DetikForum

DetikForum (http://forum.detik.com/index.php)
-   Sosial Budaya (http://forum.detik.com/forumdisplay.php?f=52)
-   -   Pengakuan Penulis Naskah Sinetron Mutu Buruk (http://forum.detik.com/showthread.php?t=1485988)

peskysteve 6th January 2017 16:32

Pengakuan Penulis Naskah Sinetron Mutu Buruk
 
Akhirnya gue menemukan tulisan yang setidaknya menjawab rasa penasaran yang belum terklarifikasi.

Kita tahu sinetron kita itu buruk, meski sering ditonton, tapi gak pernah seratus persen yakin buruknya di mana.

Jadi silahkan menikmati bacaan ini..

Sekedar pengingat, kalo artikelnya cukup panjang.. mungkin kalo gak cukup akan gue buat lanjutannya di postingan berikutnya setelah ini.


Ada tradisi unik yang sering muncul dalam cerita sinetron Indonesia. Nyaris selalu ada episode menayangkan adegan tokoh utama (atau figuran) ditabrak kendaraan di jalan raya. Ambil contoh sinetron Anak Jalanan, acara drama televisi dengan rating tertinggi di negara ini. Pada episode 770, publik gempar. Boy, tokoh utama serial ini, meninggal tertabrak mobil saat ngebut naik sepeda motor, dalam perjalanan menolong Reva yang diserang geng motor 'Godzilla'. Kematian ini membuat penonton setianya menangis sesenggukan, tak terima idola mereka berhenti menghiasi layar kaca.

Kenapa Boy harus mati? Apakah memang karena kebutuhan plot?

"Kita engga pernah tahu endingnya di mana. Tergantung rating,"
ungkap salah satu anggota tim penulis skenario Anak Jalanan. Dia minta disebut Yonglek untuk artikel ini karena keberatan identitas aslinya diungkap.


Penting disimak!!
Menurut Yonglek, dua pemeran utama Anak Jalanan, Boy (diperankan Stefan William) dan Reva (Nathasha Wilona) pernah pacaran di dunia nyata. Saat keduanya masih pacaran, share rating sinetron RCTI di jam tayang utama itu mencapai angka 40, setara capaian sinetron legendaris Si Doel Anak Sekolahan dan siaran langsung Piala AFF ketika timnas Indonesia masuk final. Belakangan, beredar rumor kematian Boy tidak terkait rating atau kebutuhan cerita. Istri Stefan konon tidak suka suaminya masih berakting bersama Natasha Wilona, mantan kekasihnya. Solusinya? Boy harus dimatikan untuk memfasilitasi pengunduran diri Stefan.

Kematian Boy tentu saja plot twist gila-gilaan, tapi seharusnya pecinta sinetron tidak perlu kaget. Ini hal biasa. Kualitas dialog yang mengundang tawa, inkonsistensi plot, karakterisasi yang dangkal, hingga buruknya teknis pengambilan gambar sudah banyak dikritik, kendati opera sabun tetap dicintai banyak orang di republik ini. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menggelar survei tahun lalu, menyatakan sinetron adalah hiburan berkualitas paling buruk di layar kaca. Salah satu komisioner KPI sampai menyebut sinetron mendorong terjadinya pelecehan seksual dan maraknya tawuran di kalangan pelajar.


Perbandingannya dengan sinetron jaman dulu
Suka tidak suka, sinetron terus diputar karena menjadi tambang uang bagi televisi. Sinetron, bersama dengan tayangan opera sabun impor dari Turki dan India, selalu berhasil meraih rating tinggi beberapa tahun belakangan. Lembaga pemantau siaran televisi, Remotivi, menyatakan ada kemunduran besar dari kualitas cerita sinetron saat ini dibanding era 90-an. Dua dekade lalu, serial Si Doel Anak Sekolahan berhasil meraih sukses dengan menawarkan cerita yang logis dan menarik semua kalangan.

"Kalau kita bandingin Si Doel sama sekarang itu kan jauh, ada kualitas di sana. Ada plot yang logis, yang jadi persoalan sekarang itu kan aku menduga ini berkaitan dengan pasar," kata Muhammad Heychael selaku Direktur Remotivi.

Yonglek, yang bertanggung jawab atas absurditas naskah sinetron-sinetron Indonesia, mengaku terpaksa membuat plot alakadarnya karena tuntutan industri. Dia menyatakan, seandainya para pemilik modal mau, mutu naskah sinetron bisa dibuat lebih baik. "Kita tuh engga kekurangan penulis cerita bagus sebenarnya," ujarnya.

"Cuma kalau sinetron itu ya gitu karena waktunya bayangin aja kita harus bikin satu episode satu hari, besok sehari lagi terus aja begitu tiap hari. Bayangin saja saya setahun lebih ngerjain itu setiap hari engga berhenti tanpa ada libur."


Kalo pernah dengar sinetron jiplak!? Nih!!
Saya tertarik mendalami proses kerja para penulis naskah drama televisi lainnya. Saya menghubungi Pitoresmi Pujiningsih, yang pada 2006 menulis skenario sinetron Mimpi Manis, diperankan Dewi Perssik. Pito—begitu julukannya—tidak mengerjakan sinetron stripping alias tayang setiap hari, tapi dulu dia tak kalah sibuk dari Yonglek. Pito dipekerjakan bersama empat orang lain oleh seorang penulis skenario kawakan. Timnya ditempatkan di satu kamar rumah, kawasan Jakarta Timur, menggarap bermacam-macam naskah. Masing-masing orang tidak tahu akan mengerjakan naskah apa setiap harinya. Kadang naskah mereka dipakai sinetron tertentu, sesekali untuk film televisi (FTV). "Kayak sweatshop sih bentuknya, tapi engga parah sih. Kerjaannya waktu itu tuh cuma tinggal nonton (tayangan) Korea atau Jepang gitu," ungkap Pito. "Itu tuh lebih kayak transkrip jadinya. Terus kami cuma mindahin itu ke dialognya. Serius!"


Hubungan sama bos pemilik PH
Nama Pito dan kawan-kawannya tidak dicantumkan untuk skenario yang mereka kembangkan. Saban hari, mereka hanya menulis setelah menerima pasokan ide dari petinggi Production House (PH). "PH itu punya satu orang India yang kerjaannya nonton film India. Dan dari situ dia kayak bikin paling banyak cuma tiga baris kalimat untuk tiap scene. Dari situ kita bikin dialog lah," jelas Pito. "Kami engga pernah ketemu. Beneran itu kerjanya kayak kartel, benar-benar blind."

Yonglek, dihubungi terpisah, mengaku berperan sebagai si 'orang India' itu di PH tempatnya bekerja.


Sekali lagi yang penting disimak, akhirnya.. PENGAKUAN!
Para penulis skenario sinetron mengakui mutu karya mereka sangat rendah. Upaya swadaya penulis meningkatkan mutu skenario tidak digubris oleh para pemilik PH. Skenario wajib dibuat "sesederhana" mungkin, dengan alasan agar mudah dipahami penonton kelas C dan D yang berpendidikan rendah. "Aku tuh sering banget dibalikkin naskah cuma karena it's too intelligent," kata Pito.

Alur cerita yang berbelit-belit turut menjadi keluhan banyak orang. Sinetron yang memecahkan rekor episode di Indonesia, Tukang Bubur Naik Haji, menderita persoalan ini. Plot utama serial sudah hilang sama sekali. Haji Sulam, si Tukang Bubur yang ingin naik haji, meninggal sejak episode 1.001. Dengan total 2.133 episode, tokoh utama hanya hidup tidak lebih dari setengah cerita yang sudah tayang. "Tukang Bubur Naik Haji itu produsernya aja udah enough, tapi stasiun TV-nya engga mau [berhenti]," ungkap Yonglek.


Yang suka series udah paham trik naskah macam ini
Bagaimana penulis skenario menyiasati cerita sampai ribuan episode semacam itu? Yonglek bilang, solusinya adalah membuat plot sebanyak mungkin. "Karena banyak ceritanya, jadi di dalam cerita itu ada cerita soal Haji Muhidin yang berantem terus, ada anaknya yang punya masalah, jadi ceritanya paralel jalan sendiri."

Solusi lain adalah memperbanyak karakter dalam satu serial. Tim kemudian memantau mana karakter yang disukai penonton. "Nah selama itu karakter masih disukain sama penonton, kita tinggal supply cerita aja. Ceritanya yang ngalir, ngalir, ngalir," urainya.

Yonglek punya formula versinya sendiri supaya karakter disukai penonton televisi Indonesia. Misalnya ingin membikin karakter protagonis, maka si tokoh wajib nyaris sempurna sebagai manusia. Harus cantik atau ganteng, saleh, suka menolong, dan bertanggung jawab. "Kalau dia dibikin menderita, dia engga mau membalas."

Bisa dibayangkan, dalam lanskap industri semacam itu, akan selalu muncul formula cerita semacam ini: Si cantik berjodoh dengan si ganteng, kaya, dan baik hati, atau nasib buruk terus-terusan menimpa para menantu mandul dan gadis desa yang hijrah ke kota. Barangkali memang hanya lewat sinetron, kita bisa menyaksikan Hello Kitty direbus, lalu satu keluarga berkumpul menangisinya.

absurd.....

Bukan cuma sebagian penonton televisi yang jengah melihat perkembangan sinetron. Presiden Joko Widodo sempat angkat bicara menyoal mutu drama televisi.

Heychael mewakili Remotivi, berharap presiden menjalankan otoritasnya mengatur dan memperbaiki siaran televisi. Adanya perang pemasukan antar televisi swasta merupakan biang kerok utama. "Ini kan yang terjadi begitu, perang harga macam-macam, persaingan ketat, dan ini berimbas pada produksi," ujarnya.

Sinetron populer seperti Tukang Bubur Naik Haji sebenarnya berhasil meraup keuntungan besar. Nominal pemasukannya mencapai triliunan rupiah sejak pertama kali tayang. Agaknya uang melimpah pun belum mendorong produser berinvestasi lebih baik mengembangkan mutu cerita.

Jika situasi terlanjur kusut begini, apakah para penulis skenario sinetron masih bangga melihat hasil karya mereka tayang di televisi?

"Aku terlalu malu untuk (menonton) hasil akhirnya," ujar Pito.

peskysteve 6th January 2017 16:33

Yang gebleks
 

peskysteve 6th January 2017 16:41

diambil dari vice.com

Gue udah percaya emang ini lahannya PH, tapi udah lebih yakin lagi gegara pengakuan ini..

Setiap ada syuting sinetron pun, gue yg agak ngerti ilmunya gak pernah mau mencibir.. meski hasil dari syuting tersebut buruk, gue gak mau nyinyir, karena jadi mereka tuh stres.
Mana ada seniman mau berkarya seperti buruh, jatohnya mereka karyawan yang paham penyutradaraan,
karyawan yang ngerti megang kamera,
karyawan yg kuat buat megang boom,

tapi bukan seniman yang punya hak buat nentuin DOF,
rule of third,
twist keren yang gak cheesy,
panning, tilting kamera yang smooth..

Udeh dah, setelah sinetronnya paramitha rusady gak ada lagi yg menarik bobotnya..

sumpah gue berharap bisa nonton serial indo keren yang sering nongol dan rerun-nya juga masih enak ditonton.. kek serial luar..

renohutomo 6th January 2017 18:32

sinetron baik dari indonesia atau luar indonesia tuh banyak racunnya bro,bikin kebanyakan ngayal remaja2 kita,nambahin beban hidup aja :speachless1: jasa pembuatan website salon mobil poles marmer catering jakarta

peskysteve 6th January 2017 19:16

Quote:

Originally Posted by renohutomo (Post 35275117)
sinetron baik dari indonesia atau luar indonesia tuh banyak racunnya bro,bikin kebanyakan ngayal remaja2 kita,nambahin beban hidup aja :speachless1:

setidaknya serial luar masih bisa dinikmati, dan konsumsi mereka remajanya sudah dilatih untuk bijaksana..

lah orang kita kapan mau benernya kalo dicekokin sintron begituan mulu..

kinsei 7th January 2017 11:07

suka tritnya :winner2:

ngulek dulu baru komen


:kabur01:

ahm3d69 7th January 2017 12:36

itulah sinetron indonesia, dimana ada rating akan selalu ada episode bahkan bisa sampai 10000 episode. kayaknya untuk mengatasi hal seperti ini pemerintah harus berusaha untuk meningkatkan SDM di Indonesia biar mereka gak terlalu terpengaruh akan tontonan dan sadar bahwa hal tersebut hanyalah hiburan semata.

syatir 7th January 2017 12:50

sinetron ? hmm.. terakhir kali nonton sinetron itu 'jomblo the series'. setelah itu ga pernah lg nonton sinetron. males !! sinetron sekarang ceritanya absurd

abu_ghraib 7th January 2017 17:17

penonton beralih ke setting LN spt turki, india dan philipina. jadi sambil nyimak cerita dan rupa2 molek, juga jalan2 liat2 negeri asing.

kinsei 7th January 2017 17:28

Quote:

Originally Posted by peskysteve (Post 35275422)
setidaknya serial luar masih bisa dinikmati, dan konsumsi mereka remajanya sudah dilatih untuk bijaksana..

lah orang kita kapan mau benernya kalo dicekokin sintron begituan mulu..

masalahnya kek yg diulas diatas , segmen pasar ternyata masih "bahagia" dicekokin ama sinetron cem si anak jalanan. dan itu jd tayangan "kluarga".

ada sinetron di net tempo lalu , ceritanya ttg polisi, cem detektif gtu lah. as pecinta genre detektif misteri biarpun casenya terlalu simple dan mudah ditebak tp mnurut gw sih bagus lah apalagi buat ukuran indonesia. but what? bentar aja tu umurnya :cekakakan: sama dulu juga gw demen sinet disas yg jd jurnalis itupun hang ditengah jalan.


jd benernya gimana mau "pinter" kalo dicekokin mulu apa emg masyarakatnya yg gak mau dicekokin ma tayangan yg lain yg scr kualitas mgkn dinilai lbh baik ya? :D


dan akhirnya welcome streaming ato dipidi2 west/japan series :winner2: secara lbh enak diikutin, genre jg lbh beragam dan lbh original di scrip nya :winner2:


All times are GMT +8. The time now is 23:48.


Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.