DetikForum

DetikForum (http://forum.detik.com/index.php)
-   Sejarah (http://forum.detik.com/forumdisplay.php?f=191)
-   -   Ilmuwan2 Islam yang terlupakan atau sengaja disembunyikan (http://forum.detik.com/showthread.php?t=81141)

Manofjustice 14th January 2009 19:10

Ilmuwan2 Islam yang terlupakan atau sengaja disembunyikan
 
IBNU RUSHD (AVERROES)

Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu Baja.

Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai "Kadi" (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang mempengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah hukum.Pemikiran Ibnu Rusyd

Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak ada.

Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap keberagamaannya.Karya ·

Bidayat Al-Mujtahid (kitab ilmu fiqih) ·Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran) · Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at (filsafat dalam Islam dan menolak segala paham yang bertentangan dengan filsafat)


Ibnu Sina

Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Beliau juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.

Karya Ibnu Sina, fisikawan terbesar Persia abad pertengahan , memainkan peranan penting pada Pembangunan kembali Eropa.

Ibnu Sina adalah seorang Persia, fisikawan, filosofis, dan ilmuwan yang lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).

Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.” George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.” pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).

Kehidupannyan dikenal lewat sumber - sumber berkuasa. Suatu autobiografi membahas tiga puluh tahun pertama kehidupannya, dan sisanya didokumentasikan oleh muridnya al-Juzajani, yang juga sekretarisnya dan temannya.

Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah ibunya Afshana, sebuah kota kecil sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah di salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah Afghanistan (dan juga Persia). Dia menginginkan putranya dididik dengan baik di Bukhara.

Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina independen dengan memiliki kepintaran dan ingatan luar biasa, yang mengizinkannya menyusul para gurunya pada usia 14 tahun.

Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera membuatnya menjadi kekaguman diantara para tetangganya; dia menampilkan suatu pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang luar biasa kepandaiannya / Child prodigy yang telah menghafal Al-Quran pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia. Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.

Meskipun bermasalah besar pada masalah - masalah metafisika dan pada beberapa tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah tahun berikutnya, dia juga mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak rintangan. pada beberapa penyelidikan yang membingungkan, dia akan meninggalkan buku - bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid, dan terus sholat sampai hidayah menyelesaikan kesulitan - kesulitannya. Pada larut malam dia akan melanjutkan kegiatan belajarnya, menstimulasi perasaannya dengan kadangkala segelas susu kambing, dan meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan memberikan solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata - katanya tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya tak dikenal, sampai suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi, yang dibelinya di suatu bookstall seharga tiga dirham. Yang sangat mengagumkan adalah kesenangannya pada penemuan, yang dibuat dengan bantuan yang dia harapkan hanya misteri, yang mempercepat untuk berterima kasih kepada Allah SWT, dan memberikan sedekah atas orang miskin.

Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode - metode baru dari perawatan. Anak muda ini memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa “Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat - obat yang sesuai.” Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran.

Al-Biruni

merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan.Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazm di Asia Tengah yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar matematika dan pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur.Abu Raihan Al-Biruni merupakan teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu Al Abbas Ma'mun Khawarazmshah. Abu Raihan Al-Biruni juga mengembara ke India dengan Mahmud dari Ghazni dan menemani beliau dalam ketenteraannya di sana, mempelajari bahasa, falsafah dan agama mereka dan menulis buku mengenainya. Dia juga mengetahui bahasa Yunani, bahasa Suriah, dan bahasa Berber. Dia menulis bukunya dalam bahasa Persia (bahasa ibunya) dan bahasa Arab.Sebahagian karyanya ialah:· Ketika berusia 17 tahun, dia meneliti garis lintang bagi Kath, Khwarazm, dengan menggunakan altitude maksima matahari. · Ketika berusia 22, dia menulis beberapa hasil kerja ringkas, termasuk kajian proyeksi peta, "Kartografi", yang termasuk metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi pada bidang datar. ·

Ketika berusia 27, dia telah menulis buku berjudul "Kronologi" yang merujuk kepada hasil kerja lain yang dihasilkan oleh beliau (sekarang tiada lagi) termasuk sebuah buku tentang astrolab, sebuah buku tentang sistem desimal, 4 buku tentang pengkajian bintang, dan 2 buku tentang sejarah. ·

Beliau membuat penelitian radius Bumi kepada 6.339,6 kilometer (hasil ini diulang di Barat pada abad ke 16)

Hasil karya Al-Biruni melebihi 120 buah buku.

Sumbangannya kepada matematika termasuk:

*aritmatika teoritis and praktis
*penjumlahan seri
*analisis kombinatorial
*kaidah angka 3
*bilangan irasional
*teori perbandingan
*definisi aljabar
*metode pemecahan penjumlahan aljabar
*geometri
*teorema Archimedes
*sudut segitiga


Bersambung..............

bakaSHINJI 15th January 2009 11:33

Masa sih terlupakan? Karya2 mereka kan dibaca dan dikembangkan lagi oleh para ilmuwan eropa.

Disembunyikan itu maksudnya gara2 namanya gak dikenal dunia gitu? Kita lihat aja dampak yg ditimbulkan oleh penemuan2 para ilmuwan. Para ilmuwan eropa bisa memicu revolusi industri, yg kemajuannya terus berlanjut sampai saat ini. Sedangkan para ilmuwan islam tsb, kejayaannya hilang mengikuti meredupnya kekhalifahan islam.

seta 15th January 2009 18:03

dari tret sebelah

Quote:

Originally Posted by talam (Post 6121395)
http://i415.photobucket.com/albums/p...m_203large.jpg

Isaac Newton, seperti diyakini banyak orang, adalah fisikawan terhebat sepanjang massa.

Setidaknya, dia dilihat sebagai bapak fisika cahaya modern, atau setidaknya itulah yang dikatakan buku-buku pelajaran di sekolah yang membahas berbagai percobaannya dengan lensa dan prisma yang terkenal, studi tentang cahaya alami dan refleksi, serta refraksi cahaya dan pemisahan cahaya dalam pelangi.

Tetapi kenyataan ternyata adalah hal yang abu-abu. Saya merasa perlu menegaskan, khususnya dalam fisika optik, bahwa Newton sendiri mengikuti jejak ilmuwan hebat lain yang hidup 700 tahun sebelumnya.

Jelas, fisikawan akbar lain, yang patut disetarakan dengan Newton, adalah ilmuwan yang lahir pada tahun 965 Masehi di daerah yang sekarang adalah Irak dan dia dikenal dengan nama al-Hassan Ibnu al-Haitsam.

Kebanyakan orang di Barat mungkin belum pernah mendengar namanya.
Sebagai seorang fisikawan, saya menyadari betapa besar kontribusi pria ini dalam bidang yang saya geluti, tetapi saya beruntung dapat menggali informasi tentang hidupnya dan menuangkannya ke dalam seri televisi BBC tentang ilmuwan Muslim di abad pertengahan.

Dalam buku-buku populer tentang sejarah ilmu alam, biasanya disebut bahwa tidak ada kemajuan penting yang dicapai antara peradaban Yunani kuno dan masa Renaissance di Eropa.

http://i415.photobucket.com/albums/p...sm_bbc_203.jpg

Tetapi hanya karena Eropa Barat terjerumus ke dalam Masa Kegelapan, bukan berarti kemajuan tidak terjadi di belahan dunia lainnya. Kenyataannya, antara abad ke-9 dan abad ke-13 menandai Masa Keemasan dalam ilmu pengetahuan Arab.

Berbagai terobosan di bidang matematika, astronomi, kedokteran, fisika, kimia dan filosofi terjadi. Dibandingkan banyak pemikir jenius yang hidup pada masa itu, prestasi Ibnu al-Haitsam adalah yang paling hebat.

Dia dilihat sebagai bapak metode ilmiah modern.

Seperti yang biasa dijelaskan, ini adalah pendekatan dalam menyelidiki sebuah fenomena ilmu alam, untuk memahami ilmu pengetahuan baru, atau untuk memperbaiki dan menggabungkan ilmu lama, berdasarkan pengumpulan data melalui pemantauan dan pengukuran, yang diikuti oleh tahap formulasi dan pengujian hipotesa guna menjelaskan data yang didapat.

Inilah cara ilmu alam ditangani sekarang dan karena itulah saya mempercayai kemajuan yang dicapai dalam ilmu pengetahuan modern.

Namun metode ilmiah modern ini sering kali dikatakan baru ditemukan pada awal abad ke-17 oleh Francis Bacon dan Rene Descartes.

Tetapi saya yakin, Ibnu al-Haitsam sudah jauh mendului mereka.

Penekanannya pada data eksperimental dan kemampuan untuk memproduksi kembali hasilnya, membuat Ibnu al-Haitsam sering disebut sebagai "ilmuwan sesungguhnya yang pertama di dunia".

Dia adalah ilmuwan pertama yang memberi penuturan yang tepat tentang bagaimana kita melihat sebuah obyek.

http://i415.photobucket.com/albums/p...i_203large.jpg

Dia membuktikan dengan melakukan percobaan, misalnya, bahwa teori emisi (yang menyatakan cahaya dari mata kita menyinari obyek yang kita lihat), yang diyakini oleh para pemikir terkenal seperti Plato, Euclid dan Ptolemy, adalah teori yang keliru.

Ibnu al-Haitsam menetapkan bahwa kita bisa melihat karena cahaya masuk ke mata kita, satu gagasan yang dipercaya sampai saat ini.

Dia juga merupakan ilmuwan pertama yang menggunakan matematika untuk menggambarkan dan membuktikan proses ini.

Jadi dia bisa juga dianggap sebagai fisikawan teori pertama.

Ibnu al-Haitsam mungkin paling dikenal dengan penemuannya, kamera lubang jarum yang dioperasikan tanpa lensa dan seharusnya diakui sebagai penemu hukum refraksi.

Dia juga orang pertama yang melakukan percobaan tentang pembagian cahaya menjadi beberapa warna dan meneliti bayangan, pelangi dan gerhana.

Dengan memantau sinar matahari masuk ke Bumi dari atmosfir, dia dapat memperkirakan tinggi atmosfir yang menurutnya sekitar 100 km.

Sama halnya dengan banyak ilmuwan modern, Ibu al-Haitsam sangat bergantung pada waktu dan membutuhkan kesunyian untuk menulis banyak teorinya, termasuk penelitian penting tentang lensa.

Dia sempat dipenjara di Mesir antara tahun 1011 dan 1021, setelah gagal menyelesaikan tugas yang diberikanj oleh seorang kalifah di Kairo yang memintanya menyelesaikan masalah tentang pengaturan banjir sungai Nil.

Sewaktu masih di Basra, Ibnu al-Haitsam mengklaim bahwa banjir tahunan di sungai Nil bisa diatur dengan jaringan kanal, sehingga air dapat tersimpan sampai masa kemarau.

Namun begitu tiba di Kairo, dia menyadari bahwa rencana itu tidak praktis dari segi teknis.

Sebagai jalan keluar, dia memilih untuk berpura-pura gila agar tidak dikenakan hukuman berat oleh kalifah itu. Dia akhirnya dikenakan tahanan rumah dan selama 10 tahun dikucilkan sehingga bisa melakukan penelitiannya.

Dia baru dibebaskan setelah kalifah Kairo itu meninggal dunia. Dia kemudian kembali ke Irak di mana dia menyusun 100 penelitian lainnya dalam berbagai topik di bidang fisika dan matematika.

Sewaktu bepergian di Timur Tengah dalam pembuatan seri ini, saya mewawancarai seorang pakar di Iskandariyah yang memperlihatkan kepada saya penelitian Ibnu al-Haitsam di bidang astronomi.

Tampaknya dia mengembangkan apa yang disebut sebagai mekanisme benda angkasa, yang menjelaskan orbit planet, yang kemudian mengilhami penelitian astronomi Eropa seperti Copernicus, Galileo, Kepler dan Newton.

Adalah hal yang menakjubkan bahwa kita baru sekarang menyadari betapa besar hutang para fisikawan modern kepada seorang ilmuwan Arab yang hidup 1.000 tahun lalu.

Sumber : BBC Indonesia


Inzagol 15th January 2009 19:16

ini tugas bangsa arab untuk mempublikasikan ilmuwan yang berasal dari bangsanya sehingga terkenal dan diakui oleh seluruh dunia.

yang menjadi pertanyaan adalah kenapa selama ini bangsa arab ini tidak mencoba untuk memberitahukannya kepada dunia? atau sudah tapi caranya publikasinya kurang berhasil?



siMbah 15th January 2009 20:21

menurutku tidak terlupakan, tidak juga sengaja disembunyikan, justru dengan mengatakan itu seolah-olah memperlihatkan perasaan "minor"... dunia mengakuinya kok..

OmniScience 15th January 2009 20:58

Quote:

Originally Posted by siMbah (Post 6151391)
menurutku tidak terlupakan, tidak juga sengaja disembunyikan, justru dengan mengatakan itu seolah-olah memperlihatkan perasaan "minor"... dunia mengakuinya kok..

Yup saya juga setuju, siapa yang sengaja menyembunyikan ? Selama ini barangkali karena kurang advertising kali ya ? Pelajaran sekolah saya memang tidak pernah nyinggung mereka ya ... Atau karena saya sering bolos y ...

Manofjustice 15th January 2009 21:04

Quote:

Originally Posted by OmniScience (Post 6151881)
Yup saya juga setuju, siapa yang sengaja menyembunyikan ? Selama ini barangkali karena kurang advertising kali ya ? Pelajaran sekolah saya memang tidak pernah nyinggung mereka ya ... Atau karena saya sering bolos y ...

ini hanyalah hukum alam/Sunnatullah pergantian peradaban yang memakan waktu ratusan tahun.......ilmiahnya begitu....kecuali kalo memang hanya bisa koar2 saja..

ada peradaban yang runtuh ...ada pula yang bangkit...sebagaimana siklus air..sebagaimana siklus kelahiran dan kematian mahkluk hidup.

OmniScience 15th January 2009 21:39

Quote:

Originally Posted by Manofjustice (Post 6151942)
ini hanyalah hukum alam/Sunnatullah pergantian peradaban yang memakan waktu ratusan tahun.......ilmiahnya begitu....kecuali kalo memang hanya bisa koar2 saja..

ada peradaban yang runtuh ...ada pula yang bangkit...sebagaimana siklus air..sebagaimana siklus kelahiran dan kematian mahkluk hidup.

Bos kurangi penggunaan kata2 "bisa koar2 saja .." kita di sini diskusi bukan mau cari musuh, untuk apa sih penggunaan kata2 itu ? Ini nasihat. Apakah ada kata2 saya yang menyerang anda secara pribadi ? Lagipula kita semua disini memang cuman bisa koar2 kan, namanya juga diskusi di forum, bisa apa lagi ?

Dalam hal peradaban yang runtuh, selama ini saya heran dengan argumentasi anda, menurut anda Khalifah runtuh karena hukum alam, tapi di lain pihak anda pernah berargumentasi bahwa kapitalisme dewasa ini runtuh karena memang jelek ? Kenapa bukan sebaliknya ? koq berbeda penyebab runtuhnya ?

hand15 15th January 2009 22:06

Satu hal mengapa ilmuwan barat lebih terkenal dari ilmuwan-ilmuwan dari peradaban lainnya adalah karena memang kebudayaan Barat merupakan satu-satunya peradaban yang memandang penting peranan Ilmuwan. Selain itu, mereka juga merupakan peradaban pertama yang secara sistematis mendukung perkembangan ilmu pengetahuan.

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa kebanyakan hasil karya Ilmuwan-ilmuwan Arab, India, dan Cina semuanya itu baru "diketemukan" kembali setelah ditemukannya catatan-catatan kuno dari masa lalu. Karya mereka terlupakan dikarenakan peradaban mereka yang tidak mendukung keberlanjutan perkembangan ilmu tersebut.

Salah satu penghambat perkembangan ilmu tersebut adalah adanya kebiasaan menjaga eksklusivitas ilmu, yakni bahwa ilmu tersebut tidak dibagi-bagikan ke ilmuwan lainnya secara bebas, melainkan hanya dibagi-bagikan ke kelompok sendiri. Hal ini justru pada akhirnya akan mematikan perkembangan ilmu tersebut. Hal ini tampak dengan jelas pada peradaban Cina dan India.

Selain itu, khusus pada peradaban Islam, terdapat beberapa faktor lain penghambat ilmu pengetahuan tersebut:
1. Invasi bangsa Mongol
2. Konflik berkepanjangan (Sunni-Shiah)
3. Berkembangnya konservatisme agama

Inzagol 15th January 2009 22:10

Quote:

Originally Posted by hand15 (Post 6152781)
Satu hal mengapa ilmuwan barat lebih terkenal dari ilmuwan-ilmuwan dari peradaban lainnya adalah karena memang kebudayaan Barat merupakan satu-satunya peradaban yang memandang penting peranan Ilmuwan. Selain itu, mereka juga merupakan peradaban pertama yang secara sistematis mendukung perkembangan ilmu pengetahuan.

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa kebanyakan hasil karya Ilmuwan-ilmuwan Arab, India, dan Cina semuanya itu baru "diketemukan" kembali setelah ditemukannya catatan-catatan kuno dari masa lalu. Karya mereka terlupakan dikarenakan peradaban mereka yang tidak mendukung keberlanjutan perkembangan ilmu tersebut.

Salah satu penghambat perkembangan ilmu tersebut adalah adanya kebiasaan menjaga eksklusivitas ilmu, yakni bahwa ilmu tersebut tidak dibagi-bagikan ke ilmuwan lainnya secara bebas, melainkan hanya dibagi-bagikan ke kelompok sendiri. Hal ini justru pada akhirnya akan mematikan perkembangan ilmu tersebut.

teori seperti ini saya baru denger sich, apa benar seperti itu?

berarti ini menjadi suatu pekerjaan rumah buat bangsa arab / islam untuk lebih mempublikasikan ilmuwan2-nya dimata dunia

hand15 15th January 2009 22:21

Quote:

Originally Posted by Inzagol (Post 6152830)
teori seperti ini saya baru denger sich, apa benar seperti itu?

berarti ini menjadi suatu pekerjaan rumah buat bangsa arab / islam untuk lebih mempublikasikan ilmuwan2-nya dimata dunia

Sebenarnya peradaban Islam memang sempat mengembangkan sistem peer review, tetapi hanya diterapkan pada ilmu kedokteran.

Saya kira alasan mengapa ilmu pengetahuan Barat bisa diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya tanpa dilupakan adalah karena adanya kebiasaan mempublikasi hasil karya ilmuwan mereka ke Jurnal ilmiah secara berkala dan disebarkan kepada publik.

OmniScience 15th January 2009 22:33

Quote:

Originally Posted by Inzagol (Post 6152830)
teori seperti ini saya baru denger sich, apa benar seperti itu?

berarti ini menjadi suatu pekerjaan rumah buat bangsa arab / islam untuk lebih mempublikasikan ilmuwan2-nya dimata dunia

Wah suatu analisa yang bagus dari Hand15, saya juga setuju, contohnya saja sewaktu penemuan kertas oleh Cina, waktu itu tuh berabad2 Cina merahasiakan formulanya kepada dunia luar. Hal yang sama terjadi juga saat penemuan mesiu ...

Soal ilmuwan Arab/Islam sih merahasiakan penemuannya saya sendiri tidak jelas contoh kasusnya di mana, mohon pencerahannya ...

hand15 16th January 2009 00:01

Quote:

Originally Posted by OmniScience (Post 6153049)
Soal ilmuwan Arab/Islam sih merahasiakan penemuannya saya sendiri tidak jelas contoh kasusnya di mana, mohon pencerahannya ...

Dalam peradaban Cina dan India sih memang begitu, tapi kalau dalam peradaban Islam, saya juga sendiri kurang tahu. Tetapi tidak dipungkiri lagi bahwa Ilmu Pengetahuan Islam mengalami kemunduran seperti pada peradaban-peradaban lainnya.

Saya kira yang paling dominan itu dikarenakan oleh serbuan bangsa Mongol.

Masalah eksklusivitas, saya kira bangsa Arab/Islam tidak seekslusif Cina dan India. Buktinya beberapa Ilmu tersebut berhasil "diselamatkan" ke Eropa. Tetapi mungkin juga ini dikarenakan faktor bangsa Arab pernah menguasai Eropa sehingga terjadi transfer ilmu, sama seperti ketika bangsa Eropa menguasai negara-negara Asia dan Afrika, ilmu pengetahuan barat tersebar ke seluruh dunia.

hidayatnw 16th January 2009 01:49

penulisan ilmiah yang dilakukan oleh para sejarahwan muslim masih sedikit bisa ajdi itu sebabnya.

Dorayakii 16th January 2009 06:12

Quote:

Originally Posted by hidayatnw (Post 6154747)
penulisan ilmiah yang dilakukan oleh para sejarahwan muslim masih sedikit bisa ajdi itu sebabnya.

Penulisan Ilmiah? Klo dlm bentuk buku sudah banyak d baghdad berdiri banyak perpustakaan yang menyinpan catatan dalam bentuk buku tsb. Lalu kemana perginya? Ketika perang salib Baghdad berhasil di kalahkan dan yang d lakukan saat itu adalah pembakaran sebagian besar buku" tsb dan sebagian lg di ambil di bawa ke eropa

hidayatnw 16th January 2009 07:14

Quote:

Originally Posted by Dorayakii (Post 6155351)
Penulisan Ilmiah? Klo dlm bentuk buku sudah banyak d baghdad berdiri banyak perpustakaan yang menyinpan catatan dalam bentuk buku tsb. Lalu kemana perginya? Ketika perang salib Baghdad berhasil di kalahkan dan yang d lakukan saat itu adalah pembakaran sebagian besar buku" tsb dan sebagian lg di ambil di bawa ke eropa


pemusnahan dan pembakaran buku bukan dalam perang salib tapi oleh tentara mongol, tentara mongol, selain melakukan pembakaran juga membuang buku ke sungai2. (jadi bukan pasukan salib)

runtuhnya kekuasaan Islam oleh Mongol di bagdad yakni sehabis jatuhnya bagdad ke tangan mongol (bagdad bukan arena perang salib dan tdk pernah diajadikan arena perang salib) membuat hampir tdk ada penulisan ilmiah yang berarti

Bila sebelumnya penulisan ilmiah di kerajaan islam disokong oleh negara. setelah serbuan mongol terjadi kevakuman, karena penguasa baru (mongol) ato penerusnya (kerjaan islam lagi) kurang punya visi pentingnya mensokong ilmu pengetahuan. Ini yang membuat merosotnya kualitas intelektual.

Dalam sejarah modern negara memegang peranan penting dalam meningkatkan gairah intelektualitas. Jepang mslnya, pemerintah jepang mensokong tiap upaya penelitian, seandainya penelitian itu dilakukan asing
dalam bhs asing maka dilakukan upaya penterjemahan segera ke bhs jepang. Jgn heran kalo ke jepang, buku2 yang baru ditulis 2 bulan lalu sama mrk sudah diterjemahkan.

miqu 16th January 2009 07:24

Ya dibidang2nya masing2 seperti bidang kesehatan, nama2 ilmuwan "Islam" ini tidak dilupakan oleh orang yg menggeluti bidang tsb. Banyak ilmuwan Yahudi muncul yang didukung oleh negara2 "Islam", menciptakan berbagai pengetahuan baru.

Namun kalau masyarakat umum menyinggung masalah politik, sosial atau agama :

yang ada cuman kalimat "onta arab di padang pasir" atau "dari dulu bunuhin orang Yahudi"

Ini menunjukkan bahwa, masyarakat awam, emang gak tahu kondisi Abad 7-12 (sampe skrg juga sama)

Tahunya ya dari dulu ada unta sampe sekarang pun ya unta.

si_sol 16th January 2009 08:13

Saya pikir itu kesalahan pemahaman orang Islam sendiri, menganggap dunia tak penting secara salah. Contoh sederhana : lulusan ITB kok rela jadi penjual bakso misalnya. Apa dia nggak berfikir nanti kalau ditanya : bagaimana ilmunya diamalkan. Kerja halal memang 100% keharusan, tapi dia sebenarnya tetap punya tanggung jawab terhadap ilmunya. Boleh jadi dia jadi pedagang bakso, tetapi dia harus tetap mengembangkan ilmunya dan mengamalkannya.

Saya pernah punya teman yang bapaknya sangat kaya raya tapi anaknya sendiri seperti seorang sufi (meski berpendidikan) : hanya mengurus dirinya sendiri, ibaratnya rela cuma makan rumput dan hidup di goa yang terasing asal tak berbuat dosa. Suatu ketika bertemu seseorang yang membuka matanya betapa banyaknya orang miskin yang kalau dia kaya pasti dia bisa bantu. Dia diajak melihat betapa ada orang yang rela menjual dirinya karena terpaksa, kalau dia kaya dia akan bisa memberikan alternatif pekerjaan lain. Akhirnya matanya terbuka, dia tetap tidak memikirkan dunia untuk dirinya sendiri tapi menjadikan urusan dunia untuk jalan ke akhirat.

Manofjustice 16th January 2009 09:45

Quote:

Originally Posted by si_sol (Post 6155806)
Saya pikir itu kesalahan pemahaman orang Islam sendiri, menganggap dunia tak penting secara salah. Contoh sederhana : lulusan ITB kok rela jadi penjual bakso misalnya. Apa dia nggak berfikir nanti kalau ditanya : bagaimana ilmunya diamalkan. Kerja halal memang 100% keharusan, tapi dia sebenarnya tetap punya tanggung jawab terhadap ilmunya. Boleh jadi dia jadi pedagang bakso, tetapi dia harus tetap mengembangkan ilmunya dan mengamalkannya.

Saya pernah punya teman yang bapaknya sangat kaya raya tapi anaknya sendiri seperti seorang sufi (meski berpendidikan) : hanya mengurus dirinya sendiri, ibaratnya rela cuma makan rumput dan hidup di goa yang terasing asal tak berbuat dosa. Suatu ketika bertemu seseorang yang membuka matanya betapa banyaknya orang miskin yang kalau dia kaya pasti dia bisa bantu. Dia diajak melihat betapa ada orang yang rela menjual dirinya karena terpaksa, kalau dia kaya dia akan bisa memberikan alternatif pekerjaan lain. Akhirnya matanya terbuka, dia tetap tidak memikirkan dunia untuk dirinya sendiri tapi menjadikan urusan dunia untuk jalan ke akhirat.

saya rasa ilmuwan2 Islam akan bangkit lagi seiring dengan kebangkitan peradaban Islam jilid ke-2nya setelah hampir 100 tahun berada dalam titik nadhir (terendah)... Hari ini adalah masa transisi dari keruntuhan menuju kelahiran kembali ...seperti masa transisi atau pancaroba tentu saja akan banyak taufan dan angin kencang menerpa...maka anda tak perlu heran jika berita2 global hari ini dan masa depan akan didominasi peristiwa besar dan mengerikan yang menyangkut dunia Islam (WTC, bom Bali,terorisme, Invasi Irak dan Afghanistan, GAZA dll)

si_sol 16th January 2009 11:39

Quote:

Originally Posted by Manofjustice (Post 6156907)
saya rasa ilmuwan2 Islam akan bangkit lagi seiring dengan kebangkitan peradaban Islam jilid ke-2nya setelah hampir 100 tahun berada dalam titik nadhir (terendah)... Hari ini adalah masa transisi dari keruntuhan menuju kelahiran kembali ...seperti masa transisi atau pancaroba tentu saja akan banyak taufan dan angin kencang menerpa...maka anda tak perlu heran jika berita2 global hari ini dan masa depan akan didominasi peristiwa besar dan mengerikan yang menyangkut dunia Islam (WTC, bom Bali,terorisme, Invasi Irak dan Afghanistan, GAZA dll)

Really ?. Takutnya mereka justru akan terperosok ke ranah formalitas : sholat saja (dan aktifitas lain yang menurut mereka langsung berhubungan dengan yang di Atas). Ngaji cenderung "membunyikan" saja, nggak pernah membaca ayat yang ada di alam (research), padahal perintah "membaca" itu ayat yang turun pertama kali lho.

OmniScience 16th January 2009 12:00

Quote:

Originally Posted by miqu (Post 6155552)
Ya dibidang2nya masing2 seperti bidang kesehatan, nama2 ilmuwan "Islam" ini tidak dilupakan oleh orang yg menggeluti bidang tsb. Banyak ilmuwan Yahudi muncul yang didukung oleh negara2 "Islam", menciptakan berbagai pengetahuan baru.

Namun kalau masyarakat umum menyinggung masalah politik, sosial atau agama :

yang ada cuman kalimat "onta arab di padang pasir" atau "dari dulu bunuhin orang Yahudi"

Ini menunjukkan bahwa, masyarakat awam, emang gak tahu kondisi Abad 7-12 (sampe skrg juga sama)

Tahunya ya dari dulu ada unta sampe sekarang pun ya unta.

Pesimis amat, gak semuanya begitu koq.

Saat kejayaan Khafilah, memang Islamlah peradaban termaju saat itu hampir di semua bidang setahu saya ...

miqu 16th January 2009 12:08

Ya nggak semua, tapi pengalaman sy pribadi sampe bosen ketemu yang seperti itu.

Ya abad 8-12 kekhalifahan waktu itu emang paling maju (penduduk paling banyak, perdagangan paling subur, pengetahuan paling maju)

Every Culture has its own golden era.

Dan juga masa gelapnya :smoking:

tafiaro 16th January 2009 12:19

bukan masalah terlupakan atau sengaja disembunyikan.

tapi dalam dunia ilmu pengetahuan (terutama sains), sangat jarang sekali kepandaian/ilmu/teori seseorang dikaitkan dengan agama seseorang itu.

dalam jurnal2 ilmu pengetahuan, dari jaman dahulu hingga sekarang, sangat jarang suatu jurnal ilmiah ada kata2 seperti:
- Adam Smith yang seorang kristen, mengarang buku .....
- Aljabar yang seorang muslim, membuat teori...
- Habibie yang seorang muslim, membuat rumus.....

para ilmuwan dalam jurnal2 ilmiah, yang mereka cantumkan adalah: lulusan universitas mana, bergabung dalam kelompok studi mana, meraih titel s1/s2/s3 dimana dan tahun berapa, manjadi profesor di univ mana.

dalam jurnal ilmiah (yg tidak ada sangkut pautnya dengan organisasi keagamaan) tidak pernah ada yg menuliskan tentang: "Agus, adalah seorang muslim/kristen yg taat yang bergabung dalam kelompok studi islam/kristen, membuat teori tentang..... dst"

nah, karena dunia sains itu tidak membeda-bedakan agama, sehingga kita jarang tau latar belakang agama dan kepercayaan si ilmuwan. biasanya kita baru tau latar belakang agama dan kepercayaan seseorang itu dari cerita/tulisan lain tentang si ilmuwan (bukan tentang ilmu itu sendiri).

hand15 16th January 2009 14:19

Quote:

Originally Posted by Manofjustice (Post 6156907)
saya rasa ilmuwan2 Islam akan bangkit lagi seiring dengan kebangkitan peradaban Islam jilid ke-2nya setelah hampir 100 tahun berada dalam titik nadhir (terendah)... Hari ini adalah masa transisi dari keruntuhan menuju kelahiran kembali ...seperti masa transisi atau pancaroba tentu saja akan banyak taufan dan angin kencang menerpa...maka anda tak perlu heran jika berita2 global hari ini dan masa depan akan didominasi peristiwa besar dan mengerikan yang menyangkut dunia Islam (WTC, bom Bali,terorisme, Invasi Irak dan Afghanistan, GAZA dll)

Saya kira masih akan sangat lama. Yang paling punya prospek besar untuk bangkit kembali pada abad ini adalah Cina dan India. Terlihat dari jumlah publikasi ilmiah di jurnal-jurnal internasional yang proporsinya setiap tahun semakin meningkat.

Kalau jurnal dari dunia Arab & Persia sepertinya sangat jarang, apalagi yang dari Indonesia....:cekakakan:

hand15 16th January 2009 14:35

Quote:

Originally Posted by tafiaro (Post 6159984)
nah, karena dunia sains itu tidak membeda-bedakan agama, sehingga kita jarang tau latar belakang agama dan kepercayaan si ilmuwan. biasanya kita baru tau latar belakang agama dan kepercayaan seseorang itu dari cerita/tulisan lain tentang si ilmuwan (bukan tentang ilmu itu sendiri).

Betul sekali, apalagi kebanyakan ilmuwan pada zaman tersebut seringkali mempunyai dua nama. Satu nama Arab/Persia dan Satu nama Latin atau Yunani(yang biasanya lebih terkenal)

Misalnya saja:
Abu Musa Jābir ibn Hayyān - Lebih dikenal dengan nama Geber
Muhammad ibn Zakariya ar-Razi - Lebih dikenal dengan nama Rhazes
Ibn al-Haytham - Lebih dikenal dengan nama AlHazen
Ibnu Sina- lebih dikenal dengan nama Avicenna
IBNU RUSHD - lebih dikenal dengan nama averroes
Abdal-Malik ibn Zuhr - lebih dikenal dengan nama Avenzoar

Mengapa Ilmuwan-ilmuwan muslim tersebut memiliki nama Yunan/Latin? Karena memang ilmu peradaban Islam itu sebenarnya merupakan kelanjutan dari ilmu pengetahuan peradaban Yunani/Romawi. Yang kemudian Ilmu pengetahuan Islam tersebut dilanjutkan ke Eropa (Barat).

Manofjustice 16th January 2009 14:54

Quote:

Originally Posted by hand15 (Post 6162026)
Saya kira masih akan sangat lama. Yang paling punya prospek besar untuk bangkit kembali pada abad ini adalah Cina dan India. Terlihat dari jumlah publikasi ilmiah di jurnal-jurnal internasional yang proporsinya setiap tahun semakin meningkat.

Kalau jurnal dari dunia Arab & Persia sepertinya sangat jarang, apalagi yang dari Indonesia....:cekakakan:

secara ekonomi global yang diukur dari peradaban ekonomi kapitalis pimpinan USA , mungkin saja China dan India adalah kekuatan yang besar dan tumbuh.

Ekonomi kapitalis saat ini sudah mulai batuk2 karena usia yang tua, dan krisis globalnya sudah dirasakan seluruh dunia termasuk pelambatan pertumbuhan ekonomi China dan India.

Lahirnya peradaban baru tidak saja hanya diukur dari sistem ekonomi saja melainkan seluruh sistem IPOLEKSOSBUDHANKAM dengan tatanan dan sistem yang berbeda dengan peradaban sebelumnya. China dan India masih menggunakan peradaban ekonomi kapitalis sedangkan ekonomi kapitalis merupakan satu cabang dari peradaban sekuler liberalisme yang sudah tumbuh di Inggris kemudian Amerika dan sudah nampak usia tuanya.

bakaSHINJI 16th January 2009 14:56

Quote:

Originally Posted by hand15 (Post 6162363)
Mengapa Ilmuwan-ilmuwan muslim tersebut memiliki nama Yunan/Latin? Karena memang ilmu peradaban Islam itu sebenarnya merupakan kelanjutan dari ilmu pengetahuan peradaban Yunani/Romawi. Yang kemudian Ilmu pengetahuan Islam tersebut dilanjutkan ke Eropa (Barat).

Betul. Dan bahasa latin boleh dibilang menjadi "bahasa dunia" pada saat itu. Samalah dgn posisi bahasa inggris saat ini.

Manofjustice 16th January 2009 14:56

Quote:

Originally Posted by hand15 (Post 6162363)
Betul sekali, apalagi kebanyakan ilmuwan pada zaman tersebut seringkali mempunyai dua nama. Satu nama Arab/Persia dan Satu nama Latin atau Yunani(yang biasanya lebih terkenal)

Misalnya saja:
Abu Musa Jābir ibn Hayyān - Lebih dikenal dengan nama Geber
Muhammad ibn Zakariya ar-Razi - Lebih dikenal dengan nama Rhazes
Ibn al-Haytham - Lebih dikenal dengan nama AlHazen
Ibnu Sina- lebih dikenal dengan nama Avicenna
IBNU RUSHD - lebih dikenal dengan nama averroes
Abdal-Malik ibn Zuhr - lebih dikenal dengan nama Avenzoar

Mengapa Ilmuwan-ilmuwan muslim tersebut memiliki nama Yunan/Latin? Karena memang ilmu peradaban Islam itu sebenarnya merupakan kelanjutan dari ilmu pengetahuan peradaban Yunani/Romawi. Yang kemudian Ilmu pengetahuan Islam tersebut dilanjutkan ke Eropa (Barat).

sistem matematika Aljabar dan angka O nampaknya sulit ditemukan di peradaban Yunani.

atau

Metodologi penelitian ilmiah yang dijadikan patokan science modern dewasa ini nampaknya juga sulit ditemukan dalam peradaban Yunani.

si_sol 16th January 2009 17:12

Quote:

Originally Posted by hand15 (Post 6162026)
Saya kira masih akan sangat lama. Yang paling punya prospek besar untuk bangkit kembali pada abad ini adalah Cina dan India. Terlihat dari jumlah publikasi ilmiah di jurnal-jurnal internasional yang proporsinya setiap tahun semakin meningkat.

Bener sekali. Menurut prediksi, dalam 3 tahunan ke depan secara ekonomi mereka akan jadi nomor 2 di dunia (menyalip jepang).

Quote:

Kalau jurnal dari dunia Arab & Persia sepertinya sangat jarang, apalagi yang dari Indonesia....:cekakakan:
Kalau yang ini, agak ironis memang

si_sol 16th January 2009 17:13

Quote:

Originally Posted by hand15 (Post 6162363)
Misalnya saja:
Ibn al-Haytham - Lebih dikenal dengan nama AlHazen
Ibnu Sina- lebih dikenal dengan nama Avicenna

Cuma tahu yang ini

hand15 16th January 2009 17:14

Quote:

Originally Posted by Manofjustice (Post 6162775)
sistem matematika Aljabar dan angka O nampaknya sulit ditemukan di peradaban Yunani.

atau

Metodologi penelitian ilmiah yang dijadikan patokan science modern dewasa ini nampaknya juga sulit ditemukan dalam peradaban Yunani.

Sistem angka 0 itu asalnya dari India, demikian juga sistem numeral Hindu-Arab. Sistem ini kemudian diadopsi oleh ilmuwan timur tengah, kemudian merembet ke Eropa.

Selain itu, yang saya maksud itu perkembangan ilmunya. Ilmuwan-ilmuwan Islam mengembangkan ilmu yang diwariskan dari peradaban Yunani dan Romawi. Tentu saja sesuatu yang dikembangkan lebih maju dari yang sebelumnya.

hand15 16th January 2009 17:19

Quote:

Originally Posted by Manofjustice (Post 6162725)
secara ekonomi global yang diukur dari peradaban ekonomi kapitalis pimpinan USA , mungkin saja China dan India adalah kekuatan yang besar dan tumbuh.

Ekonomi kapitalis saat ini sudah mulai batuk2 karena usia yang tua, dan krisis globalnya sudah dirasakan seluruh dunia termasuk pelambatan pertumbuhan ekonomi China dan India.

Lahirnya peradaban baru tidak saja hanya diukur dari sistem ekonomi saja melainkan seluruh sistem IPOLEKSOSBUDHANKAM dengan tatanan dan sistem yang berbeda dengan peradaban sebelumnya. China dan India masih menggunakan peradaban ekonomi kapitalis sedangkan ekonomi kapitalis merupakan satu cabang dari peradaban sekuler liberalisme yang sudah tumbuh di Inggris kemudian Amerika dan sudah nampak usia tuanya.

Gua gak ngomong dari segi ekonomi. Tapi dari segi publikasi jurnal ilmiah. Berdasarkan data, publikasi ilmiah riset Cina dan India meningkat dengan pesat dan sudah menyaingi Amerika Serikat dalam hal jumlah periset (researcher). Proporsi publikasi paper dari Cina dan India bisa terlihat meningkat di jurnal-jurnal ilmiah ternama seperti Nature dan Science. Bahkan jurnal ternama seperti Nature pun sudah menerbitkan Nature China dan Nature India untuk menampung publikasi ilmiah dari dua negara ini.

Gak ada hubungannya dengan ekonomi :no:

asemtenan 16th January 2009 17:31

Ada yang kenal sama Al-Jahiz nggak?

bramgreenday 16th January 2009 17:33

Quote:

Originally Posted by hand15 (Post 6162363)
Betul sekali, apalagi kebanyakan ilmuwan pada zaman tersebut seringkali mempunyai dua nama. Satu nama Arab/Persia dan Satu nama Latin atau Yunani(yang biasanya lebih terkenal)

Misalnya saja:
Abu Musa Jābir ibn Hayyān - Lebih dikenal dengan nama Geber
Muhammad ibn Zakariya ar-Razi - Lebih dikenal dengan nama Rhazes
Ibn al-Haytham - Lebih dikenal dengan nama AlHazen
Ibnu Sina- lebih dikenal dengan nama Avicenna
IBNU RUSHD - lebih dikenal dengan nama averroes
Abdal-Malik ibn Zuhr - lebih dikenal dengan nama Avenzoar

Mengapa Ilmuwan-ilmuwan muslim tersebut memiliki nama Yunan/Latin? Karena memang ilmu peradaban Islam itu sebenarnya merupakan kelanjutan dari ilmu pengetahuan peradaban Yunani/Romawi. Yang kemudian Ilmu pengetahuan Islam tersebut dilanjutkan ke Eropa (Barat).

waduh...

yang pernah saya pelajari cuman Ibnu Khaldun, itupun materi yang ada termasuk sangat sedikit. karena malah lebih banyak cerita autobiography dia, dibanding ilmu nya.

Quote:

Originally Posted by si_sol (Post 6165272)
Bener sekali. Menurut prediksi, dalam 3 tahunan ke depan secara ekonomi mereka akan jadi nomor 2 di dunia (menyalip jepang).

seiring wacana dari Obama akan membatasi quota beberapa produk vital Jepang seperti otomotif, maka prediksi China akan menyelip Jepang menjadi semakin "santer" aja.


-----------------------------------------------------------------------


by the way, kenapa juga merhatiin apa agama dari seorang ilmuan nya?

mau ilmuan Islam, Budha, Nasrani, Hindu, atheis, kejawen, atau yang tunduk dengan setan sekalipun. ga menjadi hal yang penting, yang penting adalah bagaimana ilmu pengetahuan yang dia ungkapkan.

klo bermanfaat, ya digunakan atau dimanfaatkan. klo di rasa ga bermanfaat, ya lumayan buat menambah pengatahuan.

apa latar belakang agama seorang Ilmuan menjadi hal yang utama ??

-----------------------------------------------------------------------

@ TS

anda mengatakan ada ilmuan Islam yang sengaja di sembunyikan

coba berikan argument mengenai point dari judul thread anda.

siapa ilmuan nya? siapa yang menyembunyikan? bagaimana cara menyembunyikan nya? mana bukti nya? dan kapan ilmuan2 tersebut di sembunyikan? dimana mereka di sembunyikan?

atau pemikiran ilmuan Islam disembunyikan atau sengaja dilupakan hanya sekedar "bualan" belaka ??

Manofjustice 16th January 2009 21:17

Quote:

Originally Posted by bramgreenday (Post 6165718)
@ TS

anda mengatakan ada ilmuan Islam yang sengaja di sembunyikan

coba berikan argument mengenai point dari judul thread anda.

siapa ilmuan nya? siapa yang menyembunyikan? bagaimana cara menyembunyikan nya? mana bukti nya? dan kapan ilmuan2 tersebut di sembunyikan? dimana mereka di sembunyikan?


ilmuwan Islam disembunyikan disamarkan dgn nama Yunani : mis:

Abu Musa Jābir ibn Hayyān - Lebih dikenal dengan nama Geber
Muhammad ibn Zakariya ar-Razi - Lebih dikenal dengan nama Rhazes
Ibn al-Haytham - Lebih dikenal dengan nama AlHazen
Ibnu Sina- lebih dikenal dengan nama Avicenna
IBNU RUSHD - lebih dikenal dengan nama averroes
Abdal-Malik ibn Zuhr - lebih dikenal dengan nama Avenzoar


Quote:

Originally Posted by bramgreenday (Post 6165718)
atau pemikiran ilmuan Islam disembunyikan atau sengaja dilupakan hanya sekedar "bualan" belaka ??

Anda belajar "Aljabar" kan ketika di sekolah formal? dan pastinya anda juga mengenal angka2 yang dipakai sekarang tentunya anda mengenal angka 0?

itu semua bukan bualan....kecuali memang anda sengaja untuk membual dgn berkata "bualan"...atau apa yang telah dilakukan ilmuwan Kristen di zaman dark-aged sebelum Renaissance?

hidayatnw 16th January 2009 22:54

[quote=Manofjustice;6168579]
Quote:

Originally Posted by bramgreenday (Post 6165718)


ilmuwan Islam disembunyikan disamarkan dgn nama Yunani : mis:

Abu Musa Jābir ibn Hayyān - Lebih dikenal dengan nama Geber
Muhammad ibn Zakariya ar-Razi - Lebih dikenal dengan nama Rhazes
Ibn al-Haytham - Lebih dikenal dengan nama AlHazen
Ibnu Sina- lebih dikenal dengan nama Avicenna
IBNU RUSHD - lebih dikenal dengan nama averroes
Abdal-Malik ibn Zuhr - lebih dikenal dengan nama Avenzoar




Anda belajar "Aljabar" kan ketika di sekolah formal? dan pastinya anda juga mengenal angka2 yang dipakai sekarang tentunya anda mengenal angka 0?


angka 0 ditemukan oleh org India bukan arab, org arab yg mempopulerkan memang iya

kalo masalh nama karena nama tsb sudah disebut sama org barat.
org Turki saja mengganti penyebutan Muhammad dengan Mehmet

hand15 16th January 2009 23:13

[QUOTE=Manofjustice;6168579]
Quote:

Originally Posted by bramgreenday (Post 6165718)
@ TS

ilmuwan Islam disembunyikan disamarkan dgn nama Yunani : mis:

Abu Musa Jābir ibn Hayyān - Lebih dikenal dengan nama Geber
Muhammad ibn Zakariya ar-Razi - Lebih dikenal dengan nama Rhazes
Ibn al-Haytham - Lebih dikenal dengan nama AlHazen
Ibnu Sina- lebih dikenal dengan nama Avicenna
IBNU RUSHD - lebih dikenal dengan nama averroes
Abdal-Malik ibn Zuhr - lebih dikenal dengan nama Avenzoar

Bukan di samarkan bos, tapi memang mereka memang punya nama itu. Semacam Alias, misalnya Susilo Bambang Yudhoyono Aliasnya SBY.
Mengapa memakai nama Yunani? Karena Ilmu pengetahuan peradaban Islam itu merupakan kelanjutan dari peninggalan ilmu peradaban Yunani/Romawi.

Ilmu pengetahuan Yunani/Romawi berpengaruh besar besar pada perkembangan ilmu pengetahuan Islam. Selain itu, Ilmu pengetahaun india juga tidak kalah berpengaruhnya.

Contohnya:
Buku Tahafut al-tahafut karya Ibn Rushd (Averroes) berisi banyak sekali filosofi-filosofi aristoteles. Buku tersebut berusaha membantah pernyataan Al Ghazali (AlGazel) yang menerbitkan buku Tahafut al-falasifa

Ibnu Sina (Avicenna), karya-karya penelitiannya sangat dipengaruhi oleh filsuf Yunani seperti Hipokrates, Aristoteles. Bukan hanya filsuf Yunani, karyanya juga dipengaruhi oleh filsuf India seperti Sushruta dan Charaka.

Al-Kindi (Alkindus), merupakan matematikawan Arab yang berjasa memperkenalkan sistem bilangan numeral Hindu ke dunia Islam dan Eropa.

Quote:

Anda belajar "Aljabar" kan ketika di sekolah formal? dan pastinya anda juga mengenal angka2 yang dipakai sekarang tentunya anda mengenal angka 0?
Kalau Aljabar, semua orangpun tau itu pioneernya orang Arab yang bernama Al-Khwarizmi. Mananya yang disembunyikan.

Mengenai angka 0 dan sistem bilangan hindu-Arab, itu sebenarnya berasal dari India. Sistem bilangan Hindu tersebut diperkenalkan oleh Al-Kindi (Alkindus).
Zaman sekarang, sistem bilangan ini disebut sebagai Sistem Bilangan Hindu-Arab karena memang adalah orang Arab yang memperkenalkannya ke Eropa.

Quote:

itu semua bukan bualan....kecuali memang anda sengaja untuk membual dgn berkata "bualan"...atau apa yang telah dilakukan ilmuwan Kristen di zaman dark-aged sebelum Renaissance?
Satu yang harus diperhatikan bahwa Islamic Scientist tidak merujuk pada ilmuwan muslim. Makanya namanya bukan Moslem Scientist. Istilah Islamic di sini hanya merujuk pada era keemasan Kalifah.

Dalam sejarahnya, terdapat banyak sekali ilmuwan-ilmuwan kristen, Yahudi, Islam yang mengembangkan ilmu pengetahuan Islam.

Ingat: "Islamic Scientists" bukan "Moslem Scientist"

b4hagia 16th January 2009 23:20

Quote:

Originally Posted by OmniScience (Post 6151881)
Yup saya juga setuju, siapa yang sengaja menyembunyikan ? Selama ini barangkali karena kurang advertising kali ya ? Pelajaran sekolah saya memang tidak pernah nyinggung mereka ya ... Atau karena saya sering bolos y ...

menurut saya sumbangan muslim arab kepada kemjuan iptek dewasa ini sangat kaga ada....mknya seolah2 tersembunyi, tersembunyi oleh fakta yg sebenarnya.....:cekakakan:

Manofjustice 16th January 2009 23:21

[QUOTE=hidayatnw;6169849]
Quote:

Originally Posted by Manofjustice (Post 6168579)


angka 0 ditemukan oleh org India bukan arab, org arab yg mempopulerkan memang iya

kalo masalh nama karena nama tsb sudah disebut sama org barat.
org Turki saja mengganti penyebutan Muhammad dengan Mehmet

lalu angka yang digunakan science modern saat ini juga dari India..India mempunyai sendiri simbol2 angka mereka?

hand15 16th January 2009 23:27

Quote:

Originally Posted by Manofjustice (Post 6170173)
lalu angka yang digunakan science modern saat ini juga dari India..India mempunyai sendiri simbol2 angka mereka?

Memang berasal dari India, kemudian menyebar ke Timur Tengah, dan orang Arab kemudian mempopulerkannya ke Eropa. Orang Eropa kemudian mempopulerkannya ke seluruh dunia.

Ilmuwan Arab yang berjasa dalam memperkenalkan sistem bilangan hindu tersebut adalah Al-Kindi, dalam bukunya Ketab fi Isti'mal al-'Adad al-Hindi (On the use of Indian numerals)

Quote:

The symbols for 1 to 9 in the Hindu-Arabic numeral system evolved from the Brahmi numerals.
The first universally accepted inscription containing the use of the 0 glyph is first recorded in the 9th century, in an inscription at Gwalior in Central India dated to 870. However, by this time, the use of the glyph had already reached Persia, and is mentioned in Al-Khwarizmi's descriptions of Indian numerals. Indian documents on copper plates, with the same symbol for zero in them, dated back as far as the 6th century AD, abound.

The numeral system came to be known to both the Persian mathematician Al-Khwarizmi, whose book On the Calculation with Hindu Numerals written about 825 in Arabic, and the Arab mathematician Al-Kindi, who wrote four volumes, "On the Use of the Indian Numerals" (Ketab fi Isti'mal al-'Adad al-Hindi) about 830, are principally responsible for the diffusion of the Indian system of numeration in the Middle East and the West.
Perhatikan perbandingan angka 0-9 dalam berbagai bahasa:
http://upload.wikimedia.org/wikipedi...als-en.svg.png

perhatikan bahwa angka 0-9 dalam huruf Devanagari (Hindi) sangat mirip dengan angka 0-9 dalam huruf Arab.


All times are GMT +8. The time now is 09:28.


Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.