DetikForum

DetikForum (http://forum.detik.com/index.php)
-   Politik (http://forum.detik.com/forumdisplay.php?f=49)
-   -   Indonesia terima Hibah F-16 C/D Block 32 (http://forum.detik.com/showthread.php?t=273463)

stayalert 7th July 2011 01:56

Indonesia terima Hibah F-16 C/D Block 32
 
11 Juni 2011, Jakarta (ANTARA News) – Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan hibah dua skuadron pesawat F-16C/D Fighting Falcon dari Amerika Serikat masih menunggu persetujuan parlemen negara tersebut.

Kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu, ia menambahkan, “Semoga pada Agustus mendatang, seluruh proses sudah selesai termasuk persetujuan dari parlemen AS, sehingga pada tahun ini sudah dapat tandatangan kontrak,”.

Kasau melanjutkan,”jika tahun ini sudah dapat ditandatangani kontraknya, maka tahun depan delapan unit pesawat tersebut diharapkan sudah masuk memperkuat TNI Angkatan Udara,`.

Imam menuturkan pihaknya sudah melakukan pemaparan baik kepada Mabes TNI, Kementerian Pertahanan dan DPR tentang rencana hibah dua skuadron pesawat F-16 tersebut.

“Bahkan kami juga sudah menyampaikan secara rinci mengapa TNI Angkatan Udara lebih memilih menerima hibah tersebut dibandingkan dengan membeli pesawat serupa berjenis terbaru namun dengan harga lebih mahal. Kita paparkan segala kekurangan dan kelebihannya,” ungkapnya.


F-16 Fighting Falcon adalah jet tempur multiperan yang dikembangkan General Dynamics, yang kemudian diakuisisi oleh Lockheed Martin, AS. Meski pada awalnya dirancang sebagai pesawat tempur ringan, belakangan telah berevolusi menjadi pesawat multiperan yang tangguh dan amat populer.

Indonesia pernah memiliki 12 unit F-16 blok 15OCU yang terdiri atas delapan F-16A dan empat F-16B. Namun, anggota Komisi I (Hankam dan Luar Negeri) DPR, Fayakhun Andriadi, mengatakan, Indonesia kini hanya memiliki 10 F-16 model A/B atau F-16 generasi pertama. Indonesia hendak mengembangkannya menjadi satu skuadron penuh dengan berencana membeli enam unit F-16 terbaru model C/D.

Namun, munculnya tawaran dari AS untuk menghibahkan F-16 kepada Indonesia. AS kini memiliki 24 F-16 C/D yang masih baik dan masih dapat di-retrofit menjadi F-16 C/D terbaru karena AS telah meningkatkan kelas pesawatnya ke F-18.

Sebelum dihibahkan, AS membantu melakukan retrofit 24 unit pesawat F-16 C/D itu dan “upgrade” 10 unit F-16 A/B milik Indonesia menjadi F-16 generasi terbaru.

Jika tawaran AS itu diterima, jumlah pesawat F-16 model C/D Indonesia kelak setelah “retrofit” dan “upgrade” akan menjadi 32 unit atau dua skuadron.

Sumber: ANTARA News

Sudah dapat hibah F-16 A/B OCU 15 di upgrade lagi menjadi versi terbaru
asal habis itu jangan ada udang dibalik batu ya paman sam

kopi_luwak 7th July 2011 03:32

Quote:

Originally Posted by stayalert (Post 13598830)

Sudah dapat hibah F-16 A/B OCU 15 di upgrade lagi menjadi versi terbaru
asal habis itu jangan ada udang dibalik batu ya paman sam

Bukan udang di balik batu, tapi udang di balik bakwan. Memang selama ini Indonesia sudah didikte oleh Amerika, mau apa lagi. Kasih gak dikasih pesawatnya, tetap aja didikte, mending ambil aja.

tafiaro 7th July 2011 08:41

Quote:

Originally Posted by kopi_luwak (Post 13599078)
Bukan udang di balik batu, tapi udang di balik bakwan. Memang selama ini Indonesia sudah didikte oleh Amerika, mau apa lagi. Kasih gak dikasih pesawatnya, tetap aja didikte, mending ambil aja.

betul bro, ga dapat hibah aja pemerintah kita udah didikte amrik. ya udah terima aja itu pesawat.


kalo memang berita ini benar, bisa jadi ini untuk kepentingan amrik dalam menekan china yg sedang ada masalah dengan vietnam dan filipina.

atau untuk kepentingan mengeruk beberapa gunung di papua???

Haerudin 7th July 2011 22:29

Jangan terlalu curigalah tapi lihat kenyataan dengan wajar, ingat presiden amerika sekarang ini orang Indonesia sedangkan presiden Indonesia sekarang ini orang amerika :kabur:

bodong 7th July 2011 23:09

Quote:

Originally Posted by Haerudin (Post 13607701)
Jangan terlalu curigalah tapi lihat kenyataan dengan wajar, ingat presiden amerika sekarang ini orang Indonesia sedangkan presiden Indonesia sekarang ini orang amerika :kabur:

:cekakakan: :cekakakan:


orang Amerika yang "safe player" krn tak pny nyali utk bersikap "cowboy" :D


percuma pernah sekolah di Amrik klo tak pny nyali "cowboy"



:kabur: :p

large.bathers 7th July 2011 23:25

CMIIW, F-16 yang dihibahkan AS adalah varian F-16A/B Block 15 yang dijanjikan akan di retrofit ke F-16C/D Block 32, betul??

harus dilihat efektifitasnya... awalnya kita mau beli F-16C/D Block 52/52+, walaupun cuma 6 tapi teknologi nya jelas lebih canggih ketimbang versi Block 32, terutama di radar... melihat tren negara2 tetangga yang sedang memperkuat diri (RMAF dengan SU-30 MKM, RTAF dengan JAS 39 Gripen, dan RSAF dengan F-15E Strike Eagle) sebarapa efektif 24 F-16C/D Block 32 dibandingkan dengan 6 F-16C/D Block 52/52+??? itu yang harus dipertimbangkan.. :action:

massive13 8th July 2011 08:08

F-16C/D blok 32 vs F16C/D bolk 52/52+ dengan jumlah yang sama efektifan mana? Ya mungkin semua org bisa dengan mudah jawab blok 52/52+, tapi ingat dlu, perubahan blok 32 ke blok 52 terutama berpusat pada mesin dan avionics nya saja (radar dari APG-68 menjadi APG-68(v)5, ALR-56 RWR, dll) yang sebenarnya berpusat pada kemampuan untuk mengangkut senjata masa depan macam JSOW, JDAM, WCMD, AIM-9X, dll. Jadi kalau indonesia membeli blok 52/52+ pun akan percuma kalau arsenal persenjataan kita tetep sama-sama ajah.

Sementara kalau kita liat dari jumlah, ane 100 persen prefer TNIAU menerima hibah 24 pesawat dibanding membeli 6 buah pesawat. Ayo kita hadapi kenyataanya, kita hanya punya 10 buah Viper untuk menawasi negara kepulauan terbesar di dunia, klau kita cuma menerima hibah 6 pesawat, maka palingan cuma menambah skuadron pesawat viper TNIAU skrg. Kalau kita menerima hibah 24 pesawat, kita bisa membentuk 2 skuadron baru viper.

Untuk masalah teknologi, Blok 32 udah bisa membawa persenjataan macam kini seperti AGM-88 HARM dan AIM-120 AMRAAM, jadi kalau sebatas standar pesawat tempur dewasa ini, F-16C/D blok 32 udah memenuhi standar.

Langkah penerimaan hibah viper ini sebenarnya kabar yang luar biasa bagus. Tapi harus ditindak lanjuti TNIAU dengan sekalian membeli arsenal yang sesuai dengan viper baru TNIAU. Percuma memiliki viper generasi akhir tapi arsenal persenjataan kita tetep itu-itu aja seperti AIM-9P dan AGM-65.

vympel 8th July 2011 09:06

Quote:

Originally Posted by large.bathers (Post 13608123)
CMIIW, F-16 yang dihibahkan AS adalah varian F-16A/B Block 15 yang dijanjikan akan di retrofit ke F-16C/D Block 32, betul??

harus dilihat efektifitasnya... awalnya kita mau beli F-16C/D Block 52/52+, walaupun cuma 6 tapi teknologi nya jelas lebih canggih ketimbang versi Block 32, terutama di radar... melihat tren negara2 tetangga yang sedang memperkuat diri (RMAF dengan SU-30 MKM, RTAF dengan JAS 39 Gripen, dan RSAF dengan F-15E Strike Eagle) sebarapa efektif 24 F-16C/D Block 32 dibandingkan dengan 6 F-16C/D Block 52/52+??? itu yang harus dipertimbangkan.. :action:

Dear my friend Mr Large.bathers, dont compare TNIAU second row of air fleet with other airforce first air fleet, thats different.

Each country (of course their air force) have first, second and third row of air fleet, such as,

TNIAU -
Sukhoi 27/30 (first row), F16 (second row), BAE Hawk (third row)

RSAF -
F15SG (first row), F16 (second row), F5E (third row)

RMAF -
Sukhoi 30MKM (first row), Mig29N & FA18D Hornet (second row), BAE Hawk (third row)

RTAF -
JAS 39 Grippen (first row), F16 (second row)

RAAF -
FA18 Superhornet (first row). FA18 Hornet (second row)

So, if we want to compare, we must compare first row asset with first row asset, not second row air fleet of TNIAU (F16) with RMAF first fleet (Su30MKM), the suitable one is to compare TNIAU F16 with, F16 of RSAF/RTAF or Mig29N & FA18 Hornet of RMAF (and FA18 Hornet of RAAF)..thats more better.

Yet, as I see, those F16 of RSAF, RTAF is include with AIM120C5/C7 or Mig29N with R27 and FA18D Hornet with AIM120C5.. Yes, it seems like TNIAU F16 looks like not good enough (lack of BVR capabilities), but i believe if TNIAU can put R77 misile in his arsenal, no more worries if those Viper dont have the AMRAAM system since SU27/30 can be the head of air movement (covering the F16), protect and cover others until certain range to dogfight. Its all about tactics.

For air tactical, I believe (as per other country tactic), we dont operate one/single a/c at any mission. If there is any offensive activity, each a/c will be paired with other a/c, such as TNIAU F16 will be paired with SU27, so that both of a/c will be backup each other. Even now, if the radar team detect any a/c intrusion to our air space, we will sent one a/c to identify the bogey, once intercept and identify the a/c, we will ask the a/c to leave our air space, if not, usually we will sent our second a/c to engage the enemy.

And, at this time, we will sent a paired or more (such as Viper and Sukhoi) with few reason, first to show our strong (more a/c mean more stronger we are), second to ensure both a/c cover each other since different a/c will have different characteristic (unique design) so that will project our power.

Hibbah program is good since this is the opportunity for TNIAU to request (buy) A2A missile from US. Its unlogic if US give a platform without armed it. Once TNIAU received F16 from US, try to manipulate this issue, and I believe, at least AIM7/9 misile will be given (or sold) to TNIAU.
Moreover, better to have although is not good enough rather than have nothing. So, go for F16, and do what we can to optimize the usage of that a/c.

ciplukan 8th July 2011 13:06

moga aja angan-angan kita memiliki pesawat F-16 sebanyak 32 unit atau dua skuadron cepat menjadi kenyataan.

vympel 8th July 2011 13:19

maybe out of topic, but just to share..

I recieved email from my friend (he's major in RMAF) inform on the Bilateral excercise between RMAF and USN this year, RMAF has done a mock fight with USN navy in two section which is BVR segmen and WVR segmen (dogfight).

a/c used are FA18D hornet and SU30MKM for RMAF and FA18 Superhornet for USN.

The result are,

1. BVR segmen. The superhornet of USN manage to lock the SU30MKM and 'shoot' the AMRAAM long range BVR misile first before SU30MKM manage to lock them and shoot.

Then, its surprise that those RMAF pilot never on the radar to lock the SH with R77 misile, because they do not want to disclose the exact range of R77 BVR misile. If the on the radar and shoot, the USN SH will know exactly how long the range of the misile will effectively works.

(RSAF, i believe will be dissapointed on this because they are really eager to know exact range of the R77 BVR, and good to TNIAU because if RMAF disclosed the range of R77, its a bad decision, furthermore.. since TNIAU also will get this kind of misile one day)

2. WVR segmen.
The first engange, the USN pilot do not fight, the just look and learn since they in the first time of engage with flanker. No result obtain, since no fight seriously.

Second engange, the USN pilot fight hard, but they cant even lock the flanker and all of them is 'shoot' by MKM's R37. (actually the manage to 'lock', but the time to short since the flanker do tight movement, so cannot launch)

So, its a good news since TNIAU also used same kind of a/c, with the upgarding the misile, TNIAU also will be some of the air power in this asean region country.

I also which RTAF can procure those kind of Flanker, but sadly my goverment always prefer western/US equipment.

Quote - if anyone need more info, please google or ask RMAF personnel / USN on it.


All times are GMT +8. The time now is 15:18.


Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.