HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Kamis, 2024/03/18 11:56 WIB
Jonatan Tak Pernah Menyangka Bisa Juara All England
-
Kamis, 2024/03/18 14:53 WIB
Ginting: Jika Tidak Ada Jonatan, Maka Tidak Ada Saya
-
Kamis, 2024/03/18 16:49 WIB
Fajar/Rian di All England: Datang Tak Diunggulkan, Pulang Jadi Juara
-
Minggu, 2024/03/15 15:57 WIB
Media Korea Soroti Kemegahan Indonesia Arena Venue Duel Red Sparks
-
Jumat, 2024/03/13 13:40 WIB
Kata-kata Pertama Nathan Tjoe-A-On Usai Resmi Jadi WNI
-
Rabu, 2023/12/22 11:17 WIB
Media Vietnam: Naturalisasi Malaysia Tak Berisik Seperti Indonesia
View Poll Results: Apa yang Kalian suka dari tim panzer Jerman ? | |||
Atraktif ...enak diliat | 52 | 50.49% | |
Gaya sepak bola modern ... gaya menyerang | 51 | 49.51% | |
Voters: 103. You may not vote on this poll |
|
Thread Tools |
17th January 2017, 16:53 |
#1711
|
Mania Member
|
Hector: "I felt complete joy and relief" he fans voted Jonas HectorÃÂs decisive winning penalty in the quarter-final of the European Champions against Italy as the Goal of the Year for 2016. The 26-year old FC KÃÂÃÂÃÂöln defender won with 37.7% of the votes for his winning penalty, beating Mario Gomezs goal against England in March 2016 (19.1%) and Bastian SchweinsteigerÃÂs goal against Ukraine at the Euros (17.3%) to win the award. Jonas Hector spoke to DFB.de about scoring from the spot and the pressure he was under before taking that penalty at the Euros. http://www.dfb.de/en/news/detail/hec...relief-160551/ ---- Yup ploong .... |
Thn 2012 si kecil hadir, 2013 pun si kuping besar didapat, masih berlanjut 2014 si bola dunia emas akhirnya diraih. Thank's GOD Last edited by falkemann; 17th January 2017 at 22:22.. |
23rd March 2017, 19:51 |
#1712
|
Mania Member
|
Loew: Inggris Menguji Kami
Dortmund - Joachim Loew memuji penampilan Inggris usai pertandingan melawan Jerman. Loew menilai Inggris bukan lawan yang mudah untuk dikalahkan. Jerman menangi 1-0 saat menghadapi Inggris dalam pertandingan persabahatan di Signal Iduna Park, Kamis (23/3/2017) dinihari WIB. Gol tunggal Jerman dicetak oleh Lukas Podolski yang malam itu memainkan laga terakhirnya bersama Die Mannschaft. Meski menang, Jerman sempat kesulitan meladeni tekanan Inggris. Di babak pertama, gawang Jerman yang dikawal Marc Andre Ter Stegen bahkan sempat beberapa kali terancam. Loew menilai timnya memulai pertandingan dengan gugup. Tapi dia juga memuji penampilan Inggris yang menyerang dengan intens. "Well, di babak pertama, anak-anak sangat, sangat gugup. Kami memilih pemain-pemain yang lebih muda. Terlihat bahwa Inggris bermain lebih intens, jauh lebih bersemangat khususnya dalam tekel," ujar Loew seperti dikutip dari Sky Sports. "Kami butuh waktu untuk terbiasa dengan ini dan perlahan tapi pasti saya pikir pemain-pemain kami terbiasa dengan ritmenya." "Pada akhirnya saya pikir itu adalah pertandingan yang sangat bagus. Bermain melawan tim yang benar-benar menguji kami itu bagus," kata Loew. Jerman selanjutnya akan menghadapi Azerbaijan dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2018, Minggu (26/3/2017). (nds/cas) https://sport.detik.com/sepakbola/bo...s-menguji-kami Laga Perpisahan Podolski dengan Die Mannschaft di Signal Iduna Park Dortmund - Timnas Jerman akan menjamu Inggris di Dortmund dalam laga ujicoba. Laga ini akan sekaligus menjadi laga pamungkas Lukas Podolski dalam seragam Die Mannschaft. Pertandingan dua raksasa Eropa itu akan digelar di Signal Iduna Park, Kamis (23/3/2017) dinihari WIB. Podolski akan mengkapteni Jerman dan mendapatkan caps-nya yang ke-130, penampil ketiga terbanyak untuk negaranya setelah Lothar Matthaeus (150) dan Miroslav Klose (137). Pesepakbola berusia 31 tahun ini mengawali debutnya pada 2004 saat dilatih oleh Rudi Voeller. Ketika itu Podolski masih berusia 19 tahun dan sampai kini telah menyumbang 48 gol, juga jumlah gol terbanyak ketiga di bawah Klose (71) dan Gerd Mueller (68). Podolski telah bermain di empat Piala Eropa (2004, 2008, 2012, dan 2016) serta tiga Piala Dunia (2006, 2010, dan 2014), dan sukses mengantar negaranya menjadi juara dunia di Brasil tiga tahun lalu. "Sampai aku telah menjalani 13 tahun yang menakjubkan dan mengagumkan dan aku sangat bangga," kata Podolski dalam konferensi pers, yang dilansir Telegraph. "Sulit untuk tidak melankolis ketika aku memikirkan akan masuk ke ruang ganti yang terakhir kalinya, melihat perlengkapanku untuk terakhir kalinya, melakukan pemanasan untuk terakhir kalinya." "Tapi aku mengenang kembali dengan rasa bangga saat datang ke Jerman dari Polandia ketika masih berusia 2,5 tahun. Itu adalah hal fantastis yang terjadi pada setiap orang," imbuh pemain yang kini membela Galatasaray itu. Selanjutnya, Podolski akan meninggalkan Galatasaray di akhir musim dan akan merumput di Liga Jepang bersama Vissel Kobe. (rin/krs) https://sport.detik.com/sepakbola/bo...nal-iduna-park ----- Terima kasih Poldi |
Thn 2012 si kecil hadir, 2013 pun si kuping besar didapat, masih berlanjut 2014 si bola dunia emas akhirnya diraih. Thank's GOD |
30th May 2017, 10:17 |
#1713
|
Mania Member
|
Ini Skuat Jerman di Piala Konfederasi
Berlin - Timnas Jerman sudah mengumumkan skuat untuk Piala Konfederasi 2017. Tidak ada pemain bintang melainkan banyak muka baru di dalam tim itu. Beberapa nama top yang mungkin tidak asing di telinga ada dalam skuat itu adalah Marc Andre Ter-Stegen di bawah mistar, lalu Shkodran Mustafi dan Joshua Kimmich di lini belakang. Sementara di lini tengah, Jerman memanggil Julian Draxler, Emre Can, Leroy Sane, dan Julian Brandt. Tidak ada striker murni dalam skuat yang dibawa ke Rusia itu. Jerman di turnamen itu banyak dihiasi nama-nama baru seperti Benjamin Henrichs, Marvin Plattenhardt, Lars Stindl, Diego Demme, Kerem Demirbay, Amin Younes, dan Sandro Wagner. Wagner bahkan baru dipanggil oleh Jerman di usia 29 tahun. Dari 23 nama itu, hanya tiga pemain yang tiga tahun lalu ikut menjuarai Piala Dunia termasuk Draxler sebagai pemain dengan caps terbanyak yakni 28 caps. Nama-nama top seperti Mesut Oezil, Thomas Mueller, Jerome Boateng, Mario Goetze, Manuel Neuer, Mats Hummels, Sami Khedira, dan Marco Reus sengaja tidak dipanggil demi memberi waktu istirahat di musim panas. "Skuat akan tetap siap untuk turnamen itu seperti halnya saat tampil di Piala Dunia atau Piala Eropa," ujar Joachim Loew selaku pelatih Jerman seperti dikutip Associated Press. Jerman tergabung di Grup B bareng Kamerun, Chile, dan Australia. Kiper Bernd Leno (Bayer Leverkusen), Marc-Andre ter Stegen (Barcelona), Kevin Trapp (PSG). Bek Matthias Ginter (Borussia Dortmund), Jonas Hector (Cologne), Benjamin Henrichs (Bayer Leverkusen), Joshua Kimmich (Bayern Munich), Shkodran Mustafi (Arsenal), Marvin Plattenhardt, Antonio Rudiger (Roma), Niklas Sule (Hoffenheim). Gelandang/Penyerang Julian Brandt (Bayer Leverkusen), Emre Can (Liverpool), Kerem Demirbay (Hoffenheim), Diego Demme (RB Leipzig), Julian Draxler (PSG), Leon Goretzka (Schalke), Sebastian Rudy (Hoffenheim), Leroy Sane (Man City), Lars Stindl (Borussia Monchengladbach), Sandro Wagner (Hoffenheim), Timo Werner (RB Leipzig), Amin Younes (Ajax). (mrp/din) https://sport.detik.com/sepakbola/bo...la-konfederasi ---- Sane ga jadi ikut .... |
Thn 2012 si kecil hadir, 2013 pun si kuping besar didapat, masih berlanjut 2014 si bola dunia emas akhirnya diraih. Thank's GOD Last edited by falkemann; 30th May 2017 at 10:21.. |
30th May 2017, 10:19 |
#1714
|
Mania Member
|
Harapan Terhadap Draxler, Harapan Regenerasi yang Tak Pernah Putus
Piala Konfederasi 2017 Rusia akan menjadi panggung bagi para pemain lapis kedua Jerman menunjukkan kualitasnya. Pada kejuaraan tersebut, dengan berbagai pertimbangan, pelatih Jerman, Joachim Loew, memutuskan mengistirahatkan beberapa nama seperti Mesut Oezil, Mats Hummels, Manuel Neuer, Mario Goetze, Tony Kroos, hingga Thomas Mueller. Loew juga tidak mengikut sertakan Marco Reus yang absen di Piala Dunia 2014 dan Piala Eropa 2016 karena cedera. Sama halnya dengan para pemain yang tampil bersama Jerman di Piala Eropa 2016 lalu, Loew beralasan tidak mengajak Reus karena ia menginginkan penyerang Borussia Dortmund itu seratus persen fit di Piala Dunia 2018 Rusia. Rata-rata pemain yang Loew bawa merupakan pemain muda, Sandro Wagner berstatus sebagai pemain tertua dengan 29 tahun. Namun, Loew tidak sedikitpun menunjukkan kekhawatiran pencapaian anak asuhnya di Rusia. Pelatih yang sukses membawa Jerman juara Piala Dunia 2014 itu percaya dengan kualitas yang dimiliki para pemain pilihannya. Satu hal yang menarik, alih-alih memilih Wagner yang berusia lebih tua di antara pemain lainnya, Loew justru berharap kepada Julian Draxles yang masih berusia 23 tahun untuk menjadi sosok pemimpin pasukan ÃÂDer Panzer di Piala Konfederasi. Dengan kualitas dan pengalaman yang dimiliki, Loew berharap Draxler bisa memimpin pasukan Der PanzerÃÂ dengan baik. Awalnya saya ingin Reus, tapi saya harus mempertimbangkan risiko yang akan terjadi. Dia sudah melewatkan Piala Dunia 2014 dan Piala Eropa 2016, target besar dia tentu saja tampil di Piala Dunia 2018. Pemimpin potensial? Saya berharap Julian Draxler bisa menjadi pemimpin, terutama setelah ia bermain bagus di sana [Ligue 1]," ucapnya dilansir ESPN FC. Sebenarnya masih banyak pemain yang bisa dijadikan sosok pemimpin di skuat Jerman pada Piala Konfederasi 2017. Selain tentunya Wagner, masih ada sosok Emre Can yang memiliki pengalaman lebih banyak dibanding Draxler. Selain itu, Shkodran Mustafi juga layak dikedepankan karena selain usianya yang terbilang matang, Mustafi pun menjadi salah satu sosok sentral di lini pertahanan Arsenal. Draxler yang Berpengalaman Sejak Muda Ketika menyebut nama Draxler, Loew jelas memiliki pertimbangan lain. Ia memang tidak menyebutkannya, namun Loew tampaknya menganggap Draxler sebagai pemain muda yang sudah matang. Dalam hal ini, Loew tentu tidak hanya memandang pada kemampuan olah bola Draxler saja, namun bila soal kepemimpinan yang diambil tentu pengalamannya. Soal pengalaman, Draxler memang tak kalah dengan pemain-pemain yang jauh lebih senior darinya. Memulai karier profesional pada usia 17 tahun, Draxler sudah diberi kepercayaan untuk tampil kompetitif bersama Schalke 04. Di Bundesliga musim 2010/2011, ia dipercaya tampil sebanyak 15 kali. Dari catatan tersebut, dalam tiga pertandingan ia dipercaya tampil sebagai starter, dengan dua di antaranya tampil selama 90 menit. Bahkan saat Schalke jumpa St. Pauli, Draxler bisa mencatatkan namanya di papan skor. Selain itu, pada musim pertamanya bermain di level senior gelar juara di ajang DFB Pokal berhasil ia dapatkan. Bahkan, Draxler turut memberikan kontribusi maksimal meski ia mulai dimainkan di ajang tersebut saat Schalke mencapai babak perempatfinal. Dari tiga pertandingan yang tidak bisa mungkin Draxler lupakan tentunya, saat ia berhasil mencetak gol ke gawang MSV Duisburg di babak final. Gol tersebut menjadi satu dari lima gol yang dibukukan Schalke saat memastikan gelar juara di ajang Piala Liga. Performa gemilang Draxler pada musim itu membuatnya kemudian mendapat kepercayaan yang lebih banyak pada musim 2011/2012. Di Bundesliga, Draxler mencatatkan 30 penampilan dari 34 laga yang dilakoni "The Royal Blues", dengan rincian 21 kali menjadi starter dan sisanya ia memulai pertandingan dari bangku cadangan. Selain itu, pada musim 2011/2012 juga Draxler sukses menyumbang satu gelar juara bagi Schalke di ajang German Super Cup. Saat itu, Schalke yang berstatus juara DFB Pokal sukses menumbangkan Borussia Dortmund sebagai juara Bundesliga musim sebelumnya melalui drama adu penalti. Ketika itu, Draxler tampil selama 45 menit. Setelah empat tahun membela Schalke, Draxler hijrah ke VFL Wolfsburg. Dua musim bersama Wolfburg, kemudian ia ditarik raksasa Prancis, Paris Saint Germain, pada musim 2016/2017. Satu gelar juara di ajang Piala Liga Prancis berhasil disumbangkannya pada musim pertamanya di Prancis. Satu gelar paling prestisius bagi Draxler tentunya bersama timnas Jerman saat menjuarai Piala Dunia 2014 di Brasil saat usianya menginjak 21 tahun. Di level timnas, sejak 2012 ia sudah membukukan 28 caps dengan torehan tiga gol dan tiga asis. Regenerasi yang Berjalan Sempurna Selain itu, pertimbangan lain Loew memiliki harapan kepada Draxler untuk menjadi pemimpin di dalam tim juga mengisyaratkan bagaimana kepedulian Loew terhadap regenerasi pemain di timnas Jerman. Alasan ia memilih skuat yang berbeda di ajang Piala Konfederasi pun muara akhirnya pasti kepada regenerasi di masa depan. Dalam hal ini, Loew pasti menyadari kalau tidak selamanya Neuer, Hummels, atau Oezil bisa memperkuat Jerman. Ada masa ketika pemain tersebut undur diri seperti yang dilakukan Bastian Schweinsteiger, Philip Lahm, hingga Miroslav Klose yang merasa usianya sudah tidak lagi muda, yang kemudian membuat performa mereka menurun. Soal regenerasi, Jerman memang terbilang sebagai yang paling baik. Setiap tahun, selalu muncul bibit potensial yang dilahirkan Jerman, yang kemudian menjadi andalan bagi timnas di kejuaraan antarnegara, salah satu contohnya adalah Draxler yang langsung mencuat namanya ketika ia belum genap 20 tahun. Selain itu, pola regenerasi dilakukan secara bertahap. Dalam artian, ketika ada salah satu pemain yang pensiun dari timnas, maka penggantinya bukan pemain yang benar-benar debutan dengan usia yang sangat muda. Contohnya ketika Schweinsteiger memasuki penghujung kariernya di Piala Eropa 2016 lalu, Schweini memang lebih banyak tampil dari bangku cadangan. Namun, Jerman tidak serta merta langsung memainkan tiga gelandang muda nan debutan seperti Julian Weigl atau Joshua Kimmich sebagai starter. Loew kala itu mempercayakan posisi yang biasa ditempati Schweini kepada Tony Kroos, yang secara usia (saat itu 26 tahun) dan kualitas terbilang lebih matang. Fase seperti itu tampaknya akan terus berlanjut. Misalnya, ketika Kroos akhirnya memasuki penghujung kariernya, Weigl atau Leon Goretzka yang saat ini masih berusia 22 tahun bisa menjadi regenerasi Kroos di lini tengah Jerman. Apa yang dilakukan Jerman ini tentu untuk menjaga kualitas permainan mereka, meski regenerasi dilakukan. Hal-hal yang Membuat Regenerasi Jerman Berjalan Baik Kepedulian Jerman terhadap regenerasi pemain di timnas memang sudah tidak diragukan lagi. Selain federasi dan kesebelasan, pemerintah juga turut bersinergi membantu proses tersebut. Dalam artian, untuk menciptakan generasi pesepakbola andal di setiap periode, Jerman melakukannya dengan sangat-sangat-sangat terorganisasi. Sejak mengalami masa kelam pada medio 2000-an, Jerman kemudian melakukan evolusi besar-besaran. Secara bertahap, selama 10 tahun lamanya Jerman menata kembali sistem sepakbola yang hancur. Fokus utama mereka adalah membina pemain muda. Federasi mengatur kesebelasan-kesebelasan Bundesliga memangkas belanja pemain asing, dengan lebih banyak mempromosikan pemain muda ke tim utama. Sejak 2010, sebagian besar kesebelasan Jerman diperkuat pemain binaan akademi, yang kemudian bermuara ke timnas. Selain itu, Jerman juga fokus pada pembinaan pelatih muda. Oleh karena itu tak heran jika di Bundesliga ditemui banyak pelatih muda dengan kualitas mumpuni. Jerman juga fokus pada pengembangan infrastruktur untuk menyokong proses pembinaan pemain muda lebih baik. Itu semua tentu dilakukan dengan biaya yang tidak sedikit. Di sinilah peran Pemerintah, yang selalu baik hati memberikan sokongan dana untuk regenerasi pesepakbola Jerman. (SN) http://panditfootball.com/cerita/208...k-pernah-putus ---- Smoga .... |
Thn 2012 si kecil hadir, 2013 pun si kuping besar didapat, masih berlanjut 2014 si bola dunia emas akhirnya diraih. Thank's GOD Last edited by falkemann; 30th May 2017 at 10:22.. |
3rd July 2017, 14:27 |
#1716
|
Mania Member
|
Jerman Juara Eropa U-21 detikNews - Sepakbola Jerman sedang berkibar di jagad raya. Dalam waktu berdekatan, dua Timnas Jerman menggapai prestasi luar biasa. Timnas U-21 memastikan menjadi juara Eropa junior, setelah sukses melibas Spanyol dengan skor 1-0. Saat ini timnas senior sudah maju ke final Piala Konfederasi. Jerman muda sukses menjadi juara Euro U-21 dalam laga final melawan Spanyol yang berlangsung di Stadion Jozef Pilsudski, Sabtu (1/7) dini hari WIB. Sebenarnya, Spanyol menatap laga final dengan status sebagai favorit, dengan skuat yang bermaterikan deretan pemain seperti Marco Asensio, Saul Niguez dan Gerard Deulofeu sebelumnya mengandaskan perlawanan Italia di semi-final. Akan tetapi, pertahanan solid yang sudha ditunjukan Jerman, yang lolos ke final setelah menyingkirkan Inggris melalui adu penalti, sejak awal turnamen yang berlangsung di Polandia tersebut mampu menetralisir segala bentuk serangan Spanyol selama 90 menit permainan. Berkat kepiawaian Julian Pollersbeck di bawah mistar mengamankan gawang Jerman dari serbuan para penggawa Spanyol dan bintang muda Hertha Berlin, Mitchell Weiser muncul sebagai pahlawan kemenangan timnya setelah mengemas gol tunggal lewat sundulan. Perayaan juara skuat yang dilatih Stefan Kuntz tersebut merupakan yang kedua kalinya dalam sejarah turnamen sejak terakhir kali mereka sukses mengangkat trofi pada edisi 2009 lalu di Swedia. Dalam duel yang berjalan sengit sejak awal, Jerman memang terlihat tampil lebih solid di semua lini. Tim asuhan Stefan Kuntz memecah kebuntuan di menit 40. Weiser mencetak gol dengan tandukan keras setelah mendapatkan umpan dari Jeremy Tolljan dari sisi kanan. Skor 1-0 bertahan hingga turun minum. Babak kedua Spanyol berjuang bangkit. Mereka mulai menggeber serangan dari sisi-sisi lapangan. Sayang usaha keras pasukan besutan Albert Celades tak mambuahkan hasil. Hingga 90 menit kemenangan tetap milik Jerman. http://www.detik-news.net/2017/07/je...ropa-u-21.html ------------- Congratz, die Mannschaft junior ! |
Thn 2012 si kecil hadir, 2013 pun si kuping besar didapat, masih berlanjut 2014 si bola dunia emas akhirnya diraih. Thank's GOD Last edited by falkemann; 3rd July 2017 at 14:36.. Reason: pic |
3rd July 2017, 14:28 |
#1717
|
Mania Member
|
Loew: Piala Konfederasi Ini Lebih Berat ketimbang Piala Dunia St Petersburg - Joachim Loew begitu senang dengan keberhasilan Jerman menjuarai Piala Konfederasi. Menurutnya turnamen ini lebih berat ketimbang Piala Dunia. Loh kok bisa? Jerman menjadi juara Piala Konfederasi untuk pertama kalinya setelah mengalahkan Chile 1-0 di final, Senin (3/7/2017) dinihari WIB tadi. Gol tunggal kemenangan Die Mannschaft dibuat Lars Stindl pada babak pertama. Keberhasilan Jerman jadi juara ini bukannya kejutan boleh dikatakan mengingat mereka datang dengan status juara dunia dan merupakan favorit juara bersama Portugal serta Chile. Tapi bagi Loew, sukses Jerman menjuarai Piala Konfederasi ini terasa lebih indah ketimbang saat dirinya menjuarai Piala Dunia mengingat skuat yang dibawanya adalah para pemain minim pengalaman internasional. Seperti diketahui, Jerman membawa banyak pemain lapis keduanya ke turnamen ini sebagai ajang seleksi untuk mereka masuk tim utama di Piala Dunia 2018. Bahkan Julian Draxler sebagai pemain paling senior caps-nya baru 35. Sisanya seperti Timo Werner, Kerem Demirbay, Lars Stindl, Leon Goretzka, Amin Younes, dan Julian Brandt, adalah muka-muka baru. Tapi mereka membuktikan bahwa Jerman tetap tangguh tanpa adanya Manuel Neuer, Mats Hummels, Thomas Mueller, atau Mesut Oezil. Bahkan Werner, Goretzka, dan Stindl bersamaan mengakhiri turnamen sebagai topskorer dengan tiga gol. "Ini berarti besar karena Jerman tidak pernah memenangi trofi ini dalam sejarah kami," ujar Loew seperti dikutip Soccerway. "Jadi tim ini dan kemenangan ini akan diingat dalam sejarah. Tim ini jelas pantas mendapatkannya dan itulah mengapa kami semua sangat senang," sambungnya. "Ini lebih berat ketimbang Piala Dunia," tutupnya. (mrp/krs) https://sport.detik.com/sepakbola/bo...ng-piala-dunia ----------- Congratz, die Mannschaft muda! Congratz, Loew! Tantangan nya sekarang membangun motivasi yg kuat buat WC 2018 ! |
Thn 2012 si kecil hadir, 2013 pun si kuping besar didapat, masih berlanjut 2014 si bola dunia emas akhirnya diraih. Thank's GOD Last edited by falkemann; 3rd July 2017 at 14:42.. Reason: pic |
13th September 2017, 18:56 |
#1718
|
Mania Member
|
Julian Nagelsmann, Anak Gawang, dan Masa Depan yang Cerah
Pertandingan antara TSG 1899 Hoffenheim dan Bayern Muenchen yang dihelat pada Sabtu (9/9/2017), lebih dari sekadar sebuah rekor yang tak terpatahkan. Di baliknya, ada sebuah anak gawang yang menjadi jalan menuju masa depan yang cerah. Dalam pertandingan yang dihelat di Rhein-Neckar Arena tersebut, Hoffenheim mampu meraih kemenangan atas Bayern dengan skor 2-0. Dua gol Mark Uth, yang sudah mencetak lima gol dari enam pertandingan terakhirnya bagi Die Kraichgauer, mengantarkan Hoffenheim mengalahkan juara bertahan Bundesliga musim 2016/2017 tersebut Bukan hanya itu saja. Kemenangan ini juga menjadi sebuah catatan positif tersendiri bagi Hoffenheim atas Bayern. Dengan kemenangan ini, Die Kraichgauer menjadi salah satu tim yang sulit dikalahkan oleh Die Roten dalam tiga pertemuan terakhir mereka. Sebelum laga ini, pada April 2017 silam Hoffenheim mengalahkan Bayern pada ajang Bundesliga musim 2016/2017 dengan skor 1-0, menorehkan cacat dalam gelar Bundesliga yang diraih Bayern kala itu. Tapi, jika ingin melihat lebih ke dalam, sebenarnya ada bumbu lain yang membuat laga ini memiliki kesan yang lebih penting. Ini tentang masa depan Julian Nagelsmann, pelatih Hoffenheim sekarang, yang mulai mendekat karena bantuan dari anak gawang. Nagelsmann yang membuka jalannya sendiri untuk masa depan Pada musim 2016/2017, Nagelsmann sudah mencatatkan prestasi yang lumayan mentereng bersama Hoffenheim. Tapi jika ditelisik lebih jauh, kesuksesan pelatih yang sekarang berusia 30 tahun ini sudah dimulai sejak ia mengambil alih Hoffenheim di masa-masa akhir putaran kedua Bundesliga musim 2015/2016. Ketika itu, dalam masa yang terbilang sebentar, ia berhasil membawa Die Kraichgauer lepas dari jerat degradasi. Torehannya menjadi semakin mentereng bersama Hoffenheim memasuki musim 2016/2017. Bermaterikan pemain-pemain yang cukup andal macam Sebastian Rudy, Niklas Suele, Sandro Wagner, serta Oliver Baumann, Hoffenheim berhasil masuk ke zona play-off Liga Champions. Namun, mereka gagal meraih tempat di Liga Champions musim 2017/2018 karena kalah di babak play-off oleh Liverpool. Selain torehannya yang mentereng, Nagelsmann juga dikenal karena gaya melatih dan pendekatan strategi yang cukup unik. Memadukan gaya dua pelatih yang ia kagumi dan jadikan panutan, yaitu Thomas Tuchel dan Ralf Rangnick, ia membentuk tim Hoffenheim yang mampu bermain dengan pressing agresif, tapi di sisi lain mereka juga mampu beradaptasi dengan gaya main lawan. Nagelsmann berhasil membentuk Hoffenheim yang fleksibel. Memiliki gaya permainan sendiri sekaligus mampu menyesuaikan diri dengan gaya bermain lawan. Hoffenheim pun akhirnya finish di peringkat ke-4 pada musim 2016/2017, dengan hanya mencatatkan empat kekalahan saja dari 34 pertandingan yang mereka lalui di Bundesliga. Atas torehannya yang impresif ini, mulai banyak puja-puji yang tersemat pada dirinya. Bukan hanya puja-puji, Nagelsmann pun membuka jalannya sendiri kepada masa depan berkat apa yang sudah ia lakukan ini. Semua bermula dari ucapan Dietmar Hopp, CEO dari perusahaan SAP AG yang juga merupakan financial club backer Hoffenheim. Ia mengungkapkan bahwa Hoffenheim kelak akan menjadi tempat yang cukup kecil untuk dirinya. "Tampaknya, untuk pelatih dengan bakat besar seperti (Julian) Nagelsmann, akan ada masa ketika Hoffenheim menjadi tempat yang terlalu kecil untuknya," ujar Hopp. Setelah munculnya ucapan ini, masa depan Nagelsmann menjadi sesuatu yang menarik untuk dibicarakan. Prediksi klub mana yang akan menjadi tempatnya berlabuh di masa depan mulai menyeruak. Menariknya lagi, hal ini diramaikan dengan ucapan Carlo Ancelotti, yang mengungkapkan bahwa ia ingin Nagelsmann menjadi suksesornya kelak di Bayern Muenchen. Saya akan senang jika ia menjadi pelatih Bayern suatu hari nanti. Mungkin ia akan menjadi pelatih Bayern dalam 10 atau 20 tahun mendatang. Dia memang memiliki kualitas. Dia melakukan tugasnya dengan baik saat ini. Saya mendoakan yang terbaik untuknya, ujar Ancelotti kepada Goal. Sontak pertemuan antara Bayern dan Hoffenheim yang terjadi pada April 2017 silam menjadi sebuah pertemuan yang menarik. Dalam pertandingan yang dimenangkan oleh Hoffenheim di Rhein-Neckar Arena dengan skor 1-0 tersebut, ada sesuatu yang tersirat, bahwa Nagelsmann sudah punya kapabilitas yang pas untuk menjadi pengganti Ancelotti. Hal itu pun semakin kentara terlihat dalam pertemuan perdana keduanya dalam ajang Bundesliga musim 2017/2018. Alih-alih membalas dendam, Ancelotti justru semakin memperlihatkan bahwa Nagelsmann memang jauh lebih unggul daripada dirinya. Khusus untuk pertemuan kali ini, ada satu pihak yang juga membantu Nagelsmann membukakan jalan baginya menuju masa depan yang cerah: anak gawang. Terima kasih, anak gawang! Dalam pertemuan perdana keduanya dalam ajang Bundesliga 2017/2018, bumbu tentang Bayern Muenchen yang menjadi masa depan dari Nagelsmann kembali muncul. Media tak henti menyoroti hal ini. Pun dengan para fotografer yang datang ke Rhein-Neckar Arena pada Sabtu (9/9/2017) malam tersebut. Mereka tak henti mengambil potret dari Nagelsmann. Lebih dari sekadar pertandingan biasa, pertandingan ini seolah kembali menjadi penghakiman kepantasan Nagelsmann melatih Bayern. Di sisi lain, Carlo Ancelotti pun mulai sedikit waswas. Seperti yang dialami oleh Pep Guardiola, di tahun pertamanya melatih Bayern, ia belum bisa memberikan sesuatu yang paling diinginkan oleh manajemen Die Roten, yaitu gelar Liga Champions. Walau secara domestik mereka masih berkuasa, tapi di Eropa, sejak ditinggal Jupp Heynckes mereka belum kembali bertaji. Laga di Rhein-Neckar Arena pada malam itu menjadi sebuah ujian tersendiri bagi Ancelotti. Di sisa kontraknya, yang mungkin saja tidak diperpanjang, ia tentu ingin memberikan yang terbaik. Tapi, Sabtu (9/9/2017) malam tersebut tampaknya memang sudah ditakdirkan menjadi milik Nagelsmann. Seluruh Rhein-Neckar Arena seolah mendukung Nagelsmann untuk menang dalam pertandingan tersebut, tak terkecuali anak gawang yang ada di stadion malam itu. Anak gawang? Ya, anak gawang memang menjadi salah satu faktor yang cukup menentukan dalam laga tersebut. Bisa dibilang, ia menjadi pemecah kebuntuan yang dialami oleh Hoffenheim. Sekira di babak pertama, dalam sebuah situasi lemparan ke dalam, salah satu anak gawang yang diam di sisi lapangan memberikan bola secara cepat kepada salah seorang pemain Hoffenheim. Dengan sigap, bola itu langsung diberikan kepada Mark Uth, yang berakhir menjadi gol pertama Hoffenheim dalam laga tersebut. Laga pun berakhir untuk kemenangan 2-0 Hoffenheim atas Bayern dalam laga tersebut. Kemenangan yang semakin menegaskan dominasi Hoffenheim atas Bayern dalam tiga pertemuan terakhir. Namun lebih jauh, anak gawang yang memberikan bola secara cepat itu juga perlu diapresiasi, karena secara tidak langsung ia mengantarkan Nagelsmann menuju sebuah masa depan. *** Kadang pertolongan, saat kita sedang menghadapi situasi yang sulit, bisa datang dari mana saja. Ia bisa datang dari teman-teman atau sahabat kita, orang yang kita kenal, atau malah dari orang yang tidak kita kenal sama sekali. Wujudnya pun bisa bermacam-macam, salah satunya adalah yang dilakukan oleh anak gawang dalam laga Hoffenheim lawan Bayern tersebut. Tidak menutup kemungkinan Nagelsmann akan menjadi pelatih Bayern suatu hari nanti. Ia sudah mencetak prestasi, dan sudah membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih jempolan. Kelak, jika ia memang menjadi pelatih Bayern dan juga pelatih besar di kancah sepakbola, ada satu sosok yang tidak boleh ia lupakan dan harus ia berikan rasa terima kasih. Ia adalah anak gawang dalam laga Hoffenheim melawan Bayern tersebut. http://www.panditfootball.com/cerita...pan-yang-cerah ----- Anak gawang bener juga si |
Thn 2012 si kecil hadir, 2013 pun si kuping besar didapat, masih berlanjut 2014 si bola dunia emas akhirnya diraih. Thank's GOD Last edited by falkemann; 13th September 2017 at 19:01.. |
31st October 2017, 02:06 |
#1719
|
Mania Member
|
Piala Dunia 2018 Akan Sangat Sulit untuk Jerman
Berlin - Timnas Jerman memang bertekad mempertahankan trofi Piala Dunia tahun depan. Tapi Jerman sadar perjuangan mereka akan sangat berat di Rusia. Jerman tentu masih jadi favorit kuat juara di Piala Dunia 2018 mengingat mereka adalah juara bertahan. Sudah begitu performa Die Mannschaft juga terhitung stabil dalam empat tahun terakhir ini dengan jadi semifinalis Piala Eropa 2016 dan juara Piala Konfederasi 2017. Ditambah lagi dengan skuat yang berlimpah pemain bertalenta, maka wajar jika Jerman diprediksi bisa melaju jauh di Piala Dunia nanti. Tapi, pelatih Joachim Loew membantah anggapan demikian mengingat persaingan akan begitu sengit tahun depan. Maka dari itu Jerman diminta tak jemawa dan senantiasa memperbaiki performanya menuju Piala Dunia. Apalagi beberapa negara top mulai bangkit usai Piala Dunia terakhir, seperti Brasil yang makin tangguh di bawah Tite, lalu ada Prancis yang bermodalkan para pemain muda potensial, lalu juara Eropa Portugal, Spanyol yang mulai bangkit, dan tentunya Argentina. "Kami tidak begitu fokus pada tahun 2014 lalu. Kami hanya berpikir soal performa kami sendiri selama turnamen dan tampil lebih baik secara konstan," ujar Loew seperti dilansir Soccerway. "Kini kami adalah juara dunia, juara bertahan Piala Konfederasi, tim nomor satu di rangking FIFA. Cuma kami satu-satunya tim yang bisa tampil lebih buruk lagi," sambungnya. "Semuanya akan termotivasi saat menghadapi kami. Sangat sulit untuk mengulangi penampilan seperti itu - kami punya skuat yang begitu luar biasa di mana setiap pemain begitu ingin tampil bagus setiap harinya." "Para pemain Brasil sudah bangkit secara luar biasa usai kalah 1-7 dan lebih baik saat ini. Argentina punya kualitas lini serang yang luar biasa, Spanyol sudah tampil seperti sebelumnya, dan jangan lupakan Inggris serta Prancis," tutupnya. (mrp/rin) https://m.detik.com/sepakbola/bola-dunia/d-3705683/piala-dunia-2018-akan-sangat-sulit-untuk-jerman |
Last edited by falkemann; 31st October 2017 at 02:12.. |
17th January 2018, 12:26 |
#1720
|
Mania Member
|
|
Thn 2012 si kecil hadir, 2013 pun si kuping besar didapat, masih berlanjut 2014 si bola dunia emas akhirnya diraih. Thank's GOD |
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer