HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Rabu, 2024/03/28 11:41 WIB
Megawati Ucap Salam Perpisahan untuk Red Sparks
-
Rabu, 2024/03/28 15:17 WIB
Curhat Troussier usai Dipecat Vietnam: Saya Pelatih, Bukan Politisi
-
Senin, 2024/03/27 11:33 WIB
Hajar Vietnam 3-0, Timnas Menang Bukan Keberuntungan
-
Sabtu, 2024/03/25 12:59 WIB
Ratu Voli Korea Marah-marah Saat Megawati Cs Gebuk Pink Spiders
-
Senin, 2024/03/27 15:43 WIB
Nggak Minta Maaf ke Suporter Vietnam, Philippe Troussier Dikecam
-
Kamis, 2024/03/18 11:56 WIB
Jonatan Tak Pernah Menyangka Bisa Juara All England
View Poll Results: Apa yang Kalian suka dari tim panzer Jerman ? | |||
Atraktif ...enak diliat | 52 | 50.49% | |
Gaya sepak bola modern ... gaya menyerang | 51 | 49.51% | |
Voters: 103. You may not vote on this poll |
|
Thread Tools |
30th May 2018, 22:14 |
#1721
|
Mania Member
|
Jajal Austria, Jerman Akan Turunkan Neuer Eppan - Setelah lama absen karena cedera, Manuel Neuer akan kembali merumput. Neuer akan diturunkan ketika timnas Jerman menghadapi Austria pada laga persahabatan. Neuer tak bermain pada laga resmi selama sekitar sembilan bulan terakhir. Penjaga gawang Bayern Munich itu harus menepi karena ada tulang di kakinya yang patah. Meski lama absen, Neuer tetap masuk skuat sementara Jerman untuk Piala Dunia 2018. Pemain berusia 32 tahun itu saat ini tengah mengikuti pemusatan latihan di Eppan, Italia. Neuer telah bermain selama 30 menit dalam pertandingan melawan Jerman U-20 di sela-sela pemusatan latihan pada Senin (28/5/2018). Dia akan kembali bermain selama 30 menit saat kedua tim bertemu lagi pada Rabu (30/5/2018). Ujian selanjutnya untuk Neuer adalah laga persahabatan melawan Austria pada Sabtu (2/6/2018). Neuer punya kesempatan untuk membuktikan kebugarannya pada laga tersebut. "Begitulah rencananya. Dia akan main pada hari Sabtu. Tak ada halangan dan itu adalah laga-laga yang dia butuhkan. Sebuah laga internasional melawan Austria, di mana dia punya lebih banyak hal untuk dilakukan," terang pelatih kiper timnas Jerman, Andreas Koepke, yang dikutip Reuters. "Manuel butuh laga-laga ini setelah absen lama agar 100 persen fit. Dari kekuatan lompatan hingga mobilitas tidak ada masalah sama sekali. Dia seperti tak pernah absen. Sekarang adalah tentang membaca permainan, mendapatkan kepercayaan diri ketika memainkan bola dengan kaki. Dia berada di jalur yang kami semua bayangkan dan segalanya terlihat berhasil," kata Koepke. Skuat sementara Jerman berisi 27 pemain, termasuk empat orang kiper, yaitu Neuer, Kevin Trapp, Marc-Andre ter Stegen, dan Bernd Leno. Salah satu dari empat kiper itu akan dicoret ketika skuat final diumumkan. Jerman masuk Grup F di Piala Dunia 2018 bersama Swedia, Korea Selatan, dan Meksiko. Sebelum tampil di Piala Dunia, Die Mannschaft juga dijadwalkan menghadapi Arab Saudi pada laga pemanasan terakhir pada 8 Juni 2018. (mfi/cas) https://m.detik.com/sepakbola/piala-...turunkan-neuer |
Last edited by falkemann; 30th May 2018 at 23:06.. |
4th June 2018, 23:10 |
#1722
|
Mania Member
|
Skuad PD 2018
Kiper 1 Manuel Neuer 12 Kevin Trapp 22 Marc-Andre ter Stegen Belakang 2 Marvin Plattenhardt 3 Jonas Hector 4 Matthias Ginter 5 Mats Hummels 15 Niklas Sule 16 Antonio Ruediger 17 Jerome Boateng 18 Joshua Kimmich Tengah 6 Sami Khedira 7 Julian Draxler 8 Toni Kroos 10 Mesut Oezil 14 Leon Goretzka 19 Sebastian Rudy 21 Ilkay Guendogan Depan 9 Timo Werner 11 Marco Reus 13 Thomas Mueller 20 Julian Brandt 23 Mario Gomez https://m.detik.com/sepakbola/piala-dunia-2018/d-4052761/jerman-umumkan-skuat-piala-dunia-2018-leroy-sane-dicoret https://m.detik.com/sepakbola/piala-dunia-2018/d-4052947/ini-alasan-leroy-sane-dicoret-dari-skuat-jerman-di-piala-dunia-2018 |
Last edited by falkemann; 4th June 2018 at 23:24.. |
29th June 2018, 20:40 |
#1725
|
Mania Member
|
DFB Minta Maaf
Jakarta - Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB) menyadari timnya memang layak tereliminasi dari Piala Dunia 2018. Mereka pun minta maaf. Juara bertahan, Jerman, pulang cepat. Mereka disingkirkan oleh Korea Selatan setelah kandas 0-2 di Kazan Arena, Rabu (27/6/2018) malam WIB. Kekalahan itu menempatkan Jerman sebagai juru kunci Grup F. Mereka cuma mengumpulkan tiga poin hasil dari satu kemenangan atas Swedia. Jerman sudah terseok-seok sejak awal Piala Dunia 2018. Di laga pertama, mereka dikalahkan Meksiko dengan skor 0-1. Sempat menang 2-1 atas Swedia, Jerman harus pulang dini. Jerman melanjutkan laju buruk empat juara bertahan sebelumnya. Yakni, Spanyol pada 2014, Italia pada 2010, dan Prancis 2002. Juara bertahan, Jerman, pulang cepat. Mereka disingkirkan oleh Korea Selatan setelah kandas 0-2 di Kazan Arena, Rabu (27/6/2018) malam WIB. Kekalahan itu menempatkan Jerman sebagai juru kunci Grup F. Mereka cuma mengumpulkan tiga poin hasil dari satu kemenangan atas Swedia. Baca Juga: Piala Dunia Suram Jerman: Finis Juru Kunci, Produktivitas Terendah Jerman sudah terseok-seok sejak awal Piala Dunia 2018. Di laga pertama, mereka dikalahkan Meksiko dengan skor 0-1. Sempat menang 2-1 atas Swedia, Jerman harus pulang dini. Jerman melanjutkan laju buruk empat juara bertahan sebelumnya. Yakni, Spanyol pada 2014, Italia pada 2010, dan Prancis 2002. Lewat Twitter, Jerman Minta Maaf Lewat akun Twitter @DFB_Team_EN, mereka menyampaikan permintaan maaf kepada fans setelah membuat kecewa. "Dear fans! Kami telah mengecewakan kalian. Piala Dunia hanya datang setiap empat tahun dan kami berharap banyak. Kami minta maaf sudah bermain tak selayaknya tim juara. Sakit memang, tapi kami layak tersingkir." "Dukungan kalian di seluruh dunia sangat luar biasa. Di Rio de Janeiro 2014, kita merayakan bersama-sama. tapi, kadang sepakbola, seperti juga hidup, harus menerima kekalahan dan mengakui kalau lawan lebih baik." "Kami mengucapkan selamat kepada Swedia dan Meksiko yang lolos ke babak berikutnya. Juga Korea Selatan yang meraih kemenangan kemarin." "Terima kasih Rusia atas jamuannya!" https://m.detik.com/sepakbola/berita...man-minta-maaf |
Last edited by falkemann; 29th June 2018 at 20:52.. |
14th August 2018, 21:51 |
#1727
|
Mania Member
|
Berbenahlah Jerman, karena Piala Dunia 2018 Bukan Kegagalan Pertama
Rusia bukan tempatnya Jerman, Piala Dunia 2018 bukan arenanya Joachim Loew. Tanda-tanda penampilan yang buruk itu bahkan sudah muncul di uji tanding. Dalam empat uji tanding terakhir, Jerman menelan dua kekalahan (dari Austria dan Brasil), satu hasil imbang (dengan Spanyol), dan satu kemenangan (atas Arab Saudi). Hanya karena keempat laga ini bukan pertandingan kompetitif, bukan berarti hasilnya dapat dianggap enteng begitu saja. Sesuai namanya, uji tanding digunakan untuk memastikan kelayakan suatu tim, terutama untuk menghadapi turnamen terdekat. Kalau capaiannya buruk, maka artinya, tim itu belum layak bertanding di turnamen tersebut. Persoalan ini seharusnya kian serius karena Jerman menyandang status sebagai juara bertahan Piala Dunia, terlepas dari fakta bahwa tak semua pemain yang berlaga di Rusia merupakan bagian dari skuat Piala Dunia 2014. Tanda-tanda memburuknya penampilan Jerman semakin jelas saat mereka melakoni fase grup. Meksiko memang tak menang telak, hanya 1-0. Namun, kemenangan Meksiko ini bukan kebetulan, bukan seperti omongan Loew di konferensi pers setelah laga (vs Meksiko): Jerman sedang sial. Bila diperhatikan, Meksiko dapat membaca permainan Jerman. Apa-apa yang mereka kerjakan di atas lapangan merupakan respons atas taktik yang diusung Jerman. Sempat membaik di laga melawan Swedia, Jerman kembali menuai kekalahan. Melawan Korea Selatan, mereka kalah 0-2. Parahnya, hasil ini memastikan langkah Jerman terhenti di Piala Dunia 2018. "Karena rasa sakit dan kekecewaan akan raihan buruk ini membuat kami perlu waktu untuk mencerna dan mempertimbangkan kembali apa yang harus kami lakukan setelah ini. Kami harus mengakui kami benar-benar kecewa dengan turnamen ini," tutur Loew, mengutip ESPN. "Kami tidak dapat memberikan apa yang seharusnya kami berikan kepada para suporter. Kami tidak bisa menunjukkan permainan seperti yang biasanya kami lakukan. Dan sebagai pelatih, saya harus merenungkan apa yang sebenarnya menjadi sumber masalah kami," tambahnya. Dalam wawancaranya tersebut, Loew juga menegaskan, dengan kegagalan ini, Jerman wajib berbenah sesegera mungkin. Kondisi yang demikian mengingatkannya pada masa transisi kepelatihan Rudi Voeller ke Juergen Klinsmann pada 2004. Di masa itu, Loew masih menjabat sebagai asisten pelatih Klinsmann. Situasi Jerman di Piala Dunia 2018 pada dasarnya mirip dengan apa yang terjadi di Piala Eropa 2000. Menyandang gelar sebagai juara bertahan, Jerman mengakhiri fase grup di posisi paling buncit. Akibatnya, mereka tak bisa melangkah ke babak selanjutnya. Namun, ada berkah tersendiri di balik petaka tersebut. Setelahnya, Jerman benar-benar berbenah. Fokus mereka ada pada pengembangan talenta muda secara optimal. Reformasi ini melahirkan satu praktik baru di ranah sepak bola Jerman. Di sana, salah satu syarat supaya klub bisa bermain di Bundesliga dan Bundesliga 2 yang merupakan dua level kompetisi teratas adalah, memiliki akademi sepak bola. Tak sembarang akademi. Di dalamnya harus ada, setidaknya, 12 pemain Jerman di setiap kelompok umur. Konon, klub-klub Bundesliga dan Bundesliga 2 menghabiskan sedikitnya 75 juta euro per tahun untuk mengelola dan menghidupi akademi-akademi itu. Bukan harga yang murah, tapi pantas. Walaupun sebelum reformasi tersebut Jerman prestasi yang oke (dibuktikan dengan masing-masing tiga gelar juara dan runner up Piala Dunia), reformasi itu memang benar-benar berdampak. Sepak bola Jerman menjadi salah satu yang paling stabil, setidaknya sebelum Piala Dunia 2018 ini. "Kondisi ini serupa dengan apa yang dialami Jerman pada 2004, saat transisi kepelatihan Rudi Voeller ke Juergen Klinsmann. Begitu sadar dengan situasi buruk, Jerman bertindak. Dan hasilnya, Jerman menjadi negara dengan sepak bola terstabil dalam 14 tahun terakhir," jelas Loew. "Kami tersingkir bukan hanya karena satu alasan, ada banyak hal yang membuat kami tersisih dari kompetisi Piala Dunia. Faktanya adalah kami tidak ada dalam performa yang biasa kami tunjukkan. Kami harus menganalisis kesalahan apa yang sebenarnya kami buat." "Saya pikir, kami harus kembali bertindak. Harus ada pengukuran masalah secara mendalam sehingga kami bisa mantap untuk menentukan solusi yang kami butuhkan. Inilah yang harus kami bicarakan dalam waktu dekat," ujar Loew mengakhiri. https://m.kumparan.com/@kumparanbola...535541?ref=rel |
27th November 2018, 18:48 |
#1728
|
Mania Member
|
Membedah Masalah Jerman: Pensiunnya Mesut Ozil hingga Efek Guardiola? by Angga SP Di tanah tambang Gelsenkirchen, tim nasional Jerman tengah unggul dua gol atas Belanda. Saat itu waktu sudah menunjukkan menit ke-85, mereka hampir dipastikan menenangi pertandingan. Namun dalam rentang lima menit berikutnya, tiba-tiba saja Quincy Promes dan Virgil van Dijk mencetak masing-masing satu gol balasan. Skor pun berubah menjadi 2-2 yang bertahan hingga pluit akhir dibunyikan. Bagi Jerman, laga melawan Belanda tersebut sebetulnya bukan laga yang penting-penting amat. Menang, imbang, atau bahkan kalah tak akan memengaruhi posisi Die Mannschaft di UEFA Nations League (UNL) sebab mereka memang sudah dipastikan terdegradasi ke liga B UNL sejak hasil di laga sebelumnya. Kendati demikian, Jerman melalui pelatih Joachim Loew menegaskan bahwa mereka masih mengincar kemenangan sebagai upaya menjaga harga diri sekaligus membuktikan kepada suporter bahwa mereka sudah bangkit. "ÂKami masih memiliki tujuan ketika menjalani laga melawan Belanda," kata Loew. "ÂKami akan membuktikan kepada para suporter bahwa kami telah berada dalam kondisi yang bagus dan di jalur yang tepat." Sayangnya, seperti yang kamu tahu, hasil yang didapat tidak sesuai keinginan. Jerman lagi-lagi meraih hasil minor sehingga semakin memperparah catatan mereka di gelaran baru milik UEFA itu. Total mereka hanya mampu bermain imbang sebanyak dua kali, sementara dua sisanya berujung kekalahan. Berbagai teori kemudian bermunculan karena serentetan hasil buruk di UNL ini. Salah satu yang paling banyak dibicarakan adalah pensiunnya Mesut Ozil dari timnas per Juli lalu yang dianggap berdampak terhadap minimnya kreativitas di lini depan. Namun, bila melihat sejumlah pertandingan terakhir Jerman saat masih bersama Ozil âÃÂÃÂJerman hanya memenangi satu pertandingan saat Ozil menjadi starter sepanjang 2018, anggapan bahwa Jerman hancur di UNL karena tidak adanya pemain milik Arsenal itu tentu bukan sesuatu yang tepat. Selain soal Ozil, anggapan lain yang juga banyak dibicarakan adalah efek Pep Guardiola. Ini pertama kali muncul dari mulut mantan pemain tim nasional Jerman, Hans Peter Briegel, yang menyebut bahwa keberadaan Pep di Bayern selama tiga tahun sejak 2013 lalu memengaruhi perubahan prinsip dasar sepakbola Jerman. Berbeda dengan soal Ozil yang hanya dikaitkan dengan kegagalan di UNL, anggapan Briegel lebih menyasar performa Jerman di gelaran-gelaran lain secara keseluruhan, termasuk Piala Dunia 2018 lalu yang hasilnya sungguh di luar dugaan. "ÂPrinsip dasar sepakbola telah hilang dari cara pikir kita, bahwa di sepakbola, hasil akhir lebih penting ketimbang menguasai laga. Perubahan ini muncul setelah Guardiola datang ke Bayern," kata Briegel. "ÂDia menciptakan ilusi bahwa untuk memenangi laga, bola harus dikuasai selama mungkin. Akan tetapi, banyak menguasai bola tidak menjamin sebuah tim meraih kemenangan. Lihatlah Perancis. Di Piala Dunia 2018, meski tak banyak menguasai bola, mereka bisa menjadi juara," kata Briegel lagi. Apa yang diungkapkan Briegel cukup beralasan. Sejak Piala Dunia 2014, timnas Jerman memang memiliki wajah yang berbeda jika dibandingkan dengan gelaran-gelaran sebelumnya. Dengan skema 4-2-3-1 yang kadang bertransformasi menjadi 4-1-4-1, mereka tercatat selalu dominan dalam penguasaan bola (meski tak seobsesif Bayern atau Barcelona) dengan persentase yang mencapai angka 58 persen per pertandingan, tertinggi kedua di bawah Spanyol. Selain itu, peran para pemain di lapangan pun seakan dimanfaatkan untuk memaksimalkan hal tersebut (simaklah bagaimana Manuel Neuer, Jerome Boateng, Mats Hummels, juga Philip Lahm yang begitu terlibat dalam permainan). Menurut Low, pendekatan bermain seperti itu sedikit-banyak ia tiru dari skema Bayern Munchen-nya Pep Guardiola. Saat itu hasilnya terbukti memuaskan. Jerman tak hanya selalu menguasai laga, tetapi juga efektif saat menyerang (18 gol sepanjang turnamen) dan sukar ditembus saat bertahan. Lebih dari itu, yang paling penting, mereka berhasil menjuarai Piala Dunia. Dua tahun berselang, tepatnya pada Euro 2016, Loew masih mengandalkan pendekatan yang sama. Bahkan, kali ini terlihat lebih obsesif (persentase penguasaan bola Jerman saat itu mencapai 62 persen). Loew tak lagi hanya memaksimalkan para gelandang dan duet bek tengah serta penjaga gawang untuk terlibat dalam permainan, tetapi juga dua fullback yang saat itu terlihat lebih rajin bergerak mengisi ruang kosong di lini tengah (inverted fulback). Selain itu, ia juga mulai sesekali mencoba memainkan skema false nine, dengan Mario Gotze dan Thomas Muller bergantian mendapat peran ini. Pendekatan-pendekatan tersebut mampu membawa Jerman melaju cukup jauh, hingga ke babak semifinal. Meski demikian, performa Jerman secara keseluruhan tidak bisa disebut mengesankan. Saat itu penguasaan bola yang mereka lakukan terlalu statis dan seakan tanpa tujuan. Mereka juga kerap kesulitan dan kebingungan tiap memasuki sepertiga akhir lapangan sehingga selalu mengulang pola yang sama: setelah melakukan operan-operan pendek di tengah, bola akan digulirkan ke sisi sayap untuk kemudian diakhiri dengan crossing ke kotak penalti (rataan crossing Jerman termasuk salah satu yang tertinggi di Euro 2016). Dengan kondisi seperti itu, sayangnya, Loew masih saja getol mempertahankan pendekatan sama. Makin parah, ia tak banyak melakukan perubahan atau pengembangan berarti. Cara bermain mereka kemudian mudah terbaca, dan lini belakang terlihat gampang ditembus terutama saat situasi serangan balik. Jerman pun luluh lantak. Pada Piala Dunia 2018, mereka tersingkir dini sebagai juru kunci babak grup dengan catatan tiga poin hasil dari satu kemenangan (dua kali kalah). Bahkan bila ditotal sepanjang 2018, Jerman hanya menang empat kali. Capaian ini adalah yang terburuk dalam sepuluh tahun terakhir. Nah, dari sini kemudian terlihat, meski Pep Guardiola berperan terhadap perubahan cara bermain Jerman, yang bertanggung jawab atas performa buruk baru-baru ini bukanlah dirinya, melainkan Joachim Loew âÃÂÃÂlagi pula Pep tak pernah meminta atau memaksa Loew atau siapapun di timnas Jerman untuk sedikit mencoba pendekatan taktiknya. Sebagai pelatih, Loew terlalu keras kepala. Ia tidak coba menerapkan variasi pendekatan bermain lain atau setidaknya melakukan pengembangan berarti saat pendekatan yang ia bangun sejak 2014 itu mulai buntu. Ditambah pula, Loew seakan tak berani melakukan penyegaran skuat. Ia masih saja memanggil nama-nama langganan timnas yang performanya sedang tidak optimal âÃÂÃÂbahkan yang baru sembuh dari cedera panjang. Sebaliknya, mereka yang sedang berada di puncak performa justru jarang disertakan. Soal variasi pendekatan bermain dan penyegaran skuat ini, Loew sebetulnya pernah melakukannya pada Piala Konfederasi 2017 lalu. Saat itu ia memanggil para pemain muda yang dipadukan dengan sejumlah pemain senior yang tengah naik daun. Para pemain tersebut rata-rata memiliki caps timnas yang sedikit. Ada Lars Stindl, Niklas Sule, Timo Werner, Ter Stegen, Benjamin Henrichs, hingga Karem Demirbay. Untuk memaksimalkan para pemain tersebut, Loew menerapkan skema 3-4-3 dengan pendekatan bermain yang sangat berbeda. Permainan mereka lebih bervariasi, direct, dan cepat. Tak ada penguasaan bola berlebihan (bahkan mereka hanya unggul penguasaan bola pada dua pertandingan). Hasilnya, mereka mampu menjadi juara dengan catatan mengesankan: hanya sekali gagal meraih kemenangan. Pertanyaannya, mengapa Loew tak coba melakukan hal serupa sepanjang 2018 ini? Entahlah, hanya Loew yang bisa menjawabnya. bersambung ...... |
Thn 2012 si kecil hadir, 2013 pun si kuping besar didapat, masih berlanjut 2014 si bola dunia emas akhirnya diraih. Thank's GOD Last edited by falkemann; 27th November 2018 at 19:07.. |
27th November 2018, 19:03 |
#1729
|
Mania Member
|
Usaha Loew Mengatasi Keterpurukan Jerman
Loew menyadari dua kekurangan utama pada timnya saat dipastikan tersingkir dari Piala Dunia 2018: pendekatan bermain yang monoton dan lini pertahanan yang sangat gampang ditembus lawan, terutama dalam situasi serangan balik. Dan di laga perdana UEFA Nations League melawan Perancis, ia langsung coba melakukan pembenahan. Soal pendekatan bermain yang monoton, Loew mengakalinya dengan menyegarkan lini tengah. Dari tiga nama yang sebelumnya rutin menjadi pilihan, dua di antaranya digantikan oleh Leon Goretzka dan Joshua Kimmich. Pemilihan dua nama itu menggambarkan maksud tertentu, yakni membuat Jerman bermain lebih direct sebab keduanya bukan gelandang bertipe pengontrol lapangan yang gemar melakukan banyak operan. Goretzka adalah pencari ruang andal, sedangkan Kimmich yang sebelumnya selalu diturunkan sebagai bek kanan adalah pemain bertipe petarung yang piawai melepaskan umpan-umpan panjang. Sayangnya, perubahan tersebut tak terlalu memuaskan. Jerman memang mampu menciptakan sejumlah peluang, tetapi tak ada satu pun yang berbuah gol. Selain itu, secara keseluruhan mereka juga masih beberapa kali kesulitan tiap kali memasuki sepertiga akhir lapangan. Adapun soal permasalahan di lini pertahanan, Loew mencoba skema yang pernah ia terapkan beberapa kali pada 2014 lalu, yakni memainkan empat bek tengah sejajar (Mathias Ginter, Mats Hummels,Niklas Sule, Rudiger). Cara ini terbukti berhasil, terutama dalam meredam kecepatan pemain sayap dan serangan balik Perancis. Jerman pun tak kebobolan saat itu. Saat menghadapi Belanda pada laga kedua, Loew kembali menerapkan skema serupa. Ia hanya menambahkan sedikit perubahan dengan menurunkan satu penyerang murni dalam diri Mark Uth. Sayangnya, laga berakhir lebih buruk ketimbang saat melawan Perancis sebab Jerman kalah telak dengan skor 0-3. Hasil tersebut menyadarkan Loew bahwa perubahan skema yang ia terapkan belum maksimal. Pilihannya kemudian ada dua: terus mencoba hal serupa atau menerapkan pendekatan lain. Loew, yang barangkali tak ingin mengulangi pilihan yang sama di gelaran-gelarang sebelumnya, memilih opsi kedua. Saat menghadapi Perancis di laga ketiga UNL, juga saat menjamu Belanda, perubahan itu langsung terlihat. Bahkan, kali ini lebih radikal. Loew mengubah skema Jerman dari 4-2-3-1 menjadi 3-4-3 (skema yang juga ia pakai pada Piala Konfederasi lalu). Neuer masih menjadi pilihan utama di pos penjaga gawang. Trio Mats Hummels, Niklas Sule, dan Ginter berada di jantung pertahanan, diapit oleh dua bek sayap dalam wujud Thilo Kehrer dan Nico Schulz. Di lini tengah, Kimmich dan Kroos menjadi penopang para pelari cepat lini depan: Timo Werner, Serge Gnabry, Leroy Sane. Sayangnya, Jerman lagi-lagi gagal meraih kemenangan. Mereka kalah 1-2 dari Perancis dan hanya bermain imbang 2-2 dengan Belanda. Walau demikian, secara keseluruhan cara bermain Jerman telah mengalami perubahan drastis. Mereka banyak menciptakan peluang terbuka dengan pendekatan bermain counter-pressing yang ketat, cepat, dan mematikan. Penguasaan bola yang obsesif benar-benar tak terlihat lagi. Lini belakang pun juga semakin sukar ditembus. Di masa depan, perubahan-perubahan yang mulai tampak ini jelas akan semakin matang. Dan saat itu terjadi, maka sambutlah bahwa Jerman telah kembali. https://www.fourfourtwo.com/id/featu...efek-guardiola |
Thn 2012 si kecil hadir, 2013 pun si kuping besar didapat, masih berlanjut 2014 si bola dunia emas akhirnya diraih. Thank's GOD |
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer