DetikForum

DetikForum (http://forum.detik.com/index.php)
-   Sejarah (http://forum.detik.com/forumdisplay.php?f=191)
-   -   TAN MALAKA pahlawan yang terlupakan... (http://forum.detik.com/showthread.php?t=85783)

nando_gnd 7th February 2009 10:15

TAN MALAKA pahlawan yang terlupakan...
 
Dibanding Soekarno, Hatta, Soedirman, atau pahlawan nasional lain, nama Tan Malaka bukanlah apa-apa. Dia tidak terlalu dikenal publik. Dulu, tiap orang termasuk mahasiswa yang mengagumi perjuangannya bahkan harus berhadapan dengan aparat. Bagi penguasa Orde Baru (Orba), Tan Malaka adalah momok. Setiap orang yang mengaguminya harus dicurigai

Empat tahun sebelum terjadi Sumpah Pemuda, enam tahun sebelum Hatta menulis brosur “Mencapai Indonesia Merdeka” pada 1930, atau bahkan delapan tahun sebelum Soekarno menulis brosur “Ke Arah Indonesia Merdeka” pada 1932, Tan Malaka telah menulis “Naar de Republik Indonesia” yang berarti “Menuju Republik Indonesia”. Ketika tulisan tersebut muncul, belum pernah ada tulisan yang mengulas cita-cita kemerdekaan Indonesia. Artinya, Tan Malaka adalah pemikir dan pejuang politik pertama di Indonesia yang mengajukan konsep negara Republik Indonesia (RI).

Namun, terlalu sedikit orang yang mengerti tentang Tan Malaka. Subjektivitas plus politisasi sejarah ala Orba membuahkan gambaran gelap tentang peran Tan Malaka bagi perjuangan republik ini. Akhirnya, Diponegoro, Imam Bonjol, Soekarno, Hatta, Soedirman, dan sederet nama pahlawan nasional lain juga lebih glamour dibanding Tan Malaka. Di antara nama-nama tersebut, Tan Malaka bukanlah apa-apa.

Tan Malaka adalah sosok misterius pada kancah pahlawan nasional. Bahkan keberadaannya tergolong kontroversial. Seorang muslim taat yang turut melahirkan Partai Komunis Indonesia, yang dikenal sebagai partai orang-orang atheis. Seorang pendukung Soekarno untuk menjadi presiden pertama RI, namun dia adalah orang pertama yang melawan ketika Soekarno mulai menerapkan demokrasi terpimpinnya.

Lalu apa menariknya membicarakan Tan Malaka saat ini? Hal yang pasti adalah bahwa Tan Malaka berjuang tanpa pamrih. Dalam sejarahnya, Tan Malaka tak pernah menduduki jabatan-jabatan birokrat, seperti Soekarno ataupun Hatta. Perjuangan politik Tan Malaka lebih diwarnai pembangkangan terhadap penguasa. Demikian juga, kehidupannya bahkan lebih terkenal dari penjara ke penjara. Ketika zaman imperialisme Belanda, dia harus mendekam di penjara. Ketika Jepang berkuasa, dia harus dipenjara, bahkan ketika Indonesia telah merdeka pun Tan Malaka harus dipenjara. Dia selalu jadi pembangkang penguasa. Perjuangannya tidak pernah diakhiri suatu jabatan publik. Nyaris tanpa pamrih. “Siapa ingin merdeka, harus berani di penjara,” teriaknya. Bahkan, ketika telah mati pula, Tan Malaka harus menjadi nama yang terpenjara.

Bangsa ini tak pernah mengakui keluarbiasaan ide Tan Malaka. Namanya lebih dikenal dengan tokoh antagonis dalam sejarah pahlawan nasional. Setidaknya, nama Tan Malaka dianggap sebagai momok bagi sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa karena ideologi politiknya

dataman 7th February 2009 22:23

oh, gw pernah denger sekali-sekali ttg Tan Malaka ini...

iya sih, di buku pelajaran SD jaman itu, nama Tan Malaka ga pernah disebut.

hand15 7th February 2009 23:40

Soalnya Tan Malaka itu komunis. Padahal sewaktu orde Baru itu zaman-zamannya anti komunis. Dalam hal ini pemerintah orde baru ingin menghindari penjunjungan seorang tokoh yang mendukung komunisme. Di satu sisi Tan Malaka itu seorang pahlawan yang cukup penting, tapi di satu sisi ia seorang pendukung komunisme. Makanya agar kedekatannya dengan komunis tidak terbeberkan keluar, ia hanya disebut sesekali saja dan tidak mendetail diceritakan bagaimana perjuangan dia.

Kaisar-Selatan 7th February 2009 23:43

sudah seharusnya TAN MALAKA diangkat sebagai Pahlawan

nando_gnd 8th February 2009 00:05

Quote:

Originally Posted by hand15 (Post 6492181)
Soalnya Tan Malaka itu komunis. Padahal sewaktu orde Baru itu zaman-zamannya anti komunis. Dalam hal ini pemerintah orde baru ingin menghindari penjunjungan seorang tokoh yang mendukung komunisme. Di satu sisi Tan Malaka itu seorang pahlawan yang cukup penting, tapi di satu sisi ia seorang pendukung komunisme. Makanya agar kedekatannya dengan komunis tidak terbeberkan keluar, ia hanya disebut sesekali saja dan tidak mendetail diceritakan bagaimana perjuangan dia.

padahal TAN MALAKA itu bukan komunis yang beraliran seperti uni sovyet ataupun china, dia lebih cenderung ke sosialis dan lagi dia pun seorang agamais.

pada awalnya memang bung tan memiliki kedekatan dengan tokoh2 pki seperti semaun.. tetapi semenjak peristiwa 1926 beliau merasa mulai tidak sejalan lagi dengan ideologi pki dan dia akhirnya mendirikan partai pari.

hand15 8th February 2009 00:05

Quote:

Originally Posted by Kaisar-Selatan (Post 6492226)
sudah seharusnya TAN MALAKA diangkat sebagai Pahlawan

Dia kan memang udah jadi pahlawan:sweatdrop: tahun 1963
Cuma pemerintah orde baru sengaja menghindari penyebutan lebih lanjut tan malaka buat menyembunyikan kedekatannya dengan PKI

nando_gnd 8th February 2009 00:13

Anak-anak muda sekarang pasti tidak banyak yang mengenal nama Tan Malaka. Padahal jika dipelajari sejarahnya, tak kalah besar dari pahlawan legendaris Kuba, Che Guevara.

Tan Malaka lahir 2 Juni 1887 di Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, dengan nama Ibrahim. Setelah menghabiskan sekolah dasar dan menengah di Bukittinggi, Ibrahim kemudian mendapat gelar Datuk Tan Malaka sebagai tanda orang yang dituakan di kaumnya.

Tahun 1912, Tan Malaka yang kemudian hari mendirikan Partai Murba itu kemudian melanjutkan sekolah ke Belanda. Tan Malaka pun dikenang kawan-kawan sekolahnya di Harlem, Belanda, sebagai seorang yang cerdas.

Tahun 1919, Tan Malaka kembali ke Indonesia. Pada awalnya Tan Malaka menjadi guru mengajar tulis menulis di sebuah perkebunan di Deli, Sumatera Utara.

Di perkebunan itulah semangat radikal dan anti kolonialisme Tan Malaka bersemi. Ketimpangan nasib buruh perkebunan yang didominasi warga pribumi dengan tuan tanah yang warga asing menghibakan hatinya.

Pergilah ia ke Yogyakarta menemui sahabatnya Ki Hadjar Dewantara. Mereka berdua berpikir bagaimana melakukan pendidikan kepada rakyat.

Berdua Bapak Pendidikan Nasional itu, Tan Malaka membuat semacam proposal sekolah bagi pribumi. Rancangan sekolah itu dikirimkan ke berbagai tokoh-tokoh pribumi termasuk Semaun yang kemudian hari mendirikan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Semaun menyarankan pada Tan Malaka untuk pindah ke Semarang saja. Berangkatlah Tan Malaka ke Semarang untuk mendirikan sekolah rakyat bersama Semaun.

Jadi pada awalnya Tan Malaka itu seorang pendidik, bukan politisi.

Ketika PKI berkongres 24-25 Desember 1921 di Semarang, Tan Malaka terpilih menjadi pimpinan partai. Sepak terjangnya mulai diperhatikan pemerintah kolonial Belanda saat itu.

Tak butuh waktu lama, Januari 1922, Tan Malaka ditangkap dan dibuang ke Kupang, Nusa Tenggara Timur. Maret tahun yang sama, Tan Malaka diusir ke luar Indonesia.

Mulailah petualangan Tan Malaka dari satu negara ke negara lain. Dari Berlin (Jerman), Moskow (Uni Soviet), Belanda, Shanghai (Cina), Thailand, dan Filipina.

Tan Malaka ditunjuk Komunis Internasional (Komintern) untuk menjadi wakil khusus yang bertugas menjelaskan strategi-taktik Komintern ke berbagai negara termasuk Indonesia. Sebuah jabatan yang bahkan Bapak Revolusi Cina sendiri, Mao Tse Tung, tak pernah mendapatkannya.

Tahun 1925, keluarlah sebuah buku putih revolusi Indonesia yang ditulis Tan Malaka. Judulnya 'Naar de Republiek Indonesia' atau 'Menuju Republik Indonesia.

Dari judulnya saja sudah menunjukkan sikap politik Tan Malaka untuk membebaskan Indonesia dari kolonialisme dan mendirikan sebuah negara republik, negara yang bersendi pada kedaulatan rakyat.

Kalau anda baca 'Naar de Republiek', lalu baca teks Indonesia Raya, anda bisa lihat benang merahnya. Wage Rudolf Supratman terinspirasi dari buku itu saat membuat 'Indonesia Raya'.

Tahun 1926, pecahlah pemberontakan rakyat Indonesia melawan kolonialisme Belanda di berbagai daerah. Tan Malaka yang sedang berada di luar negeri menilai pemberontakan ini terlalu dini dikobarkan oleh PKI. Mulailah Tan
Malaka pecah dengan PKI.

Tahun 1927, Tan Malaka terang-terangan keluar dari PKI dan mendirikan Partai Republik Indonesia (Pari). Komintern yang sebelumnya sudah gerah dengan Tan Malaka yang lunak terhadap gerakan Islam segera memecat Tan Malaka.

Sejak itu, mulailah Tan Malaka dikejar-kejar bukan hanya oleh pemerintah kolonial Belanda tapi juga oleh mantan sekutunya di Komintern dan PKI. Tan Malaka seakan menjadi revolusioner yang sendirian, bersembunyi dan menyamar sembari terus menuangkan pikirannya dalam bentuk tulisan.

Ketika Jepang masuk ke Indonesia tahun 1942, barulah Tan Malaka diperkirakan kembali ke Indonesia. Antara tahun 1942 sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 itulah, sembari menyamar, Tan Malaka menyelesaikan magnum opus-nya 'Madilog' yang merupakan singkatan dari 'Materialisme, Dialektika dan Logika'.

Bahkan dikabarkan juga, beberapa tokoh muda yang menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok merupakan orang-orang suruhan Tan Malaka. Soekarno-Hatta diculik ke Rengasdengklok untuk didesak segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Setelah proklamasi, sempat dikabarkan Tan Malaka bertemu dengan beberapa tokoh nasional termasuk Soekarno. Soekarno pun kabarnya sampai kaget bertemu dengan tokoh yang sudah menjadi legenda itu.

Namun proklamasi kemerdekaan itu belum cukup bagi Tan Malaka karena Belanda masih berusaha bercokol di luar Jawa dan Madura melalui jalur-jalur diplomasi. Kabinet saat itu yang dikuasai Sjahrir menerima diplomasi itu.

Tan Malaka bersama Persatuan Perjuangan yang digalangnya kemudian terus bergerilya menuntut kemerdekaan penuh. Bersama beberapa tokoh Persatuan Perjuangan, Tan Malaka dipenjarakan oleh Sjahrir.

Tahun 1948 pecahlah peristiwa Madiun yang menyeret PKI sebagai biang kekacauan. Tan Malaka dilepaskan dan kemudian pada 7 November 1948 mendirikan Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba).

Murba kemudian menjalankan Gerpolek (Gerilya Politik dan Ekonomi). Nah, Jenderal Sudirman merupakan salah satu orang yang sepakat melakukan gerilya ini untuk melawan invasi militer Belanda kedua.

Namun, perpecahan di tingkat elit politik membuat Tan Malaka dikejar-kejar bukan hanya oleh Belanda tapi juga oleh militer Indonesia yang pro Sjahrir dan Hatta.

21 Februari 1949, Tan Malaka pun lenyap untuk selamanya di kaki gunung Wilis, Kediri. Tan Malaka tewas dalam kesendirian, tanpa nisan, tanpa kuburan yang layak. Tan Malaka, pejuang yang kesepian....:roses::roses:

aguzaa 8th February 2009 00:15

nama asli Tan Malaka siapa ya..?? tuh kan nama gelar. Sutan untuk lelaki yang sudah menikah di minang.

nando_gnd 8th February 2009 00:16

Quote:

Originally Posted by aguzaa (Post 6492661)
nama asli Tan Malaka siapa ya..?? tuh kan nama gelar. Sutan untuk lelaki yang sudah menikah di minang.

ibrahim isa.. tuh baca di atas

DeniP82 8th February 2009 22:37

waduh gw bener ga ngerti tentang Tan Malaka nih
kirim dong beritanya ke email gw


All times are GMT +8. The time now is 01:59.


Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.