HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
-
Sabtu, 2024/04/17 14:58 WIB
Hai Warga Depok, Setujukah Pakaian Adat Diterapka untuk Seragam SD hingga SMA?
-
Sabtu, 2024/04/17 15:25 WIB
Sederet Tokoh Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Pilpres 2024
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
|
Thread Tools |
21st September 2017, 20:34 |
#1
|
Groupie Member
|
Perintah misterius Soekarno pada Letkol Untung yang berujung G-30 S/PKI
KOMANDAN GERAKAN 30 SEPTEMBER
Menjelang peringatan hari kesaktian Pancasila, marilah kita mengenal siap Ketua Dewan Revolusi Indonesia Letnan Kolonel Untung, Siapa Letkol Untung sebelum membacakan Maklumatnya? Dia bukan Jenderal. Paling tinggi dia hanya memimpin sebuah Batalyon. Dia adalah sosok pendiam. Bagi para prajurit yang mengenalnya, Untung adalah seorang perwira berpengalaman sejak zaman revolusi. Dimana dia memulai karirnya dari bawah sekali. Hingga selama hampir 20 tahun menjadi tentara dirinya bisa meraih pangkat Letnan Kolonel. TerlahirdiDesa Sruni, Kedungbajul, Kebumen, 3 Juli 1926. dengan nama Kusman. Bukan dari keluarga berada. Malangnya lagi, dia harus menjadi bocah brokenhome. Sebuah siksaan terbesar bagi seorang bocah. Tidak heran jika dirinya begitu pendiam. Tubuhnya yang gempal membuatnya cocok dengan profesi tentara. Dimulai menjadi Heiho (Pembantu Tentara) zaman pendudukan Jepang. Ketika Indonesa merdeka, dirinya bergabung dengan TNI. Dengan menjadi bintara yang hanya berpangkat Sersan. Ketika dirinya bergabung dengan kelompok kiri menjelang Madiun Affair, pangkatnya sudah Sersan Mayor. Sebagai orang yang terlibat pemberontakan Madiun, dirinya tidak sempat ditindak karena Tentara Belanda keburu menyerang Jogja yang menjadi ibukota RI dimasa revolusi. Untung terus menjadi tentara dibawah komando KODAM Diponegoro, Jawa Tengah. Dirinya pernah terlibat operasi penumpasan Pemberontakan PRRI di Sumatra Barat. Selanjutnya, pada 1963 Untung telah menjadi komandan batalyon 454 Diponegoro, di Srondol dan ikut terlibat dalam pembebasan Irian Barat. Dua operasi tadi adalah operasi penting dalam sejarah Indoesia. Tidak heran jika dirinya kemudian ditarik ke Cakrabirawa-yang mengawal keselamatan Presiden sekaligus Pemimpin Besar Revolusi. Bagi seorang Untung, gerakan kudetanya adalah upaya penyelamatan presiden yang menurutnya terancam. Semuanya mungkin bermula pada pagi 4 Agustus 1965, Soekarno beberapa kali pingsan hingga beberapa dokter Keresidenan harus berada di Istana demi kesehatan Paduka Yang Mulia Pemimpin Besar Revolusi Soekarno. Komandan Resimen Cakrabirawa, Brigadir Jenderal Saboer juga berada tidak jauh dari Presiden yang harus dia jaga keselamatannya. Ketika Soekarno sedang sadar, Letnan Kolonel Untung mendekati Presiden dan terjadi percakapan singkat antara keduanya. Pada Untung, Presiden bertanya, "apa dirinya mau menerima perintah yang akan mencakup tindakan terhadap para Jenderal yang tidak loyal". Untung pun menyatakan kesediannya. "Jika Bapak membiarkan kita menindak terhadap para Jenderal, saya akan melaksanakan perintah apapun dari Pemimpin Besar", jawab Untung pada Soekarno. Percakapan itu disaksikan oleh Brigadir Jenderal Saboer. Percakapan itu dibeberkan oleh kolonel Bambang Wijanarko, Ajudan Presiden Soekarno dari KKO, seperti ditulis dalam Soekarno File karya Antonie Dake.[5] Perintah yang menindak, menurut isi kepala Untung dan Sukarno tentu berbeda. Penafsiran Untung, menindak bisa berarti menculik, bahkan membunuh. Akhirnya para Jenderal AD yang dianggap tidak loyal pun dijemput paksa di rumahnya pada malam 30 September 1965. Dan para jenderal tadi pun ditemukan tewas di Lubang Buaya. [1] Gerakan 30 September Dihadapan Mahmilub 2 Di Djakarta (Perkara Untung), Jakarta, Pusat Pendidik Kehakiman AD (AHM_PTHM),hlm 252-317. [2] Wawancara Julius Pour dengan Soehardi di Kompas, Jum'at, 19 September 2009 [3] Audrey Kahin, Rebellion to Integration, West Sumatra and the Indonesia Policy 1926-1998, ab. Azmi & Zulfahmi, Dari Pemberontakan ke Integrasi, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2005, hlm. 366. [4] Robert Edward Elson, Suharto: a political Biography, ab. satrio Wahono & I.G. Harimurti, Suharto: Sebuah Biograf Politik, Jakarta, Minda, 2005., hlm. 167&172. [5] Anthony Dake, Soekarno File ab Loek Pattiradjawane, Berkas-berkas Soekarno 1965-1967: Kronologi Keruntuhan Soekarno, Jakarta, Aksara Karunia, 2006, hlm. 31. [6] Misbach Yusa Biran, Kenang-kenangan Orang Bandel, Jakarta, Komunitas bambu, 2009, hlm. 169-170. [7] Gerakan 30 September Dihadapan Mahmilub 2 Di Djakarta (Perkara Untung), Jakarta, Pusat Pendidik Kehakiman AD (AHM_PTHM),hlm 252-317. ---------------------------------------- Letkol Untung juga bekas anak buah Soeharto, baik ketika Soeharto masih jadi Komandan Korem Solo, Panglima Divisi Dipenogoro dan Operasi Mandala (Pembebasan Irian Barat). Ini menunjukan pada saat itu (sebelum G 30 S/PKI), Soeharto tidak mempermasalahkan seorang "kiri" seperti Untung jadi perwiranya. Bahkan Letkol Untung masuk pasukan pengawal Presiden Soekarno atas pilihan Soeharto sebagai Panglima Kostrad, Letkol Untung akhirnya jadi pengawal kepercayaan Soekarno yang pada kenyataannya lebih mempercayai "orang-orang kiri" atau Komunis jadi penasihatnya dan Letkol Untung jadi pengawalnya. Namun apakah kesetiaan Letkol Untung pada Presiden Soekarno, melebihi kesetiaan pada negara (sumpah prajurit)....dapat dibenarkan ?. Kalau Soekarnois sih pasti setuju, Soekarno lebih besar dari NKRI bagi mereka. |
Last edited by adama; 21st September 2017 at 20:37.. |
21st September 2017, 23:53 |
#2
|
Addict Member
|
Logika saya,kalau mau menyingkirkan jendral yg tidak loyal yaa presiden tinggal ambil tindakan sendiri saja, diganti atau dimutasi kek atau pecat langsung kan beliau panglima tertinggi abri, ga perlulah pakai lewat orang lain apalagi lewat untung, jendral juga bukan.. Jadi maaf2 aja, ceritanya kok keliatan ga logis.
|
22nd September 2017, 00:51 |
#3
|
|
Addict Member
|
Quote:
|
|
22nd September 2017, 01:37 |
#4
|
Banned
|
Dam..., dam... Mana ada yang namanya misterius yang terjadi di tahun 1965. Isu kudeta, baik yang bakal dilakukan oleh pihak militer maupun oleh PKI, sudah jadi rahasia umum berbulan-bulan lamanya.
Ahmad Yani cs tahu akan isu tersebut. Soekarno tahu akan isu tersebut. Soeharto tahu akan isu tersebut. PKI tahu akan isu tersebut. AS tahu akan isu tersebut. Inggris tahu akan isu tersebut. Tapi mengapa ber-bulan-bulan digoreng terus isu tersebut sampai akhirnya malah jadi gosong sendiri? Ibaratnya main catur, semua pihak sama-sama tidak berani melakukan langkah apapun sehingga bisa terbaca oleh "lawan" mereka. Akhirnya, PKI, entah karena kelewat percaya diri atau karena masuk perangkap, malah merekalah yang melakukan gerakan pertama. Dan, berhubung karena beberapa mukjizat dan keajaiban serta eksekusi yang penuh dengan segala kejanggalan dan kecerobohan, malah menghancurkan diri mereka sendiri secara absolut. Mukjizat-mukjizat yang terjadi: 1. Nasution gagal diculik dan dihabiskan. 2. Soeharto yang kepala Kostrad tidak termasuk dalam daftar jenderal yang akan diculik. 3. Dua batalyon Pasukan RPKAD nya Sarwo Edhie telah beberapa hari batal berangkat ke Kalimantan karena masalah logistik tepat pada saat-saat gentingnya keadaan. Ada analisa yang cukup detail dan berimbang oleh analis dari CIA di akhir tahun 1968 dan sudah di-declassify di bulan Mei 2007. Coba kamu baca dam, supaya kamu bisa lebih cerdas dalam mem-post dan berdebat..., jangan seperti anak ingusan generasi y, yang cuma punya film-film bikinan mbah Harto yang mereka anggap sebagai fakta sejarah peristiwa di tahun-tahun kelam tersebut. Peristiwa yang menewaskan paling tidak 500,000 jiwa, yang sebagian besarnya adalah orang-orang tidak berdosa, beserta "bonusnya" yaitu jutaan jiwa lainnya yang dikucilkan ke Pulau Buru karena kena cap "komunis". Hebatnya ditahun 1965-1967 semua jadi begal tukang gorok leher manusia, termasuk didalamnya orang-orang yang mengaku "islam toleran" lewat perintah dari para kiyai-kiyai nya. Ternyata yang mengaku "islam toleran" sama bejat dan bengisnya dengan orang-orangnya Hitler yang membakar hidup-hidup orang Yahudi di dalam oven di Auschwitz maupun orang-orangnya Stalin yang mengalgojo jutaan orang di tahun 1930-an dalam "the Great Purge" di Rusia. Biasanya ada counter argumen mengapa penyembelihan dan pembunuhan ratusan ribu orang ini wajib dilakukan. Menurut mereka kalau orang-orang ini tidak disembelih maka orang-orang itu nanti akan menyembelih mereka kalau nanti mereka punya kesempatan. Intinya dari peristiwa ini hanyalah intrik perebutan kekuasaan antara, Soekarno, Soeharto, PKI dan orang-orang militer dan jenderal-jenderal dari berbagai kubu didalamnya. Yang masing-masingnya saling berhitung. Mereka menghitung berapa besar kans kemenangan mereka. Dan pada akhirnya perhitungan mbah Harto-lah yang paling sakti karena dia punya penyelusup dimana-mana. Dan tentu saja karena dia cukup berdarah dingin karena berani mengorbankan ratusan ribu nyawa orang hanya untuk mengamankan kemenangan nya dan meraih ambisi nya. Kata-kata mutiara yang cukup menjelaskan segala tindak-tanduk mbah Harto... "Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely. Great men are almost always bad men." [John Dalberg-Acton] "History is written by the victors" [W. Churchill/W. Benjamin] Masih adakah yang bertanya mengapa versi sejarah peristiwa awal Oktober 1965 yang paling berkibar adalah versinya mbah Harto beserta kroni-kroninya? - https://www.cia.gov/library/readingr...cs/esau-40.pdf - https://www.cia.gov/library/readingr...donesia%201965 - https://en.wikipedia.org/wiki/List_o...cres_in_Russia |
22nd September 2017, 02:50 |
#5
|
|
Mania Member
|
Quote:
Tapi dari semua versi itu ada beberapa tema yang selalu konstan 1. Presiden Soekarno tahu bahwa ada gesekan yang nyata antara PKI dan TNI AD, terutama setelah adanya keputusan membuat angkatan ke-5. Tetapi Soekarno membiarkan itu berlangsung. 2. Mayjen (saat itu) Suharto tahu tentang adanya gerakan untuk menyingkirkan para Jenderal (karena Kol Latief datang kerumahnya). Dia tidak mengambil tindakan apapun karena mungkin melihat ini sebagai suatu kesempatan/mencari aman. Ketika mengetahui bahwa LetKol Untung cs. gagal menciduk Jenderal Nasution, Mayjen Soeharto mengetahui usaha menyingkirkan Jenderal TNI AD gagal dan dia mengambil sikap melawan gerakan tersebut. 3. PKI memutuskan untuk bergerak karena mereka takut didahului oleh TNI AD (bukan tidak mungkin isu Kudeta TNI AD ini ditiupkan oleh pihak ketiga - CIA?) dalam merebut kekuasaan. 4. Pembunuhan masal yang kemudian terjadi, adalah sebuah akibat dari gesekan yang sudah lama terjadi dikalangan elit yang punya massa. Dimasa itu sangat "wajar" jika terjadi purge terhadap mereka yang dianggap berseberangan (lihat Revolusi kebudayaan). Kalau bangsa ini mau maju maka semua pihak yang terlibat harus mengakui bahwa mereka semua memiliki kesalahan. Celakanya yang seringkali dimunculkan saat ini adalah bahwa semua anggota PKI adalah korban dan pelaku kejahatan sesungguhnya adalah Soeharto (dan TNI AD). Selama tema ini masih berkembang maka selama itu pula gesekan akan muncul. |
|
Last edited by sith_lords02; 22nd September 2017 at 02:56.. |
22nd September 2017, 07:30 |
#6
|
|
Groupie Member
|
Quote:
1. Isu TNI AD akan melakukan kudeta itu adalah fitnah propaganda PKI. Bahkan setelah G30SPKI meletuspun, tidak ada kudeta militer, padahal posisi Soekarno saat itu tinggal disentil udah terpental. "Fitnah, fitnah, berkali kali. fitnah lebih jahat dari pembunuhan, lebih jahat dari pembunuhan, kita semua difitnah, dan saudara-saudara telah dibunuh, kita diperlakukan demikian...,ÃÂÃÂÃÂâàÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂààdemikian pidato AH Nasution yang disampaikan sebelum pemakaman berlangsung di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. 2. Cuman orang bodoh (dan orang pintar yg ingin memfitnah) yg mampu berfikir G30SPKI adalah intrik Soeharto merebut kekuasaan. (Terus terang sy nggak enak nulis ini, karena sy jg nggak suka Soeharto) Kalau G30SPKI sukses, dalam arti Nasution ikut sukses terbunuh, Soeharto itu akan pensiun dini, kalo nggak dikarungin ke laut. Soeharto bisa bersinar karena Nasution selamat. Pasca G30SPKI itu terjadi "perang" kekuatan antara Soekarno vs Nasution, tentang siapa pengganti A. Yani. Soekarno mau ngangkat Pranoto, ditolak Nasution. Nasution mau ngangkat Soeharto, tapi ditolak Soekarno. Itu Nasution sampai berkantor di ruangan Soeharto di Kostrad VS Soekarno di Halim (awalnya) Kalo G30SPKI sukses (Jend Nasution terbunuh) , Pranoto jadi pimpinan ABRI, Soeharto ya ke laut. ====== |
|
Last edited by FoeLung; 22nd September 2017 at 07:40.. |
22nd September 2017, 07:33 |
#7
|
Groupie Member
|
Klo mau remake pelem G30SPKI kira2 sutradara nya mau nggak masukin episode ini dalam pelem? Gimana ngototnya Soekarno mau memprimosikan Jend2 pro komunis gantiin jenderal2 yg jadi korban.
Episode itu nggak di pelem G30SPKI yg sekarang, karena klo dimasukin ketauan yg paling berjasa nyelamatin RI dari PKI itu Nasution. Bukan Soeharto. Soeharto berperan saat episode pembalasan. |
Last edited by FoeLung; 22nd September 2017 at 07:39.. |
22nd September 2017, 09:40 |
#9
|
Addict Member
|
PKI dibantai karena mereka mengintimidasi rakyat yg kontra PKI, rumah2 didatangi diancam akan dibunuh kalo berani dengan PKI, tokoh2 islam didaerah banyak yg diculik dan dibunuh... Yg masih belaa PKI coba ditanyakan mbah2 nya yg dulu hidup didesa bagaimana mencekamnya sebelum g30s pecah
|
22nd September 2017, 10:39 |
#10
|
|
Groupie Member
|
Quote:
Sebagai Panglima Koti, Presiden Soekarno bisa memerintahkan langsung pasukan tanpa jenjang Hirarki. Makanya dia meminta Letkol Untung untuk menindak para Jendral yang tidak loyal padanya, padahal itu artinya memerintahkan bawahan menindak atasannya sendiri. |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer