HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Minggu, 2024/04/18 11:55 WIB
Klarifikasi Idham Masse Soal Mobil Untuk Ibu Catherine Wilson Mau Ditarik Leasing
-
Minggu, 2024/04/18 11:48 WIB
Ogah Disebut Nganggur, Ferry Irawan Ngaku Ada Proyek Film dan Dicalonkan Jadi Bupati
-
Sabtu, 2024/04/17 14:39 WIB
Melody Prima Baru Ungkap Alasan Bercerai Setelah Setahun Berlalu
-
Selasa, 2024/04/14 11:47 WIB
Sandra Dewi Hilang di Instagram, Keluarga Lakukan Hal Ini
-
Jumat, 2024/04/16 14:20 WIB
Olivia Nathania, Anak Nia Daniaty Bebas dari Penjara Kasus CPNS Bodong
-
Selasa, 2024/04/14 11:42 WIB
Soal Kabar Adopsi Bayi Perempuan, Ini Kata Raffi Ahmad
|
Thread Tools |
5th February 2010, 14:08 |
#1
|
Groupie Member
|
Romance Of Three Kingdoms (Roman Tiga Negara)
ROMANCE OF THREE KINGDOMS Pengantar Romance Of Three kingdoms atau San Guo Yan Yi atau San Kuo Yen I atau Roman/Kisah Tiga Negara adalah sebuah cerita yang berlatar belakang sejarah mulai dari di penghujung kekuasaan Han Timur, berdirinya Tiga Kerajaan hingga disatukannya China ke dalam satu kekuasaan tunggal dinasti Jin mulai dari tahun 169 hingga 280 M. Novel ini ditulis oleh seorang sastrawan dari era Dinasti Ming yang bernama Luo Guan Zhong. Di dalam membangun cerita dalam novelnya tersebut, Luo menggunakan referensi San Guo Zhi atau Records of Three Kingdoms yang ditulis oleh mantan pejabat Shu (salah satu Negara dalam kisah Three Kingdoms), Chen Shou, yang akhirnya bekerja sebagai pejabat di rezim yang baru, Jin. Selain itu, Luo juga menambahkan sedikit "bumbu" dalam novelnya tersebut dengan pemikirannya sendiri dan cerita-cerita rakyat yang diturunkan dari setiap generasi ke generasi secara lisan. Hasilnya, novel ini diklaim sebagai salah satu dari 4 novel klasik China sepanjang sejarah. Luo menulis kisah ini ke dalam 120 bab yang memiliki alur cerita yg berkesinambungan. Lebih dari 400 tokoh turut diceritakan dalam kisah ini dengan karakter dan pemikiran yang berbeda. Tetapi tokoh utama dalam kisah ini tak pelak adalah seorang strategis sekaligus negarawan handal Zhuge Liang atau Kong Ming. Mengapa tokoh ini begitu menonjol? karena dari sekitar 120 bab, 67 bab diantaranya berpusat pada Zhuge Liang, mulai dari bab 37 hingga ke 104! dimulai dari kunjungan terkenal Liu Bei ke rumahnya sebanyak tiga kali hingga kematian dirinya pada pertempuran Hulao Pass. Kelebihan dari kisah ini dibandingkan dengan kisah-kisah klasik lainnya adalah kompleksitas cerita dan tokoh2 yang ada di dalamnya. Sangat kental sekali unsur2 konfusian dalam kisah ini, seperti kesetiaan, keadilan, kehormatan, dan kejujuran, baik terhadap keluarga maupun sahabat dan terlebih kepada negara. Apa seh maksud dari ngebuat tret ini? sejak saya menjadi member df sekitar 2 tahun yg lalu, saya berharap suatu hari akan mengisahkan kembali kisah yang menurut saya begitu luar biasa ini kepada teman2 sesama member DF dan juga kepada orang2 selain member DF. Semoga momod dan admin memperbolehkan saya menulis kisah ini dalam tret ini. Seperti saya tuliskan sebelumnya, kisah ini kental sekali dg nilai2 moral yang tinggi. Kesetiaan, keberanian, kehormatan dan kejujuran adalah pelajaran yang bs diambil setelah membaca kisah ini. Jujur, selain kerinduan utk mengisahkan kembali cerita ini dlam tret ini, TS merasakan nilai2 tersebut sudah hilang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di bangsa ini. Saya melihat situasi dan kondisi negara ini, tidak berbeda jauh dengan periode awal kisah Tiga Negara ini. Instabilitas politik dan keamanan, banyaknya bencana alam, pemerintahan yang kurang berwibawa, banyaknya korupsi kolusi dan nepotisme, dll. TS pun hanya bs berharap, semoga dengan dikisahkan kembali cerita ini, dapat membawa manfaat bagi generasi muda Indonesia utk tidak melupakan nilai2 moralitas dan menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran. Ada beberapa perubahan signifikan yang TS gunakan dalam pengisahan kali ini. Yaitu, dalam hal pelafalan. Kalau terjemahan Indonesia saat ini msh memakai dialek Hokkian dalam pengisahannya, seperti Cao Cao msh dalam bentuk dialek Co Coh atau Zhuge Liang dalam dialek Cukat Liang. TS akan menggunakan pelafalan hanyu pinyin utk memudahkan pembaca menikmati kisah ini. Karena di luar sana pun dipakai hanyu pinyin. TS sedapat mgk akan menjelaskan juga ketika menuliskan nama tokoh, misalnya kalau ada Liu Bei nanti akan TS tulis : Liu Bei (Lauw Pi). Hal ini dilakukan supaya pembaca yang membaca dalam dialek Hokkian dapat mengikutinya juga. Akhir kata semoga pengisahan ulang Romance of Three Kingdoms dapat berguna buat semuanya... Selamat menikmati.... Let the Journeys begin.... *NB : kisah ini adalah roman sejarah, jadi tidak sepenuhnya cerita dalam novel ini berdasarkan kejadian sesungguhnya. Beberapa tokoh di dalamnya juga ada beberapa yg fiktif. Jadi kalau anda ingin tahu sebenernya dapat membaca San Guo Zhi karya Chen Shou. |
SIG HEIL
|
5th February 2010, 14:09 |
#2
|
Groupie Member
|
|
SIG HEIL
Last edited by PiRlomAniAc; 9th November 2010 at 21:39.. |
5th February 2010, 14:42 |
#5
|
Groupie Member
|
Prolog-(1)
"Kerajaan yang telah lama terpecah, pasti bersatu; yang telah lama bersatu, pasti pecah" Ini adalah hukum alam yang tidak dapat dihindari. Ketika pemerintahan Dinasti Zhou melemah, maka muncullah tujuh kerajaan yang saling bersaing untuk merebutkan seluruh wilayah China. Perebutan akhirnya dimenangkan oleh kerajaan Qin, tetapi setelah takdir Qin dipenuhi, muncul dua kerajaan, yaitu HAN dan CHU yang memperebutkan kekuasaan. HAN menjadi pemenangnya. Kebangkitan Han dimulai ketika Liu Bang (Lauw Pang) berhasil membunuh ular putih besar dan menaikkan panji-panji perlawanan yang diakhiri ketika Han berhasil merebut seluruh wilayah China (202 SM). Warisan kekuasaan ini diturunkan turun-temurun dibawah dinasti Han untuk 200 tahun lamanya sampai pemberontakan yang dilakukan Wang Mang (Ong Bong) menimbulkan kekacauan di kerajaan. Liu Xiu (Han Kong Bu) sebagai keturunan ke-21 kaisar Han Gao Zu (Liu Bang) akhirnya berhasil mengambil alih kembali kekuasaan dan akhirnya dinasti Han kembali berkuasa selama 200 tahun sampai masa kekuasaan kaisar Xian Yang dimana pada masa pemerintahannya dinasti Han terpecah menjadi suatu masa yang dikenal sejarah sebagai masa tiga kerajaan. Tetapi kehancuran Dinasti Han dimulai dari masa kaisar Huan (Han Hian Tee) dan Kaisar Ling (Han Leng Tee) yang duduk di Tahta Naga pada sekitar abad ke 2. Kaisar Huan tidak mempedulikan orang yang mampu dan lebih mempercayai kasim-kasim istana. Pada saat wafatnya, Kaisar Huang menyerahkan kekuasaan pada kaisar Ling dengan menunjuk walinya Dou Wu (Touw Bu) dan Chen Fan (Tan Hoan). Dou Wu dan Chen Fan adalah pejabat jujur yang berusaha untuk menghancurkan kekuasaan para kasim-kasim istana yang telah merusak negara. Tetapi kepala kasim Cao Jie (Co Ciat) tidak mudah untuk disingkirkan. Akhirnya Dou Wu dan Chen Fan dihukum mati dengan tuduhan memberontak pada kaisar. Hal ini membuat para kasim lebih ditakuti dan makin berkuasa. Pada Tahun ke 2 bulan ke 4 dan hari ke 15 masa pemerintahan kaisar Ling (tahun 168 M). Ketika Kaisar sedang melewati "RUANG KEBIJAKSANAAN"(tempat Kaisar memutuskan sesuatu). Ketika Kaisar sedang menuju singasananya tiba-tiba bertiuplah angin kencang. Tidak lama kemudian dari atap istana tiba-tiba jatuh seekor ular hitam besar tepat di atas singgasana kerajaan. Kaisar terkejut dan terjatuh tidak sadarkan diri. Orang-orang yang berada di dekatnya langsung mengangkatnya ke dalam kamar. Dan ajaibnya ketika para prajurit ingin mencari ular tersebut, ular tersebut telah hilang. Hari-hari berikutnya banyak kejadian-kejadian aneh, seperti angin topan yang tiba-tiba muncul, petir di langit yang tidak henti-hentinya hingga tengah malam, hujan besar yang turun semalam suntuk sehingga menimbulkan banjir dahsyat yang merusak banyak tempat. Dua tahun kemudian sebuah gempa besar melanda ibukota Luo Yang, sedangkan di pesisir pantai ombak besar menyapu bersih pemukiman nelayan. Pertanda buruk lainnya tercatat 10 tahun kemudian (+ 178 M) dimana seekor ayam betina berkokok seperti ayam jantan. Pada tanggal 1 bulan ke-6 di tahun yang sama, muncul kabut gelap secara tiba-tiba menutupi "Ruang Kebijaksanaan Kaisar". Satu bulan kemudian, di dalam “Ruang Naga” terlihat sebuah pelangi. Sementara itu, jauh dari ibukota Luo Yang, sebagian dari wilayah Gunung Yuan longsor mengakibatkan hancurnya wilayah tersebut. Oleh karena banyaknya pertanda buruk tersebut, kaisar Ling akhirnya mengeluarkan titah dan memanggil semua pejabatnya untuk dimintakan pendapat. Penasehat kerajaan Cai Yong (Coa Yong) mengeluarkan pendapat bahwa terjadinya bencana dan keanehan-keanehan tersebut disebabkan oleh turut campurnya para kasim dalam memerintah negara. Para kasim hidup dalam tindakan korup dan sewenang-wenang. Cai Yong memohon agar para kasim segera disingkirkan dari istana. Kaisar memikirkan pendapat ini sambil menghela napas dalam-dalam. Kepala para kasim, Cao Jie, beserta kelompoknya yang mendengar hal ini sangat geram terhadap Cai Yong. Selesai sidang, Cao Jie segera mengumpulkan kolega-koleganya untuk melakukan pertemuan. Mereka sepakat untuk menyingkirkan Cai Yong. Pada suatu kesempatan, para kasim berhasil memfitnah Cai Yong. Kaisar yang masih muda hanya bisa menyaksikan bagaimana Cai Yong diusir dari istana dan dihukum menyepi di kampung halamannya. Dengan tidak adanya orang-orang yang berani lagi mengutarakan pendapat pada kaisar maka kekuasaan para kasim itu didalam pemerintahan makin tidak terbendung lagi. Diantara kasim-kasim tersebut ada 10 yang terkuat pengaruhnya, yaitu : Zhang Rang (Thio Jiang), Zhao Zhong (Tio Ciang), Cheng Kuang (Thia Kong) , Duan Gui (Toan Kui), Feng Xu (Hong Si), Guo Sheng (Kwee Sin), Hou Lan (Houw Lam), Jian Shuo (Kian Sek), Cao Jie (Co Ciat), dan Xia Yun (Hee Hun). Diantara mereka Zhang Rang adalah yang paling berpengaruh dihadapan kaisar. Kaisar mengangkatnya sebagai penasehat kepercayaannya dan bahkan memanggilnya "AYAH ANGKAT". Sistem pemerintahan yang korup membuat negara menjadi bertambah buruk sampai akhirnya timbul pemberontakan dimana-mana. Pada saat itu di sebuah daerah bernama JULU (Ki lok kwan) hiduplah sebuah keluarga dengan marga ZHANG (Thio). Mereka memiliki anak bernama ZHANG YUE (Thio Kak) , ZHANG BA (Thio Po) dan ZHANG LIANG (Thio Liang). Yang tertua adalah Zhang Yue , seorang pemuda yang tidak lulus dalam ujian negara yang mendedikasikan dirinya pada ilmu pengobatan.Pada suatu hari ketika sedang mencari tumbuhan obat, Zhang Yue bertemu dengan seorang pertapa tua yang memiliki mata berwarna kehijauan. Pertapa tua itu mengajak Zhang Yue untuk mengikutinya ke gua pertapaanya dan memberinya 3 jilid "BUKU LANGIT". "BUKU LANGIT" ini, kata pertapa itu, "merupakan intisari dari segala kedamaian”. Dengan bantuan 3 buku ini maka kamu akan dapat menyelamatkan umat manusia dan mengubah dunia. Tapi kamu harus memiliki keyakinan yang kuat atau pasti kamu akan mengalami penderitaan yang sangat." Dengan memberi hormat sampai ke tanah, Zhang Jue mengambil ketiga jilid kitab tersebut dan menanyakan nama dari pertapa itu. 'AKU ADALAH PERTAPA SUCI DARI DATARAN SELATAN', setelah selesai mengucapkan kata-kata itu maka hilanglah pertapa itu. Zhang Jue siang malam mempelajari buku itu dengan sangat serius. Dan tak lama kemudian dia sudah dapat memanggil hujan dan memerintahkan angin. Pada tahun ke-18 (+ 184 M) masa pemerintahan kaisar Ling terjadi wabah yang menyerang seluruh daerah kerajaan. Zhang Yue membagikan obat-obat gratis kepada rakyat dan obat itu sangat manjur dalam melawan wabah ini. Dan dalam waktu yang singkat banyak orang yg mengenal Zhang Yue sebagai yang "bijaksana dan terberkati". Zhang Yue akhirnya mulai merekrut murid yang diajarinya ilmunya itu dan semakin bertambah banyaklah pengikutnya. Dengan semakin banyak pengikutnya maka Zhang Yue mengorganisasikan mereka kedalam 36 cabang. Yang terbesar memiliki sekitar sepuluh ribu orang dan lima ribu orang untuk cabang yang terkecil. Setiap cabang dipimpin oleh seorang ketua yang dipanggil dengan titel Jendral seperti layaknya pangkat dalam kemiliteran. Mereka selalu berbicara mengenai "menghapus langit biru menjadi langit emas". Mereka yakin bahwa perputaran nasib akan segera terjadi dan kesejahteraan akan menaungi mereka yang menjadi aanggota persekutuan tersebut. Setelah semakin banyak pengikutnya, Zhang Jue akhirnya merasa sudah saatnya untuk menggulingkan pemerintahan yang korup dan menyengsarakan rakyat ini tetapi sekarang ia menginginkan kerajaan ini untuk dirinya sendiri. Salah satu pendukungnya, Ma Yuanyi (Ma Goan I),ditugasi untuk mengirimkan upeti kepada para kasim yang berkuasa di istana. Upeti tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan dukungan dari para kasim sehingga mereka tidak akan menghalang-halangi usaha Zhang Jue. bersambung..... |
SIG HEIL
|
5th February 2010, 14:56 |
#6
|
Groupie Member
|
Prolog-(2)
Zhang Jue dan pasukannya bersiap. Sesuai dengan panji mereka, yaitu untuk "MENGHAPUS LANGIT BIRU DAN MEMBUAT LANGIT EMAS" maka mereka mengenakan panji-panji berwarna kuning cerah. Zhang Yue menugasi salah satu orang kepercayaannya, Tan Zhou (Tong Ciu), untuk menyampaikan pesan kepada Feng Xu, salah satu anggota 10 kasim yang berpengaruh bahwa rencananya telah siap. Sial, ternyata Tan Zhou bawahan yang disuruhnya berkhianat dan memberitahukan ini pada kaisar Ling. Kaisar yang ketakutan segera memanggil Panglima Besarnya HE JIN untuk membahas masalah ini. He Jin segera bergerak cepat, Ma Yuanyi ditangkap dan segera dieksekusi mati. Tetapi Feng Xu hanya dipenjarakan.
Karena rencananya telah terbongkar, Zhang Yue dan adik-adiknya harus mempercepat rencana mereka. Mereka memberi gelar pada diri mereka sendiri, Zhang Yue, PENGUASA LANGIT, Zhang Ba, PENGUASA BUMI; Zhang Liang, PENGUASA MANUSIA. Dan mereka memproklamirkan : "KEBERUNTUNGAN DINASTI HAN TELAH HABIS, YANG BIJAKSANA DAN MAMPU TELAH MUNCUL. DENGARLAH KEHENDAK LANGIT, OH SEMUA PENGIKUTKU, BERJALANLAH DI JALAN YANG BENAR DAN BERSAMA KITA RAIH KEDAMAIAN" Semua pasukan Zhang Yue dan seluruh pendukungnya telah memiliki semangat yang membara karena mereka telah lama merasa tertindas dan menderita. Mereka semuanya mengangkat panji-panji kuning dan memakai tutup kepala berwarna kuning (oleh karenanya pemberontakan ini disebut Yellow Turban Rebellion). Kekuatan utama mereka mencapai sekitar 500.000 orang. Kekuatan ini membuat gentar pasukan pemerintah yang segera melarikan diri. Panglima besar dan Pelindung Tahta, He Jin (Ho Cin) mendengar kabar ini segera memerintahkan untuk melakukan persiapan perang. Titah kaisar pun dikeluarkan untuk merekrut pasukan melawan pemberontakan ini. Sementara itu, tiga orang panglima pasukan kerajaan, Lu Zhi (Lou Tit), Huangfu Song (Hong-hu Siong) dan Zhu Jun (Chu Cun)bergerak ke segala penjuru Cina untuk melawan pemberontakan ini. Sementara itu Zhang Yue mengarahkan pasukannya menuju propinsi Youzhou. Wilayah ini terletak di daerah timur laut. Penguasa wilayah ini adalah Liu Yuan (Lauw Yan) yang masih merupakan keluarga kaisar. Setelah mengetahui kedatangan pasukan pemberontak ini maka Liu Yan langsung memerintahkan jendral Zhou Jing (Chu Cong) untuk mengumpulkan pasukan. Maklumat segera dikeluarkan untuk merekrut pasukan. Liu Yan menyetujui rencana perekrutan ini dan segera memerintahkan para stafnya untuk segera menyebarkan pengumuman ini. Salah satu pengumuman ini dipasang di kota Zhuo, dimana hiduplah seorang yang memiliki semangat tinggi yang di dalam dirinya dipenuhi gelora membara untuk membawa kedamaian, orang yang akhirnya mengubah sejarah Cina. |
SIG HEIL
|
5th February 2010, 15:05 |
#7
|
Groupie Member
|
BAB 1 Sumpah Setia di Hadapan Pohon Persik; Penumpasan Pemberontakan Serban Kuning Dia adalah keturunan dari pangeran Sheng dari ZhongShan yang ayahnya adalah Kaisar Jing (memerintah dari thn 157 SM-141 SM), kaisar ke- 4 dinasti Han. Dia bernama Liu Bei (Lauw Pi). Lama sebelumnya, salah satu kakeknya pernah menjadi gubernur di daerah itu, tetapi kehilangan jabatannya akibat kesalahan yang dilakukannya pada suatu upacara kerajaan. Ayahnya adalah Liu Hong, seorang pelajar dan pejabat yang jujur tetapi seperti semua layaknya pejabat yang jujur waktu itu maka dia mati muda dan meninggalkan keluarganya hidup dalam kemiskinan dan Liu Bei terkenal karena sangat hormat kepada ibunya. Pada saat itu keluarga Liu Bei sangat miskin dan Liu Bei mendapatkan uang dari hasil menjual sendal dan tikar jerami. Rumahnya berada di sebuah desa tidak jauh dari kota Zhuo. Di dekat rumahnya tumbuh sebuah pohon Mulberry yang kalau dilihat dari jauh tampak seperti kanopi yang menaungi kereta kuda kerajaan. Tidak ada yang istimewa dengan rumah itu sendiri, tetapi pernah suatu ketika lewat seorang peramal yang mengatakan bahwa "SUATU HARI SEORANG YANG HEBAT AKAN MUNCUL DARI RUMAH TERSEBUT". Ketika kecil Liu Bei sering sekali bermain dengan teman-teman sebayanya dipohon itu. Dan dia suka memanjat pohon itu seraya berteriak,“AKU LIU BEI, ADALAH PUTRA LANGIT DAN INI ADALAH KERETA KUDAKU.” Pamannya Liu Yuan Qi melihat bahwa Liu Bei tidaklah seperti anak-anak pada umumnya dan merasa bahwa kehadirannya di keluarga Liu ini adalah sebuah pertanda. Ketika Liu Bei berumur 15 tahun, ibunya menasihati Liu agar merantau untuk menimba ilmu. Untuk beberapa saat Liu Bei mengabdi pada Zheng Xuan dan Lu Zhi sebagai seorang murid. Iapun berteman dekat dengan Gongsun Zan. Liu Bei berumur 28 tahun ketika pemberontakan Serban Kuning terjadi. Ketika Liu melihat pengumuman mengenai perekrutan pasukan, ia terlihat galau dan menghela napas dalam-dalam. Tiba-tiba dari belakangnya terdengar suara seseorang yang menegurnya, "Tuan, mengapa anda menarik napas dalam-dalam padahal anda tidak membantu negara?" Sontak saja Liu Bei menoleh ke belakang melihat orang dengan badan yang tinggi besar, dengan wajah yang bulat seperti kepala macan tutul, mata yang besar, dagu yang lebar dan suara yang besar. Seketika itu Liu Bei sadar bahwa dia tidak berbicara dengan orang biasa-biasa saja dan dia menanyakan siapa namanya. "Zhang Fei (Thio hui) adalah namaku," jawab orang itu. "Saya tinggal dekat sini dan mempunyai pertanian, dan saya juga menjual arak dan daging. Aku juga suka berteman dengan orang-orang dan helaan nafasmu membuat aku tertarik untuk berbicara padamu.” Liu Bei membalas, "Aku masih keturunan bangsawan, namaku adalah Liu Bei dan harapanku adalah bisa memadamkan pemberontakan serban kuning tersebut tetapi aku tidak dapat melakukan apa-apa." Zhang Fei menjawab, "Aku juga bermaksud sama, bagaimana kalau kau dan aku bersama membangun pasukan dan melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk masalah ini ?" Ini adalah kabar gembira buat Liu Bei dan mereka berdua akhirnya pergi ke sebuah penginapan untuk berbincang-bincang. Ketika mereka sedang minum, tiba-tiba muncul di hadapan mereka seorang berbadan besar, tinggi dan mendorong gerobak besar tiba-tiba masuk ke dalam penginapan tersebut dan memanggil pelayan seraya berkata, "Pelayan bawakan saya arak, dan cepatlah, saya akan pergi ke balai kota untuk mendaftarkan diri menjadi tentara.” Liu Bei memperhatikan si pendatang itu, dan memperhatikan bahwa badannya sangat besar dan berjanggut panjang dan berwajah merah seperti apel. Bermata seperti Phoenix dan beralis seperti segulung sutera. Keseluruhan penampilannya memberikan aura bahwa dia adalah orang yang kuat dan memiliki kebanggaan diri yang tinggi. Lalu Liu Bei mendekatinya dan menanyakan namanya. "Saya adalah Guan Yu (Kwan I)", jawab orang itu. "Saya berasal dari seberang sungai, tapi telah lima tahun ini saya menjadi buron karena saya membunuh seorang pejabat kaya dan berkuasa tapi menyengsarakan rakyat, saya datang ke tempat ini untuk mendaftarkan diri masuk dalam ketentaraan.” Dan Liu Bei pun akhirnya menceritakan tujuannya juga dan bersama dengan Zhang Fei mereka menuju pertanian Zhang Fei untuk membicarakan rencana besar mereka. Kata Zhang Fei, "Pohon persik di belakang rumahku sedang bermekaran dan bunganya indah sekali, besok kita akan mempersembahkan kurban untuk bersumpah sebagai saudara di hadapan langit dan bumi dan memohon pertolongan langit agar kita berhasil dalam tugas kita untuk menumpas pemberontak dan mendamaikan Negara.” Liu Bei dan Guan Yu setuju dengan rencana tersebut. Zhang Fei mempersiapkan segala kebutuhan untuk acara esok hari. Keesokan harinya, mereka bertiga telah berkumpul di hadapan pohon persik tersebut. Mereka lalu bersujud kepada langit dan bumi seraya bersumpah : "Kami bertiga, Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei, walaupun berbeda keluarga tapi memiliki satu hati dan bersumpah untuk saling mengangkat saudara dan membantu sesama sampai akhir. Kami bersumpah untuk saling membantu sesama dimasa susah dan menikmati kesenangan bersama dimasa-masa yang bahagia. Kami bersumpah untuk melayani negara dan rakyat. Kami tidak dilahirkan disaat yang sama, tetapi kami bersedia mati disaat yang sama. Semoga Langit, yang maha kuasa, bumi dan semua hal yang menghasilkan mendengar sumpah kami. Jika kami melupakan sumpah ini dan kebaikan serta kebenaran maka biarlah langit dan bumi menyiksa kami." Mereka semua bangkit berdiri dan Guan Yu serta Zhang Fei membungkuk hormat pada Liu Bei, Liu Bei sebagai kakak tertua, Guan Yu no 2, dan Zhang Fei sebagai yang bungsu. Mereka menyembelih lembu dan mengadakan pesta syukuran bersama dengan penduduk desa. 300 orang datang dan bergabung dengan mereka dan bersedia bersama-sama dengan mereka untuk memperjuangkan negara demi terciptanya kedamaian kembali. Perjalanan ketiganya baru akan dimulai, Langit mempertemukan mereka dan mempersatukan mereka dalam ikatan persaudaraan, ikatan yang akan selalu dikenang sepanjang jaman, dimana tidak ada satu apapun dapat memisahkan mereka, tidak juga kematian. Persaudaraan sepanjang jaman demi menciptakan kedamaian di singgasana naga. Setelah bersumpah menjadi saudara dan berhasil merekrut pasukan pertamanya, keesokan harinya 3 saudara itu mulai mempersiapkan diri mereka semua untuk maju ke medan perang melawan para pemberontak. Setelah senjata dikumpulkan dan dibagi-bagikan mereka sadar bahwa mereka tidak memiliki kuda seekorpun. Tetapi mereka digembirakan oleh kabar bahwa ada seorang pedagang kuda yang baru memasuki kota. "Langit telah membantu kita.” seru Liu Bei. bersambung dulu yaaa....... |
SIG HEIL
Last edited by PiRlomAniAc; 5th February 2010 at 15:14.. |
5th February 2010, 22:40 |
#10
|
Groupie Member
|
Bab 1-(2)
Liu Bei dan dua saudaranya pun menyambut sang pedagang kuda tadi. Mereka adalah Zhang Shiping (Thio Si Peng) dan Su Shuang (Souw Song) dari Zhongshan. Mereka pergi ke daerah utara setiap tahunnya untuk membeli kuda. Tetapi karena pemberontakan Serban Kuning, dua orang pedagang tsb memutuskan untuk pulang. 3 saudara itu mengundang mereka pergi ke tanah pertanian Zhang Fei dan menjamu mereka dengan arak. Liu Bei lalu menceritakan rencana mereka untuk berjuang mengembalikan kedamaian bagi rakyat. Kedua pedagang itu sangat bersimpati dan akhirnya memberikan 50 kuda, 500 ons emas dan perak, 1500 pon besi baja untuk dibuat senjata.
3 saudara itu sangat berterima kasih dan kemudian dua pedagang itu meninggalkan mereka. Kemudian Liu Bei mencari seorang pandai besi untuk membuat senjata, Liu Bei membuat pedang kembar yang disebut "SHUANG JIAN" (Siang Kouw Kiam), Guan Yu membuat sebuah tombak besar dengan ujung yang melengkung dan berukiran naga hijau disisinya dengan berat 100 pon yang disebut "QING LONG YAN YUE TAO" (Chee Liong Yan Goat To) dan Zhang Fei membuat sebuah tombak dengan ujung seperti lekukan ular dan panjang 10 kaki disebut "SHE MAO" (Tiang Pat Tiam Kong Mauw). Dan mereka pun juga dilengkapi dengan baju zirah dan helm. Ketika senjata sudah siap, pasukan yang kini berjumlah 500 orang bergerak menuju tempat Komandan Zhou Jing (Chu Cong) yang membawa mereka kepada gubernur Liu Yan. Ketika prosesi upacara selesai, Liu Bei memperkenalkan diri pada Liu Yan dan Liu Yan memperlakukan Liu Bei dengan hormat karena didasarkan pada silsilah Liu Bei. Tidak lama sebelumnya diberitakan bahwa pasukan pemberontak jubah kuning dibawah pimpinan Cheng Yuan Zi (Thia Wan Ci) telah menyerang daerah sekitarnya dengan pasukan berkekuatan 15.000 orang. Liu Yan dan Zhou Jing memerintahkan Liu Bei dan saudaranya untuk menghadapi pasukan pemberontak. Liu Bei dengan senang hati menerima perintah itu dan langsung mempersiapkan pasukannya untuk pergi menuju bukit Da Xing. Disana mereka bertemu dengan pasukan pemberontak jubah kuning. Liu Bei langsung menerjang maju, diikuti dengan Guan Yu di kirinya dan Zhang Fei di kanannya. Sambil melaju mendekati pasukan musuh Liu Bei berteriak "Hai, pemberontak, mengapa kau tidak turun dari kudamu dan menyerahlah !!!" Pimpinan pasukan pemberontak Cheng Yuan Zi yg mendengar ejekan Liu Bei langsung mengirimkan salah satu jendralnya Deng Mao (Teng Bouw) untuk bertarung. Ketika Deng Mao maju mendekati Liu Bei, Zhang Fei langsung memacu kudanya berada di depan Liu Bei, hanya dengan sekali tusukan tombak, Zhang Fei langsung merobohkan Deng Mao. Cheng Yuan Zi yang melihat hal ini langsung mengambil senjatanya dan memacu kudanya mendekati Zhang Fei. Kali Ini Guan Yu yang menghadang, Guan Yu langsung menebaskan goloknya dan seketika itu juga tubuh Cheng Yuan Zi terbelah menjadi dua. Karena pemimpinnya telah tewas maka pasukan pemberontak langsung lari kocar-kacir dan meninggalkan persenjataan mereka. Tentara pemerintah langsung mengejar mereka, banyak yang berhasil ditangkap dan pertempuran dimenangkan oleh pasukan kerajaan. Ketika mereka semua kembali, Liu Yan langsung menyambut mereka dan membagikan hadiah. Tapi keesokan harinya datang surat dari gubernur Gong Jing (Kiong Kong) dari wilayah Jingzhou yang menginformasikan kota mereka sedang dikepung oleh tentara pemberontak dan kota sudah hampir jatuh. Mereka membutuhkan bantuan segera. Liu Bei begitu mendengar kabar ini langsung memutuskan untuk berangkat membantu. Liu Bei langsung berangkat keesokan paginya dengan tentaranya dan dibantu dengan lima ribu tentara kerajaan di bawah pimpinan jendral Zhou Jing. Tentara pemberontak yang melihat bala bantuan pasukan kerajaan datang langsung membagi pasukannya, setengah menghadapi pasukan Liu Bei dan Zhou Jing. Pasukan Liu Bei tidak dapat menembus pertahanan pasukan pemberontak akhirnya memutuskan mundur sejauh 10 Km. Liu Bei lalu berkata,"Kita sedikit dan mereka terlalu banyak, mereka hanya dapat kita kalahkan dengan strategi yang jitu." Akhirnya direncanakanlah serangan mendadak. Di jalan menuju kota, Liu Bei memerintahkan Guan Yu untuk bersembunyi di sebelah kanan dan Zhang Fei di sebelah kiri, sedangkan Liu Bei memimpin pasukan utama. Ketika persiapan telah selesai, Liu Bei maju mendekati pasukan pemberontak dan ketika pasukan pemberontak juga bergerak maju seketika itu juga Liu Bei membunyikan gong tanda mundur. Pasukan pemberontak yang mengira pasukan Liu Bei takut lalu langsung mengejar pasukan Liu Bei hingga masuk ke dalam jalan setapak. Gong lalu dibunyikan tanda pasukan Guan Yu dan Zhang Fei menyerang sekarang. Lalu pasukan pemberontak terjebak dari 3 sisi dan mereka mengalami kerugian jiwa yang banyak. Mendengar kabar bahwa rekan-rekan mereka diserang secara tiba-tiba, pasukan pemberontak yang lain datang membantu dan mengakibatkan pengepungan terhadap kota jadi melemah, melihat hal ini gubernur Gong Jing langsung memimpin pasukan yang tersisa berjumlah 3000 orang langsung menyerbu keluar benteng. Tentara pemberontak yang kebingungan akhirnya dapat dihancurkan dan mereka banyak yang terbunuh. Setelah perayaan kemenangan, Komandan Zhou Jing memohon diri untuk kembali ke Yizhou. Tapi Liu Bei berkata, "Kami dengar komandan Lu Zhi sedang berjuang melawan kelompok pemberontak yang dipimpin Zhang Yue di Guangzhong. Lu Zhi adalah guruku dan aku ingin membantunya." Akhirnya Zhou Jing dan Liu Bei berpisah, dan 3 bersaudara itu akhirnya pergi ke Guangzhong dengan tentara mereka. Mereka akhirnya berhasil tiba di perkemahan tentara Lu Zhi dan mereka diterima dengan baik. Pada saat itu bala tentara Zhang Yue berjumlah 150.000 orang sedangkan tentara Lu Zhi berjumlah 50.000 orang. Setiap hari terjadi pertempuran kecil tetapi tidak ada yang dapat mengalahkan satu sama lain. Lu Zhi berkata pada Liu Bei, "Aku dapat menghadapi pemberontak itu disini, tetapi Zhang Ba dan Zhang Liang menekan Huangfu Song dan Zhu Jun di Yichuan. Aku akan memberimu 1000 tentara untuk melihat keadaan mereka dan setelah itu baru kita pikirkan rencana penyerangan kita." Akhirnya Liu Bei berangkat secepatnya menuju Yichuan. Pada saat ini tentara kerajaan berhasil memukul mundur pemberontak hingga ke Changse dan mereka berkemah di lapangan rumput. Melihat hal ini Huangfu Song berkata kepada Zhu Jun, " Tentara pemberontak berkemah di rerumputan, kita dapat menyerang mereka dengan api." Akhirnya tentara kerajaan diperintahkan untuk mengambil rumput kering, dan rumput-rumput itu dikumpulkan lalu disirami minyak. Rumput-rumput itu diletakkan di sekeliling daerah perkemahan tentara pemberontak. Ketika malam tiba, angin tiba-tiba berhembus menuju arah kamp pemberontak. Ketika melihat hal ini, maka Huangfu Song dan Zhu Jun langsung memerintahkan penyerangan, seketika itu api berkobar menutupi perkemahan tentara pemberontak. Tentara pemberontak kebingungan dan kebanyakan mati mengenaskan karena terbakar. Tidak ada waktu lagi untuk memakai baju zirah dan menaiki kuda, mereka semua berpencaran ke segala arah............. bersambung.............. |
SIG HEIL
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer