DetikForum

DetikForum (http://forum.detik.com/index.php)
-   Sosial Budaya (http://forum.detik.com/forumdisplay.php?f=52)
-   -   Fitnah di balik larangan mengucapkan selamat Natal (http://forum.detik.com/showthread.php?t=1893036)

yoo.jeongyeon.380 30th December 2018 13:42

Fitnah di balik larangan mengucapkan selamat Natal
 
Quote:

Originally Posted by suuu.see (Post 38899557)
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ustadz Abdul Somad ungkap hukum mengucapkan selamat Natal.

Menurut Ustaz Abdul Somad dalam video ceramahnya menegaskan, orang yang mengucapkan selamat Hari Natal berarti sudah mengakui tiga hal.

Pertama, mengakui Isa adalah anak Tuhan. Kedua, mengakui Isa lahir pada tanggal 25 Desember.

Terakhir, mengakui Isa mati disalib. "Ketiga-tiganya ini dibantah oleh Alquran," terang Ustaz Abdul Somad

Kafirlah orang-orang yang mengatakan Isa trinitas dan anak Tuhan. Tentang Isa lahir 25 Desember juga dibantah," lanjutnya.

Pada saat Isa kekurangan makanan, kata Ustaz Abdul Somad, Allah memerintahkan untuk mengguncang pohon kurma. Kurma-kurma mengkal pun berjatuhan.

"Kurma mengkal ada di musim panas bulan Juli hingga Agustus," kata Ustaz Abdul Somad.

Ustaz Abdul Somad menjelaskan, Isa lahir saat kambing-kambing sedang digembalakan di padang rumput.

"Sedangkan di bulan 12 rumput tidak tumbuh karena tertutup salju," ujarnya.

Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Ustaz Adi Hidayat mengatakan bahwa hukum mengucapkan selamat Hari Natal bagi umat Muslim adalah haram.

"Hukum mengucapkan ucapan selamat, ingat baik-baik, hukum mengucapkan selamat pada agama lain di luar agama kita di luar keimanan kita sebagai Muslim, itu tidak diperkenankan," kata Ustaz Adi Hidayat.

"Haram hukumnya mengucapkan selamat, misalnya A selamat B yang dalam selamat itu ada unsur pengakuan. Awas, ada unsur pengakuan, ada 'din' selain Islam atau agama yang dibenarkan selain Islam. Itu adalah wilayah keimanan kita," ujarnya.

Begini ya,

Saya menghormati rekan2 Muslim yang tidak mau mengucapkan "Selamat Natal". Tidak masalah. Saya tidak pernah memaksa kalian untuk mengucapkannya.

Permasalahannya adalah, larangan ini dijembreng terang-terangan dengan spanduk di tempat2 umum dan diulang bertahun-tahun. Padahal ruang publik bisa diakses oleh semua orang dari berbagai agama, bukan hanya umat Muslim saja.

Tapi tidak hanya itu, ada fitnah dalam larangan ini, yaitu dikatakan bahwa mengucapkan Selamat Natal sama dengan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, bahkan membandingkannya dengan kalimat Syahadat dalam Islam.

Ya ampun. Segampang itukah menjadi Kristen, apalagi Katolik?

Ucapan selamat hanyalah ucapan selamat. Misalnya kita mengatakan ke pengantin yang baru menikah "selamat menempuh hidup baru", lalu kita ikut menempuh hidup baru dengan mereka? Kan tidak.

Kegerahan terhadap ucapan Ustad Abdul Somad ini sampai membuat seorang imam Katolik yaitu Pater Tuan Kopong MSF membuat surat terbuka. Padahal biasanya imam dan umat Katolik gak pernah sevokal ini.

Lagipula katanya Islam mengajarkan "bagimu agamamu, bagiku agamaku" tapi kok gak diterapkan? Malah sibuk ngurusin agama orang.

Quote:

https://jalapress.com/2018/12/27/sur...an-kopong-msf/

Surat Terbuka Pater Tuan Kopong MSF.

Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu,
Dan Jangan Urusi Iman Agamaku

Saya tak pernah mengurusi keyakinan agamamu. Tak pernah mengurusi ajaran-ajaran kitabmu. Pun pula tidak pernah menjadikan kitabku untuk menyerang atau membantah ajaranmu.

Tepat yang dikatakan Gus Dur; “Agamaku, agamaku; agamamu, agamamu”. Persaudaraan dan toleransi itu hancur bukan karena dilakukan oleh orang tak beragama tapi justru dilakukan oleh oknum beragama apalagi yang selevel habib, ustadz yang selalu mengutak atik ajaran agama lain berdasarkan ajaran atau pemahamannya sendiri.

Anda mau mengucapkan selamat natal atau tidak itu urusanmu. Sama ketika Anda mau makan bakso atau tidak itu urusanmu. Tapi tidak perlu mengurusi keyakinan iman agama lain, termasuk keyakinan agama saya.

Saya sama sekali tidak menangis sampai air mata berdarah hanya mengharapkan ucapan selamatmu atau bahkan menyembahmu untuk memintamu menucapkan ucapan selamat Natal pada saya. Tidak sama sekali!! Karena TIDAK AKAN PERNAH MENAMBAH ATAU MENGURANGI IMAN SAYA akan perayaan Iman Natal hanya karena mengucapkan selamat Natal atau tidak.

Saya bahkan tidak pernah memaksa anda untuk mengimani Yesus sebagai Allah. Karena kita memang berbeda. Tapi jangan pernah memperotes ke-Allahan Yesus yang saya imani hanya karena pernyataan kitabmu. Saya juga tidak memaksa anda untuk mengakui Yesus yang disalib karena kita memang tak sejalan tapi jangan mengumbar sesuatu yang tidak anda pahami tentang iman agama saya. Termasuk juga tidak usah repot mengurusi perayaan Natal kami pada 25 Desember.

Gereja saya, Gereja Katolik memiliki cara sendiri dalam menghitung peristiwa kelahiran Kristus. Penetapan tanggal 25 Desember dihitung berdasarkan arkeologi Alkitab yang bersumber pada Kitab Suci. Jadi tidak hanya berdasarkan kebiasaan Romawi. Termasuk juga penyaliban Kristus.

Kalau tidak ada penyaliban dan kematian Yesus bagaimana mungkin ada kebangkitan yang kami imani dan menjadi cikal bakal lahirnya Gereja Katolik. Kami mengimani Yesus bukan sekedar kelahiranNya juga bukan secara terpisah antara sengsara, wafat dan kebangkitan, tapi kami mengimani seluruh hidup Yesus sebagai satu kesatuan yang datang sebagai Allah dan menjadi Manusia (kecuali dalam hal dosa) untuk menegakkan Kerajaan Allah dan menghadirkan penyelamatan Allah Bapa.

Anda tidak mengimani ke-Allahan Yesus itu urusan anda. Karena ajaran kita memang berbeda. Tapi jangan mempersoalkan iman kami akan ke-Allahan Yesus. Anda disebut Ustadz itu karena pengakuan orang, umat dan kaummu tentu dengan melihat ajaran dan karyamu. Tidak mungkin tiba-tiba anda datang dan mengatakan saya adalah ustadz. Ntar nanti sama aja dengan Lia Eden yang mengakui dirinya sendiri sebagai utusan Tuhan.

Demikian juga dengan Yesus. Pengakuan iman saya kepada Yesus sebagai Allah disamping Ia memang memiliki ke-Allahan dalam diri-Nya sebagai Anak yang berasal dari Allah Bapa, pengakuan itu juga karena seluruh hidup dan karya Yesus seperti diajarkan oleh Kitab Suci saya Dia memang Allah meski berbeda peran. Ada unsur keilahian dalam diri Yesus.

Jadi apapun iman saya, stoplah untuk memperdebatkan. Atau jangan-jangan anda sendiri lagi tertarik untuk masuk agama saya hanya malu-malu kucing sambil menjelekan tapi merindukan.

Pesan saya satu: Ucapanmu tida menambah iman saya. Tidak mengucapkan selamat natal kepada saya juga tidak mengurangi iman saya. Jadi jangan sibuk apalagi sok tahu tentang ajaran agama saya. Karena dengan menyibukan dirimu pada agama dan imanku anda sedang menunjukan bahwa balok di matamu tidak engkau lihat tapi selumbar dimata orang lain engkau lihat (bdk. Mat 7:3).

Artinya ketika engkau sibuk mengurus keyakinan agama lain, pertanda engkau belum tuntas dan belum selesai mempelajari keyakinan agamamu sendiri. Kalau demikian; saya menyayangkan gelar terhormat yang diberikan kepadamu namun engkau nodai dengan kekerdilan nalar pikirmu. Salam.

Manila: Desember-26-2018
Pater Tuan Kopong MSF

craig.jessel 30th December 2018 13:51

Quote:

Originally Posted by yoo.jeongyeon.380 (Post 38903591)
Begini ya,

Saya menghormati rekan2 Muslim yang tidak mau mengucapkan "Selamat Natal". Tidak masalah. Saya tidak pernah memaksa kalian untuk mengucapkannya.

Permasalahannya adalah, larangan ini dijembreng terang-terangan dengan spanduk di tempat2 umum dan diulang bertahun-tahun. Padahal ruang publik bisa diakses oleh semua orang dari berbagai agama, bukan hanya umat Muslim saja.

Tapi tidak hanya itu, ada fitnah dalam larangan ini, yaitu dikatakan bahwa mengucapkan Selamat Natal sama dengan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, bahkan membandingkannya dengan kalimat Syahadat dalam Islam.

Ya ampun. Segampang itukah menjadi Kristen, apalagi Katolik?

Ucapan selamat hanyalah ucapan selamat. Misalnya kita mengatakan ke pengantin yang baru menikah "selamat menempuh hidup baru", lalu kita ikut menempuh hidup baru dengan mereka? Kan tidak.

Kegerahan terhadap ucapan Ustad Abdul Somad ini sampai membuat seorang imam Katolik yaitu Pater Tuan Kopong MSF membuat surat terbuka. Padahal biasanya imam dan umat Katolik gak pernah sevokal ini.

Lagipula katanya Islam mengajarkan "bagimu agamamu, bagiku agamaku" tapi kok gak diterapkan? Malah sibuk ngurusin agama orang.

Itu bukan mengurusi agama orang lain. Wong dalilnya ditujukan ke Muslim bukan ke kapir.

Beda jika dalilnya berbunyi ,:

Wahai Al Kafirun, janganlah kalian mau menerima ucapan natal dari kaum kami, kaum muslim, karena itu haram bagi kami dan buruk bagi kesehatan kalian wahai kafir. Hwaahahahaaaaaa.

pancadahana 30th December 2018 14:03

Terakhir, mengakui Isa mati disalib. "Ketiga-tiganya ini dibantah oleh Alquran," terang Ustaz Abdul Somad

trus yg disalib siapa?
kisahnya bagaimana?

yoo.jeongyeon.380 30th December 2018 14:04

Quote:

Originally Posted by craig.jessel (Post 38903623)
Itu bukan mengurusi agama orang lain. Wong dalilnya ditujukan ke Muslim bukan ke kapir.

Kalau memang untuk Muslim, ya gak usah dipajang di tempat2 umum lah. Cukup disiarkan di masjid2 saja (dan gak usah juga khotbah di masjid pake toak).

Lalu mengajarkan tentang Tuhan yang disembah agama lain, apakah bukan mengurusi agama lain?

Memang apa urusannya jika kami mengakui Yesus sebagai Tuhan dan merayakan Natal tanggal 25 Desember? Kenapa harus ada dalam khotbah kalian?

pancadahana 30th December 2018 14:05

Pertama, mengakui Isa adalah anak Tuhan.

pemahaman sampeyan tentang 'Anak'
disitu apa?

craig.jessel 30th December 2018 14:27

Quote:

Originally Posted by yoo.jeongyeon.380 (Post 38903661)
Kalau memang untuk Muslim, ya gak usah dipajang di tempat2 umum lah. Cukup disiarkan di masjid2 saja (dan gak usah juga khotbah di masjid pake toak).

Lalu mengajarkan tentang Tuhan yang disembah agama lain, apakah bukan mengurusi agama lain?

Memang apa urusannya jika kami mengakui Yesus sebagai Tuhan dan merayakan Natal tanggal 25 Desember? Kenapa harus ada dalam khotbah kalian?

Yg kamu sebut itu semua namanya syiar, dan itu wajib dilakukan.

Termasuk penjelasan 25 Desember itu untuk mengingatkan kembali agar tidak mengucapkan natal karena ada dalilnya yg melarangnya.

Soal toa sudah pernah gua bahas di trit sebelah, Trit Arie Untung , itu diskusi antara gua dgn hepialways.

Semua syiar itu sah karena diucapkan di depan Muslim, artinya di kalangan umat Islam sendiri.

Berbeda kalau diucapkan di depan kaum kapir, itu tidak boleh karena bisa menyebabkan permusuhan.

Meskipun berbeda Iman, Muslim menghormati kapir .

pancadahana 30th December 2018 14:30

Quote:

Originally Posted by craig.jessel (Post 38903741)
Yg kamu sebut itu semua namanya syiar, dan itu wajib dilakukan.

Termasuk penjelasan 25 Desember itu untuk mengingatkan kembali agar tidak mengucapkan natal karena ada dalilnya yg melarangnya.

Soal toa sudah pernah gua bahas di trit sebelah, Trit Arie Untung , itu diskusi antara gua dgn hepialways.

Semua syiar itu sah karena diucapkan di depan Muslim, artinya di kalangan umat Islam sendiri.

Berbeda kalau diucapkan di depan kaum kapir, itu tidak boleh karena bisa menyebabkan permusuhan.

Meskipun berbeda Iman, Muslim menghormati kapir .

syiarkan di masjid, jangan di tempat umum ..

craig.jessel 30th December 2018 14:35

Quote:

Originally Posted by pancadahana (Post 38903753)
syiarkan di masjid, jangan di tempat umum ..

Yg penting di depan kalangan Muslim ya tidak masalah.

Kecuali masuk gereja lalu dakwah jangan sembah Yesus, waaa bisa mati dikeroyok kaum salibis yg keji.

:lol:

pancadahana 30th December 2018 14:47

Quote:

Originally Posted by craig.jessel (Post 38903771)
Yg penting di depan kalangan Muslim ya tidak masalah.

Kecuali masuk gereja lalu dakwah jangan sembah Yesus, waaa bisa mati dikeroyok kaum salibis yg keji.

:lol:

lha kl dipasang di tempat2 umum kan dilihat publik..
pun di gereja kita gak pernah menyinggung iman lain

yoo.jeongyeon.380 30th December 2018 14:55

Quote:

Originally Posted by craig.jessel (Post 38903741)
Yg kamu sebut itu semua namanya syiar, dan itu wajib dilakukan.

Termasuk penjelasan 25 Desember itu untuk mengingatkan kembali agar tidak mengucapkan natal karena ada dalilnya yg melarangnya.

Soal toa sudah pernah gua bahas di trit sebelah, Trit Arie Untung , itu diskusi antara gua dgn hepialways.

Semua syiar itu sah karena diucapkan di depan Muslim, artinya di kalangan umat Islam sendiri.

Berbeda kalau diucapkan di depan kaum kapir, itu tidak boleh karena bisa menyebabkan permusuhan.

Meskipun berbeda Iman, Muslim menghormati kapir .

Apakah anda tahu bahwa syiar agama bisa dianggap sebagai "insult" bagi agama lainnya ketika dilakukan di tempat umum?

Atau memang begini yang dilakukan Islam sebagai bentuk intimidasi secara halus?

Atau gini deh, apakah praktek seperti ini tidak bertentangan dengan prinsip "bagimu agamamu, bagiku agamaku"?


All times are GMT +8. The time now is 03:02.


Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.