HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
-
Sabtu, 2024/04/17 14:58 WIB
Hai Warga Depok, Setujukah Pakaian Adat Diterapka untuk Seragam SD hingga SMA?
-
Sabtu, 2024/04/17 15:25 WIB
Sederet Tokoh Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Pilpres 2024
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
|
Thread Tools |
9th June 2010, 16:34 |
#21
|
Groupie Member
|
sosial
Orba: sangat mudah minta tolong ke orang lain meski belum kenal, misal ketika pulang sekolah jalan kaki tiba tiba ada motor lewat lalu kita stop dan numpang...dulu aku sering begitu Oref: minta tolong linear dg uang, nebeng payung aja harus bayar (ojek payung) sepenggal itu dulu dech.... |
9th June 2010, 16:39 |
#22
|
Mania Member
|
Salah kalo nyangka kebebasan berekspresi itu jasa presiden terpilih sekarang. Kebebasan berekspresi itu lahir dari kemauan kolektif masyarakat Indonesia. Kontrolnya penuh oleh masy Indonesia. Begitu pemerintah macem2, sorakan dari masy. kenceng.
Jadi kalo ada orang autis ngebangga2in merdekanya demo kebo kemaren, maklumin aja namanya juga autis narsis. Itu lah orde sekarang dari pandangan sosial |
9th June 2010, 16:55 |
#23
|
|
Mania Member
|
Quote:
juga yg sy quote sekarang apakah itu hasil dari suatu rezim ??? apakah perkembangan dunia yg semangkin mengglobal, (seingat sy) dimulai dari MTV hingga gaya hidup ala perkotaan, itu settingan, kebijakan dari satu rezim ? boleh jadi andai orba skg masih berkuasa, gaya hidup semacam tertulis diatas akan berlaku juga sekarang ini... dulu sy tinggal di kampung sekarang di komplek entah pengalaman ente, apakah perubahan itu terjadi di satu tempat atau sdh beda lokasi. |
|
9th June 2010, 16:59 |
#24
|
|
Mania Member
|
Quote:
dan kalo sekarang presiden berani mengangkangi hukum untuk menindak ekspresi siapa pun, tentu berhadapan dg rakyat tpi jaman orba, siapa berani berhadapan dg presiden? Petisi 50 ??? dari sisi ini, terlihat ada perbaikan sikap, meski bukan mutlak jasa seorang presiden seorang. |
|
9th June 2010, 17:40 |
#25
|
Groupie Member
|
Banyak yang membandingkan keadaan ekonomi pada saat Orba jauh lebih baik ketimbang pada masa Reformasi seperti saat ini, tapi betulkah seperti itu?. Rezim Orde Baru dalam memelihara kekuasaan di Indonesia hanya mempunyai satu strategi saja yaitu "menjaga stabilitas apapun caranya", baik itu stabilitas politik, ekonomi, sosbud, keamanan dan pertahanan.
Stabilitas politik dapat tercapai karena "stabilnya" kondisi ekonomi Indonesia, saya pakai tanda kutip dalam kata stabil kondisi ekonominya karena memang stabil dalam keadaan semu. Yang dilakukan pemerintah Orba cukup simpel yaitu menggelontorkan subsidi-subsidi untuk menekan harga-harga barang di pasar, harga-harga stabil (terutama sembako dan BBM) maka gejolak ketidak puasan masyarakat dapat ditekan secara drastis. Berbagai macam subsidi digelar dari mulai subsidi BBM, listrik, air dll yang merupakan "hajat hidup orang banyak". Dengan subsidi permasalahan selesai sampai disitu?, tentu saja tidak. Untuk bisa membiayai berbagai macam subsidi maka diperlukan banyak sekali uang, sementara uang secara teori tidak bisa diciptakan seenak udel pemerintah karena dapat memacu inflasi dan menurunkan nilai tukar rupiah, ujung-ujungnya ketidakstabilan ekonomi yang didapat. Untuk mendapatkan uang maka pemerintah Orba melego sumber daya alam republik ini, dekade 70'an merupakan puncak kejayaan "oil booming" Indonesia, maka wajar pula pemerintah Orba pada saat itu banyak uang untuk membiayai subsidi-subsidinya. Bulan madu "oil booming" tidak berlangsung lama karena pada era-80'an oil industri mulai meredup di Indonesia, karena kondisi politik internasional mulai stabil maka negara-negara besar penghasil minyak bumi memacu produksinya yang menyebabkan kejatuhan harga minyak bumi, persaingan banyak, maka konsumen lari/lebih memilih produsen besar dengan harga rendah. Kejatuhan PERTAMINA ini maka penguasa Orba mulai melirik sumber dana lain, yaitu hutang luar negeri. Arah pembangunan juga mulai menunjukan ketidak beresan di puncaknya ada di era 90'an, sementara hutangan makin banyak malah kemandirian ekonomi Indonesia makin melemah. Pemerintah seperti dapat ditekan oleh lembaga-lembaga peminjam uang dunia seperti IMF dan World Bank atau bahkan negara-negara donatur lainnya, pemerintah ORBA pula yang mulai memacu investasi asing di sektor manufaktur/industri padahal Indonesia pada saat itu masih dikategorikan negara agraris bukan industrialis. Petani dan nelayan berbondong-bondong menuju pusat-pusat kota dimana industri sedang membutuhkan tenaga kerja, mereka lebih memilih jadi karyawan ketimbang petani pemilik tanah. Urbanisasi menjadi tidak terkendali, solusi jalan pintas seperti transmigrasi yang dipilih. Padahal pemerataan pembangunan orientasinya mengkrucut keatas, pembangunan infrastruktur dikonsentrasikan pada pembangunan jalan raya dan jembatan bukan pada rel kereta api dan kapal laut, padahal penduduk Indonesia sangat banyak dan kondisi geografisnya adalah negara kepulauan. Tidak seperti Jepang, India dan China diawal-awal perintisan pembangunannya selalu menekankan alat transformasi massal seperti Kereta api dan industri galangan kapal laut. Pemerintah orba lebih mempavoritkan industri automotif, rakyatnya pun "terpaksa" harus memilih moda angkutan darat seperti mobil dan motor. Ini tidak lain karena investor asing menekan pemerintah dan kroni-kroni orba menguasai import kendaraan-kendaraan tersebut. Sampai disitu dulu, bila ada tambahan lain silahkan menambahkan |
9th June 2010, 18:15 |
#27
|
Groupie Member
|
@aidan
Masalah sosial tsb mungkin secara langsung tidak nyambung ke penguasa tapi secara tidak langsung bisa dihubungkan...perubahan/dinamika tsb bisa ditimbulkan perubahan pola pikir. Pola pikir bisa terbentuk atau berubah karena ada contoh, paling mudah dicontoh adalah media baik tv, radio, koran dsb. Kasus yg contohkan terjadi di desa dan desaku skrg masyarakatnya juga berubah jadi lebih materialistis....makin susah bergotong royong. Orba sangat membatasi masalah info...hanya info membangun versi pemerintah yg dipublish. Melihat efeknya...saya menilai orba lebih bagus @Adama Kalo saya melihat itu adalah keberhasilan menyiasati keadaan. Orba berhasil menyiasati dari surplus minyak ke hutang. Tapi rakyat tetap bisa nyaman dalam memutar roda kehidupan, harga sangat stabil. Saya sangat mendukun bahwa hal-hal yang menguasai hajat hidup orang banyak spt listrik, air, bbm harus disubsidi dalam jumlah besar biar harga tetap rendah. Utk hal ini orba lebih bagus Kalo transportasi...emang bisa dikatakan indonesia seolah2 gak mengakui sbg negara kepulauan....masalah laut gak pernah serius diurus, tengok saja angkatan laut dari dulu hingga skrg sangat lemah. Utk hal ini baik orba maupun oref sama buruknya |
9th June 2010, 18:23 |
#28
|
Mania Member
|
spt uraian bro adama,
berarti rakyat indonesia (sebagian) dimanjakan oleh pemerintah orba, semisal pendidikan terjangkau, harga2 terjangkau... tetapi semua itu kamuflase, karena tdk dibarengi dg pembangunan mental masyarakat agar siap hidup mandiri, jadi ketika "bapaknya" sdh pensiun, kekayaannya menurun, maka berkurang pula lah kebijakan memanjakan kpd "anak2nya",,, untuk menutupi itu, si "bapak" memaksakan diri menghutang, akhirnya... hari berganti, waktu bergulir "anak2" diasuh oleh "bapak angkat baru" yg mau tidak mau harus tegas (meski bertahap) memaksa "anak2nya" utk hidup mandiri lepas dari bantuan "orangtua". kebiasaan hidup "berpura2 murah" itu harus berakhir, pelan namun pasti "anak2" itu harus bisa hidup sesuai realita jamannya. dan ketika gelagapan itu muncul (tiba2 ini mahal, itu mahal), sebagian "anak2" berjuang bangkit, sebagian yg lain masih merasa nyaman dg "mimpi indah" dan berusaha kembali ke mimpi tersebut, atau mengembalikan era "kepura-puraan" itu. |
9th June 2010, 18:30 |
#29
|
|
Groupie Member
|
Quote:
Ada pesan dan amanat dari UUD45 bahwa hal2 yg menguasai hajat hidup orang banyak dst jadi hal2 itu emang negara harus memanjakan rakyatnya. Masalah darimana sumber uangnya..itu harus dipikirkan pemerintah. Dulu booming minyak dan gas, kenapa bisa bangkrut..ini yg harus dicari solusinya. Gw masih yakin Indonesia masih bisa mencukupi hidup dari SDA yang ada. |
|
9th June 2010, 18:34 |
#30
|
|
Mania Member
|
Quote:
apa perlu kita ubah undang2nya biar masyarakat bisa mandiri.., mungkin nanti ada Abramovich di Indonesia yang siap mengakuisisi klub liverpool hehehe... |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer