Anggota Watimpres Jokowi diundang organisasi propaganda Mossad-Israel.
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia Yon Machmudi mengatakan The Israel Council on Foreign Relations (ICFR), organisasi yang mengundang anggota Dewan Pertimbangan Presiden Yahya Staquh untuk menyampaikan kuliah umum di Israel, adalah organisasi independen yang bertujuan mendukung eksistensi Israel.
“Mereka kerap mempromosikan isu perdamaian di dunia internasional. Tapi, ujungnya, tujuan utama mereka mendukung keberadaan Israel di dunia internasional,” kata Yon saat dihubungi, Rabu, 13 Juni 2018. BACA: Istana dan PBNU Sebut Yahya Cholil ke Israel Sebagai Pribadi Pada 10 Juni lalu, Yahya Cholil Staquf yang juga Katib Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengisi kuliah umum ICFR oleh American Jewish Committee (AJC). Dalam video yang diunggah AJC, Yahya menyebutkan nilai-nilai yang digaungkan mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, terutama toleransi beragama. Menanggapi kuliah umum Yahya Staquf itu, lewat akun Twitter-nya, Fadli Zon mencuit, “Cuma ngomong begitu doang ke Israel. Ini memalukan bangsa Indonesia. Tak ada sensitivitas pada perjuangan Palestina. #2019GantiPresiden”. Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Mohammad Nuruzzaman geram dan menganggap pernyataan Fadli Zon itu menghina kiai. Nuruzzaman pun langsung menyatakan mundur dari jabatannya sebagai di Partai Gerindra. BACA: Wasekjen Gerindra Tuding Fadli Zon Hina Yahya Staquf Menurut Yon, meskipun disebut sebagai organisasi independen, ICFR didirikan oleh mantan wakil direktur dinas rahasia Israel Mossad, David Kimche, pada 1989. ICFR melaksanakan tugas eksternal Mossad, yakni menciptakan situasi politik yang menguntungkan Israel. Yon mengatakan ICFR merupakan alat soft diplomacy Israel. Tujuannya mendapatkan simpati publik di tengah arus global yang mengecam kependudukan Israel di Palestina. “Ini untuk mereduksi resistensi dan pemberitaan kurang menguntungkan yang selama ini diterima Israel," ujarnya. ICFR memiliki berbagai kegiatan, seperti seminar, dialog, dan kuliah umum. Mereka juga membuat sarana publikasi, yakni Israel Journal of Foreign Affairs yang terbit tiga tahun sekali. Publikasi ini berisi tulisan tentang hubungan antara Israel dengan dunia internasional. ----------------- Hard diplomacy = peluru, bom dan alat perang lainnya untuk memelihara konflik dalam negeri, Soft diplomacy = mempromosikan perdamaian, meredam konflik dari luar negeri. Dua hal yang bertentangan bisa dimainkan sekaligus untuk tujuan yang sama, kebetulan sahaja baru di era kepresidenan ini ada anggota watimpres bisa ikut permainan Israel... Ehmmm....kebetulan apa bukan ya ? :teliti: :nyengir: |
Silakan saja datang jika diundang. Tapi seperti Paus Pius IX yang dengan tegas menyatakan penolakan Zionisme di hadapan sekelompok Yahudi yang ngemis2 bantuan ke beliau, saya harap orang2 pemerintahan kita juga tegas menyatakan hal yang sama.
|
Quote:
:senyummanis: |
Quote:
|
Soft diplomasi Israel itu dananya besar triliun an
Tujuan nya adalah memperoleh pengakuan dari dunia khususnya dunia islam diluar Palestina.. Agar supaya tak ada negara atau pun aktivis islam mancanegara yg mengecam dan mengutuk kebiadaban kekejaman zionis Israel.. Saudara saudara dari islam nusantara, jaringan islam liberal masuk perangkap zionis Israel dg imbalan fulus duit dompet tebel tentunya.. Bikin malu NKRI Summa Naudzubillah min dzalik Bikin muntah :muntah: |
Quote:
Suruh ketemuan sama Yahya malah ente bingung. :geleng: |
Yang masih belum jelas, status gus Yahya itu diundang sebagai apa ? Karena PBNU dan MUI saja tidak mengakui.
Quote:
Quote:
|
Quote:
Kalau betul pribadi , sbg Wantimpres apa tidak ijin dulu sama presiden Jakowi ? |
Quote:
Baru dilantik lsg brkt, lebih nggak mungkin, tidak masuk akal sehat Bulsh1t kalo nggak ijin |
Quote:
|
All times are GMT +8. The time now is 22:39. |
Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.