Quote:
Saya kira alasan mengapa ilmu pengetahuan Barat bisa diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya tanpa dilupakan adalah karena adanya kebiasaan mempublikasi hasil karya ilmuwan mereka ke Jurnal ilmiah secara berkala dan disebarkan kepada publik. |
Quote:
Soal ilmuwan Arab/Islam sih merahasiakan penemuannya saya sendiri tidak jelas contoh kasusnya di mana, mohon pencerahannya ... |
Quote:
Saya kira yang paling dominan itu dikarenakan oleh serbuan bangsa Mongol. Masalah eksklusivitas, saya kira bangsa Arab/Islam tidak seekslusif Cina dan India. Buktinya beberapa Ilmu tersebut berhasil "diselamatkan" ke Eropa. Tetapi mungkin juga ini dikarenakan faktor bangsa Arab pernah menguasai Eropa sehingga terjadi transfer ilmu, sama seperti ketika bangsa Eropa menguasai negara-negara Asia dan Afrika, ilmu pengetahuan barat tersebar ke seluruh dunia. |
penulisan ilmiah yang dilakukan oleh para sejarahwan muslim masih sedikit bisa ajdi itu sebabnya.
|
Quote:
|
Quote:
pemusnahan dan pembakaran buku bukan dalam perang salib tapi oleh tentara mongol, tentara mongol, selain melakukan pembakaran juga membuang buku ke sungai2. (jadi bukan pasukan salib) runtuhnya kekuasaan Islam oleh Mongol di bagdad yakni sehabis jatuhnya bagdad ke tangan mongol (bagdad bukan arena perang salib dan tdk pernah diajadikan arena perang salib) membuat hampir tdk ada penulisan ilmiah yang berarti Bila sebelumnya penulisan ilmiah di kerajaan islam disokong oleh negara. setelah serbuan mongol terjadi kevakuman, karena penguasa baru (mongol) ato penerusnya (kerjaan islam lagi) kurang punya visi pentingnya mensokong ilmu pengetahuan. Ini yang membuat merosotnya kualitas intelektual. Dalam sejarah modern negara memegang peranan penting dalam meningkatkan gairah intelektualitas. Jepang mslnya, pemerintah jepang mensokong tiap upaya penelitian, seandainya penelitian itu dilakukan asing dalam bhs asing maka dilakukan upaya penterjemahan segera ke bhs jepang. Jgn heran kalo ke jepang, buku2 yang baru ditulis 2 bulan lalu sama mrk sudah diterjemahkan. |
Ya dibidang2nya masing2 seperti bidang kesehatan, nama2 ilmuwan "Islam" ini tidak dilupakan oleh orang yg menggeluti bidang tsb. Banyak ilmuwan Yahudi muncul yang didukung oleh negara2 "Islam", menciptakan berbagai pengetahuan baru.
Namun kalau masyarakat umum menyinggung masalah politik, sosial atau agama : yang ada cuman kalimat "onta arab di padang pasir" atau "dari dulu bunuhin orang Yahudi" Ini menunjukkan bahwa, masyarakat awam, emang gak tahu kondisi Abad 7-12 (sampe skrg juga sama) Tahunya ya dari dulu ada unta sampe sekarang pun ya unta. |
Saya pikir itu kesalahan pemahaman orang Islam sendiri, menganggap dunia tak penting secara salah. Contoh sederhana : lulusan ITB kok rela jadi penjual bakso misalnya. Apa dia nggak berfikir nanti kalau ditanya : bagaimana ilmunya diamalkan. Kerja halal memang 100% keharusan, tapi dia sebenarnya tetap punya tanggung jawab terhadap ilmunya. Boleh jadi dia jadi pedagang bakso, tetapi dia harus tetap mengembangkan ilmunya dan mengamalkannya.
Saya pernah punya teman yang bapaknya sangat kaya raya tapi anaknya sendiri seperti seorang sufi (meski berpendidikan) : hanya mengurus dirinya sendiri, ibaratnya rela cuma makan rumput dan hidup di goa yang terasing asal tak berbuat dosa. Suatu ketika bertemu seseorang yang membuka matanya betapa banyaknya orang miskin yang kalau dia kaya pasti dia bisa bantu. Dia diajak melihat betapa ada orang yang rela menjual dirinya karena terpaksa, kalau dia kaya dia akan bisa memberikan alternatif pekerjaan lain. Akhirnya matanya terbuka, dia tetap tidak memikirkan dunia untuk dirinya sendiri tapi menjadikan urusan dunia untuk jalan ke akhirat. |
Quote:
|
Quote:
|
All times are GMT +8. The time now is 08:46. |
Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.