View Single Post
Old 1st December 2010, 12:36
#152  
Hafilova
Mania Member
Hafilova is offline

Hafilova's Avatar

Join Date: May 2009
Posts: 1,481
Hafilova is a divo/divaHafilova is a divo/divaHafilova is a divo/divaHafilova is a divo/divaHafilova is a divo/divaHafilova is a divo/diva

Default

The Kids Are All Right (2010)



Story: Keluarga sempurna dan bahagia jelas merupakan impian bagi siapa setiap manusia normal di dunia ini, tidak terkecuali bagi pasangan lesbian, Jules (Julianne Moore) dan Nic (Annette Bening) yang sudah 20 tahun ini hidup bahagia bersama kedua anak mereka, Joni (Mia Wasikowska) dan Laser (Josh Hutcherson) yang terlahir melalui proses 'pencangkokan' sprema dari donor yang tidak diketahui identitasnya.

Suatu hari di sebelum kepergiannya untuk melanjutkan pendidikannya di bangku kuliah, Joni dan Leser berinisiatif untuk mencari tahu siapa ayah kandung mereka sebenarnya. Dan tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk bertemu dengan ayah biologis mereka, seorang pengusaha restoran bernama Paul (Mark Ruffalo). Pertemuan perdana mereka bertiga ternyata berjalan lancar, Joni dan Leser terkesan dengan gaya hidup bohemian Paul, dan Paul pun rupanya juga tertarik dengan kehidupan dua 'anak'nya ini. Sampai akhirnya Jules dan Nic yang mengetahui keberadaan Paul kemudian mengundangnya makan siang untuk mengenal lebih dekat pendonor sperma mereka ini.

Kehadiran Paul dalam keluarga Jules dan Nic rupanya sedikit demi sedikit mulai membuka tabir bahwa kehidupan pernikahan mereka ternyata tidak sebahagia yang mereka banyangkan. Nic, yang juga adalah seorang dokter adalah pribadi yang keras dan disipilin, ia lebih banyak menggunakan otaknya ketimbang perasaannya dan juga terkadang ia tidak memiliki banyak waktu bagi Jules dikarenakan pekerjaannya itu. Sementara Jules sendiri adalah kebalikan dari Nic, Ia adalah tipe wanita berpikiran lebih terbuka yang memandang segala sesuatu lewat perasaanya, singkat kata Nic adalah sang "suami' dan Jules adalah seorang 'istri'. Kurangnya perhatian Nic akhir-akhir ini kepada Jules rupanya membuat wanita cantik berambut merah ini menjadi lebih dekat dengan Paul, dimana akhirnya sebuah tindakan yang dilakukanya membuat rumah tangga mereka yang sudah dibangunnya selama ini berada di ujung tanduk.

Review: Tema Lesbian yang cenderung sensitif ini bisa jadi membuat The Kids Are All Right menjadi sebuah sajian yang berbeda jika dibandingkan dengan drama-drama keluarga lain selama ini sudah dibuat. Namun tampaknya bukan hanya tema tentang hubungan sejenis saja yang ingin diangkat oleh sutradara wanita asal Amerika, Lisa Cholodenko (Laurel Canyon) dalam film layar lebar keenamnya ini, film yang juga ditulisnya bersama Stuart Blumberg ini juga bercerita tentang bagaimana suka duka yang harus dialami, tidak hanya bagi pasangan gay dalam kasus The Kids Are All Right, namun juga bagi pasangan 'normal' lain bahwa membina hubungan dalam ikatan pernikahan itu ternyata tidaklah mudah, meskipun hubungan itu sudah dibina cukup lama. Di butuhkan saling pengertian dan yang pasti kekonsitenan hati agar kehidupan rumah tangga yang harmonis tetap terjaga dengan baik.

Cholodenko jelas sudah melakukan tugasnya dengan baik. Bersama Blumberg Ia berhasil menghasilkan sebuah kisah drama keluarga yang ringan dan mudah di cerna namun tetap tidak kehilangan bobotnya sebagai sebuah drama berkualitas. Seperti yang sudah saya singgung diataas, Cholodenko tidak melulu terlalu mengkesploitir habis-habisan hubungan cinta antara karakter Nic dan Jezz, yang ada malah Cholodenko menyajikannya dengan lembut sehingga tidak terlalu terksan vulgar. Hubungan keduanya dengan anak mereka pun juga berhasil tergambar dengan sangat baik, bahkan penontonnya mungkin tidak akan merasakan lagi bahwa Nic dan Jezz adalah pasangan 'abnormal' melainkan orangtua biasa yang berusaha memberikan terbaik bagi anak-anak mereka.

Menariknya lagi, The Kids Are All Right tidaklah seserius yang saya banyangkan sebelumnya, meskipun terdapat beberapa momen-momen dan konfilk-konflik serius didalamnya, namun Cholodenko membungkusnya dengan dialog-dialog cerdas dan beberapa elemen komedi yang menjadikan film judulnya diambil dari judul lagu ini menjadi lebih segar, menarik dan menghibur, dan yang jelas film ini mampu menyampaikan pesannya dengan baik tanpa terkesan menggurui.

Tema yang menarik dan kisah yang dibangun dengan kuat semakin disempurnakan dengan penampilan dua aktris utamanya. Ya, baik Annette Bening dan Julianne Moore sudah memberikan performa terbaik mereka dalam membawakan karakter Nic dan Jules sebagai pasangan lesbian yang saling mencintai. Terlihat sekali baik Bening maupun Moore tampak sangat menikmati peran yang terbilang menantang ini. Lihat saja bagaimana mereka saling berbicara, bertatap mata, bercanda, berciuman maupun berpelukan, benar-benar layakanya pasangan yang memang sudah lama hidup bersama, sebuah chemistry kelas satu yang sukses dihadirkan oleh dua aktris kaliber Oscar ini. Selain Moore dan Bening, masih ada Mark Ruffalo yang juga tampil cukup baik walaupun tampaknya kehadirannya hanya sebagai sumber masalah sekaligus penghibur saja disini. Tidak mau ketinggalan dengan para seniornya, dua pemain mudanya, Mia Wasikowska dan Josh Hutcherson pun menampilkan performa apik, khususnya bagi Wasikowska, setidaknya penampilan aktis berusia 21 tahun disini jauh lebih baik ketimbang disaat ia berperan sebagai Alice dalam Alice in Wonderland.

Overall, tampaknya tidak terlalu susah untuk menempatkan The Kids Are All Right sebagai salah satu drama terbaik tahun ini. Sebuah kisah keluarga yang berbeda dan sangat menarik yang berhasil disajikan degan ringan oleh Lisa Cholodenko tanpa harus terlalu banyak menonjolkan tema lesbian yang mendasarinya. Apalagi The Kids Are All Right juga didukung oleh jajaran aktris dan aktor kelas atas yang bermain dengan sangat fantastis disini. Oscar?!! why not.

8/10

visit my blog
Reply With Quote