HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Senin, 2024/03/27 12:43 WIB
Kata Windy Idol soal Kode "Short Time" yang Diungkap Jaksa KPK
-
Senin, 2024/03/27 17:26 WIB
Ganjar Tolak Jadi Menteri Prabowo, Gibran: Yang Nawari Siapa?
-
Rabu, 2024/03/28 11:49 WIB
Jengkel! Jadi Alasan Sopir Truk Ugal-ugalan di Halim
-
Rabu, 2024/03/28 13:39 WIB
Anwar Usman Diminta Mundur dari MK Usai 2 Kali Langgar Etik
-
Sabtu, 2024/03/25 12:45 WIB
AHY Merasa Beruntung Tinggalkan Koalisi Anies, Tak Jadi Hancur Lebur
-
Rabu, 2024/03/28 14:45 WIB
Puan Maharani: Partai Pemenang Pileg Berhak Jadi Ketua DPR RI
|
Thread Tools |
22nd April 2017, 11:18 |
#1
|
Groupie Member
|
Penyerang Novel tak kunjung ditangkap, Presiden dan Kapolri dalam tekanan
JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Miko Susanto Ginting meminta pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendorong pemerintah membentuk tim investigasi independen.
Presiden Joko Widodo, kata Miko, harus berinisiatif membuat tim yang akan mengumpulkan bukti-bukti di lapangan terkait kasus penyiraman penyidik KPK Novel Baswedan dengan air keras. "Kami tuntut dibentuk tim investigasi independen di bawah presiden untuk menuntaskan ini," ujar Miko dalam diskusi di Jakarta, Jumat (21/4/2017). Hal ini dikarenakan turunnya kepercayaan terhadap Polri dalam penanganan kasus Novel. Hingga hari kesepuluh, polisi belum juga menemukan titik terang siapa pelaku dan modusnya. Dengan demikian, Miko menganggap cara konvensional, yakni penyidikan Polri, tidak cukup mumpuni melakukannya. (Baca: Air Keras Juga Lukai Rongga Hidung Novel Baswedan) "KPK harus mendorong tim investigasi independen itu kalau hari ini pimpinan KPK punya keinginan sungguh-sungguh dan mau masalah ini terselesaikan," kata dia. Menurut Miko, penyerangan terhadap Novel bukan sekadar teror terhadap individu, melainkan kepada instansi KPK. Ada upaya menghalang-halangi penyidikan karena saat ini Novel tengah menangani kasus besar. Dengan dibentuknya tim tersebut, maka KPK secara tidak langsung meminta perlindungan pemerintah dalam melaksanakan tugasnya. "Persoalannya kita bisa lihat bahwa sebenarnya sistem proteksi belum terbangun dengan baik. Padahal KPK bekerja penuh risiko," kata Miko. (Baca: Polisi Belum Dapat Titik Terang dalam Kasus Novel Baswedan) "Sebenarnya sikap pimpinan menyerahkan ke polisi dipertanyakan karena polisi tidak kunjung berhasil. Hasilnya nihil," lanjut dia. Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Asfinawati menganggap, dibentuknya tim investigasi independen akan sia-sia tanpa dukungan pimpinan KPK. Di sisi lain, dia menilai pimpinan KPK nampaknya tidak serius menginginkan kasus Novel diusut tuntas. Padahal, kata dia, pimpinan KPK bertanggungjawab untuk melindungi bawahannya, terlebih lagi para penyidik. "Kalau ada penanganan serius, pasti sudah ada yang dibawa ke meja hijau karena menghalangi penyidikan dan mengancam penyidik dan penuntut," kata Asfinawati. --------------------------------------- Peneror Novel entah lebih hebat dari teroris dan pelaku makar, atau emang dilindungi penguasa. Boro-boro ada yang ditangkap, kasusnya aja gelap udah hampir 2 minggu. Penegakan hukum rezim ini nol besar.... |
22nd April 2017, 11:53 |
#5
|
Groupie Member
|
JAKARTA, KOMPAS.com - Polri mendapat petunjuk baru terkait perkembangan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Kepala Divisi Humas Polri Insepektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, polisi mengidentifikasi dua orang mencurigakan yang terekam kamera CCTV di rumah Novel. "Kecurigaan terhadap informasi foto tidak langsung menjawab bahwa itu adalah pelaku. Hanya dia tertangkap gambarnya, tertangkap, teridentifikasi pernah ada," ujar Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/4/2017). Polisi sudah memeriksa dua orang tersebut. Namun, penyidik belum mengambil kesimpulan adanya keterlibatan dua orang tersebut dalam penyerangan terhadap Novel. Boy mengatakan, polisi masih mendalami aktivitas mereka di sekitar rumah Novel. "Masih belum ada kaitan langsung. Masih didalami aktivitas yang bersangkutan," kata Boy. Saat pemeriksaan, keduanya cukup kooperatif. Penyidik, kata dia, membuka kemungkinan akan kembali memeriksa dua orang tersebut. (Baca: Pimpinan KPK Dianggap Abai Dorong Penuntasan Kasus Novel Baswedan) "Bisa (diperiksa lagi). Nanti lain segalanya akan disampaikan," kata Boy. --------------------------------- Polisi : "kalian seram air keras yak ?!" Terduga : "tidak pak, kami nyiram bunga" Polisi : "OJ..." |
22nd April 2017, 18:58 |
#6
|
Addict Member
|
di negara beradab dan terdidik, yg seperti ini kejahatan serius dan disikapi dgn serius pula oleh pemerintahannya.
entah bagaimana dgn pemerintahan si jokowi yg merusak nalar masyarakat ini bersama komisioner KPK yg sepertinya adem ayem. sedih.. |
23rd April 2017, 06:22 |
#7
|
|
Groupie Member
|
Quote:
Seharusnya yang dianggap Terduga Penyiram Air Keras tembak saja dulu, statusnya nanti urusan belakangan. Gampang sebenarnya.. |
|
18th May 2017, 12:17 |
#9
|
Addict Member
|
padahal polshit ini terbiasa sigap
- hanya berdasarkan sosmed menetapkan tersangka makar - hanya berdasarkan laporan who, bisa menetapkan bambang widjonarko tersangka - hanya berdasarkan situs abal-abal, bisa menetapkan tersangka konten porno dan membunuh karakter tokoh ulama namun ketika berhadapan dengan pesuruh koruptor dan iwan bopeng, mereka seperti pemain tarkam berhadapan dengan liverpoool |
18th May 2017, 12:29 |
#10
|
|
Groupie Member
|
Quote:
Hihihihi |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer