|
|
29th July 2018, 09:41
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2011
Posts: 23,110
|
[rakyat menjerit] beberapa daerah kesulitan mendapatkan BBM
Ya.. omong besar nan muluk2 BBM satu harga.. sedangkan melayani penjualan BBM secara merata saja masih kesulitan..
Seperti ini milenial yang disosmed tahu nggak ya?
Quote:
Hari Ini Warga Labuan Bajo Masih Sulit Dapat Pertalite dan Premium
Sabtu, 21 Juli 2018
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Hingga hari ini, Sabtu (21/7/2018), warga Labuan Bajo masih sulit untuk mendapatkan BBM jenis pertalite dan premium, khususnya di SPBU Sernaru.
Untuk mendapatkan bahan bakar itu, warga harus antri bahkan harus berjam-jam.
"Hari ini kali kedua saya antri untuk dapat BBM. Kali pertama dua hari lalu. Untuk pertalite sebenarnya masih bisa beli di penjual eceran tetapi sangat terbatas. Kalau premium memang harus antri di SPBU," kata Anwar yang ikut antri di Sernaru
Sementara Pengawas SPBU Sernaru, Imosensius Bandarmas, mengakui bahwa antrian selalu terjadi hampir setiap saat sejak tanggal 1 Juli 2018.
"Hari ini masih seperti kemarin, masih terjadi antrian panjang. Khususnya bagi para pembeli pertalite dan premium," kata Imosensius, Sabtu siang.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pengiriman BBM ke SPBU dari Depot Reo tersendat-sendat sejak tanggal 1 Juli 2018.
"Biasanya dalam satu hari total BBM yang dikirim 40 ribu liter. Terdiri dari premium 8 ribu liter, solar 16 ribu liter dan pertalite 16 ribu liter. Sedangkan sejak tanggal 1 Juli 2018, pengriman premiun 8 ribu liter, solar 8 ribu liter dan pertalite 8 ribu liter. Kadang-kadang pertalite sampai 16 ribu liter tetapi itu karena ada titipan untuk Polair," kata Pengawas SPBU Sernaru, Imosensius Bandarmas.
Disampaikannya, kebutuhan minimal BBM bagi warga di SPBU itu per harinya minimal 35 ribu liter.
|
Meskipun ini kata orang jangan dibilang hoax lagi ya
Quote:
Nelayan Nipah Panjang Kesulitan Peroleh BBM Bersubsidi, Nelayan: APMS Setahun Tak Beroperasi
Senin, 23 Juli 2018
TRIBUNJAMBI.COM, MUARASABAK - Para nelayan di Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), masih mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar untuk digunakan melaut.
Padahal BBM jenis ini sangat dibutuhkan nelayan yang ada di Kecamatan Nipah Panjang.
Untuk mendapatkan BBM kini para nelayan setempat kini hanya mengandalkan BBM yang dijual para penjual BBM diangkut menggunakan sepeda motor yang diambil dari SPBU Muara Sabak, yang tentunya perlu biaya tambahan.
Udin Kadas, satu di antara toke nelayan di Nipah Panjang menyebutkan, kebutuhan BBM subsidi untuk nelayan di wilayah Kabupaten Tanjabtim menurutnya saat ini semakin sulit untuk terpenuhi.
"Kami sebagai nelayan sangat sulit, jadi saat ini kami hanya mengandalkan BBM yang dijual menggunakan gandengan sepeda motor ngambil dari SPBU di Saba, tapi kan nelayan tidak terima nelayan itu jadinya tidak subsidi lagi, karena ada tambahan biaya," kata Udin, pada Senin (23/7).
Menurutnya sulitnya mendapatkan solar subsidi ini, salah satunya disebabkan oleh tidak berfungsinya Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Nipah Panjang, serta berhentinya beroperasi Agen Premium Minyak Solar (APMS) di Kecamatan Nipah Panjang sejak satu tahun terakhir.
"Kalau di APMS ini sebenarnya memang lebih murah karena memang subsidi. Tapi gak tahu juga sejak satu tahun terakhir ini tidak ada beroperasi lagi. Kalau SPBN memang tidak pernah beroperasi sama sekali," ujarnya.
Dilanjutkan Udin, keluhan nelayan ini sudah sering disampaikan kepada pemerintah namun belum ada tindakan sama sekali.
"Katanya sih mau digedor ke Pertamina namun belum ada sampai sekarang," ujar Udin Kadas. (*)
|
Memang cerita atau testimoni orang.. tapi hanya karena anggak terima fakta bukan berarti hoax ya
Quote:
Enggano Lumpuh BBM dan Beras Kosong
BENGKULU, Bengkulu Ekspressâ Sudah lebih dari dua minggu belakangan ini, transportasi jalur laut Bengkulu-Pulau Enggano terputus. Hal itu dikarenakan Kapal Feri Pulo Tello milik PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Bengkulu tidak bisa bersandar ke Pulau Enggano lantaran cuaca buruk sehingga menyebabkan ekonomi masyarakat menjadi lumpuh.
Camat Enggano, Marlansius SSos mengaku, akibat kondisi cuaca buruk yang terjadi diperairan Bengkulu dan Enggano menyebabkan Kapal Feri sulit berlayar. Bahkan permasalahan ini membuat hasil perkebunan masyarakat tidak bisa dibawa keluar pulau. âAkibatnya hasil perkebunan seperti pisang dibiarkan membusuk begitu saja,â kata Marlan, kemarin (19/7).
Meskipun Enggano memiliki transportasi udara, ia mengaku tidak seluruh produk hasil perkebunan mampu dibawa lewat jalur udara. Karena membutuhkan ongkos yang tidak sedikit jika harus melalui jalur udara. âTidak mungkin kebutuhan pokok maupun hasil perkebunan dibawa pakai pesawat, mahal ongkosnya,â imbuh Marlan.
Pihaknya berharap semoga kondisi ini dapat cepat berlalu karena bukan hanya hasil perkebunan yang sulit dibawa keluar pulau, melainkan BBM di pulau juga sudah tidak ada lagi. Untuk itu pihaknya hanya bisa pasrah hingga menunggu cuaca membaik. âKami hanya bisa menunggu keadaan cuaca kembali membaik,â tukasnya.
|
apa2 kok disalahkan Jokowi.. ya itu memang tugas presiden.. wong curah hujan aja diklaim prestasi giliran kayak gini alasannya nggak semuanya ditangani presiden
|
|
Last edited by ari2002; 29th July 2018 at 10:25..
|
29th July 2018, 09:42
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2011
Posts: 23,110
|
Quote:
BBM Langka di Karimunjawa, Pertamina Dikritik
Jakarta, CNN Indonesia -- Pulau Karimunjawa diketahui mengalami kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) sejak pertengahan Januari tahun ini. Sejumlah kalangan menyesalkan terjadinya kelangkaan BBM di pulau yang masuk Provinsi Jawa Tengah ini.
Krisis BBM di Karimunjawa mulai dirasakan sejak 18 Januari 2018 dimana di SPBU dan sejumlah pengecer tidak punya stok BBM. Pertamina sendiri terakhir kali mengirimkan pasokan BBM ke Karimunjawa pada 13 Januari lalu.
Tidak hanya BBM, kelangkaan juga terjadi pada pasokan elpiji ukuran 3 kilogram.
"Seharusnya Pertamina itu cekatan. Begitu ada kendala cuaca buruk di awal, langsung mencari solusi cepat menangani. Ini salah satu kebutuhan utama masyarakat lho, tidak bisa dianggap main-main. Segera begitu cuaca memungkinkan, langsung kirim", kata Ketua Komisi A DPRD Jawa Tengah Masruhan Samsurie, Rabu (31/1).
Senada dengan Masruhan, Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Ngargono justru mencap kalau keterlambatan pasokan BBM ke Karimunjawa sebagai kelalaian Pertamina dalam hal ini Marketing Operation Region (MOR) IV wilayah Jawa Tengah-Yogyakarta.
"Mestinya stok BBM sudah diperhitungkan dengan cuaca dimana pengangkutan terganggu, misal 2 bulan ya stoknya mencukupi kebutuhan minimal selama 2 bulan itu. Lagi pula seharusnya Pertamina sangat paham kalau bulan Januari itu selalu dianalisa cuaca buruk diikuti gelombang tinggi. Sepertinya kelangkaan ini jadi peristiwa tahunan", ujar Ngargono.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga mendesak agar Pertamina membuat bunker di Karimunjawa untuk menampung stok BBM sebagai langkah antisipasi kendala pengiriman.
"Pertamina harus segera buat bunker. Kapastitasnya berapa, harus memenuhi kebutuhan sementara masyarakat saat itu mungkin untuk beberapa pekan. Tapi saya mendapat informasi kalau akan dikirim hari Rabu (31/1) ini karena mau dikirim kemarin kondisi cuacanya masih buruh", terang Ganjar
|
Quote:
Nelayan Masih Kesulitan BBM
Bisnis.com, JAKARTA -- Nelayan tradisional di sejumlah lokasi kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak, apalagi premium dan solar bersubsidi.
Berdasarkan temuan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) di beberapa kampung nelayan, nelayan harus membeli dengan harga jauh lebih tinggi dari harga yang sudah diatur pemerintah.
Di Teluk Maumere, Lembor Selatan-Labuhan Bajo, dan Lembata, Nusa Tenggara Timur, nelayan harus membeli premium Rp10.000 per liter, sedangkan solar Rp6.000 per liter. Di Kepulauan Sepanjang-Sapeken, nelayan juga harus menebus premium Rp10.000 per liter, sedangkan solar Rp9.000 per liter.
Padahal, pemerintah menetapkan harga premium (RON 88) dan solar subsidi untuk nelayan Rp5.150 per liter di Jawa, Madura, dan Bali (Jamali). Adapun di luar Jamali, harga premium dan solar subsidi Rp6.450 per liter. Seperti diketahui, sasaran subsidi adalah nelayan dengan ukuran kapal di bawah 30 gros ton.
"Pemerintah masih membiarkan nelayan membeli BBM dengan harga di atas ketentuan pemerintah. Pembiaran tersebut menyebabkan ongkos melaut dan margin keuntungan yang bisa didapat semakin mengecil," kata Ketua Departemen Advokasi dan Jaringan DPP KNTI Misbachul Munir, Senin (4/6/2018).
KNTI mencatat nelayan setiap hari harus mengeluarkan biaya solar atau premium Rp25.000 hingga Rp30.000 per trip jika mereka membeli BBM dengan harga nonsubsidi. Sudah mahal, BBM kerap sulit didapat.
Misbachul mengatakan penerbitan Peraturan Presiden No 43/2018 sebagai revisi Perpres No 191/2014 tentang Penyediaan Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, semestinyadapat menyelesaikan permasalahan distribusi dan akses BBM bersubsidi untuk nelayan tradisional.
Menurut dia, harus ada langkah cerdas pemerintah untuk memperbaiki tata niaga solar dan premium serta mengoptimalikan pendistribusian.
"Salah satu model yang bisa didorong adalah dengan mengoptimalkan fungsi organisasi nelayan serta koperasi nelayan sebagai pengelola distribus BBM di kampung-kampung nelayan," ujarnya.
|
Quote:
BBM Langka Membuat Kalang Kabut Sopir AKAP, Angkot, dan Truk
BANYUASIN, PETISI.CO â Langkanya pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar dan Premium di SPBU sepanjang ruas Jalan Palembang Jambi membuat para sopir Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) Angkutan Perkotaan (Angkot) dan truk ekspedisi harus membeli BBM eceran yang jauh lebih mahal dibandingkan harga BBM yang bisa mereka beli di SPBU.
Sapar (43) pengemudi bus AKAP di full RM Musi Indah Betung mengungkapkan untuk melanjutkan perjalanan, ia terpaksa membeli BBM eceran.
âPadahal harga Solar di eceran jauh lebih mahal dibanding harga di SPBU. Daripada kita dimarahi penumpang ya..mau gimana lagi dengan sangat berat hati,â ucapnya (27/7/2018).
âYang saya ketahui dalam sepekan ini BBM mulai sulit didapat di SPBU selama dalam perjalanannya memasuki wilayah Lampung, Sumatera Selatan hingga di Pekanbaru,â tambahnya.
Tidak paham betul apa minyak solar yang dijual eceran itu asli dari Pertamina apa minyak sulingan dari Sekayu (MUBA) masalahnya Kok di SPBU BBM nya kosong tapi di eceran setiap kita tanya ada.
âHarapan kami selaku pekerja sopir seperti ini agar pemerintah lebih mengoptimalkan produk minyak ini untuk kepentingan masyarakat, jika sampai terjadi kelangkaan BBM semacam ini yang pasti rakyat lah yang dibuatnya sengsara,â jelasnya.
Lain halnya kata sopir Bus AKAP dari PO. Lorena di tempat yang sama. Menurutnya kalau perusahaan bus kami ada rekanan. âKalau untuk di Sumatera pengisian BBM di SPBU Palembang dan Pekanbaru, maka kami tidak ada pengaruh masalah kelangkaan BBM,â jelasnya singkat.
|
Quote:
Antrean Panjang di SPBU
BENGKULU, Bengkulu Ekspress â Beberapa hari terkhir terjadi antrean panjang kendaraan di semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Bengkulu. Antrean terjadi pada kendaraan yang akan membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar.
âSudah beberapa jam saya antrean untuk mendapatkan BBM jenis Solar,â pungkas Sendy salah satu calon pembeli BBM jenis solar saat diwawancarai Bengkulu Ekspress Jumat (20/7).
Sendy menerangkan untuk beberapa hari terakhir memang agak sulit untuk mendapatkan BBM jenis solar tersebut. Harus antrean dulu kalau tidak solar akan habis di SPBU. âKondisi seperti inilah yang membuat kami rela antre panjang dan berjam-jam demi bisa mendapatkan BBM solar,â pungkasnya. Bukan hanya BBM jenis solar saja yang susah didapatkan. Akan tetapi, BBM jenis premium juga susah.
Sementara itu, Suhendra Operation Head Terminal BBM Pulau Baai melalui Bram External Communication mengatakan, akan mengecek kondisi yang terjadi di lapangan saat ini. Ia mengkapkan untuk pasokan di TBBM (Terminal Bahan Bakar Minyak) Pulau Baai saat ini dalam kondisi aman. âNanti kita kroscek ya apa penyebabnya,â katanya. (hbn)
|
Quote:
Nelayan di Sebuku Masih Kesulitan BBM untuk Melaut
BANJARMASINPOST.CO.ID,KOTABARU - Belum adanya sikap pemerintah daerah soal ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, membuat ratusan nelayan di Kecamatan Pulau Sebuku dalam berapa bulan terakhir ini terus menjerit.
Bahkan untuk mendapatkan pasokan BBM sebagai operasional setiap melaut, para nelayan harus merogoh kocek Rp 7.000 per liter.
Dari beberapa desa di Kecamatan Pulau Sebuku. Dampak kesulitan BBM didapat dalam berapa bulan terakhir, di antaranya sangat dirasakan nelayan desa. Rampa, Kecamatan Pulau Sebuku.
"Mulai berapa bulan lalu, sampai sekarang masih sulit. Tapi supaya lebih jelas bisa ditanyakan ke kepqla desa," kata Amat salah seorang warga Rampa kepada banjarmasinpost.co.id, Senin (9/7/2018).
Kepala Desa Rampa, Kecamatan Pulau Sebuku H Ilham melalui telepon genggamnya membenarkan bahwa sampai sekarang nelayan kesulitan mendapatkan BBM jenis solar ketika ingin melaut.
Menurut Ilham, kesulitan mendapat solar dialami nelayan dalam beberapa bulan ini dampak adanya pengurangan jatah BBM dari solar paket dialer nelayan (SPDN) di Kotabaru ke pihak pangkalan khusus nelayan di desanya.
"Membeli di eceran kalau ada pengecer membeli dari kota. Bisa dari Sarangtiung, bisa dari Pulaulaut Timur," jelasnya.
Ditambahkan Ilham, nelayan membeli BBM subsidi di pangkalan Rp 6.000 perliter. Sedangkan harga dibeli di eceran Rp 7.000.
Ia bingung dengan dikuranginya BBM jatah untuk nelayan di Sebuku. Padahal jatah sebelumnya tiga ton pas-pasan untuk kebutuhan nelayan sebulan.
Apalagi setelah adanya pengurangan jatah yang kini hanya dua ton perbulan. "Sebelum ada pengurangan saja masih kurang. Tidak tahun kenapa jadi dikurangi," katanya.
Sementara hingga diberitakan, belum didapat konfirmasi resmi dari pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kotabaru.
|
wow.. joss prestasi jokowi
|
|
Last edited by ari2002; 29th July 2018 at 10:24..
|
29th July 2018, 09:44
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2011
Posts: 23,110
|
Quote:
BBM di Lingga mulai langka
Lingga (Antaranews Kepri) - Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi khususnya premium mulai langka di Kabupaten Lingga sejak satu pekan terakhir.
Berdasarkan pantauan, Senin, beberapa kios pengecer yang biasa menjual premium telihat tutup dan membuat masyarakat mengeluhkan karena bahan bakar tersebut merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat untuk beraktifitas.
"Sudah empat hari ini mencari bensin seperti emas, kalaupun ada yang jual harganya selangit melebihi bensin non subsidi yang sedang naik saat ini," kata masyarakat Singkep, Andi.
Kejadian ini membuat masyarakat kata Andi mendesak pemerintah daerah untuk mengevaluasi izin pengelolaan BBM bersubsidi yang berada di Kabupaten Lingga. Karena kelangkaan BBM bersubsidi di Lingga sangat sering terjadi, terlebih disaat hari-hari besar seperti perayaan Idul Fitri atau tahun baru.
Pengelola SPBB (Stasiun Pengisian Bahan Bakar) Pertamina Sungai Buluh, Edison kepada Antara mengatakan, kelangkaan tersebut terjadi bukan karena adanya kebijakan kenaikan harga BBM non subsidi oleh pemerintah pusat, melainkan karena adanya faktor cuaca buruk di wilayah perairan Kabupaten Lingga.
Dampaknya, sejumlah kapal tongkang yang biasa beroperasi tidak mendapat izin berlayar. Namunmenurut Edison kondisi ini tidak akan terjadi lama, karena dalam beberapa hari kedepan premium atau bensin bersubsidi akan segera didistribusikan ke pengecer-pengecer yang terdapat diwilayah Kabupaten Lingga.
"Kita minta masyarakat bersabar hingga tanggal 4 Juli, bbm akan masuk " ucapnya.
Kabupaten Lingga hingga saat ini belum memiliki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Meski sudah ada pembangunan SPBU yang berada di jalan utama Kota Dabo, namun hingga saat ini SPBU tersebut belum beroperasi dan pembangunannya pun molor dari rencana pada Maret 2018. (Antara)
Editor : Danna Tampi
|
|
|
|
29th July 2018, 09:50
|
|
Groupie Member
Join Date: Oct 2007
Posts: 19,687
|
Jangan kaget , karena dipaksa untuk eksport demi mengurangi defisit anggaran maka TDL PLN akan naik.
|
|
|
29th July 2018, 09:52
|
|
Groupie Member
Join Date: Oct 2007
Posts: 19,687
|
Beberapa daerah memang dikurangi BBM nya , karena postingan TS yang bilang retail sepi , masak retail sepi kok kebutuhan BBM tetap.
Disamping itu untuk memuaskan TS nya sehingga pembayaran subsidi Pertamina nggak perlu menunggu audit BOK.
|
|
|
29th July 2018, 09:54
|
|
Groupie Member
Join Date: Oct 2007
Posts: 19,687
|
Quote:
Originally Posted by ari2002
apa2 kok disalahkan Jokowi.. ya itu memang tugas presiden.. wong curah hujan aja diklaim prestasi giliran kayak gini alasannya nggak semuanya ditangani presiden
|
Kurtubi mengungkapkan, sebagai presiden yang baru, Megawati disodorkan kontrak penjualan gas Tangguh ke Fujian dengan berbagai rumus yang bagi siapapun presidennya pasti tidak akan paham, karena terlalu teknis.
Presiden di dunia mana pun tidak menguasai hal yang teknis.
|
|
|
29th July 2018, 10:00
|
|
Banned
Join Date: Apr 2018
Posts: 2,618
|
BBM langka sifatnya temporer itu biasa..TS nya lebay... nanti juga ada lagi, dulu jaman SBY juga sering
|
|
|
29th July 2018, 10:34
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2011
Posts: 23,110
|
Quote:
Originally Posted by buFFalo
Jangan kaget , karena dipaksa untuk eksport demi mengurangi defisit anggaran maka TDL PLN akan naik.
|
nggak kaget .. salah satu kebijakan tolol yang akan menyudutkan BBM juga to? .. bentar lagi ekspor konsentrat akan dibuka lagi buat mengejar Devisa
Quote:
Originally Posted by buFFalo
Beberapa daerah memang dikurangi BBM nya , karena postingan TS yang bilang retail sepi , masak retail sepi kok kebutuhan BBM tetap.
Disamping itu untuk memuaskan TS nya sehingga pembayaran subsidi Pertamina nggak perlu menunggu audit BOK.
|
kata junjungan ente malah naik, kok ente bilang tetap?
Retail hubunganya ama nelayan, dan distribusi ya wan? ...ngibul kok nggak abis2
iya wong sumber waras jual beli asset aja nggak perlu nunggu audit BPK
Quote:
Originally Posted by bandungutara210
BBM langka sifatnya temporer itu biasa..TS nya lebay... nanti juga ada lagi, dulu jaman SBY juga sering
|
iya BBM satu harga juga temporer tapi buat Ngecroot
definisi lebaynya jujur ana heran, pasang bendera pake bambu... JPO sementara.. dibuat Croot Berhari2.. kalo angkat masalah yang jauh lebih besar dibilang malah lebay ..
dasar buzeer tak beroitak
pertamina kesulitan cashflow ngerti artinya?
|
|
|
29th July 2018, 10:36
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2011
Posts: 23,110
|
Quote:
Originally Posted by buFFalo
Kurtubi mengungkapkan, sebagai presiden yang baru, Megawati disodorkan kontrak penjualan gas Tangguh ke Fujian dengan berbagai rumus yang bagi siapapun presidennya pasti tidak akan paham, karena terlalu teknis.
Presiden di dunia mana pun tidak menguasai hal yang teknis.
|
terus presiden fungsinya TTD tanpa dibaca?
|
|
|
29th July 2018, 10:38
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2011
Posts: 23,110
|
Quote:
Kelangkaan BBM didorong jadi momentum penghapusan Premium dan Solar
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Ahmad Safrudin, mengakui kelangkaan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar telah membuat sulit masyarakat. Namun, di sisi lain hal tersebut menjadi momentum untuk menghapus kedua jenis BBM tersebut.
"Hendaknya ini bisa dijadikan momentum untuk menghapus kedua jenis BBM ini yang sesungguhnya sudah tidak dibutuhkan lagi oleh otomotif di Indonesia yang mengadopsi teknologi kendaraan berstandard Euro2/II sejak Januari 2007 dan bahkan kini sudah mengadopsi teknologi kendaraan berstandar Euro4/II sejak Maret 2017 lalu," kata Ahmad saat acara 'Press Conference Kelangkaan Premium 88, Trick Menaikan Harga BBM' di Gedung Sarinah, Jakarta, Selasa (2/4).
Pemerintah saat ini, lanjut Ahmad, belum berperan secara maksimal. Di satu sisi, pemerintah ingin melepas beban dalam memasok Premium dan Solar, tetapi di lain sisi ingin mempertahankan posisi populis.
Padahal kata dia, peraturan perundangan telah mengamanatkan bahwa pemerintah harus menghentikan pasokan BBM yang tidak sesuai dengan standard kendaraan Euro4/IV. "Dan dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No P20/2017 tentang standard emisi kendaraan tipe baru dan sedang diproduksi maka berbagai jenis BBM tersebut harus dihentikan produksi dan pemasarannya dan digantikan dengan BBM yang memenuhi persyaratan teknis untuk kendaraan berstandard Euro4/IV," jelas dia.
Ahmad mengatakan seharusnya Pertamina bersama Direktorat Jenderal Migas harus memperluas wawasan masyarakat bahwa sesungguhnya harga internasional BBM untuk kendaraan berstandard Euro4 atau yang lebih tinggi tidak mahal.
|
mantap.. lanjutkan
|
|
|
detikNews
........
|