menkominfo lewat cuitannya.
Sampai saat ini, dikatakan Rudiantara, Kominfo terus melakukan penyaringan konten-konten tersebut lewat kerja sama dengan instansi pemerintah lainnya.
Baca juga: Netizen Dunia Berduka Lewat #prayfornewzealand
Dalam kesempatan ini, pria yang disapa Chief RA ini turut mengingatkan agar masyarakat tak turut serta menyebarkan video penembakan brutal yang terjadi di dua masjid Christchurch, Selandia Baru.
"Kami mengimbau agar masyarakat tidak ikut menyebarkan video atau tautan terhadap konten kekerasan yang brutal tersebut. Kominfo akan terus memantau dan mengupayakan dengan maksimal penapisannya," pungkasnya.
Sejauh ini, setidaknya 49 orang tewas dalam tragedi tersebut. Dubes RI untuk Selandia Baru di Wellington, Tantowi Yahya, menyatakan ada 2 WNI yang turut menjadi korban luka dalam serangan tersebut.
----------
Saya enggak ngerti, kalau terorisnya muslim malah kita dapat tayangan live di TV-TV. Gambar dan videonya ditayang ulang di medsos-medsos, dibagikan lewat jaringan chat, malah enggak diapa-apain.
Kenapa giliran korban terorisnya adalah kaum muslim, malah dilarang disebarkan ?!?
mungkin itu penyebab maraknya orang melakukan teroris
kalau ente mendukung penyebaran gambar dan video seperti itu
mungkin lama2 ente juga bisa one of the terorist
krn ente ingin yang begituan ditampilkan berulang2
tidak akan lama jiwa teroris ente keluar
sesimple ini sj utk dampak psiko orang2 yg nonton video begituan
Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara angkat bicara perihal aksi penembakan brutal yang terjadi di dua masjid di New Zealand (Selandia Baru). Rudiantara menyebutnya sebagai tragedi berdarah.
Aksi keji tersebut direkam secara live streaming oleh salah satu pelaku. Video itu pun langsung menyebar di berbagai layanan media sosial.
Mengomentari hal itu lewat Twitter, Rudiantara mengatakan bahwa Kominfo telah menyaring ratusan postingan terkait aksi penembakan itu di berbagai platform medsos seperti Facebook, Instagram, hingga Twitter.
Baca juga: Jangan Sebar Video dan Foto Penembakan Masjid di Selandia Baru!
"Berkaitan dengan tragedi berdarah di Selandia Baru, dengan ini Kominfo menyampaikan bahwa sejak Jumat siang ini telah menapis video rekaman penembakan yang beredar di internet dan media sosial. Sudah sekitar 500 posting yang ditapis dari berbagai platform sampai sore ini," kata Menkominfo lewat cuitannya.
Sampai saat ini, dikatakan Rudiantara, Kominfo terus melakukan penyaringan konten-konten tersebut lewat kerja sama dengan instansi pemerintah lainnya.
Baca juga: Netizen Dunia Berduka Lewat #prayfornewzealand
Dalam kesempatan ini, pria yang disapa Chief RA ini turut mengingatkan agar masyarakat tak turut serta menyebarkan video penembakan brutal yang terjadi di dua masjid Christchurch, Selandia Baru.
"Kami mengimbau agar masyarakat tidak ikut menyebarkan video atau tautan terhadap konten kekerasan yang brutal tersebut. Kominfo akan terus memantau dan mengupayakan dengan maksimal penapisannya," pungkasnya.
Sejauh ini, setidaknya 49 orang tewas dalam tragedi tersebut. Dubes RI untuk Selandia Baru di Wellington, Tantowi Yahya, menyatakan ada 2 WNI yang turut menjadi korban luka dalam serangan tersebut.
----------
Saya enggak ngerti, kalau terorisnya muslim malah kita dapat tayangan live di TV-TV. Gambar dan videonya ditayang ulang di medsos-medsos, dibagikan lewat jaringan chat, malah enggak diapa-apain.
Kenapa giliran korban terorisnya adalah kaum muslim, malah dilarang disebarkan ?!?
Ah masak sih Pak beritanya ditahan-tahan?? Ini udah setengah jam-an ada dikupas soal tragedi penembakan di Christcurch.. live report juga dari macam-macam lokasi.. (baik Christcurch maupun NSW).
Spoiler
Memang sejauh ini saya belom liat footage saat penembakan nya, tapi intinya berita ini di blow up juga sama media disini..