Ilmuwan2 Islam yang terlupakan atau sengaja disembunyikan
IBNU RUSHD (AVERROES)
Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu Baja. Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai "Kadi" (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang mempengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah hukum.Pemikiran Ibnu Rusyd Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak ada. Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap keberagamaannya.Karya · Bidayat Al-Mujtahid (kitab ilmu fiqih) ·Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran) · Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at (filsafat dalam Islam dan menolak segala paham yang bertentangan dengan filsafat) Ibnu Sina Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Beliau juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad. Karya Ibnu Sina, fisikawan terbesar Persia abad pertengahan , memainkan peranan penting pada Pembangunan kembali Eropa. Ibnu Sina adalah seorang Persia, fisikawan, filosofis, dan ilmuwan yang lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran). Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.” George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.” pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb). Kehidupannyan dikenal lewat sumber - sumber berkuasa. Suatu autobiografi membahas tiga puluh tahun pertama kehidupannya, dan sisanya didokumentasikan oleh muridnya al-Juzajani, yang juga sekretarisnya dan temannya. Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah ibunya Afshana, sebuah kota kecil sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah di salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah Afghanistan (dan juga Persia). Dia menginginkan putranya dididik dengan baik di Bukhara. Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina independen dengan memiliki kepintaran dan ingatan luar biasa, yang mengizinkannya menyusul para gurunya pada usia 14 tahun. Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera membuatnya menjadi kekaguman diantara para tetangganya; dia menampilkan suatu pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang luar biasa kepandaiannya / Child prodigy yang telah menghafal Al-Quran pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia. Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda. Meskipun bermasalah besar pada masalah - masalah metafisika dan pada beberapa tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah tahun berikutnya, dia juga mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak rintangan. pada beberapa penyelidikan yang membingungkan, dia akan meninggalkan buku - bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid, dan terus sholat sampai hidayah menyelesaikan kesulitan - kesulitannya. Pada larut malam dia akan melanjutkan kegiatan belajarnya, menstimulasi perasaannya dengan kadangkala segelas susu kambing, dan meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan memberikan solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata - katanya tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya tak dikenal, sampai suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi, yang dibelinya di suatu bookstall seharga tiga dirham. Yang sangat mengagumkan adalah kesenangannya pada penemuan, yang dibuat dengan bantuan yang dia harapkan hanya misteri, yang mempercepat untuk berterima kasih kepada Allah SWT, dan memberikan sedekah atas orang miskin. Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode - metode baru dari perawatan. Anak muda ini memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa “Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat - obat yang sesuai.” Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran. Al-Biruni merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan.Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazm di Asia Tengah yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar matematika dan pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur.Abu Raihan Al-Biruni merupakan teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu Al Abbas Ma'mun Khawarazmshah. Abu Raihan Al-Biruni juga mengembara ke India dengan Mahmud dari Ghazni dan menemani beliau dalam ketenteraannya di sana, mempelajari bahasa, falsafah dan agama mereka dan menulis buku mengenainya. Dia juga mengetahui bahasa Yunani, bahasa Suriah, dan bahasa Berber. Dia menulis bukunya dalam bahasa Persia (bahasa ibunya) dan bahasa Arab.Sebahagian karyanya ialah:· Ketika berusia 17 tahun, dia meneliti garis lintang bagi Kath, Khwarazm, dengan menggunakan altitude maksima matahari. · Ketika berusia 22, dia menulis beberapa hasil kerja ringkas, termasuk kajian proyeksi peta, "Kartografi", yang termasuk metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi pada bidang datar. · Ketika berusia 27, dia telah menulis buku berjudul "Kronologi" yang merujuk kepada hasil kerja lain yang dihasilkan oleh beliau (sekarang tiada lagi) termasuk sebuah buku tentang astrolab, sebuah buku tentang sistem desimal, 4 buku tentang pengkajian bintang, dan 2 buku tentang sejarah. · Beliau membuat penelitian radius Bumi kepada 6.339,6 kilometer (hasil ini diulang di Barat pada abad ke 16) Hasil karya Al-Biruni melebihi 120 buah buku. Sumbangannya kepada matematika termasuk: *aritmatika teoritis and praktis *penjumlahan seri *analisis kombinatorial *kaidah angka 3 *bilangan irasional *teori perbandingan *definisi aljabar *metode pemecahan penjumlahan aljabar *geometri *teorema Archimedes *sudut segitiga Bersambung.............. |
Masa sih terlupakan? Karya2 mereka kan dibaca dan dikembangkan lagi oleh para ilmuwan eropa.
Disembunyikan itu maksudnya gara2 namanya gak dikenal dunia gitu? Kita lihat aja dampak yg ditimbulkan oleh penemuan2 para ilmuwan. Para ilmuwan eropa bisa memicu revolusi industri, yg kemajuannya terus berlanjut sampai saat ini. Sedangkan para ilmuwan islam tsb, kejayaannya hilang mengikuti meredupnya kekhalifahan islam. |
dari tret sebelah
Quote:
|
ini tugas bangsa arab untuk mempublikasikan ilmuwan yang berasal dari bangsanya sehingga terkenal dan diakui oleh seluruh dunia.
yang menjadi pertanyaan adalah kenapa selama ini bangsa arab ini tidak mencoba untuk memberitahukannya kepada dunia? atau sudah tapi caranya publikasinya kurang berhasil? |
menurutku tidak terlupakan, tidak juga sengaja disembunyikan, justru dengan mengatakan itu seolah-olah memperlihatkan perasaan "minor"... dunia mengakuinya kok..
|
Quote:
|
Quote:
ada peradaban yang runtuh ...ada pula yang bangkit...sebagaimana siklus air..sebagaimana siklus kelahiran dan kematian mahkluk hidup. |
Quote:
Dalam hal peradaban yang runtuh, selama ini saya heran dengan argumentasi anda, menurut anda Khalifah runtuh karena hukum alam, tapi di lain pihak anda pernah berargumentasi bahwa kapitalisme dewasa ini runtuh karena memang jelek ? Kenapa bukan sebaliknya ? koq berbeda penyebab runtuhnya ? |
Satu hal mengapa ilmuwan barat lebih terkenal dari ilmuwan-ilmuwan dari peradaban lainnya adalah karena memang kebudayaan Barat merupakan satu-satunya peradaban yang memandang penting peranan Ilmuwan. Selain itu, mereka juga merupakan peradaban pertama yang secara sistematis mendukung perkembangan ilmu pengetahuan.
Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa kebanyakan hasil karya Ilmuwan-ilmuwan Arab, India, dan Cina semuanya itu baru "diketemukan" kembali setelah ditemukannya catatan-catatan kuno dari masa lalu. Karya mereka terlupakan dikarenakan peradaban mereka yang tidak mendukung keberlanjutan perkembangan ilmu tersebut. Salah satu penghambat perkembangan ilmu tersebut adalah adanya kebiasaan menjaga eksklusivitas ilmu, yakni bahwa ilmu tersebut tidak dibagi-bagikan ke ilmuwan lainnya secara bebas, melainkan hanya dibagi-bagikan ke kelompok sendiri. Hal ini justru pada akhirnya akan mematikan perkembangan ilmu tersebut. Hal ini tampak dengan jelas pada peradaban Cina dan India. Selain itu, khusus pada peradaban Islam, terdapat beberapa faktor lain penghambat ilmu pengetahuan tersebut: 1. Invasi bangsa Mongol 2. Konflik berkepanjangan (Sunni-Shiah) 3. Berkembangnya konservatisme agama |
Quote:
berarti ini menjadi suatu pekerjaan rumah buat bangsa arab / islam untuk lebih mempublikasikan ilmuwan2-nya dimata dunia |
Quote:
Saya kira alasan mengapa ilmu pengetahuan Barat bisa diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya tanpa dilupakan adalah karena adanya kebiasaan mempublikasi hasil karya ilmuwan mereka ke Jurnal ilmiah secara berkala dan disebarkan kepada publik. |
Quote:
Soal ilmuwan Arab/Islam sih merahasiakan penemuannya saya sendiri tidak jelas contoh kasusnya di mana, mohon pencerahannya ... |
Quote:
Saya kira yang paling dominan itu dikarenakan oleh serbuan bangsa Mongol. Masalah eksklusivitas, saya kira bangsa Arab/Islam tidak seekslusif Cina dan India. Buktinya beberapa Ilmu tersebut berhasil "diselamatkan" ke Eropa. Tetapi mungkin juga ini dikarenakan faktor bangsa Arab pernah menguasai Eropa sehingga terjadi transfer ilmu, sama seperti ketika bangsa Eropa menguasai negara-negara Asia dan Afrika, ilmu pengetahuan barat tersebar ke seluruh dunia. |
penulisan ilmiah yang dilakukan oleh para sejarahwan muslim masih sedikit bisa ajdi itu sebabnya.
|
Quote:
|
Quote:
pemusnahan dan pembakaran buku bukan dalam perang salib tapi oleh tentara mongol, tentara mongol, selain melakukan pembakaran juga membuang buku ke sungai2. (jadi bukan pasukan salib) runtuhnya kekuasaan Islam oleh Mongol di bagdad yakni sehabis jatuhnya bagdad ke tangan mongol (bagdad bukan arena perang salib dan tdk pernah diajadikan arena perang salib) membuat hampir tdk ada penulisan ilmiah yang berarti Bila sebelumnya penulisan ilmiah di kerajaan islam disokong oleh negara. setelah serbuan mongol terjadi kevakuman, karena penguasa baru (mongol) ato penerusnya (kerjaan islam lagi) kurang punya visi pentingnya mensokong ilmu pengetahuan. Ini yang membuat merosotnya kualitas intelektual. Dalam sejarah modern negara memegang peranan penting dalam meningkatkan gairah intelektualitas. Jepang mslnya, pemerintah jepang mensokong tiap upaya penelitian, seandainya penelitian itu dilakukan asing dalam bhs asing maka dilakukan upaya penterjemahan segera ke bhs jepang. Jgn heran kalo ke jepang, buku2 yang baru ditulis 2 bulan lalu sama mrk sudah diterjemahkan. |
Ya dibidang2nya masing2 seperti bidang kesehatan, nama2 ilmuwan "Islam" ini tidak dilupakan oleh orang yg menggeluti bidang tsb. Banyak ilmuwan Yahudi muncul yang didukung oleh negara2 "Islam", menciptakan berbagai pengetahuan baru.
Namun kalau masyarakat umum menyinggung masalah politik, sosial atau agama : yang ada cuman kalimat "onta arab di padang pasir" atau "dari dulu bunuhin orang Yahudi" Ini menunjukkan bahwa, masyarakat awam, emang gak tahu kondisi Abad 7-12 (sampe skrg juga sama) Tahunya ya dari dulu ada unta sampe sekarang pun ya unta. |
Saya pikir itu kesalahan pemahaman orang Islam sendiri, menganggap dunia tak penting secara salah. Contoh sederhana : lulusan ITB kok rela jadi penjual bakso misalnya. Apa dia nggak berfikir nanti kalau ditanya : bagaimana ilmunya diamalkan. Kerja halal memang 100% keharusan, tapi dia sebenarnya tetap punya tanggung jawab terhadap ilmunya. Boleh jadi dia jadi pedagang bakso, tetapi dia harus tetap mengembangkan ilmunya dan mengamalkannya.
Saya pernah punya teman yang bapaknya sangat kaya raya tapi anaknya sendiri seperti seorang sufi (meski berpendidikan) : hanya mengurus dirinya sendiri, ibaratnya rela cuma makan rumput dan hidup di goa yang terasing asal tak berbuat dosa. Suatu ketika bertemu seseorang yang membuka matanya betapa banyaknya orang miskin yang kalau dia kaya pasti dia bisa bantu. Dia diajak melihat betapa ada orang yang rela menjual dirinya karena terpaksa, kalau dia kaya dia akan bisa memberikan alternatif pekerjaan lain. Akhirnya matanya terbuka, dia tetap tidak memikirkan dunia untuk dirinya sendiri tapi menjadikan urusan dunia untuk jalan ke akhirat. |
Quote:
|
Quote:
|
Quote:
Saat kejayaan Khafilah, memang Islamlah peradaban termaju saat itu hampir di semua bidang setahu saya ... |
Ya nggak semua, tapi pengalaman sy pribadi sampe bosen ketemu yang seperti itu.
Ya abad 8-12 kekhalifahan waktu itu emang paling maju (penduduk paling banyak, perdagangan paling subur, pengetahuan paling maju) Every Culture has its own golden era. Dan juga masa gelapnya :smoking: |
bukan masalah terlupakan atau sengaja disembunyikan.
tapi dalam dunia ilmu pengetahuan (terutama sains), sangat jarang sekali kepandaian/ilmu/teori seseorang dikaitkan dengan agama seseorang itu. dalam jurnal2 ilmu pengetahuan, dari jaman dahulu hingga sekarang, sangat jarang suatu jurnal ilmiah ada kata2 seperti: - Adam Smith yang seorang kristen, mengarang buku ..... - Aljabar yang seorang muslim, membuat teori... - Habibie yang seorang muslim, membuat rumus..... para ilmuwan dalam jurnal2 ilmiah, yang mereka cantumkan adalah: lulusan universitas mana, bergabung dalam kelompok studi mana, meraih titel s1/s2/s3 dimana dan tahun berapa, manjadi profesor di univ mana. dalam jurnal ilmiah (yg tidak ada sangkut pautnya dengan organisasi keagamaan) tidak pernah ada yg menuliskan tentang: "Agus, adalah seorang muslim/kristen yg taat yang bergabung dalam kelompok studi islam/kristen, membuat teori tentang..... dst" nah, karena dunia sains itu tidak membeda-bedakan agama, sehingga kita jarang tau latar belakang agama dan kepercayaan si ilmuwan. biasanya kita baru tau latar belakang agama dan kepercayaan seseorang itu dari cerita/tulisan lain tentang si ilmuwan (bukan tentang ilmu itu sendiri). |
Quote:
Kalau jurnal dari dunia Arab & Persia sepertinya sangat jarang, apalagi yang dari Indonesia....:cekakakan: |
Quote:
Misalnya saja: Abu Musa Jābir ibn Hayyān - Lebih dikenal dengan nama Geber Muhammad ibn Zakariya ar-Razi - Lebih dikenal dengan nama Rhazes Ibn al-Haytham - Lebih dikenal dengan nama AlHazen Ibnu Sina- lebih dikenal dengan nama Avicenna IBNU RUSHD - lebih dikenal dengan nama averroes Abdal-Malik ibn Zuhr - lebih dikenal dengan nama Avenzoar Mengapa Ilmuwan-ilmuwan muslim tersebut memiliki nama Yunan/Latin? Karena memang ilmu peradaban Islam itu sebenarnya merupakan kelanjutan dari ilmu pengetahuan peradaban Yunani/Romawi. Yang kemudian Ilmu pengetahuan Islam tersebut dilanjutkan ke Eropa (Barat). |
Quote:
Ekonomi kapitalis saat ini sudah mulai batuk2 karena usia yang tua, dan krisis globalnya sudah dirasakan seluruh dunia termasuk pelambatan pertumbuhan ekonomi China dan India. Lahirnya peradaban baru tidak saja hanya diukur dari sistem ekonomi saja melainkan seluruh sistem IPOLEKSOSBUDHANKAM dengan tatanan dan sistem yang berbeda dengan peradaban sebelumnya. China dan India masih menggunakan peradaban ekonomi kapitalis sedangkan ekonomi kapitalis merupakan satu cabang dari peradaban sekuler liberalisme yang sudah tumbuh di Inggris kemudian Amerika dan sudah nampak usia tuanya. |
Quote:
|
Quote:
atau Metodologi penelitian ilmiah yang dijadikan patokan science modern dewasa ini nampaknya juga sulit ditemukan dalam peradaban Yunani. |
Quote:
Quote:
|
Quote:
|
Quote:
Selain itu, yang saya maksud itu perkembangan ilmunya. Ilmuwan-ilmuwan Islam mengembangkan ilmu yang diwariskan dari peradaban Yunani dan Romawi. Tentu saja sesuatu yang dikembangkan lebih maju dari yang sebelumnya. |
Quote:
Gak ada hubungannya dengan ekonomi :no: |
Ada yang kenal sama Al-Jahiz nggak?
|
Quote:
yang pernah saya pelajari cuman Ibnu Khaldun, itupun materi yang ada termasuk sangat sedikit. karena malah lebih banyak cerita autobiography dia, dibanding ilmu nya. Quote:
----------------------------------------------------------------------- by the way, kenapa juga merhatiin apa agama dari seorang ilmuan nya? mau ilmuan Islam, Budha, Nasrani, Hindu, atheis, kejawen, atau yang tunduk dengan setan sekalipun. ga menjadi hal yang penting, yang penting adalah bagaimana ilmu pengetahuan yang dia ungkapkan. klo bermanfaat, ya digunakan atau dimanfaatkan. klo di rasa ga bermanfaat, ya lumayan buat menambah pengatahuan. apa latar belakang agama seorang Ilmuan menjadi hal yang utama ?? ----------------------------------------------------------------------- @ TS anda mengatakan ada ilmuan Islam yang sengaja di sembunyikan coba berikan argument mengenai point dari judul thread anda. siapa ilmuan nya? siapa yang menyembunyikan? bagaimana cara menyembunyikan nya? mana bukti nya? dan kapan ilmuan2 tersebut di sembunyikan? dimana mereka di sembunyikan? atau pemikiran ilmuan Islam disembunyikan atau sengaja dilupakan hanya sekedar "bualan" belaka ?? |
Quote:
ilmuwan Islam disembunyikan disamarkan dgn nama Yunani : mis: Abu Musa Jābir ibn Hayyān - Lebih dikenal dengan nama Geber Muhammad ibn Zakariya ar-Razi - Lebih dikenal dengan nama Rhazes Ibn al-Haytham - Lebih dikenal dengan nama AlHazen Ibnu Sina- lebih dikenal dengan nama Avicenna IBNU RUSHD - lebih dikenal dengan nama averroes Abdal-Malik ibn Zuhr - lebih dikenal dengan nama Avenzoar Quote:
itu semua bukan bualan....kecuali memang anda sengaja untuk membual dgn berkata "bualan"...atau apa yang telah dilakukan ilmuwan Kristen di zaman dark-aged sebelum Renaissance? |
[quote=Manofjustice;6168579]
Quote:
angka 0 ditemukan oleh org India bukan arab, org arab yg mempopulerkan memang iya kalo masalh nama karena nama tsb sudah disebut sama org barat. org Turki saja mengganti penyebutan Muhammad dengan Mehmet |
[QUOTE=Manofjustice;6168579]
Quote:
Mengapa memakai nama Yunani? Karena Ilmu pengetahuan peradaban Islam itu merupakan kelanjutan dari peninggalan ilmu peradaban Yunani/Romawi. Ilmu pengetahuan Yunani/Romawi berpengaruh besar besar pada perkembangan ilmu pengetahuan Islam. Selain itu, Ilmu pengetahaun india juga tidak kalah berpengaruhnya. Contohnya: Buku Tahafut al-tahafut karya Ibn Rushd (Averroes) berisi banyak sekali filosofi-filosofi aristoteles. Buku tersebut berusaha membantah pernyataan Al Ghazali (AlGazel) yang menerbitkan buku Tahafut al-falasifa Ibnu Sina (Avicenna), karya-karya penelitiannya sangat dipengaruhi oleh filsuf Yunani seperti Hipokrates, Aristoteles. Bukan hanya filsuf Yunani, karyanya juga dipengaruhi oleh filsuf India seperti Sushruta dan Charaka. Al-Kindi (Alkindus), merupakan matematikawan Arab yang berjasa memperkenalkan sistem bilangan numeral Hindu ke dunia Islam dan Eropa. Quote:
Mengenai angka 0 dan sistem bilangan hindu-Arab, itu sebenarnya berasal dari India. Sistem bilangan Hindu tersebut diperkenalkan oleh Al-Kindi (Alkindus). Zaman sekarang, sistem bilangan ini disebut sebagai Sistem Bilangan Hindu-Arab karena memang adalah orang Arab yang memperkenalkannya ke Eropa. Quote:
Dalam sejarahnya, terdapat banyak sekali ilmuwan-ilmuwan kristen, Yahudi, Islam yang mengembangkan ilmu pengetahuan Islam. Ingat: "Islamic Scientists" bukan "Moslem Scientist" |
Quote:
|
[QUOTE=hidayatnw;6169849]
Quote:
|
Quote:
Ilmuwan Arab yang berjasa dalam memperkenalkan sistem bilangan hindu tersebut adalah Al-Kindi, dalam bukunya Ketab fi Isti'mal al-'Adad al-Hindi (On the use of Indian numerals) Quote:
http://upload.wikimedia.org/wikipedi...als-en.svg.png perhatikan bahwa angka 0-9 dalam huruf Devanagari (Hindi) sangat mirip dengan angka 0-9 dalam huruf Arab. |
All times are GMT +8. The time now is 09:28. |
Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.