Quote:
Originally Posted by TMS
dia kan sangat berambisi utk jadi juara Asian Games, makanya saya sebut dia takut ketemu dgn Gong!
seandainya dia nggak bilang begitu, maka saya juga tdk berani bilang Susi takut Gong, krn saya tau persis bhw gelar AG bukanlah gelar resmi IBF / BWF...tapi krn Susi yg bilang sendiri bhw dia sangat ingin juara AG, makanya saya berkesimpulan seperti diatas!  |
Yang saya tahu dulu SS sdh tdk memiliki ambisi di AG setelah menang di OG 1992. Beliau sudah berencana mundur dr pelatnas sejak tahun 1996 setelah kalah di OG Atlanta dan kemudian menikah feruari 2007 untuk fokus berumah tangga. Tapi diminta oleh ketum PBSI saat itu Pak Soerjadi untuk tidak mundur dulu karena belum baiknya regenerasi di sektor tunggal putri.
Memang sejak 1997-1998 itu SS boleh dibilang prestasi, ranking dan permainannya menurun karena waktu itu PB PBSI (masa Pak Soebagyo HS) lebih fokus mengedepankan Mia Audina sebagai penggantinya untuk lebih banyak bertanding, walaupun dari sisi prestasi masih belum stabil. Hanya sayang akhirnya Mia hijrah ke Belanda dan berkewarganegaraan Belanda saat itu.
Mungkin ada sedikit sisi positif menurut saya dr SS di sini yang bisa diambil hikmah bahwa beliau tetap bertahan di Indonesia karena pertimbangan nasionalisme (walaupun jaminan hidup untuk para mantan atlit di sini masih kurang) bahkan sampai sekarang tidak turut eksodus banyak yang pindah ke luar negeri baik sebagai pemain atau sebagai pelatih (yang pastinya lebih besar penghasilannya) dan tetap mengembangkan olahraga bulutangkis di Indonesia.