DetikForum

DetikForum (http://forum.detik.com/index.php)
-   Sosial Budaya (http://forum.detik.com/forumdisplay.php?f=52)
-   -   Tanpa Sadar, Kebiasaan Belanja Pakai Uang Digital Bikin Miskin (http://forum.detik.com/showthread.php?t=2162790)

singgihp 27th August 2019 12:44

Tanpa Sadar, Kebiasaan Belanja Pakai Uang Digital Bikin Miskin
 
https://akcdn.detik.net.id/community...peg?w=700&q=80

Dua atau tiga tahun lalu, tidak membawa dompet atau ketinggalan kartu ATM adalah musibah. Kalau tidak membawa uang tunai atau kartu ATM, mau bayar dan belanja pakai apa?

Tapi sekarang jaman telah berubah, asal ponsel di tangan, dengan berbagai aplikasi keuangan hidup bisa berjalan seperti biasa.

Patut diwaspadai! Apakah kamu punya kebiasaan pakai uang digital macam ini? Kalau iya, jangan heran kenapa uang tabunganmu tidak akan terkumpul walau sudah bekerja keras.

Mengutip Hipwee, ada beberapa kebiasaan dalam menggunakan uang digital yang patut diwaspadai, karena tanpa disadari justru kebiasaan itu membuat miskin lho.

1. Cashback membuatmu merasa (harus) belanja

Salah satu cara akuisisi pengguna yang dilakukan oleh produk keuangan digital adalah memberikan cashback bagi penggunanya. Belanja Rp 100 ribu, dapat cashback atau kembalian cuma-cuma Rp 20 ribu. Siapa yang nggak ngiler?

Tapi hal ini pula yang membuat kita tanpa sadar membelanjakan uang melebihi bujet. Rasa menantang, senang mendapatkan cashback menjadi candu. Alih-alih lumayan buat belaja yang lain, padahal kalau mau belanja yang lain ya nabung bukan berharap pada cashback.

2. Pegang kas keras vs bayar dengan scan beda kekalapannya

Walaupun terkesan kuno, kebiasaan memegang uang secara langsung sesungguhnya memberimu pengalaman belanja secara 'sadar'.

Sedari dulu kita dilatih untuk mengikuti pola berbelanja yang sebenarnya sederhana. Pilih barang > ambil uang > Jika uang tidak cukup, cari barang yang sesuai anggaran > bayar.

Kebiasaan memakai produk keuangan digital bisa membuatmu makin kehilangan kesadaran berapa sebenarnya uang yang kamu miliki. Akhirnya? Yaahh habis deh akhir bulan kebingungan.

3. Potongan harga via aplikasi menggoda iman

Jatuh miskin akibat ngopi-ngopi cantik kini makin nyata ancamannya. Puluhan bahkan ratusan tawaran potongan dari aplikasi begitu menggoda untuk dicoba. Toh harga segelah kopi tidak begitu mahal karena dapat potongan. Tapi kalau keseringan ya jadi ngopi doang nggak bisa makan atau beli yang lain.

4. Jajan bareng karena ada minimum belanja. Eh lupa bayarnya...

Untuk mendapatkan cashback atau potongan harga, biasanya ada jumlah minimum belanja yang harus dicapai.

Siapa di sini yang suka jajan bareng teman kantor, teman kost atau teman main lainnya supaya dapat diskon? Biasanya, suka ada aja tuh yang lupa bayar, iya nggak?

5. Paylater yang dipakai tanpa pengendalian adalah kebangkrutan

The basic rule of every purchase is: you can only spend with what you HAVE. Kamu hanya boleh belanja dengan uang yang sudah kamu miliki.

Kecuali kamu adalah keluarga konglomerat yang nggak usah pusing mikirin kebutuhan mendadak bulan depan.

Kemudahan beli duluan, bayar belakangan (dengan cara dicicil pula), membuatmu kehabisan uang sebelum gaji selanjutnya datang.

Jika terus begini, lama kelamaan kamu akan tenggelam dalam cicilan yang tak abis-abis, karena tak sesuai dengan pemasukan.

6. Kemudahan uang digital membuat kita lupa bahwa bersenang-senang tidak harus dengan belanja

Bahagia itu bukan cuma dari cashback, poin yang bisa ditukar pulsa atau minum es kopi yang belum pernah kamu coba.

Harusnya kita merasa cukup dengan apa yang sudah kita lakukan. Bukan seberapa banyak uang (yang belum tentu kita punya) yang bisa kita belanjakan.

fullmoon 27th August 2019 19:06

Quote:

Originally Posted by singgihp (Post 39615208)
https://akcdn.detik.net.id/community...peg?w=700&q=80

Dua atau tiga tahun lalu, tidak membawa dompet atau ketinggalan kartu ATM adalah musibah. Kalau tidak membawa uang tunai atau kartu ATM, mau bayar dan belanja pakai apa?

Tapi sekarang jaman telah berubah, asal ponsel di tangan, dengan berbagai aplikasi keuangan hidup bisa berjalan seperti biasa.

Patut diwaspadai! Apakah kamu punya kebiasaan pakai uang digital macam ini? Kalau iya, jangan heran kenapa uang tabunganmu tidak akan terkumpul walau sudah bekerja keras.

Mengutip Hipwee, ada beberapa kebiasaan dalam menggunakan uang digital yang patut diwaspadai, karena tanpa disadari justru kebiasaan itu membuat miskin lho.

1. Cashback membuatmu merasa (harus) belanja

Salah satu cara akuisisi pengguna yang dilakukan oleh produk keuangan digital adalah memberikan cashback bagi penggunanya. Belanja Rp 100 ribu, dapat cashback atau kembalian cuma-cuma Rp 20 ribu. Siapa yang nggak ngiler?

Tapi hal ini pula yang membuat kita tanpa sadar membelanjakan uang melebihi bujet. Rasa menantang, senang mendapatkan cashback menjadi candu. Alih-alih lumayan buat belaja yang lain, padahal kalau mau belanja yang lain ya nabung bukan berharap pada cashback.

2. Pegang kas keras vs bayar dengan scan beda kekalapannya

Walaupun terkesan kuno, kebiasaan memegang uang secara langsung sesungguhnya memberimu pengalaman belanja secara 'sadar'.

Sedari dulu kita dilatih untuk mengikuti pola berbelanja yang sebenarnya sederhana. Pilih barang > ambil uang > Jika uang tidak cukup, cari barang yang sesuai anggaran > bayar.

Kebiasaan memakai produk keuangan digital bisa membuatmu makin kehilangan kesadaran berapa sebenarnya uang yang kamu miliki. Akhirnya? Yaahh habis deh akhir bulan kebingungan.

3. Potongan harga via aplikasi menggoda iman

Jatuh miskin akibat ngopi-ngopi cantik kini makin nyata ancamannya. Puluhan bahkan ratusan tawaran potongan dari aplikasi begitu menggoda untuk dicoba. Toh harga segelah kopi tidak begitu mahal karena dapat potongan. Tapi kalau keseringan ya jadi ngopi doang nggak bisa makan atau beli yang lain.

4. Jajan bareng karena ada minimum belanja. Eh lupa bayarnya...

Untuk mendapatkan cashback atau potongan harga, biasanya ada jumlah minimum belanja yang harus dicapai.

Siapa di sini yang suka jajan bareng teman kantor, teman kost atau teman main lainnya supaya dapat diskon? Biasanya, suka ada aja tuh yang lupa bayar, iya nggak?

5. Paylater yang dipakai tanpa pengendalian adalah kebangkrutan

The basic rule of every purchase is: you can only spend with what you HAVE. Kamu hanya boleh belanja dengan uang yang sudah kamu miliki.

Kecuali kamu adalah keluarga konglomerat yang nggak usah pusing mikirin kebutuhan mendadak bulan depan.

Kemudahan beli duluan, bayar belakangan (dengan cara dicicil pula), membuatmu kehabisan uang sebelum gaji selanjutnya datang.

Jika terus begini, lama kelamaan kamu akan tenggelam dalam cicilan yang tak abis-abis, karena tak sesuai dengan pemasukan.

6. Kemudahan uang digital membuat kita lupa bahwa bersenang-senang tidak harus dengan belanja

Bahagia itu bukan cuma dari cashback, poin yang bisa ditukar pulsa atau minum es kopi yang belum pernah kamu coba.

Harusnya kita merasa cukup dengan apa yang sudah kita lakukan. Bukan seberapa banyak uang (yang belum tentu kita punya) yang bisa kita belanjakan.

Benerrr banget, berasa nggak ngeluarin duit, padahal topup-nya ambil duit dari rekening kita juga.

solo.minimalist 27th August 2019 21:47

Betapa "pintar"nya strategi marketing utk membuat orang menjadi semakin bergaya hidup consumerism.

giman001 28th August 2019 05:41

Di jaman yang serba mudah ini memang harus disikapai dengan dewasa agar kita tidak larust dalam gaya hidup yang konsumerisme.....

puti.yasmin 28th August 2019 18:40

hahahaha poin 4 sering banget dialami

ideliasanjay1991 28th August 2019 20:34

maka dari itu seharusnya memang negara +62 itu tidak disarankan pakai yang begituan. Jadi merasa kaya tapi gak sadar kalau kere

detikmania77 29th August 2019 15:50

tapi kadang lebih hemat juga.....

terutama kalo kasir gak ada kembalian......belanja 161.300......

daripada dibuletin jadi 500 bahkan kadang2 bisa 1000

lagian memperlancar transaksi juga penting.....biar perekonomian makin lancar pemerintah dapet pajak, org2 dapet pekerjaan, kita dapet barang, dan banyak lagi.....

rakyat.merdeka99 29th August 2019 23:04

Quote:

Originally Posted by singgihp (Post 39615208)
https://akcdn.detik.net.id/community...peg?w=700&q=80

Dua atau tiga tahun lalu, tidak membawa dompet atau ketinggalan kartu ATM adalah musibah. Kalau tidak membawa uang tunai atau kartu ATM, mau bayar dan belanja pakai apa?

Tapi sekarang jaman telah berubah, asal ponsel di tangan, dengan berbagai aplikasi keuangan hidup bisa berjalan seperti biasa.

Patut diwaspadai! Apakah kamu punya kebiasaan pakai uang digital macam ini? Kalau iya, jangan heran kenapa uang tabunganmu tidak akan terkumpul walau sudah bekerja keras.

Mengutip Hipwee, ada beberapa kebiasaan dalam menggunakan uang digital yang patut diwaspadai, karena tanpa disadari justru kebiasaan itu membuat miskin lho.

1. Cashback membuatmu merasa (harus) belanja

Salah satu cara akuisisi pengguna yang dilakukan oleh produk keuangan digital adalah memberikan cashback bagi penggunanya. Belanja Rp 100 ribu, dapat cashback atau kembalian cuma-cuma Rp 20 ribu. Siapa yang nggak ngiler?

Tapi hal ini pula yang membuat kita tanpa sadar membelanjakan uang melebihi bujet. Rasa menantang, senang mendapatkan cashback menjadi candu. Alih-alih lumayan buat belaja yang lain, padahal kalau mau belanja yang lain ya nabung bukan berharap pada cashback.

2. Pegang kas keras vs bayar dengan scan beda kekalapannya

Walaupun terkesan kuno, kebiasaan memegang uang secara langsung sesungguhnya memberimu pengalaman belanja secara 'sadar'.

Sedari dulu kita dilatih untuk mengikuti pola berbelanja yang sebenarnya sederhana. Pilih barang > ambil uang > Jika uang tidak cukup, cari barang yang sesuai anggaran > bayar.

Kebiasaan memakai produk keuangan digital bisa membuatmu makin kehilangan kesadaran berapa sebenarnya uang yang kamu miliki. Akhirnya? Yaahh habis deh akhir bulan kebingungan.

3. Potongan harga via aplikasi menggoda iman

Jatuh miskin akibat ngopi-ngopi cantik kini makin nyata ancamannya. Puluhan bahkan ratusan tawaran potongan dari aplikasi begitu menggoda untuk dicoba. Toh harga segelah kopi tidak begitu mahal karena dapat potongan. Tapi kalau keseringan ya jadi ngopi doang nggak bisa makan atau beli yang lain.

4. Jajan bareng karena ada minimum belanja. Eh lupa bayarnya...

Untuk mendapatkan cashback atau potongan harga, biasanya ada jumlah minimum belanja yang harus dicapai.

Siapa di sini yang suka jajan bareng teman kantor, teman kost atau teman main lainnya supaya dapat diskon? Biasanya, suka ada aja tuh yang lupa bayar, iya nggak?

5. Paylater yang dipakai tanpa pengendalian adalah kebangkrutan

The basic rule of every purchase is: you can only spend with what you HAVE. Kamu hanya boleh belanja dengan uang yang sudah kamu miliki.

Kecuali kamu adalah keluarga konglomerat yang nggak usah pusing mikirin kebutuhan mendadak bulan depan.

Kemudahan beli duluan, bayar belakangan (dengan cara dicicil pula), membuatmu kehabisan uang sebelum gaji selanjutnya datang.

Jika terus begini, lama kelamaan kamu akan tenggelam dalam cicilan yang tak abis-abis, karena tak sesuai dengan pemasukan.

6. Kemudahan uang digital membuat kita lupa bahwa bersenang-senang tidak harus dengan belanja

Bahagia itu bukan cuma dari cashback, poin yang bisa ditukar pulsa atau minum es kopi yang belum pernah kamu coba.

Harusnya kita merasa cukup dengan apa yang sudah kita lakukan. Bukan seberapa banyak uang (yang belum tentu kita punya) yang bisa kita belanjakan.

Enggak juga.
Tergantung pribadi masing-masing..
Klo kitanya cerdas, smart buying, disiplin, iman kuat.. gak bakal miskin. malah bikin kita kaya karena bisa berhemat.

Agama mengajarkan kita untuk disiplin dan beriman kuat utk menahan godaan..
Islam, Nasrani, Budha, dsbnya.. rata-rata ada ajarannya utk menahan hawa napsu/berpuasa..

Ada teman yg mengatakan bahwa segala diskon dan CB membuat boros, saya jawab tidak.. karena saya cuman memanfaatkan diskon untuk sesuatu yg memang saya perlukan..

Yg plg banyak diskon adalah makanan.. well.. diskon gak diskon, saya tetap harus makan toh.. so, alih-alih bayar full, skg saya bayar separuh.. bukankah itu penghematan?

Belanja.. Saya belanja pakai diskon utk keperluan barang yg memang harus saya beli.. kebutuhan dapur (beras, gula, minyak goreng dll), Detergent dll..
Itu diskon gak diskon, saya tetap harus beli.. so, mumpung ada diskon, gak ada salahnya saya belanja. toh, cepat lambat brgnya tetap saya pakai..

So, balik ke diri kita msg-msg, be a smart buyer.

ps. kadang saya meliat bahwa dgn diskon, makanan yg saya beli (biasanya Grabfood) lebih murah drpd harus saya masak sendiri. (dgn kualitas makanan yg mirip ya, ie. daging vs daging.. bukan daging vs tahu tempe).
Gua pikir, selama perusahan tersebut mau mensubsidi dan membakar uang buat kita, ya kita manfaatkan saja.. :nyengir:

dwi2124 30th August 2019 09:12

saya sangat tidak setuju pernyataan link diatas ataupun ulasan TS. karena ini masih berupa cash walaupun sudah berubah dari duit asli ( ambil di atm) sama duit digital di hp.

alias

kaga ada bedanya...

itu cuma alasan penulis aja, keenam alasan itu tidak signifikan alias tidak ada pengaruh bedanya dengan membawa uang biasa di dompet.

1. bawa uang di dompet juga akan memaksa kamu belanja.
2. sama aja kalau orang kalap belanja orang akan membeli walaupun ada cash keras atau cash digital, lebih parah lagi kalau kartu kredit. gak ada cah keras? tinggal ke atm ambil duit.
3. potongan justru menguntungkan. dan itupun hanya bersifat sementara. lagipula dengan limit nominal akan membuat orang terhambat pembeliannya karena saldo tidak mencukupi.
4. itu mah modus. apa bedanya sama uang cash.
5. pay latter belum ada di aplikasi manapun karena takut ngemplang ke aplikatornya.
6. apalagi ini apa bedanya sama bawa uang cash? kaga nyambung pisan.

mau top up pun kita harus ke atm atau bayar cash ke merchant, jadi sama aja dengan uang cash

kalau membandingkan lebih parah kartu kredit, karena waktu kita belanja kita tidak mengeluarkan uang ( alias tidak ada limitnya) dan tidak terasa akibatnya pada saat pembayaran sangat melebihi penghasilan kita yang menyebabkan utang bertumpuk... juga sama ada discount ataupun cash back.

si penulis tidak mau mengikuti perkembangan jaman akan keteteran pada ahirnya, seperti nokia, kodak dan blueberry...

:nyengir::nyengir:

thareeya 1st September 2019 19:28

bikin miskin?
bikin komparasi yg jelas, tolok ukurnya nilai rupiah dan jangka waktu tertentu misal 1 bulan.
buat saya lebih hemat.
membandingkan style yg sama, pola pemakaian sama.
paling berasa di transportasi online.


All times are GMT +8. The time now is 12:03.


Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.