DetikForum

DetikForum (http://forum.detik.com/index.php)
-   Internasional (http://forum.detik.com/forumdisplay.php?f=134)
-   -   Benny Gantz, Pesaing Utama Pemilu Israel Meyakini Netanyahu akan Kalah (http://forum.detik.com/showthread.php?t=2198954)

matamatapolitik 20th September 2019 09:46

Benny Gantz, Pesaing Utama Pemilu Israel Meyakini Netanyahu akan Kalah
 


Penantang utama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pemilihan umum, ketua partai sayap tengah Benny Gantz mengatakan hari Rabu (18/9) bahwa tampaknya hasil exit polls menunjukkan bahwa Netanyahu akan kalah, meski hasil resminya masih belum merilis pemenang pemilu.

Gantz, seorang mantan jenderal, masih belum secara tegas mengklaim kemenangan. Tetapi dengan berseri-seri, dia mengatakan kepada sebuah kampanye Partai Biru Putih bahwa tampaknya “kami memenuhi misi kami,” berjanji untuk bekerja mewujudkan pembentukan pemerintah persatuan nasional.

Menurut Gantz, Netanyahu tampaknya “tidak berhasil dalam misinya” untuk memenangkan masa jabatan kelima dalam pemilihan umum yang dilakukan setelah kemenangan tipisnya pada pemungutan suara nasional bulan April 2019. “Kita akan menunggu hasil yang sebenarnya,” kata Gantz.

Natanyahu, pimpinan Partai Likud sayap kanan dan pemimpin terlama Israel, akan menyampaikan pidato “singkat tapi penting” di markas pemilihannya sekitar pukul 3 pagi waktu setempat.

Sejumlah hasil survei yang direvisi beberapa jam setelah pemilihan ditutup oleh berbagai stasiun TV Israel menunjukkan bahwa Partai Likud meraih 30 hingga 33 dari 120 kursi parlemen, sedikit menurun dari perkiraan sebelumnya, dibandingkan dengan perolehan 32 hingga 34 kursi Partai Biru dan Putih.

Dilansir dari Reuters, Rabu (18/9), sekilas tampaknya tidak ada cukup dukungan bagi kedua partai tersebut untuk membentuk koalisi penguasa berupa 61 anggota legislatif. Sekutu Netanyahu yang berubah menjadi saingan, mantan Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman, muncul sebagai kemungkinan kingmaker sebagai pemimpin Partai Yisrael Beitenu sayap kanan.

“Netanyahu telah kalah, tetapi Gantz belum menang,” kata Udi Segal, pembawa berita televisi terkemuka Israel.

Jajak pendapat yang direvisi menunjukkan bahwa tanpa Yisrael Beitenu yang diproyeksikan meraih delapan hingga sembilan kursi, dapat terjadi kebuntuan dalam hasil pemilu. Partai Likud hanya akan mendapat dukungan hingga 55 anggota legislatif, turun dari 57 pada exit polls sebelumnya untuk membentuk koalisi sayap kanan. Partai Biru dan Putih dapat meminta dukungan tidak lebih dari 59 anggota legislatif untuk membentuk pemerintah sayap kiri-tengah.

“Kita hanya memiliki satu opsi, yakni pemerintahan nasional, liberal, luas yang terdiri dari Partai Yisrael Beitenu, Likud, dan Biru dan Putih,” kata Lieberman, yang proyeksi hasilnya kali ini dua kali lipat dari hasil yang diperolehnya bulan April 2019.

Membangun koalisi bisa terbukti menjadi upaya yang rumit: Lieberman mengaku tidak akan bergabung dengan aliansi yang mencakup partai-partai ultra-Ortodoks, yang merupakan mitra tradisional Netanyahu.

Gantz telah mengesampingkan kemungkinan berpartisipasi dalam pemerintahan Israel dengan Netanyahu, jika pemimpin Israel itu didakwa bersalah dalam tuduhan korupsi yang menjeratnya.

TUDUHAN KORUPSI
Dijuluki “King Bibi” oleh para pendukungnya, Netanyahu, 69 tahun, sudah menderita akibat kegagalannya dalam membentuk pemerintahan setelah pemilihan bulan April 2019.

Meski membantah melakukan kesalahan, tuduhan korupsi yang menjeratnya telah melemahkan Netanyahu yang tampaknya tak terkalahkan, dengan 10 tahun berturut-turut menjabat sebagai perdana menteri yang ditandai oleh fokus tajam pada isu keamanan yang didukung oleh para pemilih.

“Kecuali terjadi perubahan yang ajaib antara exit polls dan hasil aktual pemilu, keajaiban Netanyahu telah hancur,” ucap Anshel Pfeffer, penulis biografi Netanyahu, dalam surat kabar sayap kiri Haaretz.

Berbicara kepada para pendukung setelah exit polls, Lieberman mengimbau kepada Presiden Israel Reuven Rivlin untuk mengundang Netanyahu dan Gantz untuk bertemu paling cepat hari Jumat, 20 September 2019, bahkan sebelum hasil akhir pemilu dirilis, agar dapat mengeksplorasi kemungkinan pembentukan pemerintah persatuan nasional.

Kampanye dua partai utama itu menegaskan perbedaan kecil pada banyak masalah penting: perjuangan regional melawan Iran, konflik Palestina, hubungan dengan Amerika Serikat, dan isu ekonomi.

Berakhirnya era Netanyahu kemungkinan tidak akan menghadirkan perubahan signifikan dalam kebijakan tentang isu-isu hangat yang diperdebatkan dalam proses perdamaian dengan Palestina yang telah runtuh lima tahun lalu.

ANEKSASI

Netanyahu juga telah mengumumkan niatnya untuk menganeksasi Lembah Jordan di Tepi Barat yang diduduki, tempat Palestina berupaya mendirikan negara merdeka.

Namun Partai Biru dan Putih juga mengatakan akan memperkuat blok pemukiman Yahudi di Tepi Barat, dengan Lembah Jordan sebagai “keamanan perbatasan timur” Israel.

Seperti pada pemilihan lima bulan lalu, kampanye lawan-lawan Netanyahu, termasuk Gantz, berfokus pada tuduhan suap dan penipuan terhadap Netanyahu dalam tiga kasus korupsi.

Netanyahu akan menghadapi pengadilan pra-persidangan bulan Oktober 2019 untuk menolak tuduhan yang diajukan terhadap dirinya. Kekalahan Netanyahu dalam pemilihan umum kali ini bisa membuat dirinya lebih berisiko terhadap penuntutan tanpa adanya perisai kekebalan parlemen yang dijanjikan para sekutu politiknya. Belum ada kepastian bahwa mereka akan mendukung pemimpin yang lemah tanpa mandat publik yang jelas dalam pembentukan koalisi.

Netanyahu telah menggambarkan Gantz, 60 tahun, sebagai politisi yang tidak berpengalaman dan tidak mampu mendapatkan respek dari para pemimpin dunia seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Sebelum pemilihan sebelumnya, Trump mendukung Netanyahu dengan pengakuan AS terhadap kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, yang telah direbut dari Suriah dalam perang Timur Tengah tahun 1967. Kali ini, Gedung Putih tampaknya jauh lebih sibuk dalam menangani Iran.

Pemerintahan Trump bermaksud untuk segera merilis rencana perdamaian Israel-Palestina yang dapat terbukti tidak efektif. Palestina telah menolak rencana itu sebelum ditetapkan karena dianggap bias. Dukungan luas bagi Netanyahu di Amerika Serikat dan negara-negara dunia lainnya, pada masa konflik di perbatasan Israel dengan Suriah, Gaza dan Lebanon, tetap menjadi daya tarik besar di dalam negeri Israel.

Pada jam-jam terakhir kampanye, Netanyahu berupaya keras mendesak para pemilih untuk mendukungnya demi mencegah apa yang ia sebut sebagai “bencana” dari pemerintah sayap kiri. Dengan suara serak, pemimpin veteran itu berseru di jalanan maupun media sosial, pada satu kesempatan menggunakan megafon di stasiun bus Yerusalem untuk meminta para pemilih memperpanjang dekade kekuasaannya.

Di Gaza, warga Palestina menunggu hasil pemungutan suara Israel.

“Pemilihan ini memengaruhi banyak hal dalam hidup kami,” ujar Mohamad Abdul Hay Hasaneen, petugas kebersihan di Kota Khan Younis. “Mungkin akan ada eskalasi terbatas setelah pemilihan, tetapi saya tidak yakin ini akan mengakibatkan perang dalam skala penuh.”

Sumber: https://www.matamatapolitik.com/benny-gantz-pesaing-utama-pemilu-israel-meyakini-netanyahu-akan-kalah-news/


All times are GMT +8. The time now is 01:43.


Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.