DetikForum

DetikForum (http://forum.detik.com/index.php)
-   Sosial Budaya (http://forum.detik.com/forumdisplay.php?f=52)
-   -   Lahan Habis, Singapura Segera Hentikan Izin Mobil Baru, Bisakah di Indonesia? (http://forum.detik.com/showthread.php?t=1611454)

M-one 25th October 2017 16:53

Lahan Habis, Singapura Segera Hentikan Izin Mobil Baru, Bisakah di Indonesia?
 
Quote:

Lahan Habis, Tahun 2018 Singapura Hentikan Izin Kepemilikan Mobil Baru

Trubus.id -- Singapura, negeri pulau ini akan segera menghentikan kepemilikan izin kendaraan baru mulai Februari 2018. Pemerintah beralasan, sisa ruang yang tersedia di negara ini tak memungkinkan untuk menyediakan pertumbuhan kendaraan baru,

Negara Singa ini telah mengumumkan rencananya untuk mengurangi tingkat pertumbuhan kendaraan dari 0,25 persen per tahun menjadi 0 persen. Kendaraan yang dimaksud di sinia dalah mobil dan sepeda motor. Singapura yang luasnya 719.1 km ini memaksa pemerintah mengendalikan secara ketat jumlah kendaraan yang berada di jalan.

Otoritas Transportasi Darat (LTA) mengeluarkan izin yang memberi hak kepada pemilik kendaraan untuk jangka waktu sepuluh tahun. Izin dilelang untuk publik dan berakhir dengan penawar tertinggi yang membayar $ 41.617 (US $ 30.533.39) untuk kepemilikan hak istimewa untuk mengoperasikan kendaraan tersebut selama 10 tahun.

"Mengingat kendala lahan, ada ruang terbatas untuk perluasan jaringan jalan lebih lanjut." Luas jalan saat ini telah menyita 12% dari total jumlah luas Singapura. Ada lebih dari 600.000 mobil pribadi dan sewaan di jalan raya saat ini, "kata pihak berwenang.

Singapura adalah negara termahal bagi warganya untuk memiliki mobil. Menurut media, biaya memiliki kendaraan di Singapura 4 kali lebih mahal dibanding di Amerika Serikat.

Peraturan baru ini akan berdampak positif bagi lingkungan. Mobil-mobil di jalan raya akan berkurang, sehingga polusi dai pembakaran bisa dikurangi. Dan tentu saja, tak akan terjadi kemacetan yang parah.

Peraturan ini akan dievaluasi setiap sepuluh tahun. Bagaimana menurutmu? [KW]
Memang harus begitu kalau tidak mau macet-macetan.
Di sini kan kendaara makin banyak, apalagi motor dengan uang depe yang murah. Khusus jakarta ya atau Bandung.

Meski lahan jalan ditambah ke atas plus transportasi di maksimalkan tetap bukan solusi terbaik. Solusi terbaik cegah kemacetan memang membatasi jumlah kendaraan atau biaya pajak ditambah beberapa kali lipat bagi yang punya lebih dari satu kendaraan.

adama 25th October 2017 17:37

Tapi tiap demo angkutan umum disertai pemogokan dihari kerja, kenapa jalanan malah relatif lebih lancar ya ?. :D

M-one 25th October 2017 18:04

Quote:

Originally Posted by adama (Post 36801248)
Tapi tiap demo angkutan umum disertai pemogokan dihari kerja, kenapa jalanan malah relatif lebih lancar ya ?. :D

Janga bilang macet gara2 angkutan umum.

adama 25th October 2017 19:28

Quote:

Originally Posted by M-one (Post 36801359)
Janga bilang macet gara2 angkutan umum.

Saya tidak mencoba menyimpulkan apapun, hanya menyampaikan pengamatan pribadi sahaja kok. :D

Fakta menarik lainnya misal kemarin ada jembatan tol rusak hingga truk dan bus dilarang melewati tol, jalan tol malah jadi lancar. Begitu pula ketika hari raya dimana polisi melarang truk non angkutan sembako beroperasi, membeludaknya mobil dan motor pemudik memenuhi jalan nasional hanya dalam beberapa hari sahaja, ternyata tidak membuat jalanan lumpuh seharian.

Jadi benarkah pertumbuhan penjualan kendaraan pribadi sebagai penyebab utama kemacetan ?, sebab pajak progresif kendaraan bermotor tenyata dari tahun ketahun malah naiknya signifikan. Itu artinya satu penduduk bisa punya banyak kendaraan bermotor, tidak mungkin dipake semuanya secara bersamaan.

Bertambahnya jumlah kendaraan sangat mungkin bukan penyebab utama padatnya kendaraan dijalan raya, tapi menimbulkan masalah di penyimpanannya (parkir kendaraan). Jadi daripada membatasi izin kepemilikan kendaraan secara menyeluruh kayak singapura, lebih baik batasi kepemilikan kendaraan sesuai kemampuan pemilik menyediakan lahan parkir. Jauh lebih efektif, yang punya lahan parkir sebesar mall...silahkan punya kendaraan mau berapa ratus biji pun tak masalah.

Nah yang terakhir itu baru kesimpulan- JMO.

:nyengir:

citako 25th October 2017 20:43

singapura mungkin bisa meniru cara indonesia, karena di indonesia lalulintas nya lebih merayap.

kumalraj 25th October 2017 20:53

Quote:

Originally Posted by adama (Post 36801663)
Saya tidak mencoba menyimpulkan apapun, hanya menyampaikan pengamatan pribadi sahaja kok. :D

Fakta menarik lainnya misal kemarin ada jembatan tol rusak hingga truk dan bus dilarang melewati tol, jalan tol malah jadi lancar. Begitu pula ketika hari raya dimana polisi melarang truk non angkutan sembako beroperasi, membeludaknya mobil dan motor pemudik memenuhi jalan nasional hanya dalam beberapa hari sahaja, ternyata tidak membuat jalanan lumpuh seharian.

Jadi benarkah pertumbuhan penjualan kendaraan pribadi sebagai penyebab utama kemacetan ?, sebab pajak progresif kendaraan bermotor tenyata dari tahun ketahun malah naiknya signifikan. Itu artinya satu penduduk bisa punya banyak kendaraan bermotor, tidak mungkin dipake semuanya secara bersamaan.

Bertambahnya jumlah kendaraan sangat mungkin bukan penyebab utama padatnya kendaraan dijalan raya, tapi menimbulkan masalah di penyimpanannya (parkir kendaraan). Jadi daripada membatasi izin kepemilikan kendaraan secara menyeluruh kayak singapura, lebih baik batasi kepemilikan kendaraan sesuai kemampuan pemilik menyediakan lahan parkir. Jauh lebih efektif, yang punya lahan parkir sebesar mall...silahkan punya kendaraan mau berapa ratus biji pun tak masalah.

Nah yang terakhir itu baru kesimpulan- JMO.

:nyengir:

Cara tahu berapa kemampuan pemilik menyediakan lahan parkir itu apa?

Apa hanya mengandalkan jumlah garasi yang dimiliki oleh si pemilik?

verne 25th October 2017 21:48

http://www.lifegate.com/people/news/...en-city-europe

negara maju sudah memikirkan back to nature utk hidup modern
indonesia kapan keluar dr konflik agama

PokokePaket 25th October 2017 22:42

Quote:

Originally Posted by M-one (Post 36800671)
Memang harus begitu kalau tidak mau macet-macetan.
Di sini kan kendaara makin banyak, apalagi motor dengan uang depe yang murah. Khusus jakarta ya atau Bandung.

Meski lahan jalan ditambah ke atas plus transportasi di maksimalkan tetap bukan solusi terbaik. Solusi terbaik cegah kemacetan memang membatasi jumlah kendaraan atau biaya pajak ditambah beberapa kali lipat bagi yang punya lebih dari satu kendaraan.

Untuk yg diperkotaan & cukup berada, kan biasanya 1 orang dijatahin 1 mobil. Bapak 1 mobil, ibu 1 mobil, anak 1mobil+sopir
Lebih sering mobil hanya nongkrong di rumah :)

shiori_kamisaki 26th October 2017 10:18

Penyebab utama kemacetan itu memang bukan karena bertambahnya jumlah kendaraan. Tapi karena konsentrasi pusat bisnis yang hanya pada satu titik.

Di Jakarta misalnya, pusat bisnis itu numpuk di Sudirman, Thamrin, Kuningan, dan sekitarnya. Nah, orang2 dari pinggiran, termasuk dari Bekasi, Depok, dll itu masuknya ke sini semua. Gak cuma jalan yang numpuk, tapi transportasi umum pun jadi penuh sesak gara2 ini.

Kalau mau memecah kemacetan, ya pindahkanlah sebagian perkantoran dan sentra bisnis ini. Saya gak nyuruh pindah ke luar Jawa loh. Cukup pindahkan kantor2 misalnya ke Pondok Kelapa, Bambu Apus, Marunda, Tegal Alur, dll. Pokoknya ke daerah pinggiran lah.

Tapi akan ada masalah baru, yaitu jalanan yang sempit. Nah di sini memang angkot2 ini harus ditertibkan supaya gak ngetem seenaknya, dan warga gak parkir di jalan seenaknya.

Quote:

Originally Posted by adama (Post 36801663)
Saya tidak mencoba menyimpulkan apapun, hanya menyampaikan pengamatan pribadi sahaja kok. :D

Fakta menarik lainnya misal kemarin ada jembatan tol rusak hingga truk dan bus dilarang melewati tol, jalan tol malah jadi lancar. Begitu pula ketika hari raya dimana polisi melarang truk non angkutan sembako beroperasi, membeludaknya mobil dan motor pemudik memenuhi jalan nasional hanya dalam beberapa hari sahaja, ternyata tidak membuat jalanan lumpuh seharian.

Jadi benarkah pertumbuhan penjualan kendaraan pribadi sebagai penyebab utama kemacetan ?, sebab pajak progresif kendaraan bermotor tenyata dari tahun ketahun malah naiknya signifikan. Itu artinya satu penduduk bisa punya banyak kendaraan bermotor, tidak mungkin dipake semuanya secara bersamaan.

Bertambahnya jumlah kendaraan sangat mungkin bukan penyebab utama padatnya kendaraan dijalan raya, tapi menimbulkan masalah di penyimpanannya (parkir kendaraan). Jadi daripada membatasi izin kepemilikan kendaraan secara menyeluruh kayak singapura, lebih baik batasi kepemilikan kendaraan sesuai kemampuan pemilik menyediakan lahan parkir. Jauh lebih efektif, yang punya lahan parkir sebesar mall...silahkan punya kendaraan mau berapa ratus biji pun tak masalah.

Nah yang terakhir itu baru kesimpulan- JMO.

:nyengir:


kumalraj 26th October 2017 10:28

Quote:

Originally Posted by shiori_kamisaki (Post 36805699)
Penyebab utama kemacetan itu memang bukan karena bertambahnya jumlah kendaraan. Tapi karena konsentrasi pusat bisnis yang hanya pada satu titik.

Di Jakarta misalnya, pusat bisnis itu numpuk di Sudirman, Thamrin, Kuningan, dan sekitarnya. Nah, orang2 dari pinggiran, termasuk dari Bekasi, Depok, dll itu masuknya ke sini semua. Gak cuma jalan yang numpuk, tapi transportasi umum pun jadi penuh sesak gara2 ini.

Kalau mau memecah kemacetan, ya pindahkanlah sebagian perkantoran dan sentra bisnis ini. Saya gak nyuruh pindah ke luar Jawa loh. Cukup pindahkan kantor2 misalnya ke Pondok Kelapa, Bambu Apus, Marunda, Tegal Alur, dll. Pokoknya ke daerah pinggiran lah.

Tapi akan ada masalah baru, yaitu jalanan yang sempit. Nah di sini memang angkot2 ini harus ditertibkan supaya gak ngetem seenaknya, dan warga gak parkir di jalan seenaknya.

Ini seperti masalah telor dan ayam, mana yang duluan.

Kantor di daerah pusat bisnis itu menyebabkan kemacetan parah.

Tapi karena ada kemacetan maka kantor juga harus berada di pusat bisnis itu.

Contohnya kalau misalnya perusahaan A yang customer atau kliennya itu pada punya kantor di pusat bisnis yang sering macet itu maka perusahaan A juga harus ada di pusat bisnis itu agar lebih mudah mencapai kliennya. Kalau jalanan lancar, tidak masalah perusahaan A bikin kantor di Marunda. Tapi karena pada macet, maka biaya transport dan waktu yang habis untuk transport menjadi terlalu besar kalau tidak berada dekat dengan kliennya yang pada berada di pusat bisnis.


All times are GMT +8. The time now is 17:27.


Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.