DetikForum

DetikForum (http://forum.detik.com/index.php)
-   Politik (http://forum.detik.com/forumdisplay.php?f=49)
-   -   Indonesia = Kasih Sayang Tuhan (http://forum.detik.com/showthread.php?t=70005)

San9kakala 13th November 2008 14:05

Indonesia = Kasih Sayang Tuhan
 
http://3dflags.com/art/comps/idn0001...gif?1190190262


Intinya adalah ide apa yang harus kita satukan di Bumi Indonesia ini? Bagamana caranya kita menyatukan ide.


Mungkin benar tentang pernyataan bahwa jiwa "Kesatria" itu ada di dalam jiwa setiap manusia (Indonesia). Jikapun itu benar, lalu lantas apa yang akan berubah dengan keadaan Indonesia kita? Berarti keadaan akan selalu sama saja. Malah bisa2 malah semakin kisruh karena masing2 "para Kesatria" saling "unjuk kekuatan".


1 hal kita butuhkan adalah HENTAKAN KERAS untuk serentak menghentak dan bangkit untuk MENYATUKAN IDE DASAR, dan harus terjadi dalam tempo yang se'singkat2nya.


Bagi saya pribadi, saya melihat Indonesia adalah sebuah cerminan dari Kasih Tuhan. Dari mulai kekayaan alam kita, ke'strategis'an letak geografis kita, keindahan alam kita, sumber laut dan hutan yang melimpah, sampai iklim tropis kita yang memanjakan sehingga kita melupakan bahwa diluar sana banyak orang hidup dengan memerangi iklim, yang manakala panas datang, dahsyat panasnya sangat sangat membakar dan manakala dingin datang, dahsyat dinginnya sangat menusuk tulang.


Indonesia adalah sebuah bukti nyata akan Kasih Sayang Sang Maha yang seharusnya tidak kita cemooh'kan.


" Amerika, Jepang, Jerman, dll, mungkin menginspirasikan dunia dengan industrinya.

China, India, dll, mungkin menginspirasikan dunia dengan budaya uniknya.

Jika terdapat suatu Negara dengan banyak keragaman suku, agama, budaya, kepulauan, kepercayaan, pemikiran, ideology, dll,
namun Negara tersebut menginspirasikan dunia dengan Kasih Sayangnya, maka Negara tersebut adalah Indonesia.

Indonesia, adalah Tanah Rahmat dan Kasih Sayang yang menjadi inspirasi bagi dunia.

Indonesia kelak dimasa depan.


http://3dflags.com/art/comps/idn0001...gif?1190190262

Tuhan Memberkati Indonesia "


:angel:

:rolleyes::singer::gossip:



cool 13th November 2008 14:11

Bagus postingannya.



Boleh tuh dipakai politisi atau parpol yang budget iklannya banyak

San9kakala 13th November 2008 14:22

Quote:

Originally Posted by cool (Post 5238987)
Bagus postingannya.



Boleh tuh dipakai politisi atau parpol yang budget iklannya banyak

thanks.. Salam kenal..

:hi:

13th November 2008 19:34

ya ...gimana ya bos cara menyatukan ide tsb ?

watubledeg 14th November 2008 12:12

Nah.. thred kayak gini yang aku cocok banget...

Memang sudah saatnya kita tidak lagi selalu mempermasalahkan masalah negeri ini. Saatnya kita sekarang mulai berpikir gimana cara memecahkan masalah. Biarlah masa lalu sebagai pelajaran kita yang hidup pada masa kini untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Mulailah dari diri sendiri.
- Carilah kekurangan, kejelekan diri sendiri, dan berusaha untuk terus memperbaiki diri.
- Carilah kelebihan, kebaikan orang lain. Agar kita bisa belajar darinya.
- Jalanilah ajaran agama ataupun keyakinan yang kita yakini dengan sebaik-baiknya. Sebagai umat beragama, buktikan bahwa kita memang beragama.
Jadikan diri kita pribadi yang mulia, terpuji dengan menonjolkan sifat arif, bijak, pemurah, welas asih antar sesama.
- Kalau harus menilai orang lain, nilailah berdasarkan tingkah laku/budi pekertinya. yang penting dia baik pribadinya, tanpa melihat dari ras/suku/agama dll..
- Sadar bahwa kita sama-sama Warna Negara Indonesia. Harus bersatu, jangan mudah diadu-domba.

Semoga kita semua, dan segenap bangsa ini, menjadi sadar. Satukan visi, misi dan gerak langkah perjuangan kita.

detikerz 15th November 2008 01:08

tetep aja sy gak ngerti... kenapa agama dicampuradukkan dengan politik !

winwin 15th November 2008 02:40

Quote:

Originally Posted by detikerz (Post 5267108)
tetep aja sy gak ngerti... kenapa agama dicampuradukkan dengan politik !

krn di indonesia DAGANG AGAMA lebih laris....politik sbg kereta...
jadi DAGANG DIATAS KERETA dahhh

harapan 15th November 2008 10:03

Quote:

Originally Posted by detikerz (Post 5267108)
tetep aja sy gak ngerti... kenapa agama dicampuradukkan dengan politik !

Campur aduk? emangnya Nasi Campur ... saya kira gak ada yang campur adukkan agama dengan politik, karena agama dan politik ibarat air gula, jadi larutan.
Agamalah yang mengajarkan politik yang mengedepankan kasih sayang bukan politik balas dendam
Agamalah yang mewajibkan kejujuran dalam segala hal termasuk politik.
Agamalah yang mendorong kesungguhan politisi untuk menjadi pelayan bagi rakyatnya.
Lihat begitu santunnya kedua partai berbasis agama dalam perdebatan PKS vs PDS di acara debat partai TVONE http://www.youtube.com/watch?v=TdYRuTpVu2c

Quote:

Originally Posted by winwin (Post 5267303)
krn di indonesia DAGANG AGAMA lebih laris....politik sbg kereta...
jadi DAGANG DIATAS KERETA dahhh

Kalau jual agama di Indonesia gak laku mas... lihat partai-partai yang menjual syariat dalam kampanyenya malah gak sampai 2%

Beda dengan partai yang BERSIH dilandasi moral agama, melayani rakyat dengan penuh PEDULI, jualannya laku keras......:gembira::gembira:

awanbiru 15th November 2008 14:54

Quote:

Originally Posted by detikerz (Post 5267108)
tetep aja sy gak ngerti... kenapa agama dicampuradukkan dengan politik !

karena agamanya sama dengan politik....

:smoking:

San9kakala 25th November 2008 16:24

ERA MEMAAFKAN.. I (Memaafkan Koruptor? Mungkinkah..)
 
Dua Bapak Bangsa memimpin banyak Pemimpin. Namun lihat! Sepertinya sebagian Pemimpin kita sedang menghiasi layar kaca dengan berbagai macam kasus yang terjadi di negeri ini. Dengan kata lain inilah cermin (sebagian) Pemimpin kita. Namun mengapa sebagian Para Pemimpin berbeda dengan Bapak Bangsa kita, terlebih lagi kesan Jujur, Adil dan Bijaksana sangat terpancar dari salah satu Bapak Bangsa kita pada pidato "curhat" (ttg sang besan) yang bbrp wkt lalu kita saksikan di siaran-siaran TV?

Berapa banyak lagi pemimpin yang harus berurusan dengan KPK ?

Saya rasa ((jika ada)) (azas) (per’) undang-undang (‘an) berlaku surut, tidak bisa berlaku pada UU wewenang KPK , karena sampai kapanpun (dan sejak dari kapanpun), korupsi tetaplah korupsi, kejahatan adalah kejahatan, dengan kata lain, masing-masing hati nurani kita pasti tahu pada saat kita sedang (/akan) melakukan kejahatan (/penyimpangan).

Berapa banyak lagi pemimpin yang harus berurusan dengan KPK ?

Kejujuran adalah Kunci.

Namun kembali lagi kita pada pertanyaan, berapa banyak lagi pemimpin yang harus akan berurusan dengan KPK ?

Mungkinkah kita mau memaafkan koruptor? Mungkinkah kita bisa memaafkan koruptor?

Dalam era pada masa sekarang ini, dalam kasus kejadian ini (korupsi), saya pribadi masih belum bisa menganggap bahwa hukuman mati adalah sesuatu yang layak bagi para koruptor. Karena bagi saya, jikapun ada uang ribuan triliunan rupiah yang dikorupsi, masih tetap saja bukan’lah sebuah nilai tukar yang layak untuk mengakhiri hidup seseorang (bahkan bagi si koruptor sekalipun). Dengan kata lain, (triliunan) Uang (pun) tetap saja adalah sebuah benda mati buatan manusia, yang tidak seharusnya disandingkan (/disamakan/ditukar) dengan nyawa seseorang. Uang bukan Tuhan, dan uang tidak akan pernah menjadi Tuhan. Kata “Berhala”, sesungguhnya sangat’lah tepat jika kita tujukan kepada benda mati buatan manusia tersebut yang kita kenal sebagai Uang, dan Para Koruptor bisa kita kategorikan dalam Para Penyembah berhala tersebut, namun hendaknya kita pun berhati-hati manakala secara tidak sadar jangan-jangan kitapun termasuk dalam “Penyembah Berhala” walaupun kita tidak berposisi sebagai Si peng’Korup.

Mungkin kita bisa memetik pelajaran yang terjadi pada salah satu pemimpin kita, Anggota Dewan YTH, Saudara AC, yang bbrp wkt lalu juga menghiasi layar kaca, dia pernah Tercela karena Kekhilafannya, namun Terpuji karena Kejujurannya. Walapun hal itu (mungkin) terjadi dengan diawali karena “rasa takut” (kepada KPK ) namun tetap Kejujuran adalah cerminan dari Kasih (Ke’Pasrah’an). Dan Kasih haruslah terbalas dengan Kasih Sayang. Haruskah kita mem’Buta’kan hati nurani kita akan Kasih Sayang dari (Kasih) Kejujuran yang AC akui, bahkan dengan mem“Pertaruh’kan” Kehidupannya dan kehidupan Keluarganya, hanya untuk seonggok “benda mati buatan manusia” ?

Mungkinkah kita mau memaafkan koruptor? Mungkinkah kita bisa memaafkan koruptor? Bagi saya pribadi, sepertinya bisa memaafkan mereka, dengan catatan, Keikhlasan Memaafkan bisa terjadi pada saat mereka (koruptor) ini (melakukan 4M) : Mengakui (Perbuatannya) (/Kekhilafannya),, Meminta Maaf (kepada rakyat),, dan Mengembalikan (“Jarahannya”),
dan (dalam tempo singkat) “Pengembalian Besar-Besaran” ini juga harus langsung diikuti mekanisme cara pemerintah yang menghasilkan “Kesejahteraan Rakyat (yang juga) harus terjadi Dalam Tempo Se’Singkat-Singkat’nya”.

Sudah terlalu lama rakyat kita bersedih, jangan sampai tertunda lagi hak bagi mereka yang pernah tersisih.

(Dan/Namun) Sepertinya untuk masa sekarang ini sangat dibutuhkan UU Istimewa (pendukung) tentang Pem(berian) Maaf’an ini. UU Istimewa yang mengatur tentang amnesty penuh kepada para ex Peng’Korup ini manakala mereka telah melakukan 4M tersebut.

Memang Negara kita adalah Negara hukum. Bagi banyak orang (mungkin) hukum adalah di atas segalanya. Namun bagi saya pribadi terdapat Satu Nilai Luhur yang berposisi di atas hukum, yaitu Nurani.

Dengan berawal dari rasa “Terimakasih Karena Telah Memaafkan”, semoga menjadi bekal Ke’Maju’an bagi Bangsa Indonesia yang terlandasi oleh Kasih Sayang, serta “Me’Maaf’kan yang pun menjadi (Budaya) modal dasar bagi Ke’Maju’an kita (kelak).

Namun mungkin pertanyaan sesungguhnya justru terletak di

“ mungkinkah para “penjarah” itu mau mengembalikan hak rakyat? Dengan kata lain (ditengah ”pemberian maaf” masyarakat), apakah Keserakahan masih menggelora dalam diri mereka (peng’Korup)? “

Namun Jelas, Era Pengembalian ini harus mempunyai sosialisasi yang menyeluruh serta Tengat Waktu Yang Jelas, dengan sangsi UU Hukuman Tipikor yang Tegas apabila Tengat Waktu ini terlampaui. (Jika Tengat Waktu telah terlampaui) Disini’lah Waktu Yang Tepat untuk pemberlakuan Hukuman Mati Bagi Koruptor.

Mungkinkah para “Peng’korup” masih ter’Buta tentang keberadaan para Kesatria KPK ?
Mungkinkah para “Peng’korup” masih ter’Buta tentang keberadaan para Kesatria KPK yang bisa dengan mudahnya mendapatkan data-data tentang mereka? Mungkinkah para “Peng’korup” masih ter’Buta tentang keberadaan para Kesatria KPK telah beberapa kali “Menangkap Basah” ataupun mengungkap “Yang Telah”?

Mungkinkah mereka belum sepenuhnya sadar bahwa Tidak Akan Ada Koruptor Yang Lolos Dari Jerat KPK , ini semua hanya masalah waktu saja, cepat atau lambat mereka (koruptor) pasti terjerat.

Namun haruskah kita kembali kepada pertanyaan, harus berapa banyak pemimpin lagi yang akan berurusan dengan KPK ? Atau “Era Me’Maaf’kan” kah yang akan terjadi di negri ini?

Begitu banyaknya Kekayaan kita yang hilang, sebanyak itu pula’lah yang diperlukan
untuk Mensejahterakan Bangsa ini. Bahkan terlalu banyak sehingga pun mampu berdampak menguatkan nilai mata uang kita bagi dunia.

Pemerataan kesejahteraan, selain harus Mutlak terjadi pada masyarakat, juga harus terjadi pada sebagian Para Pejabat kita yang Ternyata Belum Sejahtera (, begitupun juga kepada para abdi negara seperti Polisi, ABRI, Guru, termasuk kepada bekas pahlawan perjuangan, dll).

Berikan transparansi (pengertian) kepada public bahwa Kesejahteraan (kenaikan Gaji) bagi para Pejabat (Yang Belum Sejahtera) tersebut, justru membunuh celah bagi mereka untuk ber’korupsi, dan sebaliknya dengan “menahan Kenaikan Gaji” bagi mereka, justru membuat kerugian negara menjadi lebih besar (karena timbul niat untuk ber’korupsi dengan alasan “pemenuhan kebutuhan”) yang justru merugikan bagi masyarakat kita sendiri. Namun ini semua jelas harus terlaksana dengan level susunan “Segmentasi Kejadian dan Mekanisme Cara” yang tepat, jelas, teratur dan transparan.

Negara memfasilitasi pejabatnya dan pejabat (harus) memfasilitasi rakyatnya.
Dengan kata lain, boleh terdapat banyak orang kaya di negri ini, namun Tidak Boleh Ada Yang Miskin.

(Namun,) Jika Seandainya system ini telah berlaku di Indonesia, maka system ini Harus diikuti dengan UU Baru tentang tindak pidana criminal. Tidak ada alasan lagi bagi criminal. Tidak ada celah lagi bagi criminal, sekecil/sebesar apapun. Negara Indonesia bukan lagi menghukum Keterpaksaan sebagai sebuah Kejahatan, namun Indonesia sangat Tegas membenci Keserakahan. Dan Keserakahan adalah satu-satunya alasan kejahatan yang terjadi di Indonesia (dalam Era ini). Bahkan seorang pencopet kecil sekalipun akan mendapat hukuman berat oleh negara, terlebih lagi kepada koruptor, tidak ada ampun bagi mereka (koruptor).

[[ dalam bahasa yang sedikit nyeleneh mungkin saya bisa katakan : “ Lah wong negara sudah memberikan segalanya kok masih ngelunjak toh ?? " ]]

Bahkan Negara akan mampu mem’BLT setiap individu (/kepala keluarga) negeri ini setiap bulan dengan tanpa terkecuali, bahkan kepada kaum kaya sekalipun, bahkan akan terjadi sebuah “slogan”:

“ Jangan Kau Simpan Uang (BLT)’mu, karena dengan Membelanjakannya maka Kau Turut Berpartisipai Membuat Roda Perekonomian Bangsa ini Menjadi Lebih Sehat “

(maksud dari slogan ini adalah pembelanjaan perputaran uang yang terjadi didalam negri, bukan pada “import barang dari luar negri”)

Kesejahteraan Rakyat = Kemudahan Hidup,,
Kemudahan Hidup = (Langkah Menuju) Pen’tiadaan Kejahatan,,
Ke’tiada’an Kejahatan = Kenyamanan,,
Ke’nyaman’an (Ketentraman) = (berdampak timbulnya) Ke’Percaya’an,,
Ke’Percaya’an = Sumber segala Ke’Berkah’an..

Dan level kata “Ke’Percaya’an” yang tertera diatas adalah sebagian dampak dari Ke’Berkah’an lain yang (akan/telah) terjadi di Indonesia (kelak), yang dikarenakan Kejujuran yang telah menjadi Budaya bagi Indonesia.

Ke’Percaya’an adalah anugrah yang salah satu dampaknya adalah Menghasilkan Kekayaan. Dengan kata lain : Semakin Ke’Kaya’an (/kesejahteraan) merata di negri ini, maka Semakin Kaya’lah Kita, Semakin Kaya’lah Indonesia, dan akan Semakin Kaya dan Semakin Kaya lagi.

Dalam bahasa singkat, bisa dikatakan :

Semakin sejahtera rakyatnya, maka semakin sejahtera pula pejabatnya. Semakin sejahtera pejabatnya, semakin sejahtera pula rakyatnya.

Dan akan terjadi sebuah mekanisme (baru) yang mana kita akan bisa memantau bagi siapa saja yang tidak menggunakan uang BLT tersebut, maka pemerintah akan turut serta membantu mengembangkan usaha (bisnis) yang dilakukannya. Dengan kata lain orang yang menggunakan BLT adalah orang-orang (miskin) yang benar-benar membutuhkan BLT, dan orang yang tidak menggunakan BLT adalah orang-orang (tidak miskin) (yang kemungkinan mempunyai usaha/bisnis tertentu) yang akan dibantu oleh pemerintah dalam pengembangan usaha/bisnisnya tersebut. Dengan kata lain, orang yang tidak menggunakan BLT justru sebenarnya adalah orang-orang yang akan (/lebih) beruntung.


(bersambung ke sebelah/hal 2!)


All times are GMT +8. The time now is 11:16.


Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.