Kehebohan ketika seseorang pindah agama
Baru2 ini kita mendengar tentang Lindswell Kwok yang masuk Islam dan menggunakan hijab. Berita2 tentang Lindswell Kwok, bukan soal medali atau prestasi yang dia sumbangkan tapi soal kepindahannya ke agama yang baru, memenuhi timeline media sosial di negara ini dan menjadi headline di situs2 berita.
Belum lama sebelum itu, kita juga dihebohkan dengan Roger Danuarta yang dikabarkan sudah masuk Islam, dan ini juga menjadi trending topic di mana-mana. Kita juga melihat orang2 seperti Felix Siauw dan Irena Handono yang dengan bangga melabelkan dirinya "mantan Katolik" yang masuk Islam lalu berceramah di mana-mana memberi kesaksian. Sebenarnya, menurut seorang teman saya, pelopor budaya seperti ini adalah orang Protestan. Quote:
Orang2 yang jadi mualaf, terutama yang beken, direkrut untuk berbicara di acara2 pengajian dan lainnya, dan mereka biasanya akan pamer status mereka sebagai "mantan pemeluk agama xxxxxxx", ya seperti Felix Siauw dan Irena Handono. Beda sekali dengan orang Katolik, yang tidak pernah bersikap "over" ketika seseorang menjadi Katolik, juga memamerkannya ke orang lain atau membuatnya menjadi headline media nasional. Di gereja-gereja selalu ada saja baptisan dewasa, biasanya pada malam Paskah. Tapi tidak pernah nama-nama yang dibaptis dewasa alias menjadi Katolik ini dipajang di papan pengumuman gereja atau disiarkan dalam media2 Katolik seperti majalah Hidup. Ketika Chelsea Olivia menjadi Katolik, sikap umat Katolik umumnya biasa saja. Mungkin bersyukur dalam hati, tapi tidak heboh. Justru selentingan beredar bahwa Chelsea dan suaminya (Glenn Alinskie) ini sering langsung pulang setelah komuni. Tapi benar atau tidaknya saya tidak tau ya. Mgr Albertus Sugiopranoto, SJ, mantan Uskup Agung Semarang yang juga salah satu pahlawan nasional Indonesia, lahir dan dibesarkan oleh orang tua Muslim, dan kemudian menjadi Katolik ketika dewasa. Tapi saya belum pernah dengar beliau membanggakan statusnya sebagai "mantan Muslim" di hadapan publik. Sebagai seorang nasionalis, beliau berjumpa dengan berbagai tokoh negara, dan sepertinya mereka tidak tau kalau Mgr Soegija adalah mantan Muslim. Begitu juga Romo Ibnu Fajar Muhammad, MSF. Dari namanya ketauan sekali bahwa dia mantan Muslim. Tapi beliau tidak pernah memamerkan statusnya sebagai "mantan Muslim" dan berceramah ke mana-mana. Khotbah dan homilinya sama saja dengan para romo lainnya, tentang Yesus, tentang ajaran Gereja Katolik, dan tentang kasih. Apa tidak sebaiknya Protestan dan Muslim bersikap lebih "humble", lebih rendah hati dan tidak perlu menggembar-gemborkan kisah orang2 yang masuk agama lainnya? Mungkin ada yang tau di jaman sebelum reformasi apakah di media-media kisah seperti ini juga menjadi bahan berita yang bombastis? |
Yang punya nilai itu... yg berkualitas...
Bukan kuantitas.... kalau tak berkualitas Informasi Tuhan dalam sejarah manusia... Hanya sedikit yg berkualitas.... kualitas dalam arti yg haqiqi..... Mssal yg lain tinggal ngekor aja.... |
Quote:
|
Efited ...
|
Iyalah.....
WAM.... kewajiban azazi msnusia utk mempelajari kehaqiqian ke universalan... kmd baru HAM utk haknya... utk free will diatas tahu.... lalu ber alternatif... Ketuhanan kemanusiaan Nasionalisme ke bangsaan ga ngira ya... Indonesia adalah nasionalisme yg mencantumkan ke universalan |
Quote:
Bahkan baru2 ini ada pastor yang lulus S3 dari UIN Jakarta. Ini perlu, karena seperti ditulis Santo Paulus dalam 1 Korintus 9:20-21, "Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat." Selaras pula dengan pepatah Melayu "di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung". Maka para pastor yang diutus untuk berkarya di tengah masyarakat sebaiknya mengetahui kepercayaan dan budaya yang dijalankan oleh masyarakat ini. Dan justru pengetahuan mereka tentang Islam, membuat mereka sangat dekat dengan para ulama. Contohnya Uskup Purwokerto Mgr Christophorus Tri Harsono, beliau fasih bahasa Arab dan tau banyak tentang Islam, dan waktu dia di Bogor dia dekat dengan para ulama, sampai2 para ulama ini datang waktu pentahbisannya jadi uskup. Begitu juga dengan Romo Felix Supranto, SS.CC, pastor di Citra Raya, Tangerang, ini sering berkunjung ke pesantren, berteman dengan banyak ulama. |
Dah jadi adat dunia kali ya....
mau mempelajari Al-Quran, baru mulai, baru belum setengah jalan utk awam siapapun.... dianjurkan, malah diwajibkan jadi muslim atau muslimah? Padahal haqiqinya kan ga begitu? Memang ada yg bisa meng klaim Al- Quran itu milik kelompok, negara atau perorangan tertentu? Orang mau studi.... mau memenuhi keingin tahuannya... utk tahu bener.... ini kok ada yg menggiring ke arah baiat?.... kearah mau.... urusan mau kan pilihan yg utama setelah tahu... baru timbul mau.... atau tidak mau haqiqinya.. seseorang itu mau atau tidak mau dari apa yg dia tahu... bisa fanatis... mau apa yg sebenarnya dia tidsk tahu atau belum tahu persis Hal2 begini yg merusak hal yg paling essensial dari kemanusiaan yaitu kewajiban azazi manusia utk tahu dulu atau terbekali dulu utk hidup dgn nilai universal meski harus memahami yg sifatnya pribadi dan urusan keluarga yg gabole dintervensi didlm perumahannya masing2 |
kok pindah agama, emang tuhan nya sebelum nya mau dikemanain. apa tuhan nya sama ajah. :lol:
|
Quote:
|
Bukannye kalo tahunye banyak....
duit di amplopnye makin tebel? Modal bacot doang.... kalo salah... bilangnye... manusia tempatnye salah.... kalo kurang masukkan, kurang input buat ngebacot.... yg keluar out putnye subyektifnye... lama2 ditimpukkin batu, ga bawa batu... lempar ama sepatu... kalo disimak baik2.... gada omongan yg gada hoaxnye.... Jamin.... deh |
All times are GMT +8. The time now is 21:34. |
Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.