DetikForum

DetikForum (http://forum.detik.com/index.php)
-   Politik (http://forum.detik.com/forumdisplay.php?f=49)
-   -   Anggap Fadli Zon Menghina Kiai, Wasekjen GERINDRA Mundur (http://forum.detik.com/showthread.php?t=1729809)

goelong_koemis 13th June 2018 03:11

Anggap Fadli Zon Menghina Kiai, Wasekjen GERINDRA Mundur
 
Anggap Fadli sudah Hina Kiai, Wasekjen Gerindra Nuruzzaman Mundur
Penulis: Micom
Pada: Selasa, 12 Jun 2018, 23:10 WIB

http://disk.mediaindonesia.com/thumb...796aa440d4.jpg

WAKIL Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Mohammad Nuruzzaman memutuskan mengundurkan diri dari partai besutan Prabowo Subianto tersebut gara-gara Fadli Zon dianggap menghina kiai.

Nuruzzaman mengungkapkan alasan mundur dari Partai Gerindra melalui surat terbuka yang ditujukan kepada Prabowo Subianto, dan viral di media-media sosial, Selasa (12/6).


Dalam suratnya, Nuruzzaman menilai kritik Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon terhadap anggota Dewan Pertimbangan Presiden Yahya Cholil Staquf merupakan bentuk penghinaan.

Hal itu berawal dari Gus Yahya--panggilan akrab Yahya Staquf--yang memenuhi undangan dari organisasi Yahudi sebagai pembicara di Israel.

Fadli Zon, dalam akun Twitter miliknya, menilai Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama tersebut sudah membuat malu bangsa Indonesia.

“Cuma ngomong begitu doang ke Israel. Ini memalukan bangsa Indonesia. Tak ada sensitivitas pada perjuangan Palestina. #2019GantiPresiden,” tulis Fadli Zon, Senin (11/6).

Cuitan Fadli itu menyulut amarah Nuruzzaman. Hari ini, Nuruzzaman memutuskan mundur dari Gerindra karena persoalan tersebut.

"Kemarahan saya memuncak karena hinaan saudara Fadli Zon kepada kiai saya, KH Yahya Cholil Staquf terkait acara di Israel yang diramaikan dan dibelokkan menjadi hal politis terkait isu ganti Presiden," tulis Nuruzzaman dalam suratnya.

"Bagi santri, penghinaan pada kiai adalah tentang harga diri dan marwah, sesuatu yang Pak Prabowo tidak pernah bisa paham karena Bapak lebih mementingkan hal politis saja," ujarnya.

Sebelum menuliskan surat pengunduran dirinya, Nuruzzaman sempat membalas kicauan Fadli yang dianggapnya menghina sang kiai. (OL-1)

Berikut isi surat terbuka pengunduran diri Kang Zaman, sapaan Nuruzzaman, yang viral di medsos:

Kepada Yth,

Bapak Prabowo Subianto

Ketua Umum DPP Partai Gerindra

yang saya banggakan

Dengan hormat,

Melalui surat ini saya akan sampaikan hal yang pribadi terkait posisi saya sebagai kader dan juga pandangan umum yang saya dapatkan ketika melakukan turlap yang berhubungan dengan isu dan hal strategis terkait Partai Gerindra.

Pertama, perlu saya sampaikan kepada Bapak bahwa saya bergabung dengan Gerindra pada medio 2014, tepat di masa pertarungan Pilpres. Dan saya berbangga hati bisa mengawal Bapak di perhelatan akbar Pilpres melawan Bapak Joko Widodo.

Hal utama dan terutama yang melatarbelakangi saya mendukung Bapak adalah jiwa kepedulian dan keberanian. Dua hal itu adalah napas saya untuk berjuang bersama Gerindra. Karena karakter kita sama maka saya merasa berada di rel perjuangan yang benar.

Saya juga pernah mencalonkan diri sebagai Caleg pada tahun yang sama, 2014 dan saya masuk di kepengurusan Partai Gerindra walau jarang diundang mengikuti rapat. Tidak terlalu masalah bagi saya karena selama Bapak yang pimpin saya pertaruhkan kepercayaan saya dan ikhtiar saya ke Gerindra.

Bahkan saya masih bangga walau Bapak kalah, tapi muka dan dada Bapak tidak menunjukkan kekalahan sebab Bapak adalah pemenang bagi saya.

Waktu pun berjalan. Partai Gerindra ternyata belok menjadi sebuah kendaraan kepentingan yang bukan lagi berkarakter pada kepedulian dan keberanian, tapi berubah menjadi mesin rapuh yang hanya mengejar KEPENTINGAN SAJA! Mark my words Pak Prabowo.


Manuver Gerindra yang sangat patriotik sekarang lebih menjadi corong kebencian yang mengamplifikasi kepentingan politis busuk yang hanya berkutat pada kepentingan saja, sama sekali hilang INDONESIA RAYA yang ada di dada setiap kader Gerindra.

Makin parah lagi, pengurus Gerindra makin liar ikut menari pada isu SARA di kampanye Pilkada DKI di mana saya merasa sangat berat untuk melangkah berjuang karena isi perjuangan Gerindra hanya untuk kepentingan elitnya saja sambil terus menerus menyerang penguasa dengan tanpa data yang akurat.

Isu SARA yang sudah melampaui batas dan meletakkan Jakarta sebagai kota paling intoleran adalah karena kontribusi elit Gerindra yang semua haus kekuasaan dunia saja, tanpa mau lagi peduli pada rakyat di mana Bapak harusnya berpijak.

Saya adalah santri yang berjuang berdasarkan platform kepedulian dan keberanian. Garis yang sama seperti saya kenal Bapak di awal yang kemudian saya kecewa karena Bapak sudah makin tuli untuk mendengar kami yang masih ingin berjuang demi Indonesia melalui Partai Gerindra.

Oleh sebab itu, saya sudah berfikir untuk mundur dari Gerindra pada Desember 2017 lalu karena kontibusi dan ketulusan saya berjuang bersama tidak pernah terakomodir. Sehingga, tinggal mencari momen yang tepat yang sesuai dengan premis awal saya di atas.

Hari ini, 12 Juni 2018, saya marah.

Kemarahan saya memuncak karena hinaan saudara Fadli Zon kepada kiai saya, KH Yahya Cholil Staquf terkait acara di Israel yang diramaikan dan dibelokkan menjadi hal politis terkait isu ganti Presiden.

Bagi santri, penghinaan pada kiai adalah tentang harga diri dan marwah, sesuatu yang Pak Prabowo tidak pernah bisa paham karena Bapak lebih mementingkan hal politis saja.

Akhir kata, saya Mohammad Nuruzzaman, kader Gerindra hari ini mundur dari Partai Gerindra dan saya pastikan, saya akan berjuang untuk melawan Gerindra dan elit busuknya sampai kapan pun.

Semoga Bapak selalu sehat.

Cirebon, Selasa, 12 Juni 2018

Wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq

Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mohammad Nuruzzaman

Wakil Sekjen DPP Partai Gerindra


-----

Sepertiny FZ itu memang zonk untuk urusan pilpres...

Bukannya menambah 'pundi-pundi' suara, yang ada aja dibuatnya gerah dan hengkang...

Kalau fenomena ini berlanjut, jika di pilpres y.a.d. head-to-head Jokowi -vs- Prabowo, sepertinya Jokowi akan menang mudah...


:senyummanis:
(...gak seru, ah...)

kaldun 13th June 2018 03:36

meniru galang coin for prita pd jaman dulu, kali ini ane merasa perlu ada gerakan

#galangasbakforfadlizon

prabowo butuh berapa truk asbak jg kita akan bantu

uncung13a 13th June 2018 04:20

bukannya orang2 pada mengecam Yahya Yaquf yg menjadi pembicara di konfrensi zionis?

uncung13a 13th June 2018 04:26

https://news.detik.com/read/2018/06/...aquf-ke-israel
maaruf-amin-nu-tak-mendukung-langkah-yahya-staquf-ke-israel

https://news.detik.com/read/2018/06/...aquf-ke-israel

hamas-kecam-kunjungan-yahya-cholil-staquf-ke-israel

https://news.detik.com/read/2018/06/...kung-palestina

jokowi-yahya-staquf-ke-israel-urusan-pribadi-untuk-dukung-palestina


bahkan sampai Fatah pun mengecam Yahya.

uncung13a 13th June 2018 04:27

watimpres jokowi kok pro Israel?

sith_lords02 13th June 2018 06:24

https://youtu.be/fEekSFniAK8

Diskusi lengkap Yahya Staquf di AJC

goeloengkoming 13th June 2018 06:28

Quote:

Originally Posted by uncung13a (Post 38395980)
bukannya orang2 pada mengecam Yahya Yaquf yg menjadi pembicara di konfrensi zionis?

Iya.

Itulah makanya dibiarkan mundur tidak digondeli.


Kasus ini justru meningkatkan kepercayaan masyarakat ke Gerindra.

kaldun 13th June 2018 06:34

Quote:

Originally Posted by uncung13a (Post 38395980)
bukannya orang2 pada mengecam Yahya Yaquf yg menjadi pembicara di konfrensi zionis?

tempat2 yg dilarang untuk tausiyah emang ada?

dulu gus mik malah tausiyah di lorong2 kegelapan macem lokalisasi

menurutku kalo kaum zionis bersedia mendengar tausiyah keislaman nusantara malah bagus

goeloengkoming 13th June 2018 06:42

Ternyata Nuruzzaman paniknya ada kalimat fadli zonk :


2019 GANTI PRESIDEN :lol:


Quote:

Berikut ini sepenggal isi surat Nuruzzaman yang menyebut Fadli Zon telah menghina Yahya Staquf.

Kemarahan saya memuncak karena hinaan saudara Fadli Zon kepada kiai saya, KH Yahya Cholil Staquf terkait acara di Israel yang diramaikan dan dibelokkan menjadi hal politis terkait isu ganti Presiden.




Kalimat fadli zonk :



Quote:

“Cuma ngomong begitu doang ke Israel. Ini memalukan bangsa Indonesia. Tak ada sensitivitas pd perjuangan Palestina. #2019GantiPresiden”

2019 GANTI PRESIDEN memang membuat panik dimana mana.


:lol:

bandungutara210 13th June 2018 06:50

Isi Pidato Yahya Staquf di Yerusalem soal Israel-Palestina


Jakarta, CNN Indonesia -- Kunjungan Yahya Cholil Staquf ke Yerusalem menuai kecaman dan kemarahan dari kalangan pembela Palestina. Meski menyatakan lawatan itu tidak mewakili posisinya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, ataupun Nadhlatul Ulama dimana dia menjadi Sekjen. Sejumlah kalangan menyayangkan lawatan Yahya yang terjadi di saat Israel melibas demonstran Palestina di Jalur Gaza. Lebih dari 120 demonstran Palestina tewas dan 3.700 lainnya luka-luka.

Dalam pidatonya yang diterima CNNIndonesia.com, Yahya Staquf menyatakan misinya, selain atas nama pribadi sebagai warga muslim, tapi juga menyerukan kepada Israel dan Palestina untuk menghentikan konflik.

Berikut pidato Yahya di Yerusalem:


Saya mengucapkan terima kasih kepada ICFR (Israel Council on Foreign relations) yang telah mengundang saya untuk datang dan berbicara di forum ini. Saya terharu. Saya, seorang Muslim, dari negeri mayoritas Muslim terbesar, dari organisasi Islam terbesar. Di tengah atmosfer yang diwarnai ketegangan, bahkan permusuhan, kebencian dan dendam, Anda mengundang saya. Anda meminta saya untuk berbicara. Dan Anda siap mendengarkan. Saya terharu. Saya tidak melihat makna lain dari ini, selain bahwa Anda semua mempunyai niat baik. Anda tulus menginginkan jalan keluar dari kemelut ini. Anda percaya, atau sekurang-kurangnya ingin menguji kepercayaan Anda, pada harapan akan perdamaian. Dan masa depan yang lebih baik.

Lihat juga: Ketua PBNU: Kehadiran Gus Yahya di Israel Bukan Mewakili PBNU

Senyatanya, saya datang kesini bukan atas nama Indonesia, negeri asal saya, bukan pula atas nama Nahdlatul Ulama, organisasi tempat saya mengabdi. Saya datang atas nama kegelisahan dan kesedihan saya pribadi. Kegelisahan dan kesedihan yang tumbuh diatas kesaksian saya akan penderitaan orang-orang Palestina. Karena penderitaan mereka bukanlah milik mereka sendiri saja. Penderitaan mereka adalah juga kekalutan Bangsa-bangsa Arab dan kegalauan Dunia Islam. Dan pada saat yang sama, laksana gambaran di seberang cermin, penderitaan Palestina adalah juga keresahan Israel dan kegamangan Dunia Barat. Dan kini, setelah berpuluh-puluh tahun, semua itu hampir-hampir mengarah pada keputusasaan umat manusia.

Saya tidak tahu, apakah masih ada diantara kita yang menyaksikan sendiri, bagaimana semua ini dimulai. Yang jelas, kita semua adalah anak-anak dari sejarah yang penuh masalah (troubles). Sejarah yang diwarnai curiga, kebencian, rasa sakit dan amarah. Sejarah yang bergulir diluar kendali kita. Rangkaian sebab-akibat dari tindakan-tindakan diluar keputusan kita. Sejarah yang mewariskan kepada kita permusuhan dan ikatan saling menyakiti seolah perjanjian takdir.

Izinkan saya bertanya: apakah kita ingin meneruskan warisan yang sangat tidak nyaman ini kepada generasi mendatang? Apakah kita senang anak-cucu kita merasakan ketidakberuntungan dan sakit seperti yang kita hidupi sekarang?

Sudah berapa lama kita menanggung sakit ini? Sejak puluhan tahun yang lalu? Ratusan tahun? Ribuan tahun?
Lihat juga: PBNU Sebut Undangan Gus Yahya dari Israel untuk Kemanusiaan

Kini Anda memperingati 70 tahun berdirinya Negara Israel. Baiklah. Sudah berapa banyak, sejak 70 tahun yang lalu itu, orang mencoba menghentikan kemelut ini? Kakek-nenek kita? Bapak-ibu kita?

Orang-orang besar datang dan pergi. Melakukan tindakan-tindakan paling berani. Berjuang untuk saling mengalahkan atau mendamaikan. Dan hari ini, kita masih seperti ini.

Guru saya, Kyai Haji Abdurrahman Wahid, enam belas tahun yang lalu menceritakan pandangan seseorang tentang upaya penyelesaian masalah Israel-Palestina, yang menurut guru saya sangat menarik (compelling). Menurut orang itu, upaya-upaya yang telah dilakukan selama ini hanya mempertimbangkan aspek-aspek politik dan militer, melibatkan hanya pemimpin-pemimpin politik dan militer, dan terbukti gagal. Maka patut dicoba untuk menambahkan unsur baru dalam upaya-upaya itu, yaitu unsur agama, dengan memberdayakan inspirasi-inspirasi agama dan melibatkan pemimpin-pemimpin agama.

Korban kekerasan di Jalur GazaFoto: REUTERS/Mohammed Salem
Korban kekerasan di Jalur Gaza


Guru saya melihat gagasan itu sangat menarik. Tapi beliau juga melihat masalah besar, bahwa didalam setiap agama itu sendiri terdapat pertentangan-pertentangan pandangan, interpretasi, dan madzhab, bahkan pertentangan-pertentangan pula diantara para pemimpinnya. Maka gagasan itu kelihatan menarik sekali saat diucapkan, tapi pasti sulit sekali untuk diwujudkan.

Di Kedutaan Besar Israel di Washington, DC beberapa minggu yang lalu, seseorang meminta konfirmasi saya mengenai adanya ajaran-ajaran Islam yang mendorong permusuhan terhadap Yahudi. Saya tidak menjawab secara langsung pertanyaan itu. Saya katakan, saya ingin mencari jalan keluar. Dan kalau agama menghalangi jalan keluar, mari kita tinggalkan saja.

Bukan maksud saya menyarankan agar orang melepaskan diri dan membuang agama. Saya sendiri beriman kepada Tuhan dan rasul-rasulNya: Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad dan semua lainnya. Iman yang saya pilih ketimbang nyawa saya. Tapi dogma-dogma adalah interpretasi. Jika suatu interpretasi agama tidak membantu kita memecahkan masalah, mari kita jelajahi interpretasi-interpretasi lainnya.

Lihat juga: Indonesia Dinilai Bisa Perjuangkan Palestina di PBB

Dokter mangatakan bahwa obat apa pun tidak akan ada gunanya bagi penderita diabetes dan penyakit jantung, kecuali mereka mengubah gaya hidup dan pola makan. Al Qur'an mengatakan..


"Sesungguhnya Tuhan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka".

Jika ditengah perseteruan ini kita terus ngotot memandang pihak lain sebagai musuh, bagaimana mungkin kita mampu melihat peluang bagi perdamaian? Apa gunanya berbagi ini dan itu, menyepakati ini dan itu, mengatakan ini dan itu, jika kita tak pernah bersedia melepaskan cita-cita untuk membasmi lawan? Apakah kita akan terus bertarung sampai salah satu pihak musnah, walaupun harus selama-lamanya hidup dalam kesengsaran?

Lihat juga: Menlu Retno Sebut Isu Palestina Jadi Fokus RI di DK PBB

Jika ingin menghentikan konflik, kita harus menghilangkan sebabnya. Kini setiap orang mengklaim bahwa sebab konflik ini adalah ketidakadilan. Maka masing-masing pihak menuntut keadilan. Tapi masing-masing punya perhitungannya sendiri-sendiri tentang apa yang adil dan apa yang tidak adil. Dan konflik pun terus berlangsung tanpa ada ujungnya.

Izinkanlah saya mengatakan sesuatu yang semua orang sudah tahu tapi entah kenapa enggan mengingatnya, apalagi melaksanakannya. Bahwa keadilan bukan hanya soal menuntut, tapi juga soal memberi. Maka keadilan tak mungkin terwujud tanpa kasih-sayang. Orang yang tidak bersedia memberikan kasih-sayang tidak mungkin mau mempersembahkan keadilan. Ini adalah ruh agama. Inilah ruh iman.

Tidakkah Anda melihat kini, bahwa akar konflik ini bukan lagi ketidakadilan, tapi permusuhan. Kebencian kepada pihak lain akan senantiasa mendorong Anda untuk berbuat tidak adil kepada mereka dan menyakiti mereka.

Ramadan di YerusalemFoto: REUTERS/Ammar Awad
Ramadan di Yerusalem


Apakah hilangnya permusuhan tergantung pada kepuasan semua pihak akan keadilan? Bagaimana mungkin? Sedangkan masing-masing punya perhitungan yang berbeda tentang keadilan dan bersikukuh dengan keinginan untuk saling menghancurkan?

Tidak. Hilangnya permusuhan adalah soal pilihan. Apakah kita memilih dendam atau memaafkan? Apakah kita memilih kebencian atau kasih-sayang? Apakah kita memilih bertarung hingga musnah atau berdamai dan bekerja sama?

Jelas bahwa pilihan-pilihan yang menjadi syarat bagi perdamaian bukanlah pilihan-pilihan yang mudah. Tapi selama kita tidak mengubah pilihan dari yang selama ini kita jalani, tidak akan ada jalan keluar sama sekali.



O, Palestina, dapatkah engkau mengistirahatkan jiwamu dari kemarahan dan dendam? O, Israel, dapatkah engkau menunda keresahanmu tentang rasa tak aman? O, Arab, dapatkah engkau merelakan ruang untuk berbagi? O, kaum Muslimin dan Yahudi, dapatkan kalian meletakan rasa saling curiga dan membangun masa depan bersama dengan ruh iman? O, Dunia! Dapatkah kalian membuat jeda dari perebutan kuasa dan sumberdaya-sumberdaya untuk perduli pada manusia? Manusia dengan darah dan daging seperti dirimu? Manusia dengan hati dan jiwa seperti milikmu? Manusia dengan orang-orang yang disayangi seperti engkau dengan kekasih-kekasihmu?


Tuhanlah tempat mengadu dan Tuhanlah tempat memohon pertolongan dan tiada daya dan kekuatan selain dengan pertolonganNya.


(nat)
https://www.cnnindonesia.com/interna...rael-palestina


All times are GMT +8. The time now is 20:53.


Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.